Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN TUGAS

DFKI TANGKI DAN PIPA

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Nur Qonitatin
Viqqi Vadilla V A
Yanu Isma Wardani
Arimby Sabatini
Herdiana Kristi

(6813040011)
(6813040015)
(6813040018)
(6813040019)
(6813040032)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat pada masa
sekarang ini menuntut para pengguna jasa teknologi untuk berperan secara aktif serta
kritis terhadap perkembangan yang ada didepan mata. Salah satunya dalam dunia
industri terutama dalam bidang fluida, fluida merupakan senyawa yang sangat
kompleks sehingga membutuhkan perhatian lebih dalam pengolahannya. Karenanya
di rancanglah suatu alat yang dapat menampung serta menyimpan suatu fluida.
Penyimpanan merupakan bagian dari industri yakni proses produksi dalam industri
kimia. Tangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting dalam
suatu proses industri kimia karena tangki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat
penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran
ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari
kontaminan ( kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan
baku ) . Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi tidak tergantung pada
pengumpanan dan pengeluaran bahan.
Oleh sebab itu proses desain dan produksi suatu storage tank atau tangki
penyimpanan merupakan

faktor utama dalam penggunaan storage tank terlebih

apabila fluida yang digunakan bersifat beracun karena proses kimia.


Sedangkan perencanaan storage tank adalah rancangan penentuan tebal
material shell

pada setiap course tangki. Perencanaan dan perhitungan area

sambungan las material yang akan diuji menggunakan test radiografi. perhitungan
serta perencanaan yang dilakukan menggunakan standar API 650 tahun 2014 yakni
tentang welded tanks for oil storage atau tentang tangki penyimpanan minyak.
Adanya beberapa faktor yang sangat berpengaruh adalah dalam sistem
perencanaan (design), pembuatan (production) dan pemasangan storage tank. Factor
Design perlu diperhatikan dan mendapat perhatian khusus yang tidak bisa
sembarangan dalam melakukan perhitungan desain. Adapula Faktor ekonomis yang
harus juga diperhatikan dalam proses pembuatannya karena management system
sangat diperhatikan juga untuk sebuah keuntungan dan waktu yang lebih efisien.
2

1.2

Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut

1. Mahasiswa mengetahui, memahami, serta mampu mendesain perhitungan


tebal shell pada tangki sesuai standar API 650 2014
2. Mahasiswa mengetahui, memahami serta mampu menentukan daerah atau
area sambungan las pada tangki yang akan diuji radiografi
3. Mahasiswa mampu mengetahui teknologi storage tank, radiography testing of
storage tank, serta fabrikasi storage tank
1.3

Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya wawasan keilmuan terutama dalam hal perancangan dan
pembuatan storage tank.
2. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan untuk penyusun,
mahasiswa, masyarakat luas, serta instansi yang terkait pada pembuatan dan
pemeliharaan tangki penyimpanan (storage tank).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Storage Tank


Tangki merupakan suatu peralatan di berbagai industri baik yang berisi cairan
organik dan nonorganik, air maupun berisi gas. Tangki di sini identik dengan tangki
yang digunakan untuk penyimpanan pada tekanan rendah ( < 15 lbf/in 2 API 620)
maupun tekanan atmosfir. Bila tangki tersebut mempunyai tekanan maka tangki
tersebut didefinisikan pressure vessel. Tangki dapat ditemukan di banyak industri,
antara lain :
1.
2.
3.
4.

Industri minyak dan gas yang memproduksi dan proses pemurnian


Industri kimia
Industri penyimpanan massal dan transfer cairan dan gas
Industri lain yang mengkonsumsi atau memproduksi cairan dan gas

Cairan dan gas dalam industri minyak bumi umumnya adalah campuran
hidrokarbon yang memiliki tekanan yang berbeda. Contohnya: bahan bakar jet, diesel,
bensin dan minyak mentah. Cairan dan gas dalam industri kimia, biasanya disebut
cairan organik yang mudah menguap,terdiri dari bahan kimia murni atau campuran
bahan kimia dengan tekanan uap yang serupa.Contohnya: benzena , stirena , dan
alkohol.Cairan dan gas dalam operasi penyimpanan massal dan transfer dapat berupa
cairan organik atau hidrokarbon di alam. Contohnya semua yang termasuk di atas baik
yang bersifat asam maupun basa. Semua cairan dan gas tersebut harus disimpan dalam
tangki penyimpanan yang tepat. Desain tangki tersebut harus memperhatikan faktor
keselamatan yang tinggi karena tingkat kasus kebakaran dan ledakan untuk
penyimpanan tangki meningkat selama bertahun-tahun dan menyebabkan cedera dan
korban jiwa. Tumpahan dan kebakaran tangki tidak hanya menyebabkan polusi
lingkungan, dan juga akan menimbulkan konsekuensi keuangan yang parah dan
dampak yang signifikan terhadap bisnis masa depan terhadap reputasi industri
tersebut. Sedikit berbeda dengan tangki penyimpanan air yang mempunyai resiko
lebih kecil, tetapi dalam merancangnya tetap memperhatikan faktor keselamatan.

2.2

Jenis Jenis Tangki


Storage tank atau tangki dapat memiliki berbagai macam bentuk dan tipe. Tiap
tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaan masing-masing.
2.2.1

Berdasarkan Tekanan
Berdasarkan tekananya tangki penyimpanan di bagi dua yaitu tangki
atmosferik dan tangki bertekanan.
a) Tangki Atmosferik
Terdapat beberapa jenis dari tangki atmosferik ini yaitu :
Fixed cone Roof tank , digunakan ujntuk menimbun atau
menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau
amat rendah ( mendekati atmosferik ) atau dengan kata lain fluida
yang tidak mudah menguap namun pada literatur lainnya menyatakan
bahwa fixed roof ( cone atau dome ) dapat digunakan untuk
menyimpan semua jenis produk ( crude oil, gasoline , benzene, fuel
dan lain lain termasuk produk atau bahan baku yang bersifat
korosif, mudah terbakar, ekonomis bila digunakan hingga volume
2000 m3, diameter dapat mencapai 300 ft ( 91.4 m ) dan tinggi 64 ft
(19.5 m ).

Gambar 2.1 Fixed Cone Roof with Internal Floating Roff

Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html
Tanki umbrella, kegunaanya sama dengan fixed cone roof bedanya
adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meredian
di puncak tanki.
Tanki tutup cembung tetap ( fixed dome roof ) , bentuk tutupnya
cembung ,ekonomis bila digunakan dengan volume > 2000 m3 dan
bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 ( dengan D < 65 m )
kegunaanya sama dengan fix cone roof tank.
5

Gambar 2.2 Self Supporting Dome Roof


Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html

Tanki Horizontal, tanki ini dapat menyimpan bahan kimia yang


memiliki tingkat penguapan rendah (low volatility) , air minum
dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi, diameter dari tanki dapat
mencapai 12 feet ( 3.6 m ) dengan panjang mencapai 60 feet (18.3m).

Tanki Tipe plain Hemispheroid, digunakan untuk menimbun fluida


( minyak ) dngan tekanan uap ( RVP ) sedikit dibawah 5 psi.
Tanki tipe Noded Hemispheroid, untuk menyimpan fluida ( light
naptha pentane ) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.

Tanki Plain Spheroid , tanki bertekanan rendah dengan kapasitas


20.000 barrel.

b) Pressure Tank
Dapat menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan
umumnya fluida yang disimpan adalah produk produk minyak bumi.
Tanki peluru ( bullet tank ) , tanki ini sebenarnya lebih sebagai
pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000
barrel biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, LPG , Propane,
Butane , H2, ammonia dengan tekanan diatas 15 psig.

Gambar 2.3 Bullet Tank


Tanki bola ( spherical tank ) , pressure vessel yang digunakan untuk
menyimpan gas gas yang dicairkan seperti LPG, O2, N2 dan lain
lain bahkan dapat menyimpan gas cair tersebut hingga mencapai
tekanan 75 psi, volume tanki dapat mencapai 50000 barrel , untuk
penyimpanan LNG dengan suhu -190 ( cryogenic ) tanki dibuat
berdinding double dimana diantara kedua dinding tersebut diisi

dengan isolasi seperti polyurethane foam , tekanan penyimpanan


diatas 15 psig.

Gambar 2.4 Tangki Bola


Dome Roof tank , untuk menyimpan bahan bahan yang mudah
terbakar, meledak , dan mudah menguap seperti gasoline, bahan
disimpan dengan tekanan rendah 0.5 15 psig.

Gambar 2.5 Doom Roof Tank


2.2.2

Berdasarkan Letaknya
a) Aboveground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di atas permukaan
tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal dan dalam
keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara
perletakan di atas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah dan tangki menara. Ciriciri yang membedakan jenis tangki menara dengan tangki di permukaan tanah
adalah bentuk bagian bawah tangki. Seperti yang telah tercatat dalam peraturan,
bentuk bagian bawah tangki menara adalah bentuk revolusi sebuah bentuk
cangkang yang tidak sempurna, ataupun kombinasi dari bentuk cangkang
tersebut. Desain tangki dengan bagian bawah rata untuk tangki menara tidak akan
memberikan hasil yang baik, dengan melihat bahwa bentuk dasar yang demikian
akan menyebabkan dibutuhkannya balok penopang yang besar untuk menahan
tekuk.
b) Underground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di bawahpermukaan
tanah.

BAB III
PERHITUNGAN
3.1

Perhitungan Ketebalan Menggunakan 1-Foot Method


Sesuai rumus pada API standard 650 poin 5.6.3.2 kebutuhan ketebalan
minimum plat pada shell tangki adalah sebagai berikut :
Sd =
St =

4,9 D (H 0,3) G
+CA
Sd

4,9 D ( H0,3 )
St

Dimana
:
td
= desain ketebalan shell
(mm)
tt
= ketebalan shell hydrostatic test
(mm)
D
= Diameter tangki
(m)
H
= tinggi dari bawah tangki (bottom)sampai tinggi course
G
= specific gravity
CA
= corrosion allowance
Sd
= allowable stress pada kondisi desain
(MPa)
St
= allowable stress pada kondisi hydrostatic test
(MPa)
3.1.1

Data Desain
Berikut adalah data parameter desain tangki dapat dilihat pada tabel
3.1 :
Tabel 3.1 Tabel data parameter tangki
Material

Diameter

A573M Grade 400

55

27,5

12

Sd

147

MPa

St

165

MPa

Jari-jari

Min. Thickness

Tinggi

3.1.2

CA

2,5

0,9

Plat

Total C

Perhitungan

a) Course 1
H = 12 m
Sd=

4,9 55 ( 120,3 ) 0,9


+ 2,5=21,805 mm
147

St=

4,9 55 ( 120,3 )
=19,110 mm
165

t m API 650=21,805 mm
b) Course 2
H = 10 m
Sd=

4,9 55 ( 100,3 ) 0,9


+ 2,5=18,505 mm
147

St=

4,9 55 ( 100,3 )
=15,843 mm
165

t m API 650=18,505 mm
c) Course 3
H=8m
Sd=

4,9 55 ( 80,3 ) 0,9


+2,5=15,205 mm
147

St=

4,9 55 ( 80,3 )
=12,577 mm
165

t m API 650=15,205 mm

d) Course 4
H=6m
Sd =
St=

4,9 55 ( 60,3 ) 0,9


+2,5=11,905 mm
147

4,9 55 ( 120,3 )
=9,310 mm
165

t m API 650=11,905 mm
e) Course 5
H=4m
Sd=
St=

4,9 55 ( 40,3 ) 0,9


+ 2,5=8,605 mm
147

4,9 55 ( 40,3 )
=6,043 mm
165

t m API 650=8,605mm
f) Course 6
H=2m
Sd=

4,9 55 ( 20,3 ) 0,9


+ 2,5=5,305 mm
147

St=

4,9 55 ( 20,3 )
=2,777 mm
165

t m API 650=8 mm
Berikut tebal shell yang diizinkan sesuai API 650 dapat dilihat pada
tabel 3.2
Tabel 3.2 tebal minimum API 650

H (m)

td (mm)

tt (mm)

tm API 650 (mm)

H1

12

21,805

19,110

21,805

H2

10

18,505

15,843

18,505

H3

15,205

12,577

15,205

10

H4

11,905

9,310

11,905

H5

8,605

6,043

8,605

H6

5,305

2,777

8,000

3.2

Perhitungan Volume Tangki


Berikut adalah rumus perhitungan volume tangki :
D per course=D(2 t m API 650)
2

Vol per cour se=0,25 D lebar plat


Vol tangki= Vol per course

3.2.1

Perhitungan
a) Course 1
H = 12 m
t m API 650=21,805 mm=0,022 m
D per course=55( 2 0,022 )=54,956 m
Vol per course=0,25 54,956 2 2=4744,127 m3
b) Course 2
H = 10 m

t m API 650=18,505 mm=0,019 m


D per course=55( 2 0,019 ) =54,963 m
Vol per course=0,25 54,963 2 2=4745,266 m3

c) Course 3
H=8m

t m API 650=15,205 mm=0,015 m


D per course=55( 2 0,015 ) =54,970 m
2

Vol per course=0,25 54,970 2=4746,406 m

11

d) Course 4
H=6m

t m API 650=11,905 mm=0,012 m


D per course=55( 2 0,012 )=54,976 m
Vol per course=0,25 54,976 2 2=4747,546 m3

e) Course 5
H=4m

t m API 650=8,605mm=0,009 m
D per course=55( 2 0,009 ) =54,983 m
Vol per course=0,25 54,983 2 2=4748,686 m3

f) Course 6
H=2m

t m API 650=8 mm=0,008 m


D per course=55( 2 0,008 )=54,984 m
2

Vol per course=0,25 54,984 2=4748,895m

Volume Tangki
Vol. tangki= Vol per course
Vol . tangki=4744,127+ 4745,266+4746,406+ 4747,546
H (m)

td
(mm)

tt
(mm)

tm API 650
(mm)

tm API 650
(m)

diameter per
course (m)

vol. per
course (m^3)

H
1

12

21,805

19,110

21,805

0,022

54,956

4744,127

H
2

10

18,505

15,843

18,505

0,019

54,963

4745,266

H
3

15,205

12,577

15,205

0,015

54,970

4746,406

H
4

11,905

9,310

11,905

0,012

54,976

4747,546

H
5

8,605

6,043

8,605

0,009

54,983

4748,686

H
6

5,305

2,777

8,000

0,008

54,984

4748,895

volume tangki

28480,925

12

Berikut adalah volume tangki total dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Volume total tangki

3.3

Perhitungan Ketebalan Menggunakan VDPM


Sesuai standard PI 650 point 5.6.4 berikut adalah step rumus pada
perhitungan tebal shell menggunakan Variable-Design-Point-Methode (VDPM) :
Dalam satuan SI :
1. Untuk ketebalan bottom-course

2. Untuk menghitung course kedua harus menghitung rasio berikut

Dimana :
h1

= tinggi dari bottom shell course

(mm)

= radius tangki

(mm)

t1

= t1t

Jika nilai rasio 1.375 ; maka t2 = t1


Jika nilai rasio 2.625 ; maka t2 = t2a
Jika nilai rasio 1.375 tetapi 2.625 ; maka :

3. Menghitung upper-course

13

Dimana :
tu
=
C
K
tL
H

(mm)

=
= tL/tu
= tebal korosi pada lower course
(mm)
= tinggi dari bawah tangki (bottom)sampai tinggi course (m)

4. Ketebalan minimum untuk upper shell course

Pada langkah perhitungan 3 dan 4 diulangi yakni perhitungan tu dan tx


sampai didapat perbedaan terkecil antara tx.
3.3.1

Perhitungan
a) Course 1
H1 = 12 m
tpt=

4,9 . D. (H 10,3)
St

tpt=

4,9 . 55 m.(12 m0,3)


165 M Pa

tpt=19,110 mm

t 1 t=(1,06

t 1 t= 1,06

0,0696 . D
H1

H 1 4,9. H 1. D
)(
)
St
St

0,0696 .55 m
12m
12 m
165 MPa

.12 m. 55 m
)( 4,9169
MPa )

14

t 1 t=19,090 mm = t1
Kondisi telah memenuhi syarat untuk melakukan course 2
b) Course 2
(t2)
H2 = 10 m

Ratio

h
( r . t )0,5

2000
=2,76
0,5
(27500 mm .19,090 mm)

Karena ratio 2,625 ; maka t2 = t2a


First Trial
ttx=

4,9 . D .(H 20,3)


St

ttx=

4,9 .55 m .(10 m0,3)


165 MPa

ttx= 15,8433 t u

tL = t1 = 19,090
K=

tL
tu

K=

19,090
15,8433

K= 1,204914

K 0,5=1,204914 0,5= 1,097686


1,5

1,5

K =1,204914 = 1,322617

15

C=

K 0,5 .( K 1)
1+ K 1,5

C=

1,097686 . ( 1,2049141 )
1+1,322617

C= 0,09684383

(rtu)0,5=( 27500. 15,8433)0,5= 660,0694


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H2

X 1 = 0,61 . 660,0694 + 320 . 0,09684383 . 10 m


X 1 = 712,5426

X 2 = 1000 . C . H2
X 2 = 1000 . 0,09684383 . 10 m
X 2 = 968,4383

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 660,0694
X 3 = 805,2847

X =min(X 1 , X 2 , X 3)

16

X =min(712,5426 ; 968,4383 ; 805,2847)


X = 712,5426

X
1000

712,5426
1000

4,9 . D .(H 2
ttx=

ttx=

= 0,712543

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(10 m0,712543)
165 MPa

ttx= 15,17 mm

Second Trial
ttx=15,17=tu
tL = t1 = 19,090
K=

tL
tu

K=

19,090
15,17

K= 1,258395

0,5

0,5

K =1,258395 = 1,121782

17

1,5

1,5

K =1,258395 = 1,41165
K 0,5 .( K 1)
C=
1+ K 1,5

C=

1,121782 . (1,2583951 )
1+1,41165

C= 0,12019304

(rtu)0,5=(27500. 15,17)0,5= 645,8909


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H2

X 1 = 0,61 . 645,8909 + 320 . 0,12019304 . 10 m


X 1 = 778,61116

X 2 = 1000 . C . H2
X 2 = 1000 . 0,12019304 . 10 m
X 2 = 1201,93

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 645,8909
X 3 = 787,9868

X =min(X 1 , X 2 , X 3)

18

X =min(778,61116 ; 1201,93; 787,9868)


X = 778,61116

X
1000

778,61116
1000

4,9 . D .(H 2
ttx=

ttx=

= 0,778611

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(10 m0,778611)
165 MPa

ttx= 15,062 mm

Third Trial
ttx=15,062=tu

tL = t1 = 19,090
K=

tL
tu

K=

19,090
15,062

K= 1,267418

0,5

0,5

1,5

1,5

K =1,267418 = 1,125797
K =1,267418 = 1,426855

19

0,5

K .( K 1)
C=
1+ K 1,5
C=

1,125797 . ( 1,2674181 )
1+1,426855

C= 0,12405295

(rtu)0,5=(27500. 15,062)0,5 = 643,5876


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H2

X 1 = 0,61 . 643,5876 + 320 . 0,12405295. 10 m


X 1 = 789,55786

X 2 = 1000 . C . H2
X 2 = 1000 . 0,12405295 . 10 m
X 2 = 1240,529

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 643,5876
X 3 = 785,1769

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(789,55786 ; 1240,529; 785,1769)

20

X = 785,1769

X
1000

785,1769
1000

4,9 . D .(H 2
ttx=

ttx=

= 0,785177

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(10 m0,785177)
165 MPa

ttx= 15,051 mm

Fourth Trial
ttx=15,051=tu
tL = t1 = 19,090
K=

tL
tu

K=

19,090
15,051

K= 1,268345

0,5

0,5

K =1,268345 = 1,126208
K 1,5=1,2683451,5 = 1,42842

21

0,5

K .( K 1)
C=
1+ K 1,5
C=

1,126208 . ( 1,2683451 )
1+1,42842

C= 0,1244479

(rtu)0,5=(27500. 15,051)0,5 = 643,3525


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H2

X 1 = 0,61 . 643,3525+ 320 . 0,1244479 . 10 m


X 1 = 790,67832

X 2 = 1000 . C . H2
X 2 = 1000 . 0,1244479 . 10 m
X 2 = 1244,479

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 643,3525
X 3 = 784,8901

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(790,67832 ;1244,479 ; 784,8901)

22

X = 784,8901

X
1000

784,8901
1000

4,9 . D .(H 2
ttx=

ttx=

= 0,78489

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(10 m0,78489)
165 MPa

ttx= 15,051 mm
Maka t2 = ttx trial ketiga = 15,051 mm
c) Course 3
(t3)
H3 = 8 m
Ratio =

h2
2 2000
=
=5.52068
0,5
(r t 2)
(27500 mm 15.051 mm)0,5

Karena ratio 2,625 ; maka t3 = t3a


First Trial
ttx=

4,9 . D .(H 30,3)


St

ttx=

4,9 .55 m .(8 m0,3)


165 MPa

ttx=12.5767 mm=tu
tL = t2 = 15.051 mm
K=

tL
tu
23

K=

15.051
12.5767

K=1.19674

0,5

0,5

K =1.19674 =1.09396
K 1,5=1.19674 1,5=1.30918
K 0,5 (K 1)
C=
1+ K 1,5
C=

1.09396 (1.196741 )
1+1.30918

C=0.093204

(rtu)0,5=(27500 12.5767)0,5 =588.097


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H3)


588.097 + (320 0.093204 8)

X 1 = 597.3416

X 2 = 1000 C H3
X 2 = 1000 0.093204 8
X 2 = 745.632

X3

= 1.22

(rtu)0,5
24

X 3 = 1.22

588.097

X 3 = 717.479

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(597.3416 ; 745.632; 717.479)
X = 597.3416

X
1000

597.3416
1000

4.9 D ( H 3
ttx=

ttx=

= 0.5973416

X
)
1000

St
4.9 55 m(8 m0.5973416)
165 MPa

ttx=12.091 mm

Second Trial
ttx=12.091=tu
tL = t3 = 15.051 mm
K=

tL
tu

K=

15.051
12.091

K=1.24481

25

K 0,5=1.244810,5 =1.11571
K 1,5=1.244811,5 =1.38885
0,5

C=

K (K 1)
1+ K 1,5

C=

1.11571 ( 1.244811 )
1+1.38885

C=0.1143385

(rtu)0,5=(27500 12.091)0,5 =576.63


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H3)


576.63 + (320

0.1143385 8)

X 1 = 644.4511

X 2 = 1000 C H3
X 2 = 1000 0.1143385 8
X 2 = 914.708

X3

= 1.22

(rtu)0,5

X 3 = 1.22

576.63

X 3 = 703.489

26

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(644.4511 ; 914.708 ; 703.489)
X = 644.4511

X
1000

644.4511
1000

4.9 D ( H 3
ttx=

ttx=

= 0.6444511

X
)
1000

St
4.9 55 m(8 m0.6444511)
165 MPa

ttx=12.014 mm

lanjut trial

Third Trial
ttx=12.014=tu
tL = t3 = 15.051 mm
K=

tL
tu

K=

15.051
12.014

K=1.25279

K 0,5=1.25279 0,5=1.11928

27

1,5

1,5

K =1.25279 =1.40222
K 0,5 (K 1)
C=
1+ K 1,5
C=

1.11928 ( 1.252791 )
1+1.40222

C=0.1177831

0,5

0,5

(rtu) =(27500 12.014) =574.791


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H3)


574.791 + (320

0.1177831 8)

X 1 = 652.1474

X 2 = 1000 C H3
X 2 = 1000 0.1177831 8
X 2 = 942.265

X3

= 1.22

X 3 = 1.22

(rtu)0,5
574.791

X 3 = 701.245

X =min(X 1 , X 2 , X 3)

28

X =min(652.1474 ; 942.265 ; 701.245)


X = 652.1474

X
1000

652.1474
1000

4.9 D ( H 3
ttx=

ttx=

= 0.6521474

X
)
1000

St
4.9 55 m(8 m0.6521474)
165 MPa

ttx=12.001 mm

lanjut trial

Fourth Trial
ttx=12.001=tu
tL = t3 = 15.051 mm
K=

tL
tu

K=

15.051
12.001

K=1.25415

K 0,5=1.25415 0,5=1.11989
K 1,5=1.254151,5 =1.11989

C=

K 0,5 (K 1)
1+ K 1,5
29

C=

1.11989 ( 1.254151 )
1+1.11989

C=0.1183672

(rtu)0,5=( 27500 12.001)0,5 =574.48


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H3)


574.48 + (320

0.1183672 8)

X 1 = 653.453

X 2 = 1000 C H3
X 2 = 1000 0.1183672 8
X 2 = 946.938

X3

= 1.22

(rtu)0,5

X 3 = 1.22

574.48

X 3 = 700.866

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(653.453 ; 946.938 ; 700.866)

X = 653.453

30

X
1000

653.453
1000

4.9 D ( H 3
ttx=

t tx=

= 0.653453

X
)
1000

St
4.9 55 m(8 m0.653453)
165 MPa

ttx=11.999 mm

lanjut trial

Fifth Trial
ttx=11.999=tu
tL = t3 = 15.051 mm
K=

tL
tu

K=

15.051
11.999

K=1.25435

K 0,5=1.25435 0,5=1.11998
1,5

1,5

K =1.25435 =1.40485

C=

K 0,5 (K 1)
1+ K 1,5

C=

1.11998 ( 1.254351 )
1+1.40485

C=0.1184572
31

(rtu)0,5=( 27500 11.999)0,5=574.432


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

0,5

(rtu)

+ (320 C H3)

574.432 + (320

0.1184572 8)

X 1 = 653.6541

X 2 = 1000 C H3
X 2 = 1000 0.1184572 8
X 2 = 947.657

X3

= 1.22

X 3 = 1.22

(rtu)0,5
574.432

X 3 = 700.807

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(653.453 ; 947.657 ; 700.807)

X = 653.453

X
1000

653.453
1000

= 0.653453

32

4.9 D( H 3
tt x =

ttx=

X
)
1000

St

4.9 55 m(8 m0.653453)


165 MPa

ttx=11.999 mm

berhenti trial

Maka t3 = 11.999 mm
Kondisi telah memenuhi syarat untuk melakukan course 4.
d) Course 4
(t4)
H4 = 6 m
Ratio =

h3
3 2000
=
=8.28102
0,5
0,5
(r t 3)
(27500 mm 11.999 mm)

Karena ratio 2,625 ; maka t4 = t4a


First Trial
ttx=

4,9 . D .(H 40,3)


St

ttx=

4,9 .55 m .(6 m0,3)


165 MPa

ttx=9.31 mm=tu

tL = t4 = 11.999 mm
K=

tL
tu

K=

11.999
9.31

K=1.28883

33

K 0,5=1.28883 0,5=1.13527
K 1,5=1.288831,5 =1.46316
0,5

C=

K (K 1)
1+ K 1,5

C=

1.13527 (1.288831 )
1+1.46316

C=0.1331207

(rtu)0,5=( 27500 9.31)0,5 =505.989


X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H4)


505.989 + (320

0.1331207

6)

X 1 = 564.245

X 2 = 1000 C H4
X 2 = 1000 0.1331207 6
X 2 = 798.724

X3

= 1.22

X 3 = 1.22

(rtu)0,5
505.989

X 3 = 617.307

34

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(564.245 ; 798.724 ; 617.307)
X = 564.245

X
1000

564.245
1000

4.9 D ( H 4
ttx=

ttx=

= 0.564245

X
)
1000

St
4.9 55 m(6 m0.564245)
165 MPa

ttx=8.878 mm

Second Trial
ttx=8.878=tu
tL = t4 = 11.999 mm
K=

tL
tu

K=

11.999
8.878

K=1.35154

0,5

0,5

K =1.35154 =1.16256
K 1,5=1.35154 1,5=1.57125

35

0,5

K (K 1)
C=
1+ K 1,5
C=

1.16256 (1.351541 )
1+1.57125

C=0.158946

(rtu)0,5=(27500 8.878)0,5=494.11
X1

= 0.61

X 1 = 0.61

0,5

(rtu)

+ (320 C H4)

494.11 + (320

0.158946 6)

X 1 = 606.5836

X 2 = 1000 C H4
X 2 = 1000 0.158946 6
X 2 = 953.676

X3

= 1.22

(rtu)0,5

X 3 = 1.22

494.11

X 3 = 602.815

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(606.5836 ; 953.676 ; 602.815)

36

X = 602.815

X
1000

602.815
1000

4.9 D ( H 4
ttx=

ttx=

= 0. 602815

X
)
1000

St
4.9 55 m(60. 602815)
165 MPa

ttx=8.815 mm

lanjut trial

Third Trial
ttx=8.815=tu
tL = t4 = 11.999 mm
K=

tL
tu

K=

11.999
8.815

K=1.3612

K 0,5=1.36120,5 =1.16671
K 1,5=1.36121,5 =1.58812

C=

K 0,5 (K 1)
1+ K 1,5

37

C=

1.16671 ( 1.36121 )
1+1.58812

C=0.1628273

(rtu)0,5=(27500 8.815)0,5=492.354
X1

= 0.61

X 1 = 0.61

(rtu)0,5 + (320 C H4)


492.354 + (320

0.1628273 6)

X 1 = 612.9644

X 2 = 1000 C H4
X 2 = 1000 0.1628273 6
X 2 = 976.964

X3

= 1.22

X 3 = 1.22

(rtu)0,5
492.354

X 3 = 600.672

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(612.9644 ; 976.964 ; 600.672)

X = 600.672

38

X
1000

600.672
1000

4.9 D ( H 4
ttx=

ttx=

= 0.600672

X
)
1000

St
4.9 55 m(6 m0.600672)
165 MPa

ttx=8.819 mm

berhenti trial

Maka t4 = 8.815 mm
Kondisi telah memenuhi syarat untuk melakukan course 5.
e) Course 5
(t5)
H5 = 4 m
Ratio

h
( r . t )0,5

8000
=16,244
0,5
(27500 mm .8,815)

Karena ratio 2,625 ; maka t2 = t2a


First Trial
ttx=

4,9 . D .(H 50,3)


St

ttx=

4,9 .55 m .(4 m0,3)


165 MPa

ttx= 6,043333 tu

tL = t4 = 8,815

39

K=

tL
tu

K=

8,815
6,043333

K= 1,458632

0,5

0,5

1,5

1,5

K =1,458632 = 1,207738
K =1,458632 = 1,761646

0,5

C=

K .( K 1)
1+ K 1,5

C=

1,207738 . ( 1,4586321 )
1+1,761646

C= 0,20057154

(rtu)0,5=(27500. 6,043333)0,5= 407,6661


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H5

X 1 = 0,61 . 407,6661+ 320 . 0,20057154. 4 m


X 1 = 505,40791

X 2 = 1000 . C . H5
X 2 = 1000 . 0,20057154. 4 m

40

X 2 = 802,2862

X3

0,5

= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 407,6661
X 3 = 497,3527

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(505,40791 ; 802,2862; 497,3527)
X = 497,3527

X
1000

497,3527
1000

4,9 . D .(H 2
ttx=

ttx=

= 0,497353

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(10 m0,497353)
165 MPa

ttx= 5,721 mm

Second Trial
ttx=5,721=tu

tL = t4 = 8,815

41

K=

tL
tu

K=

8,815
15,721

K= 1,540815

0,5

0,5

K =1,540815 = 1,241296
1,5

K =1,540815= 1,912606
0,5

C=

K .( K 1)
1+ K 1,5

C=

1,241296 . ( 1,5408151 )
1+1,912606

C= 0,23048453

0,5

0,5

(rtu) =(27500. 5,721) = 396,6453


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H5

X 1 = 0,61 . 396,6453+ 320 . 0,23048453 . 4 m


X 1 = 536,97384

X 2 = 1000 . C . H5
X 2 = 1000 . 0,23048453 . 4 m
X 2 = 921,9381

42

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 396,6453
X 3 = 483,9073

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(536,97384 ; 921,9381 ; 483,9073)

X = 483,9073

X
1000

483,9073
1000

4,9 . D .(H 5
ttx=

ttx=

= 0,483907

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(4 m0,483907)
165 MPa

ttx= 5,743 mm
Maka t5 = ttx trial pertama = 5,721 mm

f) Course 6
(t6)
H6 = 2m
Ratio =

h.5
5 .2000
=
=13,8017
0,5
0,5
(r .t 5)
(27500 mm .5,721 mm)
43

Karena ratio 2,625 ; maka t6 = t6a


First Trial
ttx=

4,9 . D .(H 60,3)


St

ttx=

4,9 .55 m .(2 m0,3)


165 MPa

ttx=2,77667=tu

tL = t5 = 5,721
K=

tL
tu

K=

5,721
2,77667

K=2,06038

0,5

0,5

K =2,036038 =1,4354
K 1,5=2,06038 1,5=2,95748

C=

K 0,5 .( K 1)
1+ K 1,5

C=

1,4354 . ( 2,060381 )
1+2,95748

C=0,38460793

(rtu)0,5=(27500. 2,77667)0,5=276,33
X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H6

44

X 1 = 0,61 . 276,33 + 320 . 0,38460793 . 2


X 1 = 414,710448

X 2 = 1000 . C . H6
X 2 = 1000 . 0,38460793 . 2
X 2 = 769,216

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 276,33
X 3 = 337,123

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(414,710448; 769,216 ; 337,123)

X = 337,123

X
1000

337,123
1000

4,9 . D .(H 6
ttx=

ttx=

= 0,33712

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(2 m0,33712)
165 MPa

45

ttx=2,716 mm

Second Trial
ttx=2,716=tu

tL = t5 = 5,721
K=

tL
tu

K=

5,721
2,716

K=2,10641

K 0,5=2,106410,5 =1,45135
K 1,5=2,106411,5 =3,05713

C=

K 0,5 .( K 1)
1+ K 1,5

C=

1,45135 . ( 2,106411 )
1+3,05713

C=0,39579231

(rtu)0,5=( 27500. 2,716)0,5=273,295


X1

0,5
= 0,61 . (rtu) + 320 . C . H6

X 1 = 0,61 . 273,295 + 320 . 0,39579231 . 2

46

X 1 = 420,016885

X 2 = 1000 . C . H6
X 2 = 1000 . 0,39579231 . 2
X 2 = 791,585

X3

0,5
= 1,22 . (rtu)

X 3 = 1,22 . 273,55
X 3 = 333,42

X =min(X 1 , X 2 , X 3)
X =min(420,016885; 791,585 ; 333,42)
X = 333,42

X
1000

333,42
1000

4,9 . D .(H 6
ttx=

ttx=

= 0,33342

X
)
1000

St
4,9 .55 m .(2 m0,33342)
165 MPa

ttx=2,722 mm

47

Maka t6 = ttx trial pertama = 5,716 mm

48

Berikut adalah hasil akhir dari tiap course dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Tebal shell mengunakan VDPM
H (m)
H1
H2
H3
H4
H5
H6

3.4

12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00

next course
rumus
ratio
t2
2,760339 t2=t2a
5,520677 t2=t2a
8,281016 t2=t2a
11,04135 t2=t2a
13,80169 t2=t2a

ttx' atau
t2a
(mm)
19,090
15,051
11,999
8,815
5,721
2,716

t2 fix
(mm)
19,090
15,051
11,999
8,815
5,721
2,716

t1t API
650 (mm)
19,090
15,051
11,999
8,815
8,000
8,000

Perhitungan Radiography Test


Memperhitungkan ketebalan plate menurut metode 1 Foot Method dan
VDPM, diputuskan digunakan ketebalan menurut metode VDPM. Sesuai dengan
standart API 650 Section 8 mengenail Methods of Inspecting Joints, dilakukan test
radiografi dengan ketentuan sebagai berikut :
3.4.1

Aplikasi
Pemeriksaan radiografi diperlukan untuk shell butt-weld, annular-plate
butt welds dan flush-type connection with butt-welds. Pemeriksaan radiografi
tidak diperlukan untuk pengelasan berikut : roof-plate welds, bottom-plate
welds, welds joining the op angle to either the roof or shell, welds joining the
shell plate to the bottom plate, welds in nozzle and manway necks made from
plate, ataupun appurtenance welds to the tank.

3.4.2

Jumlah Peletakan Radiografi

49

Note :
1
2
3
4
5
6

Vertical spot radiografi dihitung 1 pada 3 m pertama dan selanjutnya dihitung


setiap 30 m berikutnya.
Horizontal spot radiografi dihitung 1 pada 3 m pertama dan selanjutnya
dihitung setiap 60 m berikutnya.
Vertikal spot radiografi pada setiap sambungan vertikal pada lowest course
dengan ketebalan n < 25 mm.
Spot radiografi pada intersection dengan ketebalan plate lebih dr 10 mm.
Spot radiografi pada bottom setiap sambungan vertikal di lowest shell course
dengan ketebalan 10 mm < n < 25 mm.
Complete radiografi pada setiap sambungan vertikal dengan ketebalan n > 25
mm.

50

3.4.3

Perhitungan
Kel shell= D= 55=172,788 m

Uk . plat =2 m8 m

Jumlah plat per course=

Kel shell 172,788 m


=
=21,598 buah
Uk . plat
8m

22 buah plat

1. Titik radiografi (1)


Tinggi total per course= jumlah plat per course lebar plat
T inggi total per course=22 buah 2 m=44 m
Titik pertama RT ( 1 ) =44 m3 m=41 m
Titik selanjutnya=

41m
=1,3667 buah=2buah
30 m

Jumlah titik RT (1 ) per course=2+1=3 buah


Jumlah total titik RT ( 1 ) tangki=3 buah 5 course=15buah
2. Titik radiografi (2)
Titik pertama RT ( 2 ) =172,788 m3 m=169,788 m
Titik selanjutnya=

169,788 m
=2,829 buah=3 buah
60 m

Jumlah titik RT (2 ) per course=1+3=4 buah


Jumlah total titik RT ( 2 ) tangki=4 buah 6 course=24 buah
3. Titik radiografi (3)
Jumlah titik RT (3 ) lowest course=22 buah
Jumlah total titik RT ( 3 ) tangki=22 buah
51

4. Titik radiografi (4)


Jumlah titik RT ( 4 ) per course=22 buah 2=44 buah
Jumlah total titik RT ( 4 ) tangki=44 buah 5 course=220 buah
5. Titik radiografi (5)
Jumlah titik RT (5 ) lowest course=22 buah
Jumlah total titik RT ( 5 ) tangki=22 buah

52

Berikut adalah jumlah total area radiografi dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Total area radiografi pada sambungan las tangki
Radiografi Test
H (m)

tm API 650 (mm)

RT (1)

RT (2)

RT (3)

RT (4)

RT (5)

RT (6)

H
1

1
2

21,805

22

44

22 -

H
2

1
0

18,505

44

0 -

H
3

15,205

44

0 -

H
4

11,905

44

0 -

H
5

8,605

44

0 -

H
6

8,000

0 -

15

24

22

220

Jumlah

22

53

LAMPIRAN

54

Anda mungkin juga menyukai