Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DESAIN KAPAL II

KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

5.2 Frame Spacing dan Sekat


5.2.1 Frame Spacing
Penentuan letak sekat pada Kapal didasarkan pada peraturan yang terdapat
dalam Class DNV GL (Det Norsk Veritas Germanister Lloyd) dengan tetap mengikuti
peraturan dari Floodable Length Curve, sehingga panjang sekat dapat berubah jika
tidak memenuhi syarat dari Floodable Length Curve .
1. Jarak Gading Normal (a0)
 Tansverse Frame
- Kapal pembanding
AP – Fr 40 = 0,28L = 600 mm
Fr 40 – Fr 114 = 0,28L – 0,897L = 700 mm
Fr 114 – Fp = 0,897L – 1L = 600 mm
- Menggunakan rumus NK Class
2L + 450 = 627 mm
- Perbandingan dengan kapal pembanding
88,5 𝑥
=
84,5 700
88,5 𝘹 700
X = 84,5

X = 733 mm
Berdasarkan perhitungan diatas, maka ditetapkan Transverse Frame adalah
- Ap – Fr 40 = 0,27L = 600 mm
- Fr 40 – Fr 123 = 0,27L – 0,922L = 700 mm
- Fr 123 – Fr 135 = 0,922 – 1L = 600 mm

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.2 Transverse Frame


 Longitudinal
- Didapat dari Rules DNV-GL Pt 3 Ch 3, jarak side girder dari center
girder kurang lebih 3 m
Maka didapat, jarak antar frame sebesar :

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 157


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

= 3000 mm : 5
= 600 mm
- Berdasarkan NK Class
2L + 550 = 727 mm

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.3 Longitudinal Frame

5.2.2 Konstruksi Bentuk Midship

1. Luas Penampang Tengah Kapal


Am = B 𝙭 T 𝙭 Cm
= 16,4 m 𝙭 5,5 m 𝙭 0,991
= 89,388 m2
2. Double Bottom
 Tinggi Double Bottom
Berdasarkan peraturan kelas DNV GL Rules for Hull Parth 5 Chapter 5
Section 3 Page 29, tinggi double bottom untuk oil tanker dapat dihitung
dengan ketentuan :
- Berlaku untuk kapal dengan berat mati lebih dari 600 deadweight dan
tidak lebih dari 5000 deadweight.
- Dapat dihitung dengan rumus
hDB = B/15
- Tidak boleh lebih rendah dari 0,76 m
- Memperhatikan batasan volume pada ruang muat, tidak boleh lebih besar
dari 700 m3
Sehingga besarnya double bottom bernilai :
hDB = B/15

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 158


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

= 16,4/ 15 = 1,09
Atau
Tinggi minimum untuk double bottom yaitu 760 mm dan tinggi maksimum
yaitu 2,0 m untuk kapal L < 150 m
Maka dari itu ditetapkan tinggi double battom sebesar 1,2 m

 Tinggi Double Bottom pada Pump Room


Berdasarkan peraturan kelas DNV GL Rules for Hull Part 5 Chapter 5 Section
3 Page 32 , tinggi double bottom untuk product oil tanker dapat dihitung
dengan ketentuan, yaitu :
- Dapat dihitung dengan rumus
hDB = B/15
- Tidak boleh lebih besar dari 2 meter dan lebih kecil dari 1 meter
Sehingga besarnya double bottom bernilai :
hDB = B/15
= 16,4/ 15 = 1,09
Atau
Maka dari itu ditetapkan tinggi double battom sebesar 1,2 m
 Tinggi Double Bottom pada Engine Room
Pada Engine Room ketinggian double bottom diatur dalam DNV-GL Pt 3 Ch 2
Sc 3 Pg 14 dengan ketentuan :
- Tidak lebih kecil dari 0,76 m
- Tidak lebih dari 2 m
- Harus cukup untuk memberikan akses ke seluruh bagian bottom pada
engine room
- Untuk kapal tertentu ketinggian double bottom boleh ditingkatkan
- Dapat dihitung dengan rumus
hDB = 1000 x B/20
Sehingga nilai double bottom pada engine room adalah :
hDB = 1000 x B/20
= 820 mm
Faktor lain yang tidak diatur dalam class adalah
- Propeller tidak boleh kandas

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 159


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

- Letak dari propeller sebagaimana digambarkan pada TDKI I Bab IV


Propulsi hal 137
Sehingga ditetapkan tingginya double bottom pada engine room mengacu pada
TDK I adalah 1,2 m
3. Lebar keel plating
Didapat dari rules DNV-GL Pt 3 Ch 3 Sc 5 Pg 32 lebar keel strake dapat dihitung
menggunakan rumus
- 0,8 + L/200
- Keel membentang sepanjang kapal pada bagian bottom
- Tidak lebih besar dari 2,3 m
Sehingga lebar keel strake adalah :
L = 0,8 + 91 / 200
= 1,255 m
Ditetapkan lebarnya keel pelat kapal adalah 1,8 m
4. Lebar Wing Tank
Berdasarkan peraturan kelas DNV GL Rules for Hull Parth 5 Chapter 5 Section 3
Page 29, lebar Double Side / Wing Tank untuk oil tanker dapat dihitung dengan
ketentuan :
- Berlaku untuk kapal dengan berat mati lebih dari 600 deadweight dan
tidak lebih dari 5000 deadweight.
- Dapat dihitung dengan rumus
W = 0,4 + (2,4DW/20000) DW = Dead Weight
- Tidak boleh lebih rendah dari 0,76 m MARPOL An I Rg 12A
Sehingga besarnya double bottom bernilai :
W = 0,4 + (2,4DW/20000)
= 0,4 + ( 2,4 x 4000 /20000 )
= 0,80 m
untuk kapal L < 150 m
Maka dari itu ditetapkan lebar wing tank sebesar 1,0 m

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 160


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.4. Double Bottom & Double Skin

5.2.3 Pembagian Sekat Ruangan


Perhitungan jarak antar Bulkheads ditentukan berdasarkan Rules DNV-GL Pt 3 Ch 2,
Menggunakan tabel :
Tabel 5.2 Pembagian Tranverse Bulkheads

Sumber : Rules DNV GL

1. Jarak Collision bulkhead dari ForePeak


- Berdasarkan Rules DNV-GL Pt 3 Ch 2 Sc 2
𝙭c – min = 0,05LLL - 𝙭f
𝙭c − ma𝙭 = 0,05Lll + 3 − 𝙭f untuk LLL < 100 m
= 5% 𝙭 88,5 m

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 161


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

Yang mana nilai 𝙭f didapat dari


𝙭f = min ( 0,015 LLL ; 3,0 ) m
TLL = panjang garis muat pada 85%D
= 85% 𝙭 8 = 6,8 m dari base line
LLL =Lenght Of Load Line
Dari kordinat tersebut didapat bahwasannya besar LLL harus dikalikan 96%,
sehingga didapat
LLL = 91, 357 𝙭 96%
= 87,703 m
𝙭f = 0,015 LLL
= 0,015 𝙭 87,703
= 1,316
Ditetapkan besarnya 𝙭f yang digunakan adalah 3 m, maka didapat
𝙭c – min = 0,05 𝙭 87,703 – 3
= 1,38515 m
𝙭c – max = 0,05 𝙭 87,703 + 3 – 1,316
= 6,06915 m

Dalam bab yang sama dijelaskan bahwa jarak dari collision bulkhead boleh
lebih jauh. Diperkuat pada sub bab 4.1.3, diperbolehkan selama letak dari sekat
masih dapat mengakomodir daya apung kapal apabila terjadi kebocoran .
Ditetapkan Jarak Collision bulkhead sebesar 10,9 m
- Berdasarkan Kapal Pembanding
Jarak Collision bulkhead dihitung dari LOA kapal pembanding nilainya
sebesar 7,2 m atau 7,2/90 = 8% terhitung dari LOA kapal .
Sehingga panjang Collision bulkhead menggunakan kapal pembanding
adalah :
Xc = 8% x LOAK.Rancangan
= 8% x 95 m
= 7,6 m
Memperhatikan pertimbangan diatas ditetapkan Jarak Collision bulkhead
dihitung dari LOA kapal sebesar 6,1 m

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 162


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.5. Layout Fore Peak


2. Jarak Sekat Ceruk Buritan dari AfterPeak
- Dalam rules DNV-GL Pt 3 Ch 2 Sc 3 Pg 14 sekat pada bagian After Peak
ditetapkan dengan ketentuan :
 Menutup bagian stern tube pada kapal, sehingga ruangan pada stern tube
harus kedap air
 Harus bisa mengakomodir compartmen pendorong propulsi yang diatur
dalam DNV-GL Pt 4 Ch 5 SC3
- Berdasarkan Kapal Pembanding
Jarak Sekat Ceruk Buritan dihitung dari LOA kapal sebesar 4,8 m atau 5,3%.
Sehingga jika diaplikasikan pada
kapal rancangan, nilai sekat ceruk
buritan sebesar :
= 5,3% x 95 m
= 5,035 m
Memperhatikan pertimbangan diatas
itetapkan Jarak Sekat Ceruk Buritan
dihitung dari LOA kapal sebesar 6,8 m

Sumber : Rules DNV GL


Gambar 5.6. Panjang Sekat Buritan

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 163


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

3. Panjang Kamar Mesin


- Berdasarkan rules DNV-GL Pt 3 Ch 5, panajang kamar mesin dapat dihitung
dengan aturan tidak kurang dari 0,15L atau tidak lebih dari 0,25L dari Aft
Bulkhead

Sumber : Rules DNV GL

Gambar 5.7. Panjang Kamar Mesin


Dengan 0,15 L
= 0,15 𝙭 88,5
= 13,175
Dengan 0,25 L
= 0,25 𝙭 88,5
= 22,125
- Berdasarkan Kapal Pembanding
Letak kamar mesin berada pada frame 5 – 28 atau sebanyak 19 frame dengan
jarak antar frame 600 mm, sehingga panjang kamar mesin kapal pembanding
adalah :
LKM : 19 x 600 mm = 11,4 m
Ditetapkan, panjang ruang mesin sebesar 13,8 m

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.8. Layout Kamar Mesin Tampak Atas

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 164


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.9. Layout Steering Gear

4. Jarak ruang akomodasi dan Non Hazardous


Berdasarkan Rules DNV-GL Pt 5 Ch 5 Sc 3 ( Oil Tanker ), dijelaskan bahwa
ruang yang tidak termasuk dalam kategori ruang muat dibawah main deck,
terhitung control space dan machinery space harus berjarak kurang lebih L/25,
tetapi tidak kurang dari 3 m dan umumnya tidak lebih dari 5 m
= 88,5 / 25
= 3,54 m
Ditetapkan panjang ruang akomodasi sebesar 3,0 m

5. Panjang Ruang Muat


- Berdasarkan pada MARPOL Reg 26 panjang cargo tank dapat ditentukan
dengan memperhatikan aturan dibawah ini :
 Berlaku untuk kapal tanker dengan ukuran kurang dari 5000 dead weight
 Menggunakan wing tank
 Menggunakan longitudinal bulkhead pada centerline nya
 Tidak lebih dari 0,2 L atau 17,7 m
Dengan ketentuan tersebut, panjang maksimal cargo tank adalah :
𝑏1
= ( 0,5 × + 0,1 ) × 𝐿
𝐵

Dimana :
b1 = Adalah jarak dari sisi paling luar kapal ke longitudinal bulkhead
terluar, sehingga untuk kapal rancangan nilainya 8,2 m
8,2
= ( 0,25 × + 0,15 ) × 88,5
16,4
= 24,38 m

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 165


TUGAS DESAIN KAPAL II
KUKUH IZATULLAH E.H.A (2016310019)

- Berdasarkan aturan Rules DNV-GL Pt 5 Ch 5


 Kapasitas cargo tank tidak boleh lebih dari 700 m3
- Berdasarkan Kapal Pembanding
Panjang cargo tank terpanjang pada kapal pembanding adalah 11,9 m

Disesuaikan dengan penggunaan ruangan untuk keperluan lain diatas, maka


didapat panjang keseluruhan cargo tank adalah 60,5 m
Dengan memperhatikan ketentuan - ketentuan diatas, maka ditetapkan cargo tank
berjulah 5 pasang, dengan masing-masing memiliki panjang, yaitu :
 Cargo Oil Tank I = 12,6 m
 Cargo Oil Tank II = 10,5 m
 Cargo Oil Tank III = 10,5 m
 Cargo Oil Tank IV = 14 m
 Cargo Oil Tank V = 12,9 m

Sumber : Data Pribadi


Gambar 5.10. Layout Ruangan Kapal Rancangan
Catatan :
- Penentuan letak sekat setiap ruangan tetap memperhitungkan perhitungan
Floodable Length pada sub bab 5.4

PERENCANAAN PRODUCT OIL TANKER 4000 DWT 166

Anda mungkin juga menyukai