Anda di halaman 1dari 52

THERMODINAMIKA

Disusun Oleh :
1. Muhammad Fikrul Aksa (1841220072)
2. Okta Wiranto (1841220006)
3. Raihananda Aldian (1841220060)
4. Rido Trisworo (1841220027)

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah pembelajaran Thermodinamika yang berjudul “PEMBAKARAN” tepat
pada waktunya.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sugeng Hadi Susilo,ST.,MT selaku pembimbing mata kuliah Thermodinamika
2. Semua pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun guna pembelajaran untuk masa yang
akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat membuat
pembaca memahami lebih lanjut mengenai pembakaran.

Malang, 1 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan dan manfaat.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Pengertian proses pembakaran................................................................
2.2 Reaksi kimia pembakaran .......................................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................
3.1 Kesimpulan .............................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam makalah ini, saya mengambil tema tentang reaksi pembakaran. Saya memilih tema
ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari karena reaksi pembakaran ini
merupakan salah satu materi dasar dalam thermodinamika yang harus dikuasai. Di dalam makalah
ini saya membahas tentang konsep dasar dari reaksi pembakaran yang saya sajikan pada bagian
awal dari isi makalah. Hal ini saya lakukan karena saya menilai untuk memahami suatu materi,
kita harus tahu konsep dasarnya terlebih dahulu, setelah itu baru masuk ke inti materinya. Reaksi
pembakaran merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena didalamnya mencakup
cukup banyak materi. Maka dari itu,saya berusaha untuk membuat materi reaksi pembakaran
dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari reaksi pembakaran?
2. Bagaimana sistem, proses dan siklus thermodinamika reaksi pembakaran?

1.3 Tujuan dan manfaat


1. Dapat menganalisis reaksi yang di butuhkan dan yang di hasilkan oleh
reaksi pembakaran
2. Selain itu diharapkan juaga makalah ini dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu
bagaimana kecilnya suatu kegiatan mesti memiliki tujuan dan manfaat tertentu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian proses pembakaran


Proses pembakaran didefinisikan sebagai setiap reaksi kimia yang disertai dengan nyala api
dan panas. Pembakaran seringkali juga dikenal sebagai reaksi kimia antara substansi dengan
oksigen. Substansi yang dimaksud di sini adalah bahan bakar yang mengandung hidrokarbon atau
unsur karbon dan hidrogen atau gabungan dari kedua elemen tersebut.
Ada tiga unsur utama pada proses pembakaran yang dikenal dengan segitiga pembakaran,
yaitu:
 Nyala api (sumber panas/energi),
 Bahan bakar, yang terdiri dari:
 Bahan bakar padat.
 Bahan bakar cair, dan
 Bahan bakar gas.
 Udara,yang terdiri dari:
 Oksigen
 Nitrogen.
 Argon.
 dan lain lain.
Segitiga pembakaran dapat diperlihatkan pada gambar berikut ini:

Gambar Segitiga pembakaran


4
Contoh:
- Bahan bakar Padat - Oksigen
- Bahan bakar cair - Nitrogen
- Bahan bakar gas - Argon
- Helium

Bila dilihat elemen pada segitiga pembakaran pada Gambar dapat dijelaskan bahwa
apabila ada salah satu dari ketiga unsur tersebut di atas tak ada, maka proses pembakaran tak akan
terjadi.

A.) Proses pembakaran

Apabila suatu reaksi kimia terjadi, maka molekul-molekul reaktan akan diuraikan dan
kemudian tersusun kembali membentuk produk (gas hasil pembakaran).
Suatu bahan bakar dikatakan telah terbakar dengan sempurna, jika seluruh kandungan
karbon yang terdapat di dalam bahan bakar yang dibakar berubah menjadi karbon dioksida
(CO2)dan seluruh hidrogen yang dibakar berubah menjadi air (H2O). Sebaliknya, apabila kondisi
tersebut tak dipenuhi. maka dikatakan proses pembakaran yang tidak sempurna.
Reaksi pembakaran tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia sebagai
berikut:
reaktan-reaktan produk-produk
atau.
bahan bakar + pengoksidasi produk-produk
Perhatikan reaksi pembakaran sempurna dan Hidrogen dengan Oksigen sebagai berikut:
1H2 + 0,5 O2 1H2O ..................

Pada contoh diatas, reaktannya adalah hidrogen dan oksigen. Hidrogen sebagai bahan bakar dan
oksigen sebagai pengoksidasi. Sedangkan air merupakan produk dari reaksinya. Koefisien-
koefisien yang ada pada reaksi di atas dinamakan koefisienstoikiometri. Atau dengan kata lain,
persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 kmol H2 + 0,5 kmol O2 1 kmol H2O
atau,
2kg H2 + 16kg O218 kg H2O

5
Artinya bahwa:
1kmol H2 mempunyai massa 2 kg dan 0,5 kmol O2 mempunyai massa16 kg, serta ruas kanan yaitu
1 kmol H2O mempunyai massa 18 kg.

B.) JENIS PEMBAKARAN

a. Pembakaran sempurna
Senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) akan bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbon
dioksida dan air. Jika dalam bahan bakar tersebut mengandung nitrogen, sulfur, atau besi,
pembakaran sempurna akan menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III)
oksida.

b. Pembakaran tidak sempurna


Hidrokarbon yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon dioksida, gas karbon
monoksida, air, dan beberapa senyawa lain seperti nitrogen oksida. Pembakaran bahan bakar
dalam mesin kendaraan tidak terbakar sempurna.
Pembakaran yang terjadi pada senyawa hidrokarbon berupa pembakaran sempurna dan tidak
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan gas karbon dioksida
(CO2) dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan
padatan karbon, gas CO, gas CO2, dan air.
Padatan karbon hasil pembakaran hidrokarbon tidak sempurna dapat menyebabkan terjadinya
asap hitam. Sementara itu, gas CO merupakan gas beracun yang sangat berbahaya Karena dapat
menghambat pengikatan oksigen oleh darah, yang mengakibatkan darah kekurangan oksigen.
Akibatnya, kepala menjadi pusing. Jika kadar gas CO dilingkungan kita sangat tinggi, itu dapat
menyebabkan pingsan dan bahkan kematian. Oleh Karena itu, sebaiknya kita harus berhati-hati.
Untuk mengurangi resiko gas CO yang terhirup oleh kita, sebaiknya kita menggunakan masker
penutup hidung jika bepergian melewati tempat/jalan yang mengandung padatan karbon dan gas
CO seperti jalan raya dan pabrik.
Dampak penggunaan bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari. Zat pencemar seperti :
– Karbon dioksida akan menimbulkan pemanasan global.
– Karbon monoksida akan menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan.
– Sulfur dioksida akan menimbulkan iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, batuk dan
hujaam asam.
– Nitrogen oksida akan menghasilkan asap kabut yang menyebabkan tumbuhan layu dan
gangguan pernapasan.
6
– Timbal akan menimbulkan ititasi kulit, gatal-gatal, mata perih, infeksi saluran
pernapasan, memicu serangan jantung, merusak ginjal dan mempengaruhi kemampuan otak.
 Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 Kj
 Pembakaran tidak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH = -2924,4 kJ

Dampak Pembakaran tidak Sempurna Sebagaimana terlihat pada contoh di atas,


pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tidak sempurna
mengurangi efisiensi bahan bakar (membutuhkan banyak bahan bakar atau boros), dan cepat
panas dibandingkan pembakaran sempurna. Kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah
dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran
tak sempurna akan mencemari udara.

C.) BAHAN BAKAR

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan
bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran(reaksi redoks) di mana bahan bakar
tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk
melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti
Fisi nukliratau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini
merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang
bisa dipakai adalah logam radioaktif.
 Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan bentuk dan wujud
Generator bahan bahar hidrogen dengan air dan arus listrik. Menggunakan elemen aluminium
foil, dihubungkan dengan arus listrik, terjadi gelembung gas hidrogen dan disaring dengan
tabung air kecil disampingnya. Dapat digunakan untuk bahan bakar sepeda motor atau kompor.
Gas dialirkan dengan selang di masukan udara karburator.

• Bahan bakar padat


Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan menjadi
sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa digunakan
untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.

7
• Bahan bakar cair
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika dibandingkan
dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak
solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam
industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah
campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena,
olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti:
bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan lain-lain.
Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi
perbandingannya berbeda

• Bahan bakar gas


Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid
Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran
dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah
tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian
kendaraan bermotor.
 Berdasarkan materinya
• Bahan bakar tidak berkelanjutan
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam dan bersifat
konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis keberadaannya di alam.
Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk olahan minyak bumi.
• Bahan bakar berkelanjutan
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi dan tidak
akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari.

1,)Bahan Bakar Cair


Bahan bakar cair seperti minyak tungku/ furnace oil dan LSHS (low sulphur heavy stock)
terutama digunakan dalam penggunaan industri. Berbagai sifat bahan bakar cair diberikan
dibawah ini.
a. Densitas
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan bakar terhadap volum bahan bakar
pada suhu acuan 15°C. Densitas diukur dengan suatu alat yang disebut hydrometer.

8
Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan kuantitatif dan pengkajian
kualitas penyalaan. Satuan densitas adalah kg/m3.
b. Specific gravity
Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volum minyak bakar terhadap berat air
untuk volume yang sama pada suhu tertentu. Densitas bahan bakar, relatif terhadap air, disebut
specific gravity. Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karenaspecific gravity adalah
perbandingan, maka tidak memiliki satuan. Pengukuran specific gravity biasanya dilakukan
dengan hydrometer.Specific gravity digunakan dalam penghitungan yang melibatkan berat dan
volum.
c. Viskositas
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran. Viskositas
tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu. Viskositas diukur dengan Stokes /
Centistokes. Kadang-kadang viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood. Tiap
jenis minyak bakar memiliki hubungan suhu – viskositas tersendiri. Pengukuran viskositas
dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer. Viskositas merupakan sifat yang sangat
penting dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak. Viskositas mempengaruhi
derajat pemanasan awal yang diperlukan untukhandling, penyimpanan dan atomisasi yang
memuaskan. Jika minyak terlalu kental,maka akan menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk
menyalakan burner, dan sulit dialirkan. Atomisasi yang jelek akam mengakibatkan terjadinya
pembentukan endapan karbon pada ujungburner atau pada dinding-dinding. Oleh karena itu
pemanasan awal penting untuk atomisasi yang tepat.
d. Titik Nyala
Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan
sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. Titik nyala untuk
minyak tungku/ furnace oiladalah 66 0C.
e. Titik Tuang
Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar akan tertuang atau
mengalir bila didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini merupakan indikasi yang
sangat kasar untuk suhu terendah dimana bahan bakar minyak siap untuk dipompakan.
f. Panas Jenis
Peralatan Termal: Bahan Bakar dan Pembakaran Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di
Asia
Panas jenis adalah jumlah kKal yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 kg minyak sebesar 10C.
Satuan panas jenis adalah kkal/kg0C. Besarnya bervariasi mulai dari 0,22 hingga 0,28
tergantung
9
pada specific gravity minyak. Panas jenis menentukan berapa banyak steam atau energi listrik
yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki. Minyak ringan memiliki
panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas jenis yang lebih
tinggi.
g. Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan., dan diukur sebagai nilai kalor
kotor/ gross calorific value atau nilai kalor netto/ nett calorific value. Perbedaannya ditentukan
oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses pembakaran. Nilai kalor
kotor/. gross calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama proses
pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV)
mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya terembunkan.
Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto. Nilai kalor batubara bervariasi
tergantung pada kadar abu, kadar air dan jenis batu baranya sementara nilai kalor bahan bakar
minyak lebih konsisten. GCV untuk beberapa jenis bahan bakar cair yang umum digunakan
terlihat dibawah ini:
h. Sulfur
Jumlah sulfur dalam bahan bakar minyak sangat tergantung pada sumber minyak mentah dan
pada proses penyulingannya. Kandungan normal sulfur untuk residu bahan bakar minyak
(minyak furnace) berada pada 2-4 %. Kandungan sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk selama
dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara dan
economizer.
i. Kadar Abu
Kadar abu erat kaitannya dengan bahan inorganik atau garam dalam bahan bakar minyak. Kadar
abu pada distilat bahan bakar diabaikan. Residu bahan bakar memiliki kadar abu yang tinggi.
Garam-garam tersebut mungkin dalam bentuk senyawa sodium, vanadium, kalsium,
magnesium, silikon, besi, alumunium, nikel, dll. Umumnya, kadar abu berada pada kisaran 0,03
– 0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat menyebabkan pengendapan
kotoran pada peralatan pembakaran. Abu memiliki pengaruh erosi pada ujung burner,
menyebabkan kerusakan pada refraktori pada suhu tinggi dapat meningkatkan korosi suhu tinggi
dan penyumbatan peralatan.

10
j. Residu Karbon
Residu karbon memberikan kecenderungan pengendapan residu padat karbon pada permukaan
panas, seperti burner atau injeksi nosel, bila kandungan yang mudah menguapnya menguap.
Residu minyak mengandung residu karbon 1 persen atau lebih.
k. Kadar Air
Kadar air minyak tungku/furnace pada saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab produk
disuling dalam kondisi panas. Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar. Air dapat berada
dalam bentuk bebas atau emulsi dan dapat menyebabkan kerusakan dibagian dalam permukaan
tungku selama pembakaran terutama jika mengandung garam terlarut. Air juga dapat
menyebabkan percikan nyala api di ujung burner, yang dapat mematikan nyala api, menurunkan
suhu nyala api atau memperlama penyalaan.

Bahan bakar secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu substansi yang mudah terbakar. Ada
beberapa macam ienis bahan bakar, yaitu:
 Bahan bakar cair
 Bahan bakar hidro-karbon cair sering didapatkan dari destilasi bahan bakar mentah, misal:
bensin(“octane”/C8H18 ), solar (“dodecane"/ C12H26), oli, residu, dll.
 Bahan bakar gas
Bahan bakar hidro-carbon gas didapatkan dari sumber gas alam atau yang didapatkan dari
proses kimia,misal: gas methana (“methane”/CH4), Propana (”propane”/C3H6).
 Bahan bakar padat
Batu bara merupakan bahan bakar padat mempunyai komposisi yang bervariasi tergantung
dari lokasi pertambangannya, biasanya terdiridari unsur-unsur kimia yaitu:Karbon, sulfur,
nitrogen oksigen dan abu.

Spesifikasi khusus bahan bakar minyak terlihat pada dibawah.


1. Pertamak Plus
Yaitu bahan bakar motor bensin tanpa ada timbal yang di produksi dari High Octane Mogas
Component (HOMC) yang berkualitas tinggi ditambah dengan bahan aditif generasi paling baru
sesuai sama keperluan yang direferensikan pabrikan kendaraan bermotor. Bahan bakar ini

11
diformulasikan spesial untuk penuhi tuntutan akan bahan bakar minyak yang bisa melayani
mesin yang bekerja pada kompresi tinggi namun ramah lingkungan dan lebih aman pada
kesehatan manusia.
Pertamak plus memiliki angka oktan minimum 95 di mana angka oktan ini lebih tinggi dari
premix dan premium. Pertamax plus di pasarkan tanpa ada di beri pewarna (bening)
direferensikan untuk kendaraan keluaran th. 1992 keatas atau kendaraan yang memakai
katalistik converter.
2.Pertamax
Yaitu bensin tanpa ada timbal dengan kandungan aditif generasi canggih yang bisa bersihkan
Intake Valve Port Fuel Injektor dan ruangan bakar dari carbon. Memiliki angka oktan 92 dan
bisa dipakai pada kendaraan dengan kompresi yang tinggi. Saran kami gunakanlah pertamina
solusi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan seperti pertamax. Karena dapat menjaga
mesin ada dari korosi. Sehingga mesin lebih awet dan tahan lama.
3. Premium Tanpa ada Timbal (Super TT)
Yaitu bahan bakar motor bensin yg tidak memiliki kandungan timbale dan komponen HOMC.
Bahan bakar ini bisa dipakai pada kendaraan yang memakai Catalitic Conventer.
4. Premium
Yaitu bahan bakar jenis ditilat dengan warna kekuningan yang jernih dan memiliki kandungan
timbale sebagai octane booster (TEL). Warna kuning pada premium ini disebabkan oleh
menambahkan. Biasanya premium dipakai untuk bahan bakar motor bensin seperti mobil,
sepeda motor dan motor temple. Bahan bakar ini kerap juga dikatakan sebagai gasoline atau
petrol dan tak bisa dipakai pada kendaraan yang diperlengkapi catalytic conventer. Apabila
bahan bakar yang memiliki kandungan timbal dipakai pada kendaraan yang diperlengkapi
dengan catalytic conventer, akan mengakibatkan pori-pori katalis tertutup oleh bahan timbal ini
dan mengakibatkan hilangnya kekuatan katalitic conventer sebagai katalis konversi emisi
pencemaran jadi emisi yang bersahabat dengan lingkungan.

a. Kerosene yaitu fraksi lebih berat daripada gasoline, dan gampang menguap. Keperluan BBM
ini lebih rendah daripada gasoline. Terlebih dulu kerosene ini dipakai untuk lampu penerangan
hingga kerap dimaksud minyak lampu. Sekarang ini dipakai untuk keperluan rumah tangga dan
aktivitas pertanian. Penggunaan kerosene dinegara-negara berkembang begitu tinggi. Sekarang
ini dugunakan juga untuk BBM pesawat terbang yang memakai mesin jet dimaksud DPK
(double purpose kerosine).

12
b. Minyak diesel (Solar), penggunaan BBM ini terus-menerus bertambah, karena semakin
pesatnya laju ekonomi. Pemakaian BBM ini untuk transportasi darat, laut dan mesin- mesin
pembangkit tenaga listrik. Kendaraan penumpang, sekarang ini banyak juga yang memakai
solar, karena harga BBM ini relatif lebih murah.

c. Industrial diesel oil (IDO), BBM ini spesial untuk kepentingan industri lebih berat daripada
solar (ADO), tetapi di Indonesia tak dibedakan. Selain itu dipakai untuk mencairkan BBM yang
lebih berat (Residual fuel oil).

d. Residual fuel oil fraksi ini lebih berat daripada IDO, dalam perdagangan dimaksud minyak
bakar atau residu, atau minyak bakar hitam. BBM jenis ini dipakai untuk ketel uap dan dapur di
pabrik dengan desain spesial untuk burnernya. Harga nya lebih murah daripada IDO.

e. Minyak pelumas adalah beberapa kecil dari product minyak bumi. Tetapi adalah product yang
paling penting karena dibutuhkan untuk melumasi permukaan bagian mesin yang sama-sama,
bergesekan dan bergerak untuk menghindar keausan. Umpamanya silinder motor bakar, turbin,
gear-box dsb.

f. Gemuk (greases) adalah pelumas yang berupa padat, dipakai untuk bantalan (bearing) yang
beroperasi pada suhu tinggi, dan untuk bearing yg tidak bisa bocor.

g. Lilin (wax) adalah hasil samping dari kilang minyak pelumas. Pemakaian lilin untuk packing
supaya jadi ” water proof ” atau ” vapor proof ” untuk container. Kotak roti dan atau makanan
yang dibekukan, juga dipakai untuk membuat cetakan (mold) bagian mesin serta untuk upacara-
upacara tradisional.

h. Aspal, dibuat dari residu minyak bumi jenis tertentu, dipakai untuk jalan dan untuk kombinasi
industi atap bangunan.

i. Kokas (petroleum coke dimaksud juga green coke) hasil samping product sistem perengkahan
residu, berupa padat. Kokas dipakai juga untuk bahan bakar, serta untuk melelehkan metal pada
industri pengecoran logam. Sebagian pabrik memakai untuk membuat elektroda batang las dan
blasting logam, kompound (ampelas) dan bahan yang tahan suhu tinggi.
13
j. Carbon black yaitu hasil samping produksi sistem perengkahan, pemakaiannya untuk pabrik
ban kendaraan, industri karet, industri tinta bikin, pabrik cat, pabrik piring dsb.

k. Product Petrokimia (petrochemical) ini adalah nama umum dari product minyak bumi seperti
ethylene, propylene, butylene, isobutylene, cyclohexane, dan phenol yang disebut senyawa
organik, sedang yang anorganik seperti amonia dan hidrogen peroksida.

l. Product Petrokimia kelanjutan (Secondary petroleum product) adalah product yang tiap-tiap
th. senantiasa jadi tambah, karena penemuan baru. Misainya beraneka detergen untuk bahan
pencuci, berbagai macam karet sintetik, dan berbagai macam fibre-glass. nylon, dacron, orion,
dynel dan acrilan. Product ini termasuk juga sebagian product plastik polyethylene, line, cat
dengan bahan basic plastik, politur, dan coating lantai dsb.

2.) Bahan Bakar Padat


Baban bakar : nilai panas dan sifat pembakaran Bahan bakar padat yang penting ialah batu bara
dan kokas. Batu bara : merupakan campuran karbon, hidrokarbon, dan sedikit bahan mineral.
Makin tua batu bara, makin tinggi kadar karbonnya (batu bara mineral, antrasit). Sebaliknya
batu bara muda (batu bara coklat) mengandung lebih banyak hidrokarbon.
Batu bara diperoleh dari tambang batu bara di bawah tanah atau tambang batu bara terbuka.
Pengolahan batu bara agar siap pakai hanya terbatas pada proses pengecilan ukuran dan
klasifikasi menurut besar dan mutunya.
Batu bara dipakai terutama untuk tujuan-tujuan pembangkitan panas (membuat kukus,
memanaskan ruangan dll). Pembakarannya dilakukan dalam bentuk potongan atau dalam bentuk
serbuk halus. Alat pembakar batu bara yang masih dalam bentuk potongan ialah kisi berjalan
(chain grate) yang dihembus dengan udara, sedangkan serbuk batu bara menggunakan pembakar
yang disertai penginjeksian udara.
Komposisi kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya. Sifat-sifat batubara
secara luas dik lasifikasikan kedalam sifat fisik dan sifat kimia.

a. Sifat fisik dan kimia batubara


Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap dan abu. Sifat kimia
batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen,
dan sulfur. Nilai kalor batubara beraneka ragam dari tambang batubara yang satu ke yang
lainnya. Batubara yang umum digunakan, contohnya pada industri adalah batubara bituminous
dan sub-bituminous. Pengelompokan batubara berdasarkan nilai kalornya adalah sebagai
14
berikut:
*GCV lignit pada ‘as received basis’ adalah 2500 –3000

b. Analisis batubara
Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara: analisis ultimatedan analisis proximate.
Analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat atau gas dan analisis
proximate meganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah menguap, kadar air dan persen
abu. Analisis ultimate harus dilakukan oleh laboratorium dengan peralatan yang lengkap oleh
ahli kimia yang trampil, sedangkan analisisproximate dapat dilakukan dengan peralatan yang
sederhana. (Catatan: proximate tidak ada hubungannya dengan kata “approximate”).
Penentuan kadar air
Penentuan kadar air dilakukan dengan menempatkan sampel bahan baku batubara yang
dihaluskan sampai ukuran 200-mikron dalam krus terbuka, kemudian dipanaskan dalam oven
pada suhu 108 +2 oC dan diberi penutup. Sampel kemudian didinginkan hingga suhu kamar dan
ditimbang lagi. Kehilangan berat merupakan kadar airnya.
Pengukuran bahan yang mudah menguap (volatile matter)
Sampel batubara halus yang masih baru ditimbang, ditempatkan pada krus tertutup, kemudian
dipanaskan dalam tungku pada suhu 900 + 15 oC. Sampel kemudian didinginkan dan dtimbang.
Sisanya berupa kokas (fixed carbon dan abu). Metodologi rinci untuk penentuan kadar karbon
dan abu, merujuk pada IS 1350 bagian I: 1984, bagian III, IV.
Pengukuran karbon dan abu
Tutup krus dari dari uji bahan mudah menguap dibuka, kemudian krus dipanaskan dengan
pembakar Bunsen hingga seluruh karbon terbakar. Abunya ditimbang, yang merupakan abu
yang tidak mudah terbakar. Perbedaan berat dari penimbangan sebelumnya merupakanfixed
carbon. Dalam praktek, Fixed Carbon atau FC
 Analisis proximate
Analisis proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan mudah menguap, abu, dan
kadar air dalam batubara. Jumlahfixed carbon dan bahan yang mudah menguap secara langsung
turut andil terhadap nilai panas batubara. Fixed carbon bertindak sebagai pembangkit utama
panas selama pembakaran. Kandungan bahan yang mudah menguap yang tinggi menunjukan
mudahnya penyalaan bahan bakar.
 Analisis Ultimate
Analsis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsur- unsur seperti karbon,
hidrogen, oksigen, sulfur, dll. Analisis ini berguna dalam penentuan jumlah udara yang

15
diperlukan untuk pemakaran dan volum serta komposisi gas pembakaran. Informasi ini
diperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan saluran gas buang dll.
 Hubungan antara analisis ultimate dengan analisis proximate
Catatan: persamaan diatas berlaku untuk batubara dengan kadar air lebih besar dari 15%

c. Penyimpanan, handling dan persiapan batubara


Ketidaktentuan dalam ketersediaan dan pengangkutan bahan bakar mengharuskan dilakukannya
penyimpanan dan penanganan untuk kebutuhan berikutnya. Kesulitan yang ada pada
penyimpanan batubara adalah diperlukannya bangunan gudang penyimpanan, adanya hambatan
masalah tempat, penuruan kualitas dan potensi terjadinya kebakaran. Kerugian kerugian kecil
lainnya adalah oksidasi, angin dan kehilangan karpet.
Oksidasi 1% batubara memiliki efek yang sama dengan kandunag abu 1% dalam batubara.
Kehilangan karena angina mencapai 0,5 – 1,0 % dari kerugian total. Penyimpanan batubara
yang baik akan meminimalkan kehilangan karpet dan kerugian terjadinya pembakaran
mendadak. Pembentukan “karpet lunak”, dari batubara halus dan tanah, menyebabkan
kehilangan karpet. Jika suhu naik secara perlahan dalam tumpukan batubara, maka dapat terjadi
oksidasi yang akan menyebabkan pembakaran yang mendadak dari batubara yang disimpan.
Kehilangan karpet dapat dikurangi dengan cara:
1. Mengeraskan permukaan tanah untuk penyimpanan batubara
2. Membuat tempat penyimpanan standar yang terbuat dari beton dan bata
Bongkahan batubara yang besar dan tidak beraturan dapat menyebabkan permasalahan sebagai
berikut:
o Kondisi pembakaran yang buruk dan suhu tungku yang tidak mencukupi
o Udara berlebih yang terlalu banyak mengakibatkan kerugian cerobong yang tinggi
o Meningkatnya bahan yang tidak terbakar dalam abu
o Rendahnya efisiensi termal

16
3.) Bahan Bakar Gas

Yang termasuk ke dalam jenis bahan bakar gas adalah gas bumi, gas kota (yang dibuat dari batu
bara), propana, butana, asetilina, hidrogen dsb. Bahan bakar tersebut sebagian besar digunakan
untuk menghasilkan panas (memanaskan ruang, pengelasan, pelelehan logam). Pencampuran
gas dengan udara (oksigen) berlangsung dalam pernbakar gas.

Gas bumi
Merupakan campuran gas yang sebagian besar terdiri dari metana. Gas bumi berada di bawah
pemukaan bumi secara tersendiri ataupun bersama minyak bumi. Pengambilan dilakukan
dengan membuat sumur gas atau sumur minyak. Dari sumur tersebut (di Eropa Barat, terutama
Belanda) gas tersebut dialirkan melalui pipa-pipa kekonsumen. Gas bumi tidak beracun. Nilai
panasnya lebih dari dua kali nilai panas gas kota.
a. Jenis Jenis Bahan Bakar Gas
Berikut adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas:
 Bahan bakar yang secara alami didapatkan dari alam:
o Gas alam
o Metan dari penambangan batubara
 Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat
o Gas yang terbentuk dari batubara
o Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa
o Dari proses industri lainnya (gas blast furnace)
 Gas yang terbuat dari minyak bumi
o Gas Petroleum cair (LPG)
o Gas hasil penyulingan
o Gas dari gasifikasi minyak
 Gas-gas dari proses fermentasi
Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair (LPG), gas alam, gas
hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas, dll. Nilai panas bahan bakar gas
dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik (kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal
(20 0C) dan tekanan normal (760 mm Hg).

17
b. Sifat-sifat bahan bakar gas
Karena hampir semua peralatan pembakaran gas tidak dapat menggunakan kadungan panas dari
uap air, maka perhatian terhadap nilai kalor kotor (GCV) menjadi kurang. Bahan bakar harus
dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto (NCV). Hal ini benar terutama untuk gas alam,
dimana kadungan hidrogen akan meningkat tinggi karena adanya reaksi pembentukan air selama
pembakaran.
 LPG
LPG terdiri dari campuran utama propan dan Butan dengan sedikit persentase hidrokarbon tidak
jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksi C2 yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat.
Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan (C3H8), Propilen (C3H6), normal dan iso-
butan (C4H10) dan Butilen (C4H8). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut yang
berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu
normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas, namun untuk
kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam bentuk cair dengan tekanan
tertentu. LPG cair, jika menguap membentuk gas dengan volum sekitar 250 kali.
 Gas alam
Metan merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari volum
total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon Dioksida, dan gasgas
lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat sedikit juga ada. Karena metan
merupakan komponen terbesar dari gas alam, biasanya sifat metan digunakan untuk
membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap bahan bakar lainnya.
Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak memerlukan fasilitas
penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini
tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya
jika terjadi kebocoran. Perbandingan kadar karbon dalam minyak bakar, batubara dan gas
diberikan dalam tabel dibawah.
D. Tungku pembakaran
Furnace atau juga sering disebut dengan tungku pembakaran adalah sebuah perangkat yang
digunakan untuk pemanasan. Nama itu berasal dari bahasa latin Fornax, oven. Kadang-kadang
orang juga menyebutnya dengan kiln.
Furnace sendiri sering di analogikan dengan furnace sebagai keperluan industri yang digunakan
untuk banyak hal, seperti pembuatan keramik, ekstraksi logam dari bijih (smelting) atau di
kilang minyak dan pabrik kimia lainnya, misalnya sebagai sumber panas untuk kolom distilasi
fraksional.
 Deskripsi
18
Adapun bahan bakar yang paling umum untuk furnace modern adalah gas alam, termasuk LPG
(liquefied petroleum gas), bahan bakar minyak, batu bara atau kayu. Dalam beberapa kasus
pemanasan resistensi listrik juga sering digunakan sebagai sumber panas, jika saja biaya
listriknya rendah.
Hampir seluruh furnace menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar gas atau listrik
sebagaimasukan energinya.
• Furnace induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk melelehkan baja dan besi tuang.
• Furnace pelelehan untuk bahan baku bukan besi menggunakan bahan bakar minyak.
Furnace yang dibakar dengan minyak bakar hampir seluruhnya menggunakan minyak furnace,
terutama untuk pemanasan kembali dan perlakuan panas bahan.
Minyak diesel ringan (LDO) digunakan dalam furnace bila tidak dikehendaki adanya
sulfur.Idealnya furnace harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai mencapai suhu
yang seragam dengan bahan bakar dan buruh sesedikit mungkin. Kunci dari operasi furnace
yang efisien terletak pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih yang
minim. Furnace beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah (serendah 7 persen)
dibandingkandengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90
persen). Halini disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi dalam furnace. Sebagai contoh, sebuah
furnace yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 Deg.C akan mengemisikan gas buang pada
suhu 1200 Deg.C atau lebih yang mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan
melalui cerobong.
Dimensi furnace dan kemampuan menghasilkan panasnya dapat ditentukan berdasarkan
perhitungan sesuai fungsi dan kebutuhannya. Misalkan furnace untuk kebutuhan pembangkit
listrik sudah barang tentu memerlukan dimensi yang besar. Karena untuk menghasilkan uap
melalui boiler diperlukan energi panas yang besar pula.
Material furnace juga ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan energi apa yang akan
digunakannya. Bisa menggunakan dinding terbuat dari plat ss dengan isolasi ceramic fiber, atau
menggunakan dinding bata tahan api. Semuanya tergantung sesuai aplikasinya.
Furnace secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metode pembangkitan panasnya:
furnace pembakaran yang menggunakan bahan bakar, dan furnace listrik yang menggunakan
listrik. Furnace pembakaran dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, jenis bahan bakar
yang digunakan, cara pemuatan bahan baku, cara perpindahan panasnya dan cara pemanfaatan
kembali limbah panasnya. Tetapi, dalam praktiknya tidak mungkin menggunakan penggolongan
ini sebab furnace dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, cara pemuatan bahan ke
furnace yang berbeda.
 Ruang Pembakaran (Furnace)
19
Furnace adalah dapur sebagai penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire
gate di bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel
yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang menerima panas dari bahan bakar
secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan
bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya
rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas).
Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahan baku, maka jenis bahan
bakar yang dipilih menjadi penting. Sebagai contoh, beberapa bahan tidak akan mentolelir sulfur
dalam bahan bakar. Bahan bakar padat akan menghasilkan bahan partikulat yang akan
mengganggu bahan baku yang ditempatkan di dalam tungku.
Untuk alasan ini :
• Hampir seluruh tungku menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar gas atau listrik sebagai
masukan energinya.
• Tungku induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk melelehkan baja dan besi tuang.
• Tungku pelelehan untuk bahan baku bukan besi menggunakan bahan bakar minyak.
• Tungku yang dibakar dengan minyak bakar hampir seluruhnya menggunakan minyak tungku,
terutama untuk pemanasan kembali dan perlakuan panas bahan.
• Minyak diesel ringan (LDO) digunakan dalam tungku bila tidak dikehendaki adanya sulfur.
Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai mencapai suhu yang
seragam dengan bahan bakar dan buruh sesedikit mungkin. Kunci dari operasi tungku yang
efisien terletak pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih yang
minim. Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah (serendah 7 persen)
dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90
persen). Hal ini disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi dalam tungku. Sebagai contoh, sebuah
tungku yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 derajat Celsius akan mengemisikan gas
buang pada suhu 1200 derajat celsius atau lebih yang me ngakibatkan kehilangan panas yang
cukup signifikan melalui cerobong.
Seluruh tungku memiliki komponen-komponen :
• Ruang refraktori dibangun dari bahan isolasi untuk menahan panas pada suhu operasi yang
tinggi.
• Perapian untuk menyangga atau membawa baja, yang terdiri dari bahan refraktori yang
didukung oleh sebuah bangunan baja, sebagian darinya didinginkan oleh air.
• Burners yang menggunakan bahan bakar cair atau gas digunakan untuk menaikan dan menjaga
suhu dalam ruangan. Batubara atau listrik dapat digunakan dalam pemanasan ulang.
20
• Cerobong digunakan untuk membuang gas buang pembakaran dari ruangan
• Pintu pengisian dan pengeluaran digunakan untuk pemuatan dan pengeluaran muatan.
Peralatan bongkar muat termasuk roller tables, conveyor, mesin pemuat dan pendorong tungku.
 Macam Furnace
Furnace adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk pemanasan, seperti ekstraksi logam dari
bijih (peleburan) atau di kilang minyak dan pabrik kimia lainnya, misalnya sebagai sumber
panas untuk pipa distilasi fraksional . Energi panas untuk bahan bakar furnace didapat dari
pembakaran bahan bakar, melalui listrik seperti tungku busur listrik, atau melalui pemanasan
dalam tungku induksi Induksi.
 Muffle furnace
High temperature muffle-furnace, maximum temperature is 1.473 K (1.200 °C; 2.192 °F).
Muffle furnace adalah tungku dimana bahan subyek dan semua produk pembakaran termasuk
gas dan abu terisolasi dari bahan bakar. Setelah pengembangan pemanas listrik temperatur
tinggi dengan elemen dan elektrifikasi yang berkembang di negara-negara maju, muffle furnace
dengan cepat berubah ke listrik. Saat ini, muflle furnace biasanya berupa sebuah front-loading
kotak-jenis oven atau kiln untuk aplikasi suhu tinggi seperti kaca sekering, menciptakan lapisan
enamel, keramik dan barang solder dan mematri. Muffle furnace juga digunakan dalam banyak
penelitian, misalnya oleh ahli kimia untuk menentukan berapa proporsi sampel yang mudah
terbakar dan non-volatile. jenis Vecstar, sekarang bisa menghasilkan kerja suhu sampai 1800
derajat Celcius, yang memfasilitasi aplikasi metalurgi lebih canggih. Muffle furnace yang
panjang juga dapat digunakan untuk memanaskan benda yang dibangun di banyak prinsip yang
sama dengan jenis kiln kotak tersebut, bentuk tabung hampa panjang, lebar, dan tipis yang
digunakan dalam roll untuk menggulung proses manufaktur. Kedua furnace yang disebutkan di
atas biasanya dipanaskan sampai suhu yang diinginkan untuk konduksi, konveksi, atau radiasi
dan hambatan listrik dari elemen pemanas. Oleh karena itu biasanya tidak ada pembakaran yang
terlibat dalam kontrol suhu sistem, yang memungkinkan untuk kontrol jauh lebih besar
keseragaman suhu dan menjamin isolasi bahan yang dipanaskan dari produk sampingan
pembakaran bahan bakar.
Sebuah muffle furnace, digunakan untuk anil, pengerasan, dan tempering; panas yang diperoleh
dengan minyak, yang terkandung dalam tangki A, dan disimpan di bawah tekanan oleh
pemompaan pada suatu interval dengan gagang kayu, sehingga bila katup B dibuka minyak
yang menguap dengan lewat melalui kumparan pemanas di pintu masuk tungku, dan ketika
dinyalakan akan membakar api gas. Kemudian masuk ke dalam tungku C melalui dua luban,
dan memutar di bawah D dan di meredam D, berdiri di slab clay tahan api. Pintu ini ditutup oleh

21
dua blok clay tahan api di E. A suhu lebih dari 2000 °F dapat diperoleh dalam tungku dari ruang
ini, dan panas yang memang di bawah kendali yang sempurna
 Salt bath furnace
Salt bath furnace modern digunakan untuk sejumlah aplikasi perlakuan panas seperti:
• Preheating
• Austenitizing
• Martempering
• Pengerasan netral
• High-Speed Tool Pengerasan
• Tempering Nitridasi
• karburizing
• heat treatment solution
• Dip brazing
Sistem modern menawarkan keseragaman kecepatan ramp-up dan pemanasan tinggi dengan
suhu dipertahankan untuk dalam waktu 5 derajat di seluruh bath sehingga memberikan hasil
pengolahan yang tinggi dan seragam.sekarang ini furnace dipanaskan oleh listrik, minyak atau
gas. Dalam pengadaan Salt harus diberikan perhatian khusus pada Bath Furnace sehingga
standar keselamatan operator dan persyaratan lingkungan lokal dipenuhi dan teknologi
pengolahan limbah yang terlibat memenuhi peraturan pemerintah dan memberikan untuk
pengelolaan sampah yang komprehensif dan biaya-efektif seperti sistem pembuangan lumpur
efektif. sistem modern termasuk tahap modular untuk mengakomodasi pra-dan pasca-perawatan
yang dikombinasikan dengan kontrol penuh Programmable yang menawarkan kemampuan dan
pengolahan yang tepat. perlakuan panas yang diaplikasikan dalam alat ini antara lain:
• annealing
• nitridasi
• melting
• tempering
• pengerasan
• pemateri
• galvanizing
• aluminizing
serta perlakuan Permukaan berbagai logam & paduan
 Vacuum furnace
Vacuum furnace adalah jenis furnace yang dapat memanaskan bahan, biasanya logam, pada
temperatur sangat tinggi dan melaksanakan proses seperti mematri, sintering dan perlakuan
22
panas dengan konsistensi tinggi dan kontaminasi rendah.Dalam sebuah vacuum furnace produk
dalam tungku dikelilingi oleh ruang hampa. Tidak adanya udara atau gas lainnya mencegah
perpindahan panas dengan produk melalui konveksi dan menghilangkan sumber kontaminasi.
Beberapa manfaat dari vakum furnace adalah:
• Uniform dalam rentang temperatur 2000-2800 °F (1100-1500 °C)
• Suhu dapat dikontrol dalam area kecil
• kontaminasi dari karbon oksigen dan gas-gas lain pada produk rendah
• pendinginan produk cepat
• Proses dapat dikendalikan komputer untuk memastikan berulangnya fasa dalam metalurgi.
Pemanas logam untuk temperatur tinggi biasanya menyebabkan oksidasi cepat, yang
tidak diinginkan.Vakum furnace menghilangkan oksigen dan mencegah hal
ini terjadi.Gas inert,seperti Argon,biasanya digunakan untuk mempercepat pendinginan logam
sampai kembali ke tingkat non-metalurgi (di bawah 400 °F) setelah proses yang diinginkan
dalam tungku. Gas inert dapat ditekan untuk dua kali perlakuan atau lebih, kemudian mengalir
melalui daerah zona panas untuk mengambil panas sebelum melalui sebuah penukar panas
untuk membuang panas. Proses ini diulang sampai suhu yang diinginkan tercapai. Penggunaan
umum dari vakum furnace adalah untuk heat treatment baja paduan. Banyak perlakuan panas
yang dapat menggunakan vakum furnace misalnya hardening dan tempering dari baja untuk
menambah kekuatan dan ketangguhan. Pengerasan melibatkan pemanasan baja ke suhu yang
sudah ditentukan, kemudian didinginkan secara cepat. Vacuum furnace yang ideal untuk
aplikasi mematri. Mematri merupakan proses perlakuan panas yang digunakan untuk
menggabung dua atau lebih komponen dasar logam dengan pelelehan lapisan tipis logam
pengisi dalam celah antara logam tersebut. Aplikasi lainnya dari vakum furnace adalah Vacuum
karburasi, yang juga dikenal sebagai Tekanan Rendah karburasi atau LPC.Dalam proses ini, gas
(seperti asetilen) dimasukkan dengan tekanan parsial ke zona panas pada suhu biasanya antara
1600F dan 1950F. Gas dimasukkan ke dalam molekul konstituen (dalam hal ini karbon dan
hidrogen). karbon tersebut kemudian menyebar ke daerah permukaan logam. Hal ini biasanya
diulang dalam berbagai durasi input gas dan waktu difusi. Setelah benda kerja sesuai dengan apa
yang diinginkan kemudian diinduksi biasanya menggunakan minyak atau gas bertekanan tinggi
(HPGQ) berupa nitrogen atau helium kemudian diquenching dengan cepat. Proses ini juga
dikenal sebagai pengerasan khusus.
 Fluidized-bed furnace
Fluidized-bed furnace adalah tungku berbentuk silinder atau persegi dan terdiri sebuah tungku
Panjang Dari Ruang dan Reaksi Ruang untuk penyediaan ledakan Udara atau distribusi gas ke
perapian.
23
Perapian, yang dirancang untuk menyediakan distribusi seragam ledakan di atas penampang
seluruh ruang reaksi, adalah sebuah kisi logam atau plat beton dengan sebuah klep.
Perapian,Yang dirancang untuk mengatur distribusi ledakan yang seragam di seluruh
penampang ruang Reaksi tetap permanent, sebuah kisi logam atau plat bukaan yang terbuat dari
beton atau teradang dibuat dari blok keramik berpori yang berupa butiran padat tersuspensi oleh
udara atau gas yang mengalir melalui grid dan membentuk fluidized bed di mana interaksi
antara bahan padat dan gas berlangsung. Butiran padat tersuspensi dibuat dari udara atau gas
yang mengalir membentuk grid di dalam fluidized bed di mana Interaksi antara Bahan
berlangsung dalam bentuk padat dan gas. Produk jadi (misalnya, sinter) dibuang dari tungku
melalui sebuah pintu di bagian atas dari fluidized bed. Alat penukar panas dipasang di zona
fluidized untuk melakukan pemanasan dalam bed selama proses eksotermik (pembakaran) atau
untuk memasok panas ke fluidized bed selama proses endotermik (pengurangan).Tungku
fluidized-bed Multichamber dengan beberapa bed fluidized sekuensial digunakan untuk proses
yang melibatkan pengolahan bahan dalam beberapa langkah pada berbagai suhu dan berbagai
komposisi fasa gas.Dibandingkan dengan furnace listrik jenis lain (misalnya, rotary kiln), di
dalam fluidized-bed furnace gas dan bahan lebih efektif berinteraksi dan lebih seragam pada
produk akhir, fluidized bed furnace juga membuat seintensive mungkin dan otomatisasi proses
berlangsung di dalamnya.
Proses proses yg dapat dilakukan di fluidized bed furnace adalah:
• Nitro Carburizing
• Carbonitriding
• Carburizing
• Gas Nidriding
• Annealing
• Normalising
• dan proses heat treatment lainnya dalam satu tungku.
 Tungku induksi
Tungku induksi atau Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan
primer dialiri arus AC dari sumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yang
diletakkan di dalam medan mahnit kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda
dengan transformator, kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta
dirancang sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjadi panas yang sanggup
mencairkannya.
 Tanur Busur Listrik

24
Tanur Busur Listrik atau Electric Arc furnance (EAF) adalah peralatan / alat yang digunakan
untuk proses pembuatan logam / peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan
dengan busur listrik yang berasal dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur.
Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses peleburan dengan EAF, yaitu
arus searah (direct current ) dan arus bolak – balik ( alternating current). Dan yang biasa
digunakan dalam proses peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase menggunakan
electroda graphite.

Pengukuran Energi Bahan Bakar


Apabila suatu bahan bakar cair, atau padat atau gas dibakar, maka energi yang dilepaskan
diukur pada suhu yang konstan dan reaksi berlangsung pada volume konstan. Ada dua macam
alat ukur yang digunakan untuk mengukur energi yang dilepas oleh bahan bakar yaitu:

 Bomb kalorimeter
Bomb kalorimeter digunakan untuk mengukur energi yang dilepas oleh bahan bakar padat
atau cair. Sejumlah bahan bakar diletakkan pada suatu ruang bakar khusus yang disebut
sebagai bomb.Bahan bakar tersebut dibakar dengan oksigen dan proses berlangsung secara
iso-thermal. Untuk itu bomb dilindungi oleh lapisan air. Suhu dari seluruh peralatan
dikendalikan dengan cermat,sehingga perubahan suhu dapat diukur dengan tepat dan
diusahakan proses yang terjadi adalah isothermal, sehingga sekecil apapun di dalam
kenaikan suhu dapat diamati dengan tepat. Panas yang dipindahkan ke lapisan air dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Q = me C (T2-T1)……………….
Dimana:
me = massa ekuivalen dari lapisan air,
C = Kapasitas panas spesifik,
(T2-T1) = Perubahan suhu yang terjadi.

Gambar Bomb Calorimeter


25
 Gas kalorimeter

Gas kalorimeter digunakan untuk mengukur energi yang dilepas oleh bahan bakar gas. Energi
dilepaskan oleh bahan bakar gas yang dibakar, diukur pada kondisi isotermal dan reaksi
terjadipada tekanan konstan.Aliran bahan bakar gas tersebut diukur dengan pengukuran aliran dan
dibakar dengan udara. Energi yang dilepaskan kemudian dipindahkan ke air pendingin yang
mengaliri dalam pipa yang diletakkan di sekitar aliran pembakaran suhu dari hasil pembakaran
dipertahankan agar sama dengan suhu reaksi pada saat masuk proses pembakaran.

Panas yang di pindahkan ke air pendingin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Q = mp c(T2-T1)…………….
Dimana,
mp = massa air Pendingin.
C = kapasitas Panas spesifik.
(T2-T1) = perubahan suhu yang teriadi.

Gambar Gas Calorimeter

26
Massa Atom Dan Massa Molekul
Gas hasil reaksi pembakaran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi kimia
dan proses pembakaran dan dapat juga untuk menghitung jumlah oksigen atau jumlah udara yang
diperlukan untuk membakar sejumlah bahan bakar.Massa atom dari suatu unsur menyatakan
massa dari atom tersebut pada skala karbon sebagai basis yang mempunyainilai atom sebesar 12.
Massa atom dari suatu unsur atau molekulnya merupakan penjumlahan massa atom dari unsur-
unsur yang terdapat pada molekul tersebut.

Tabel Massa atom dan massa molekul

Perbandingan Udara Dan Bahan Bakar (AFR/Air Fuel Ratio)


Oksigen dibutuhkan untuk setiap reaksi pembakaran. Oksigen murni hanya digunakan
untuk aplikasi yang spesial,seperti untuk operasi di bidang kedokteran,pemotongan plat baja,dan
pengelasan. Pada aplikasi proses pembakaran ini, oksigen didapatkan dari udara, dimana sebagian
besar kandungan udara terdiri dari 79% Nitrogen dan 21% Oksigen berdasarkan basis molar,
sehingga perbandingan antara Nitrogen dan Oksigen adalah 0,79/0,21 atau 3,76.

27
Rumus perbandingan bahan bakar dan udara adalah sebagai berikut:
Massa udara mol udara x Mrudara
=
Massa bahan bakar mol bahan bakar x Mrbahan bakar

mol udara 𝑀𝑢
= [ ]
mol bahan bakar 𝑀𝑏𝑏

Mru
(AFR) = (AFR)t
Mrbb

Dimana,
(AFR) = perbandingan udara dan bahan bakar basis massa
(AFR)t = perbandingan udara dan bahan bakar basis molar,
Mu = massa molekul udara,
Mbb = massa molekul bahan bakar
Untuk memberikan ilustrasi akan di berikan beberapa contoh soal yang akan di bahas berikut ini.

Contoh perhitungan
1. Satu molekul metana dibakar secara sempurna dengan udara. Hasil reaksi pembakaran ini
didapatkan air,karbon dioksida,dan Nitrogen.
Ditanya:
a. Koefisien stoikiometri.
b. Reaksi pembakaran yang terjadi, dan
c. Perbandingan bahan bakar
Penyelesaian:
Koefisien stoikiometri
1 CH4 + a (O2+ 3,76 N2) b CO2 + c H2O + d N2

Dimana,
Koefisien a,b,c,dan d menyatakan jumlah mol dari oksigen,karbon dioksida,air,dan nitrogen.
Dengan menggunakan konsep kekekalan massa,maka didapatkan persamaan sebagai berikut:

28
C: b=1
H: 2c=4 c=2
O: 2b+c=2a a=2
N: d=3,76a = 3,76 x 2 = 7,52

Reaksi pembakaran:
Persamaan reaksi diatas menjadi:
1 CH4 + 2 (O2 + 3,76 N2) 1CO2 + 2H2O + 7,52 N2
1 CH4 + 2 O2 + 7,52 N2 1CO2 + 2H2O + 7,52 N2

Perbandingan udara dan bahan bakar


Mu
(AFR)= (AFR)t
Mbb

28,97
= (2 + 7,52)
16,04

= 17,19 kg udara/kg bahan bakar

2. Tentukan perbandingan udara dan bakar berdasarkan basis molal dan basis massa untuk
pembakaran sempurna dari oktana (C8H18) dengan data berikut:
a. udara sejumlah l00%.
b. kelebihan udara sebanyak 50% (150% dari udara teoritis).

Penyelesaian:
Koefisien stoikiometri
1 C8H18 + a (O2+ 3,76 N2) b CO2 + c H2O + d N2
Dimana,
Koefisien a. b. c, dan d menyatakan jumlah mol dari oksigen, karbon dioksida, air, dan nitrogen.
Dengan menggunakan konsep kekekalan massa, maka didapatkan persamaan sebagai berikut ini:

29
C: b= 8
H: 2c= 18 c= 9
O: 2b+c=2a a= 12,5
N: d=3,76a = 3,76 x 12,5 = 47

Sehingga reaksi pembakaran menjadi:


1 C8H18 + 12,5 (O2+ 3,76 N2) 8 CO2 + 9 H2O + 47 N2
Maka,
𝑚𝑜[𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
(AFR)t =[ ]
mol bb

12,5(1+3,76)
=[ ]
1

Dan,

𝑀𝑢
(AFR)t = (𝐴𝐹𝑅)𝑡[Mbb]
28,97
= 59,5[114,22]

𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 15,1 [𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟]

Artinya setiap 1 kg C8H18 membutuhkan sejumlah 15,1 kg udara.

b. untuk kelebihan udara sejumlah 50%

1 C8H18 + 150% (12,5) (O2+ 3,76 N2) b CO2 + b H2O + d N2 +e O2

Koefisien a. b. c, dan d menyatakan jumlah mol dari oksigen, karbon dioksida, air, dan nitrogen.
Dengan menggunakan konsep kekekalan massa, maka didapatkan persamaan sebagai berikut ini:

30
C: b= 8
H: 2c= 18 c= 9
O: 2b+c+2e =(1,5)(12,5)(2) e = 6,25
N: d =(1,5)(12,5)(3,76) =70,5

maka reaksi pembakaran akan menjadi:

1 C8H18 + 18,75 (O2+ 3,76 N2) 8 CO2 + 9 H2O + 70,5 N2 +6,25 O2

𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
(AFR)t = [ ]
mol bb

18,75(1+3,76)
=[ ]
1

𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 89,25
kmol bahan bakar

Artinya setiap 1 kmol C8H18 membutuhkan sejumlah 89,25 kmol udara, dan
𝑀𝑢
(AFR)t = (𝐴𝐹𝑅)𝑡[Mbb]
28,97
= 89,5[114,22]

𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 22,6 𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

Artinya setiap 1 kg C8H18 membutuhkan sejumlah 22,6 kg udara.


3. Methana (CH4)yang dibakar dengan udara kering. Hasil dari analisis molal dengan basis
kering terdiri dari: 9.7% CO2 ;0.5% CO; 2,95% O2: dan 86,85% N2.
Tentukan:
a. koefisien stoikiometri
b. perbandingan udara dan bahan bakar.
c. kelebihan udara teoritis.

31
Penyelesaian:
Koefisien stoikiometri:
a CH4 + b (O2+ 3,76 N2) 9,7 CO2 + 0,5 CO + 2,95 O2 + 86,85 N2 + c H2O
Koefisien a, b. c. d. dan e menyatakan jumlah mol dari bahan bakar, udara, dan air.
C: a =9,7 + 0,5 = 10,2
H:2c =4a c = 20,4
O: 2b=(9,7)(2)+0,5+2(2,95)+c b=23,1
Maka reaksi pembakaran menjadi:
10,2CH4 +23,1(O2+ 3,76 N2) 9,7 CO2 + 0,5 H2O + 2,95 O2+ 86,85N2+20,4H2O
Perbandingan udara dan bahan bakar:
𝑀𝑢
(AFR) = (𝐴𝐹𝑅)𝑡[Mbb]
28,97
= 23,1[16,04]

𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 10,78 𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

Artinya setiap 10,2 kmol CH4 membutuhkan sejumlah 10.78 kmol udara.

Perbandingan udara dan bahan bakar untuk kelebihan udara 50% adalah:
𝑀𝑢
(AFR) = (𝐴𝐹𝑅)𝑡[Mbb]
28,97
= 10,78[16,04]

𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 19,47 𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

Artinya setiap 10,2 kg CH4 membutuhkan sejumlah 19,47 kg udara.


Dari persamaan reaksi kimia dengan menggunakan udara teoritis didapat:
1CH4 +2 (O2+ 3,76 N2) 1CO2 + 2 H2O + 7,5 N2
Maka,
2(1+3,76)
(AFR)t = [𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
mol bb
]= [ 1
] = 9,52
𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
kmol bahan bakar

Maka persentase udara yang dibutuhkan adalah:

𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
10,78 𝑘𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟
Prosentase = 𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1.13
9,52 kmol bahan bakar

Atau persentase kelebihan udara = 13 %


32
d. Perbandingan udara dan bahan bakar.

1. Terangkan tentang:
a. Sistem pembakaran,
b. Segitiga pembakaran.
c. Proses pembakaran,
d. Bomb dan Gas kalorimeter, dan
e. Perbandingan udara dan bahan bakar.

2. Satu molekul propana (C3H8) dibakar secara sempurna dengan udara hasil reaksi
pembakaran ini didapatkan air, karbondioksida dan nitrogen.
Ditanya:
a. koefisien stoikiometri.
b. reaksi pembakaran yang terjadi, dan
c. perbandingan udara dan bahan bakar.

3. Satu molekul butana (C4h10) dibakar secara Sempurna dengan udara. Hasil reaksi
pembakaran ini didapatkan air, karbondioksida, dan nitrogen.
Ditanya:
a. koefisien stoikiometri.
b. reaksi pembakaran yang terjadi, dan
c. perbandingan udara dan bahan bakar.

4. Tentukan perbandingan udara dan bakar berdasartan basis molal dan basis massa untuk
pembakaran sempurna dari BENZENA (C6H6),dengan data berikut:
a. udara sejumlah l00%,
b. kelebihan udara sebanyak 50% (150% dari udara teoritis).

5. Ethana (C2H6) yang dibakar dengan udara keringhasil dari analisis molal dengan basis
kering terdiri dari: 9,7% CO2; 0,5% CO; 2,95% O2; dan 86,85% N2.
Ditanya:
a. koefisien stoikiometri.
b. reaksi pembakaran yang terjadi, dan
c. perbandingan udara dan bahan bakar.

33
5/14/2018 termodinamika pembakaran 2 -slidepdf.com

2.2 Reaksi kimia pembakaran

Reaksi pembakaran merupakan salah satu contoh proses di mana terjadi reaksi
kimia. Reaksi
pembakaran memegang peranan yang sangat penting dalam pembangkitan energi
primer yang terkandung dalam bahan bakat untuk diubah menjadi energi termal.

Untuk sistem dimana tidak terjadi reaksi kimia maka energi yang dipunyai oleh
suatu zat akan terdiri dari energi dalam sensibel (yang ditentukan oleh gerakan
molekul dan berubah dengan perubahan p dan T) dan energi dalam laten (berubah
karena adanya perubahan fasa)
Untuk sistem dengan reaksi kimia maka selain dari 2 bentuk energi dalam diatas
maka akan ada energi dalam kimia (chemical internal energy) yang berubah-ubah
dengan adanya pembentukan atau pelepasan ikatan antar atom.

A.) Stoikiometri
pembakaran
Contoh reaksi kimia:
1C + 1O2 1CO2

Reaksi di atas dapat diinterpretasikan sebagai:

1.1kmolC ditambah 1kmolO2 menghasilkan 1kmolCO2 → tidak berlaku

kekekalan mol.
2.(1× MC)kgC bereaksi dengan (1× 𝑀𝑐𝑜2 )kgO2 menghasilkan (1× 𝑀𝑐𝑜2 )kg CO2
dimana Mi
adalah berat molekul unsur i. Dengan kata lain 12 kg C bereaksi dengan 32 kg O2
menghasilkan 44 kg CO2 →berlaku hukum kekekalan massa

34

http://slidepdf.com/reader/full/termodinamika-pembakaran-2
1/1
Proses Pembakaran, Teori dan Aktualnya
Secara teoritis proses pembakaran akan terjadi secara komplet/sempurna apabila
jumlah

udara yang tersedia adalah cukup sehingga,


• semua unsur karbon C berubah menjadi karbon dioksidaCO2
• semua unsur hidrogen H berubah menjadi air H2O
Tetapi pada kenyataannya proses pembakaran berlangsung tidak sempurna yaitu
tidak memenuhi syarat seperti di atas (timbulnya C, H2, CO, OH atau yang lain). Hal
ini dapat disebabkan oleh
• kekurangan oksigen
• kualitas campuran bahan bakar dan udara yang tidak baik

• terjadi disosiasi (pecahnya unsur-unsur stabil yang kemudian membentuk unsur baru)

Disini pembakaran tidak sempurna didefinisikan sebagai proses pembakaran yang


jumlah oksigennya tidak memenuhi jumlah udara stoikiometris/teoritis untuk
pembakaran sempurna.

Sedangkan pembakaran stoikiometris/teoritis adalah apabila bahan


bakar terbakar

sempurna dengan jumlah udara minimum. Udara minimum ini disebut sebagai udara
teori. Dengan
katalainpembakaranstoikiometrisadalahpembakaransempurnatanpamenyisakanoksige
nO2
dalamprodukpembakarannya.Pembakaranstoikiometrisdenganbahanbakarhidrokarbon
CαHβ
dapat dinyatakan secara umum sebagai

𝛽 𝛽
𝑐𝛼 𝐻𝛽 + (𝛼 + ) (𝑂2 + 3,76𝑁2 ) → 𝛼𝐶𝑂2 + 𝛽 ⁄𝐻2 𝑂 + 3,76(𝛼 + )𝑁2
4 4

35
Dimana a dan s masing-masing menunjukkan kondisi aktual dan
stoikiometris/teoritis. Dari definisi ini maka hubungan antara %udara lebih dan %udara
teori,
x%udaralebih=(100+ x)%udarateori

Kondisi campuran reaksi pembakaran juga dapat dinyatakan sebagai berikut:

Air-Fuel
Ratio
𝐴𝐹𝑅
𝑚𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
=( )
𝑚𝑏𝑏
→ 𝐴𝐹𝑅𝑠𝑡
𝑚𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
=( )
𝑚𝑏𝑏 𝑠𝑡
4,76𝑥(𝛼 + 𝛽 ⁄4) 𝑀𝑊𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
=
1 𝑀𝑊𝑏𝑏

% Stoichiometric Air
100%
% Stoichiometric air = 𝛷

% Excess Air
(1−𝛷)
% excess air = . 100%
𝛷

Contoh Soal
Satu kmol bensin dibakar dengan 20 kmol udara kering. Apabila diasumsikan
produk
pembakaran terdiri dari CO2, H2O, O2, N2 tentukan jumlah mol dari tiap gas dan
AFR-nya. Udara kering di sini didefinisikan sebagai udara dengan komposisi 21% O2
dan 79% N2.

36
5/14/2018 termodinamika pembakaran 2 - slidepdf.com

Solusi
Reaksi pembakaran yang terjadi adalah sempurna tetapi bukan reaksi stoikiometris.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

𝐶8 𝐻18 + 20(𝑂2 + 3,76𝑁2 ) → 𝑥𝐶𝑂2 + 𝑦𝐻2 𝑂 + 𝑧𝑂2 + 𝑤𝑁2

Dari hukum kekekalan massa (atau kekekalan jumlah atom) maka


C : 8 =x → x=8
H : 18=2 y → y=9
O : 40=2 x + y + 2 z → z =7,5
N2 : (20)(3,76)=w → w=75,2

Dari sini maka persamaan lengkapnya adalah:


C8H18 + 20(O2 + 3,76N2) → 8CO2 + 9H2O + 7,5O2 + 75,2N2

Rasio massa udara dan bahan bakar


AFR aktual AFR = mudara

mbb
20 ×(1 + 3,76) × 29
= = 24,2 kg - udara/kg - bb
1×(8 ×12 + 18 ×1)

Contoh Soal
Etana (C2H6) dibakar dengan 20% udara lebih. Apabila pembakaran
berlangsung sempurna dan dilakukan pada 100 kPa, tentukan AFR.

Solusi

Etana (C2H6) → dari rumus umum α=2, β=6, sehingga persamaan kimia untuk reaksi
stoikiometrisnya:
C2H6 + 3,5(O2 + 3,76N2) → 2CO2 + 3H2O + (3,5×
3,76)N2
Karena udara lebih sama dengan 20% (udara aktual 120%) maka persamaan kimia
37

http://slidepdf.com/reader/full/termodinamika-pembakaran-2
3/1
menjadi,

C2H6 + (3,5 × 120%)(O2 + 3,76N2) → 2CO2 + 3H2O + (3,5× 20%)O2 + (3,5×


3,76× 120%)N2

(a) Rasio massa udara dan bahan bakar:

mudara
AFR =
mbb
3,5 ×120% ×(1 + 3,76) × 29
= =19,3 kg - udara/kg - bb
1×(2 ×12 + 6 ×1)

Contoh Soal

Bensin dibakar dengan udara kering. Analisa volumetris secara kering terhadap
produk pembakaran menunjukkan CO2 (10,02%), O2(5,62%), CO(0,88%), N2(83,48%).
Tentukan (a) AFR,
(b) %udara teori yang digunakan.

Solusi
Di sini yang perlu diperhatikan adalah analisa secara kering tidak bisa mendeteksi
air (tetapi tidak berarti air tidak terbentuk !).

Dengan asumsi produk pembakaran adalah gas ideal maka perbandingan volume
menunjukkan
perbandingan jumlah mol. Sehingga apabila jumlah produk pembakaran yang
terdeteksi ada 100 kmol maka,
xC 8H18 + a(O2 + 3,76N2) → 10,02CO2 + 0,88CO + 5,62O2 +
83,48N2 + bH2O

38
Dari kekekalan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi didapatkan
a=22,2, x= 1,36, b=12,24 sehingga,
1,36C8H18 + 22,2(O2 + 3,76N2) → 10,02CO2 + 0,88CO + 5,62O2 +
83,48N2 + 12,24H2O
Persamaan reaksi pembakaran untuk 1 kmol bahan bakar:
C8H18 + 16,32(O2 + 3,76N2) → 7,37CO2 + 0,65CO + 4,13O2 + 61,38N2
+ 9H2O
(a) Rasio massa udara dan bahan bakar:

mudara
AFR =
mbb
16,32 ×(1 + 3,76) × 29
= =19,76 kg - udara/kg - bb
1 ×(8 × 12 +18 × 1)

(b) Untuk mengetahui berapa %udara teori yang dipakai harus ditentukan reaksi
stoikiometrisnya untuk dibandingkan. Karena C8H18 maka dari rumus umum α=8, β=18,
γ =0 maka rumus reaksi stoikiometrisnya adalah:
C8H18 + 12,5(O2 + 3,76N2) → 8CO2 + 9H2O + 12,5× 3,76 N2

Sehingga
𝑚𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑎
%udara teori = 𝑚𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑠
16,32×4,76×29
= = 131%
12,5×4,76×29

A.) Entalpi Pembakaran dan Entalpi Pembentukan

Dalam suatu sistem yang didalamnya terjadi reaksi pembakaran (reaksi kimia),
∆Esys = ∆E keadaan + ∆E kimia

Dari persamaan ini maka apabila kondisi sistem inlet dan outlet adalah sama maka
perubahan energi sistem akan sama dengan perubahan energi kimia dari unsur-unsur
yang ada di sistem sehingga dalam termodinamika pembakaran dikenal entalpi
pembakaran (enthalpy of combustion)

39
Entalpi pembakaran adalah perbedaan entalpi antara produk pembakaran pada
keadaan tertentu dan reaktan pada keadaan yang sama untuk suatu reaksi pembakaran
yang sempurna, atau
bisa juga diartikan sebagai jumlah kalor yang dilepas selama proses pembakaran
steadi oleh 1 kmol atau 1 kg bahan bakar yang terbakar sempurna pada temperatur dan
tekanan tertentu. Secara matematis bisa dituliskan,
hC = H P − H R

Untuk bahan bakar tertentu pada 25°C, 1 atm maka harga entalpi pembakaran hC
dapat dilihat dari Tabel A-27. Untuk bahan bakar yang tidak tercantum dalam tabel
bisa juga dicari entalpi pembakarannya dari entalpi pembentukan (enthalpy of
formation) unsur-unsurnya.

o
Entalpi h f dapat dilihat dari Tabel A-26 dimana (°) menunjukkan nilai
pembentukan pada

kondisi standar. Dalam Tabel A-26 bisa dilihat bahwa untuk unsur-unsur yang stabil
O 2, N2, H2, dan C) pada kondisi referensi standar (25°C, 1 atm) maka harganya
adalah nol.
Dalam prakteknya istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan besarnya energi
yang dilepaskan oleh bahan bakar adalah nilai kalor (heating value HV) dimana
besarnya adalah,
HV = hC [kJ/jg - fuel]
Nilai kalor ini dibagi menjadi 2 tergantung kepada fasa air dalam produknya.
• Higher Heating Value HHV apabila produk H2O dalam fasa cair
• Lower Heating Value LHV apabila produk H2O
dalam fasa gas

40
Dimana hubungan antara HHV dan LHV adalah,
HHV = LHV + ( N × hfg ) H O
2

di sini N: jumlah mol air, hfg: entalpi penguapan air pada temperatur tertentu [kJ/kmol]

Contoh Soal
Tentukan entalpi pembakaran dari gas oktana pada 25°C, 1 atm menggunakan
tabel entalpi
pembentukan. Asumsikan air dalam bentuk fasa cair.

Solusi
Entalpi pembakaran didapatkan pada reaksi stoikiometris. Gas oktana = C8H18 maka
dari rumus umum α=8, β=18, γ =0 maka rumus reaksi stoikiometrisnya adalah:
C8H18 + 12,5(O2 + 3,76N2) → 8CO2 + 12,5× 3,76N2 + 9H2O
Entalpi pembakaran dihitung dari:
ℎ𝑐 = 𝐻𝑃 − 𝐻𝑅 (𝑁 × ℎ𝑓 °) − (𝑁 × ℎ𝑓 °)
𝑃 𝑅

= (𝑁 × ℎ𝑓 °) + (𝑁 × ℎ𝑓 °) − (𝑁 × ℎ𝑓 °)
𝐶𝑂2 𝐻2 𝑂 𝐶8 𝐻18

Dari Tabel A-26 diketahui


ℎ𝑓 °,𝐶𝑂2 = −393.520 𝑘𝐽/𝑘𝑚𝑜𝑙
ℎ𝑓 °,𝐻2 𝑂 = −285.830 𝑘𝐽/𝑘𝑚𝑜𝑙
ℎ𝑓 °,𝐶8 𝐻18 = −208.450 𝑘𝐽/𝑘𝑚𝑜𝑙

sehingga
hC = (8 × −393.520) + (9 × −285.830) − (1× −208.450)
= −5.512.180 kJ/kmol - C 8 H18

a. Analisa Hukum Pertama Sistem dengan Reaksi


Pada prinsipnya disini yang membedakan dengan sistem tanpa reaksi adalah
hanya pada timbulnya suku yang menunjukkan energi kimia.

41
Sistem terbuka (steadi)

Persamaan ini menunjukkan bahwa entalpi absolut dari suatu zat dalam sistem dengan
reaksi akan
o
sama dengan entalpi formasi pada kondisi ditambah dengan entalpi sensibel
standar h f relatif

terhadap kondisi os . Di sini tanda ( o ) menunjukkan kondisi referensi.


(hs −h )
referensi
Untuk

selanjutnya subscript ( s ) yang menunjukkan sensibel dihilangkan.

Apabila perubahan energi kinetik dan energi potensial bisa diabaikan maka hukum
kekekalan energi untuk sistem dengan reaksi akan berbentuk sebagai berikut,
Q − W = H P − H R [kJ/kmol - bb]

dimana

Apabila persamaan entalpi untuk produk dan reaktan dimasukkan dalam


persamaan kekekalan energi maka,

Q −W =∑ NP (h of +h −h o ) −∑ N (h fo + h − h Ro )

=h o +∑ N (h −h Po ) − ∑ NR (h − h Ro )
C P

42
Sistem Tertutup

Persamaan kekekalan energi untuk sistem tertutup,


Q −W = U P − U R [kJ/kmol - bb]

dimana UP dan UR masing-masing adalah energi dalam produk dan reaktannya.


Dari definisi
entalpi u = h − pv maka persamaan di atas menjadi,

Q −W = ∑ N (h Po + h − h of − pv ) − ∑ NP (h oR + hR − h of − pv )

Suku adalah cukup kecil untuk zat padat dan cair dan untuk gas ideal bisa
pv digantikan dengan
RuT

Contoh Soal
Propana cair masuk ke ruang bakar pada 25°C dan laju 0,05 kg/min dimana
dicampur dan

dibakar dengan udara dengan 50% udara lebih. Udara lebih ini masuk ke ruang bakar
pada 7°C. Hasil analisa produk menunjukkan semua hidrogen menjadi air, tetapi
hanya 90% karbon yang
berubah menjadi karbon dioksida dan sisanya menjadi karbon monooksida. Apabila
temperatur gas
buang adalah 1500 K, tentukan (a) laju massa udara, (b) transfer kalor
Solusi reaksi stoikiometrisnya :

43
Reaksi aktualnya:
C3H8 + 7,5(O2 + 3,76N2) → 2,7CO2 + 0,3CO + 2,65O2 + 7,5× 3,76N2
+ 4H2O

(a) Dari persamaan reaksi aktual diatas,

mudara
AFR =
mbb
7,5 × (1 + 3,76) ×29
= = 25,53 kg - udara/kg - bb
1× (3 ×12 + 8 ×1)

Sehingga,
m udara = AFR × m bb
= 25,53 ×0,05 =1,18 kg - udara/min

(b) Transfer kalor untuk kasus ini adalah,


Q −W =∑ N (h o +h −h o ) −∑ N (h o + h −h o
R f R
P f P

44
Dengan mengasumsikan bahwa semua gas adalah gas ideal maka h=h(T) sehingga
dari tabel didapatkan harga-harga sebagai berikut,

didapat dari dikurangi dari nilai nilai yang


didapat maka apabila dimasukkan dalam persamaan kekekalan energi akan
didapatkan,

Q = - 363.882 [kJ/kmol - C 3 H 8 ]
= -363.882/44 = - 8270 [kJ/kg - C3H8 ]

Sehingga laju kalor yang terjadi adalah,

Q = 0,05 × (-8270) = - 413,5 [kJ/min] = - 6,89 [kW]

b. Temperatur Api Adiabatik


Dalam proses pembakaran apabila tidak ada interaksi kerja antara sistem dan
lingkungan dan
perubahan energi kinetik dan potensial maka
Energi kimia bb

45
t ansfer panas ke lingkungan menaikkan
r temperatur produk pembakaram
Apabila transfer panas = 0 maka produk pembakaran menerima semua energi yang
dibangkitkan

dari proses pembakaran sehingga mencapai temperatur maksimum. Temperatur


maksimum ini disebut temperatur api adiabatik (adiabatic flame
temperature) dimana untuk proses
pembakaran steadi maka temperatur api adiabatik akan dicapai bila Q = W = 0
sehingga di sini
berlaku hubungan:
HP = HR

∑ N (h +h −h ) (h o + h − h o
o o
=∑ N
P f P R f R

Dalam perhitungan temperatur adiabatik,


1. Entalpi reaktan HR akan mudah ditentukan karena kondisi reaktan biasanya sudah
diketahui

2. Untuk mengetahui entalpi produk HP maka perlu mengetahui temperatur


produk dimana temperatur ini sama dengan temperatur api adiabatik yang harus dicari
secara iterasi
3. Iterasi pertama dapat diasumsikan bahwa produk semuanya adalah N 2 (ini

karena N2 adalah unsur paling dominan dalam pembakaran yang menggunakan


udara) Dalam desain ruang bakar (furnace) maka temperatur api adiabatik sangat
penting dalam penentuan jenis material dimana temperatur api adiabatik ini bukan
merupakan properti dari bahan bakar tetapi akan tergantung kepada: kondisi reaktan
(temperatur, tekanan) tingkat kesempurnaan reaksi pembakaran jumlah udara yang
digunakan.

Contoh Soal

46
Bensin cair masuk ke ruang bakar sistem turbin gas secara steadi pada 1 atm, 25
°C, dan dibakar dengan udara yang masuk dengan kondisi yang sama. Dengan
mengabaikan perubahan energi kinetik dan enrgi potensial, tentukan temperatur
api adiabatik untuk (a) pembakaran

sempurna dengan 100% udara teori, (b) pembakaran sempurna dengan 400% udara
teori, (c)
pembakaran tidak sempurna dengan 90% udara teori.

Solusi
(a) Reaksi pembakaran dengan 100% udara teori:
C8H18 + 12,5(O2 + 3,76N2) → 8CO2 + 12,5× 3,76N2 + 9H2O

Persamaan kekekalan energi berubah


menjadi,

Unsur h f [kJ/kmol] h298 [kJ/kmol]

C8H18 -249.950 -
O2 0 8682
N2 0 8669
H2O -241.820 9904
CO2 -393.520 9364

47
Dengan mensubstitusikan harga-harga di atas dalam persamaan kekekalan energi,
akan didapatkan,
8hCO + 9hH O + 47h N = 5.646.081[kJ]
2 2
2

Persamaan di atas bisa diselesaikan apabila temperatur produk diketahui. Disini


pertama-tama diasumsikan semua produknya adalah N2 sehingga akan didapatkan
5.646.081/(8+9+47)=88.220 kJ/kmol

yang merupakan h N 2pada 2650K (lihat Tabel A-18).


Langkah berikutnya adalah mengasumsikan nilai baru yang biasanya besarnya lebih kecil
dari nilai asumsi pertama. Misal T = 2400 K maka persamaan kekekalan energi akan
menjadi,
8hCO + 9hH O + =8 ×125.152 + 9 ×103.508 + 47 × 79.320
2 2 2

47h N = 5.660.828 [kJ]

Nilai ini lebih besar dari 5.646.081 kJ. Oleh karena itu temperatur adiabatis yang
dicari adalah lebih kecil dari 2400 K. Berikutnya temperatur diasumsikan 2350K
dimana persamaan kekekalan energinya berubah,
8hCO + 9h2 H O + = 8 ×122.091 + 9 ×100.846 + 47 ×77.496
2 2

47h N = 5.526.654 [kJ]

Nilai ini lebih kecil dari 5.646.081 kJ sehingga temperatur adiabatis yang dicari
adalah terletakk antara 2350 dan 2400 K. Dari interpolasi ditemukan T prod = 2394,5 K.

(b) Reaksi pembakaran untuk 400% udara teori,


C8H18 + 50(O2 + 3,76N2) → 8CO2 + 50× 3,76N2 + 9H2O + 37,5O2

Dengan mengikuti langkah seperti di atas akan didapatkan T prod = 962 K.

(c) Reaksi pembakaran untuk 90% udara teori,


C8H18 + 11,25(O2 + 3,76N2) → 5,5CO2 + 2,5CO + 11,25× 3,76N2 + 9H2O

Dengan cara yang sama didapatkan T prod = 2236 K.

48
Dari kenyataan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa dari tinjauan termodinamika
temperatur api adiabatik menurun akibat pembakaran tidak sempurna atau penggunaan
udara lebih. Juga temperatur api adiabatik akan mencapai maksimum pada proses
pembakaran dengan menggunakan 100% udara teori.

Besarnya temperatur adiabatik


i. secara teoritis (tanpa memperhitungkan terjadinya disosiasi)
maksimum apabila Φ=1 (kondisi stoikiometris) dan turun pada
kondisi kaya maupun miskin
ii.secara aktual tergantung sejauh mana terjadi disosiasi. Secara
umum dikatakan disosiasi semakin berkurang dengan naiknya
tekanan

49

http://slidepdf.com/reader/full/termodinamika-pembakaran-2
12/1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembakaran didefinisikan sebagai
setiap reaksi kimia yang disertai dengan nyala api dan panas. Pembakaran seringkali juga dikenal
sebagai reaksi kimia antara substansi dengan oksigen. Substansi yang dimaksud di sini adalah
bahan bakar yang mengandung hidrokarbon atau unsur karbon dan hidrogen atau gabungan dari
kedua elemen tersebut.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada pembaca sebagai
berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan ilmu
yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta
kelestarian lingkungan hidup

50
DAFTAR PUSTAKA

https://saidmrauzanblog.wordpress.com/2018/04/30/makalah-pembakaran/
https://www.academia.edu/7234526/makalah_termodinamika_reaksi_pembakaran_siklus_daya_
iii
https://dokumen.tips/files/termodinamika-pembakaran-2.pdf
https://edoc.pub/termodinamikapembakaran2doc-pdf-free.html

51

Anda mungkin juga menyukai