Anda di halaman 1dari 39

Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 1

Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

BAB 6
SIKLUS PEMBANGKIT UAP DAN KOMBINASINYA

Pada bab lain, kita mendiskusikan siklus pembangkit gas dimana fluida
kerja tetap menjadi gas di seluruh siklus masuk. Pada bab ini, kita
perhitungkan siklus pembangkit uap dimana fluida kerja adalah uap atau
kondensasi. Kita juga perhitungkan generasi pembangkit ganda dengan proses
pemanasan yang disebut kogenerasi.
Pencarian dilanjutkan untuk effisiensi termal lebih tinggi yang telah
dihasilkan dalam beberapa inovasi modifikasi pada siklus pembangkit uap dasar.
Selama ini, kita mendiskusikan siklus pemanas ulang dan regeneratif sebagai
siklus pembangkit kombinasi uap gas yang baik.
Uap adalah fluida kerja yang sangat umum dipergunakan pada siklus
pembangkit uap pada berbagai karakteristik yang diinginkan, seperti biaya
rendah, ketersediaan serta entalpi tinggi pada penguapan. Karena itu, pada bab
ini sebagian besar dikhususkan pada diskusi tentang pembangkit daya uap.
Pembangkit daya uap umumnya merujuk pada pembangkit batu bara,
pembangkit nuklir ataupun pembangkit gas, tergantung pada tipe bahan bakar
yang digunakan untuk menyediakan panas pada uap. Bagaimanapun, uap melewati
siklus dasar sama pada semuanya. Karena itu, semuanya dapat dianalisa pada
cara yang sama.

Tujuan
Tujuan dari mempelajari bab 6 adalah :
 Menganalisis siklus pembangkit uap dimana fluida kerja adalah alternatif
uap atau kondensasi.
 Menganalisis generasi pembangkit ganda dengan proses pemanasan yang
disebut kogenerasi.
 Cara investigasi untuk modifikasi siklus pembangkit uap Rankine dasar
untuk meningkatkan effisiensi termal siklus.
 Menganalisis siklus pembangkit uap pemanas ulang serta regeneratif.
 Menganalisis siklus pembangkit yang terdiri dari siklus terpisah yang
diketahui sebagai siklus gabungan dan siklus biner.

6.1 Siklus uap Carnot


Kita sebutkan secara berulang-ulang bahwa siklus Carnot adalah siklus
paling effisien yang dioperasikan diantara dua batas temperatur spesifik.
Dengan demikian, adalah wajar ketika mengingat siklus Carnot pertama sebagai
prosfek siklus ideal untuk pembangkit daya uap. Jika kita dapat, kita tentu
saja akan menyetujuinya sebagai siklus ideal. Sebagai penjelasan awal, siklus
Carnot bukan model yang pantas untuk siklus daya. Diskusi selanjutnya, kita
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 2
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

asumsikan uap sebagai fluida kerja karenanya fluida kerja utama digunakan
pada siklus daya uap.
Perhitungkan siklus Carnot aliran stabil dilaksanakan dengan kubah jenuh
pada substansi murni sebagaimana ditunjukkan pada gambar 6.1a. Fluida
dipanaskan secara reversibel isothermal pada boiler (proses 1~2), ekspansi
isentropik pada turbin (proses 2~3) kondensasi reversibel serta isothermal
pada kondensor (proses 3~4) dan kompresi isentropik oleh kompresor pada
keadaan awal (proses 4~1).
Beberapa hal yang tidak praktis dihubungkan dengan siklus ini :
1. Perpindahan panas isotermal ke atau dari sistem dua fase tidak sulit untuk
dicapai pada praktik karena perawatan tekanan konstan pada peralatan
automatis temperatur tetap pada nilai jenuh. Oleh karena itu, proses 1~2 dan
3~4 dapat didekati dengan teliti pada boiler nyata serta kondensor. Batasi
proses perpindahan panas menjadi sistem dua fase, walaupun beberapa
batasan temperatur maksimum dapat digunakan pada siklus (memiliki sisa
dibawah titik nilai kritis, dimana 374oC untuk air). Batasan temperatur
maksimum pada siklus juga membatasi effisiensi termal. Berbagai usaha untuk
menaikkan temperatur maksimum pada siklus melibatkan perpindahan panas
pada fluida kerja fase tunggal, dimana tidak mudah untuk menyelesaikan
secara isotermal.
2. Proses ekspansi isentropik (proses 2~3) dapat ditaksir diselesaikan dengan
rancangan turbin yang baik. Walaupun, kualitas uap berkurang selama proses ini,
seperti ditunjukkan pada diagram T~s gambar 6.1a. Dengan demikian, turbin
memiliki uap dengan kualitas rendah, yang mana uap dengan kandungan
campuran tinggi. Pergerakan tetesan cairan pada sudu turbin menyebabkan
erosi dan terlihat sebagai sumber utama. Dengan demikian, dengan kualitas
kurang dari 90 % tidak dapat diperkenankan pada operasi pembangkit daya.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan fluida kerja dengan garis
uap jenuh sangat tinggi.

Gambar 6.1 Diagram T~s pada siklus uap Carnot

3. Proses kompresi isentropik (proses 4~1) melibatkan kompresi pada


cairan~uap campuran menjadi cairan jenuh. Terdapat dua kesulitan yang
berkaitan dengan proses ini. Pertama, tidak mudah untuk mengatur proses
kondensasi secara tepat sebagai kondisi akhir dengan kualitas yang diinginkan
pada keadaan 4. Kedua, tidak praktis, merancang kompresor yang memiliki dua
fase.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 3
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Beberapa masalah diatas dapat diselesaikan dengan melaksanakan siklus


Carnot pada cara yang berbeda seperti ditunjukkan pada gambar 6.1b. Siklus
ini, menghadirkan masalah lain seperti kompresi isentropik yang memberikan
tekanan tinggi serta perpindahan panas isotermal pada tekanan yang bervariasi.
Dengan demikian, kita tutup bahwa bukan siklus Carnot yang ditaksir pada
peralatan nyata serta bukan model yang realistik untuk siklus daya uap.

6.2 Siklus Rankine ideal untuk pembangkit uap


Berbagai hal yang bukan praktik dihubungkan dengan siklus Carnot
sehingga dapat menyelesaikan uap superpanas pada boiler serta kondensasi
yang lengkap pada kondensor seperti skematis yang ditunjukkan pada diagram
T ~ s gambar 6.2. Siklus menghasilkan siklus Rankine, yang merupakan siklus
ideal untuk pembangkit daya uap. Siklus Rankine ideal tidak melibatkan
berbagai irreversibilitas internal serta terdiri dari empat proses berikut :
1 ~ 2 : Kompresi isentropik pada pompa
2 ~ 3 : Tambahan panas pada boiler tekanan konstan
3 ~ 4 : Ekspansi isentropik pada turbin
4 ~ 1 : Pembuangan panas pada kondensor tekanan konstan

Gambar 6.2 Siklus Rankine ideal sederhana


Air masuk pompa pada keadaan 1 sebagai cairan dan dikompresi
isentropik ke operasi tekanan boiler. Temperatur air naik selama proses
kompresi isentropik karena sedikit mengurangi volume spesifik air. Jarak
vertikal diantara keadaan 1 dan 2 pada diagram T ~ s adalah sangat besar
untuk kejelasan. (Jika air merupakan fluida tak kompresibel, akan terdapat
perbedaan temperatur selama proses ini).
Air memasuki boiler sebagai cairan pada keadaan 2 dan meninggalkannya
sebagai uap superpanas pada keadaan 3. Boiler ini pada dasarnya adalah
perpindahan panas besar dimana panas berasal dari pembakaran gas, reaktor
nuklir ataupun sumber lainnya sebagai perpindahan ke air utama pada tekanan
konstan. Boiler, bersama dengan bagian dimana uap sebagai superpanas (super
panas), biasanya disebut uap yang dibangkitkan.
Uap superpanas pada keadaan 3 masuk turbin, dimana ekspansi isentropik
dan menghasilkan kerja melalui pemutaran poros penghubung pada pembangkit
listrik. Tekanan dan temperatur uap menurun selama proses ini ke nilai pada
keadaan 4, dimana uap masuk kondensor. Pada keadaan ini, uap biasanya
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 4
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

campuran cairan jenuh ~ uap dengan kualitas tinggi. Uap dikondensasi pada
tekanan konstan pada kondensor, dimana pada dasarnya adalah perpindahan
panas yang besar, melalui pembuangan panas pada medium dingin seperti danau,
sungai ataupun atmosfir.
Uap meninggalkan kondensor sebagai cairan jenuh dan masuk pompa,
melengkapi siklus. Pada area dimana air berharga, pembangkit daya adalah
pendinginan melalui udara sebagai ganti air. Metoda ini pada pendinginan,
dimana juga digunakan pada mesin mobil, disebut pendinginan kering. Beberapa
pembangkit daya pada dunia, termasuk beberapa di Amerika Serikat,
menggunakan pendinginan kering untuk melestarikan air.
Ingatlah bahwa area dibawah kurva proses pada diagram T~s
menghadirkan perpindahan panas untuk proses reversibel internal, kita lihat
bahwa area dibawah kurva proses 2~3 menghadirkan perpindahan panas pada
air dalam boiler serta area dibawah kurva proses 4~1 menghadirkan
ppembuangan panas pada kondensor. Perbedaan diantara dua (area yang
melampirkan kurva siklus) adalah kerja bersih yang dihasilkan selama siklus.

6.2.1 Analisa energi pada sikuls Rankine ideal


Empat komponen semuanya dihubungkan dengan siklus Rankine (pompa,
boiler, turbin serta kondensor) adalah peralatan aliran stabil serta semua
proses membuat siklus Rankine dapat dianalisis sebagai proses aliran stabil.
Perubahan energi kinetik serta energi potensial pada uap biasanya relatif kecil
pada kerja dan perpindahan panas, oleh karena itulah biasanya diabaikan.
Kemudian persamaan aliran energi adalah stabil per bagian massa uap
diturunkan menjadi :
(qin-qout) + (Win-Wout) = (he-hi) ……………… (6.1)
Boiler dan kondensor tidak termasuk pada beberapa kerja dan pompa
maupun turbin diasumsikan menjadi isentropik. Kemudian konservasi energi
hubungannya untuk tiap peralatan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Pompa, (q = o) Wpompa = h2- h1 ………………… (6.2)
Atau,
Wpompa = V * (P2- P1) ………………………… (6.3)
Dimana
h1 = hf dan V = V1 = Vf ………………………… (6.4)
Boiler (W = 0) qin = h3 – h2 ……………… (6.5)
Turbine (q = 0) Wturbin = h3 – h4 ……… (6.6)
Kondensor (W = 0) qout = h4 – h1 ………… (6.7)
Effisiensi termal pada siklus Rankine, ditentukan dari :
ɳth = Wnet/ qin = 1 – (qout/qin) …………………… (6.8)
dimana :
Wnet = qin – qout = Wturbin-Wpompa
Effisiensi konversi pembangkit daya di Amerika Serikat sering
dijelaskan pada istilah laju aliran panas, dimana sejumlah panas disediakan (Btu)
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 5
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

untuk membangkitkan 1 kWh listrik. Laju aliran panas kecil, effisiensi lebih
besar. Perhitungkan bahwa 1 kWh = 3412 Btu dan mengabaikan losses yang
dihubungkan dengan konversi pada daya poros untuk daya listrik, hubungan
diantara laju aliran panas dan effisiensi termal dapat dijelaskan sebagai :
ɳth = 3412 (Btu/kWh)/ laju aliran panas (Btu/kWh) ……… (6.9)
Untuk contoh, laju aliran panas pada 11.363 Btu/kWh adalah sama pada
30 % effisiensi. Effisiensi termal dapat juga ditafsirkan sebagai rasio pada
area yang menutup siklus pada diagram T~s untuk area dibawah proses
tambahan panas. Gunakan hubungan ini sebagai illustrasi pada contoh yang
diikuti.

Contoh soal : 6.1 (Siklus Rankine ideal sederhana)


Hitung pembangkit daya uap yang dioperasikan pada siklus Rankine ideal
sederhana. Uap masuk turbin pada 3 MPa dan 350oC dan kondensasi kondensor
pada tekanan 75 kPa. Tentukan effisiensi termal pada siklus ini !

Gambar 6.3 Skematis diagram T~s untuk contoh soal 6.1


Solusi :
Sebuah pembangkit daya uap dioperasikan pada siklus Rankine ideal
sederhana adalah yang diperhitungkan. Effisiensi termal siklus akan
ditentukan .
Asumsi :
1. Kondisi operasi adalah aliran stabil. 2. Perubahan energi kinetik dan
energi potensial diabaikan.
Analisis :
Skematis pembangkit daya serta diagram T vs s siklus ditunjukkan pada
gambar 6.3. Kita mencatat bahwa pembangkit daya dioperasikan pada siklus
Rankine ideal. Oleh karena itu, pompa serta turbin diperlakukan isentropik,
tidak terdapat perubahan tekanan pada kondensor dan boiler serta uap
meninggalkan kondensor dan masuk pompa sebagai cairan jenuh pada tekanan
kondensor.
Hal menarik yang perlu dicatat bahwa effisiensi termal siklus Carnot
dioperasikan diantara batas temperatur yang sama, sehingga :
ɳth, Carnot = 1 – (Tmin/ Tmax)
ɳth, Carnot = 1 – ((91,76 + 273)(K) / (350 + 273)(K))
ɳth, Carnot = 1 – (364,76 (K)/ 623 (K))
ɳth, Carnot = 1 – 0,585
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 6
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

ɳth, Carnot = 0,415


Perbedaan diantara dua effisiensi dikarenakan irreersibel eksternal pada
siklus Rankine disebabkan oleh perbedaan besar temperatur diantara uap dan
pembakaran gas dalam tungku.

6.3 Deviasi siklus pembangkit uap nyata dari satu idealisasi


Siklus daya uap nyata berbeda dari siklus Rankine ideal, sebagaimana
diilustrasikan pada gambar 6.4a adalah hasil irreversibilitas pada berbagai
komponen. Gesekan fluida serta losses panas ke sekeliling adalah dua sumber
umum pada irreversibilitas.
Gesekan fluida menyebabkan penurunan tekanan pada boiler, kondensor
serta pipa diantara berbagai komponen. Sebagai hasil, uap meninggalkan boiler
pada tekanan lebih rendah. Juga tekanan pada masukan turbinnya lebih rendah
daripada keluaran boiler karena adanya penurunan tekanan dalam pipa
penghubung. Penurunan tekanan pada kondensor biasanya sangat kecil. Untuk
mengimbangi penurunan tekanan ini, air harus dipompa cukup pada tekanan
lebih tinggi dari siklus ideal. Ini memerlukan pompa lebih besar serta kerja
input yang lebih besar pada pompa.
Sumber utama lain pada irreversibilitas adalah losses panas dari uap ke
sekeliling seperti aliran uap melewati berbagai komponen. Untuk menjaga level
sama pada kerja bersih keluar, panas lebih diperlukan untuk memindahkan uap
dalam boiler untuk mengimbangi losses panas yang tak diinginkan. Sebagai hasil,
effisiensi siklus menurun.

Gambar 6.4 (a).Deviasi siklus pembangkit uap nyata dari siklus Rankine ideal ;
(b). Pengaruh pompa dan turbin irreversibel pada siklus Rankine ideal

Sangat penting terjadinya irreversibilitas dengan pompa dan turbin.


Pompa perlu masukan kerja lebih besar dan turbin menghasilkan kerja output
lebih kecil sebagai hasil irreversibilitas. Dibawah kondisi ideal, aliran melewati
peralatan ini sebagai isentropik. Deviasi pada pompa nyata dan turbin dari
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 7
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

salahsatu isentropik dapat dipertanggungjawabkan untuk utilisasi effisiensi


isentropik yang didefinisikan sebagai :
ɳp = Ws/ Wa = (h2s-h1)/(h2a-h1) ……………… (6.10)
dan
ɳT = Wa/ Ws = (h3-h4a)/(h3-h2s) ……………… (6.11)
Dimana keadaan 2a dan 4a adalah keadaan keluar nyata pada pompa dan turbin
serta 2s dan 4s adalah keadaan sesuai untuk kasus isentropik (gambar 6.4b).
Faktor lain juga perlu dipertimbangkan pada analisis siklus daya uap
aktual. Pada kondensor nyata, untuk contoh, fluida biasanya sub dingin untuk
mencegah serangan kavitasi, uap cepat dan kondensasi fluida pada sisi tekanan
rendah impeller pompa, yang dapat merusaknya. Tambahan losses terjadi pada
bearing diantara bagian yang bergerak sebagai hasil gesekan. Uap yang bocor
selama siklus dan udara yang bocor menuju kondensor menghadirkan dua
sumber lain pada losses. Akhirnya, daya dikonsumsi oleh perlengkapan bantu
sebagai fan yang menyediakan udara ke tungku harus dihitung pada evaluasi
seluruh performans pada pembangkit daya.
Pengaruh irreversibilitas effisiensi termal pada siklus daya uap
diilustrasikan dibawah dengan sebuah contoh.

Contoh soal : 6.2 (Siklus pembangkit uap nyata)


Sebuah pembangkit daya uap dioperasikan pada siklus seperti
ditunjukkan pada gambar 6.5. Jika effisiensi isentropik pada turbin adalah 87
% dan effisiensi isentropik pompa adalah 85 %, tentukan : (a). effisiensi
termal pada siklus ! ; (b). keluaran daya pada pembangkit untuk laju aliran
massa 15 kg/s !

Gambar 6.5 Skematik diagram T~s untuk contoh soal 6.2


Solusi :
Sebuah siklus daya uap dengan turbin spesifik dan effisiensi pompa
adalah yang dihitung. Effisiensi termal serta daya bersih keluar adalah yang
ditentukan.
Asumsi :
1. Kondisi operasi dianggap aliran stabil. 2. Perubahan energi kinetik dan
energi potensial adalah diabaikan.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 8
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Analisis :
Skematik pada pembangkit daya serta diagram T~s pada siklus
ditunjukkan pada gambar 6.5. Temperatur serta tekanan uap pada berbagai
titik juga ditunjukkan pada gambar. Kita catat bahwa pembangkit daya
melibatkan komponen aliran stabil dan operasi pada siklus Rankine, tetapi
ketidaksempurnaan berbagai komponen perlu dicatat.
a). Effisiensi termal siklus adalah rasio pada kerja output bersih terhadap
masukan panas serta ditentukan sebagai berikut :
Kerja masuk pompa :
ɳpompa , in = Ws pompa in / ɳp = V1 * (P2-P1)/ɳp
ɳpompa , in = (0,001009 (m3/kg) * (16000 – 9)(kPa))/ 0,85
ɳpompa , in = 18,98 kJ/kg
Kerja keluaran turbin :
ɳturbin , out = ɳT * Ws turbin out = ɳT * (h5-h6s)
ɳturbin , out = 0,87 * (3583,1 – 2115,3)(kJ/kg)
ɳturbin , out = 1276,99 kJ/kg
Masukan panas boiler :
qin = (h4-h3)
qin = (3647,6 – 160,1)(kJ/kg)
qin = 3487,5 kJ/kg
Dengan demikian :
Wnet = Wturbin out – Wpompa in
Wnet = (1276,99 – 18,98)(kJ/kg)
Wnet = 1258,01 kJ/kg
ɳth = Wnet / qin
ɳth = 1258,01 (kJ/kg) / 3487,5 (kJ/kg)
ɳth = 0,361 = 36,1 %
b). Daya yang dihasilkan oleh pembangkit daya ini adalah :
Ẃnet = ṁ * (Wnet)
Ẃnet = 15 (kg/s) * 1258,01 (kJ/kg)
Ẃnet = 18870,15 kW
Ẃnet = 18,87 MW
Bahasan :
Tanpa irreversibel, effisiensi termal pada siklus dapat mencapai 43 %
(lihat contoh soal 3.3c).

6.4 Bagaimana kita dapat menambah effisisensi pada siklus Rankine


Pembangkit daya uap adalah tanggung jawab untuk menghasilkan daya
listrik lebih besar pada dunia bahkan peningkatan kecil pada effisiensi termal
dapat berarti menyimpan besar dari bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena
itu, setiap usaha dibuat untuk memperbaiki effisiensi siklus pada operasi
pembangkit daya uap.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 9
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Gagasan dasar disamping semua modifikasi untuk meningkatkan effisiensi


termal pada siklus daya adalah sama. Penambahan temperatur rata-rata pada
mana panas dipindahkan pada fluida kerja dalam boiler atau pengurangan
temperatur rata-rata pada mana panas dibuang dari fluida kerja dalam
kondensor. Hal itu, temperatur rata-rata fluida harus menjadi tinggi selama
mungkin panas ditambahkan serta selama mungkin panas dibuang. Berikutnya,
kita diskusikan tiga cara pada penyelesaian siklus Rankine ideal sederhana.
6.4.1 Kondensor tekanan lebih rendah
Uap bisa sebagai campuran jenuh kondensor pada temperatur jenuh yang
sesuai pada tekanan sisi masuk kondensor. Oleh karena itu, tekanan operasi
lebih rendah pada kondensor otomatis temperatur lebih rendah pada uap,
dengan demikian temperatur pada kondisi ini panas dibuang.

Gambar 6.6 Pengaruh kondensor tekanan lebih rendah pada siklus Rankine ideal
Pengaruh tekanan kondensor lebih rendah pada effisiensi siklus Rankine
diilustrasikan pada diagram T~s gambar 6.6. Untuk perbandingan tujuan,
keadaan masukan turbin dijaga sama. Area berwarna pada diagram ini
menghadirkan penambahan pada kerja bersih output sebagai hasil tekanan
kondensor lebih rendah dari P4 ke P4’. Masukan panas diperlukan juga untuk
menambah (dihadirkan dengan area dibawah kurva 2’~2), tetapi kenaikan ini
sangat kecil. Dengan demikian semua pengaruh tekanan kondensor lebih rendah
adalah menaikkan effisiensi termal pada siklus.
Untuk mendapatkan keuntungan menaikkan effisiensi tekanan rendah,
kondensor pada pembangkit daya uap biasanya dioperasikan baik dibawah
tekanan atmosfir. Ini bukan menghadirkan masalah utama karena siklus daya
uap dioperasikan pada loop tertutup. Meskipun merupakan batas lebih rendah
pada tekanan kondensor yang dapat digunakan. Itu tak dapat lebih rendah
daripada tekanan jenuh yang sesuai pada temperatur medium pendingin.
Hitunglah untuk cantoh, sebuah kondensor yang didinginkan oleh sungai
terdekat pada 15oC. Mungkin perbedaan temperatur pada 10oC untuk
perpindahan panas efektif, temperatur uap kondensor harus diatas 25oC.
Dengan demikian, tekanan kondensor harus diatas 3,2 kPa dimana temperatur
jenuhnya pada 25oC.
Tekanan kondensor lebih rendah adalah bukan tanpa berbagai pengaruh.
Untuk satu hal ini, menciptakan kemungkinan pada kebocoran udara menuju
kondensor. Yang lebih penting, kenaikan kondungan campuran uap pada tingkat
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 10
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

akhir turbin, seperti dapat dilihat pada gambar 6.6. Kehadiran jumlah besar
campuran adalah sangat tidak diinginkan pada turbin sebab mengurangi
effisiensi turbin dan mengikis sudu turbin. Untunglah, masalah ini dapat
diperbaiki seperti dibahas selanjutnya.
6.4.2 Uap superpanas pada temperatur tinggi
Temperatur rata-rata dimana panas dipindahkan uap dapat dinaikkan
dengan menaikkan tekanan boiler melalui uap superpanas pada temperatur
tinggi. Pengaruh superpanas pada performans siklus daya uap diilustrasikan
pada diagram T~s gambar 6.7. Area berwarna pada diagram ini menghadirkan
kenaikan pada kerja bersih. Area total dibawah kurva tekanan 3~3’
menunjukkan kenaikan pada masukan panas.
Dengan demikian, keduanya kerja dan kenaikan masukan panas sebagai
hasil pada uap superpanas temperature lebih tinggi. Semua pengaruh ini adalah
meningkatkan effisiensi termal, meskipun temperatur rata-rata dimana panas
ditambahkan meningkat.
Uap superpanas temperatur lebih tinggi memiliki pengaruh lain yang
sangat diinginkan. Pengurangan kandungan campuran uap pada keluaran turbin
dapat dilihat dari diagram T~s (kualitas keadaan 4’ adalah lebih tinggi daripada
keadaan 4).

Gambar 6.7 Pengaruh uap superpanas pada temperatur


lebih tinggi siklus Rankine ideal
Temperatur uap dapat menjadi superpanas adalah terbatas, meskipun
perhitungan metallurgi. Dengan menghadirkan temperatur uap lebih tinggi yang
diizinkan pada masukan turbin sekitar 620oC (1150oF). Berbagai kenaikan pada
nilai ini bergantung pada pergerakan material yang disampaikan untuk
menemukan salahsatu hal baru yang dapat menahan temperatur tinggi. Keramik
sangat menjanjikan dalam hal ini.
6.4.3 Menaikkan tekanan boiler
Cara yang lain pada penambahan temperatur rata-rata selama proses
penambahan panas adalah menambah operasi tekanan pada boiler, dimana
otomatis menaikkan temperatur pada pendidihan berlangsung. Ini, pada
gilirannya, menaikkan temperatur rata-rata dimana panas berpindah pada uap,
dengan demikian menaikkan effisiensi temal pada siklus.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 11
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Pengaruh penambahan tekanan boiler pada performans siklus daya uap


adalah diilustrasikan pada diagram T~s gambar 6.8. Catatan bahwa untuk
temperatur masuk turbin tetap, pergeseran siklus ke kiri serta kandungan
campuran uap pada keluaran turbin bertambah. Pengaruh sisi ini tidak
diinginkan, dapat diperbaiki, walaupun pemanasan uap sebagaimana diskusi kita
pada bagian yang lalu.

Gambar 6.8 Pengaruh kenaikan tekanan boiler pada siklus Rankine ideal
Tekanan operasi boiler secara bertahap meningkat selama bertahun-
tahun dari sekitar 2,7 MPa (400 psia) pada tahun 1922 hingga 30 MPa (4500
psia) hari ini, membangkitkan uap cukup untuk menghasilkan daya bersih keluar
pada 1000 MW atau lebih pada pembangkit daya besar. Hari ini, banyak
pembangkit daya uap dioperasikan pada tekanan superkritis (P>22,06 MPa)
serta memiliki effisiensi termal sekitar 40 % untuk pembangkit bahan bakar
fossil serta 34 % untuk pembangkit nuklir. Terdapat lebih dari 150 pembangkit
daya tekanan uap superkritis pada operasinya di Amerika Serikat. Effisiensi
lebih rendah pembangkit daya nuklir karena temperatur maksimum lebih
rendah digunakan pada pembangkit ini untuk alas an keamanan. Diagram T~s
siklus Rankine superkritis ditunjukkan pada gambar 6.9.

Gambar 6.9 Siklus Rankine superkritis

Pengaruh tekanan kondensor lebih rendah, superpanas pada temperatur


lebih rendah serta kenaikan tekanan boiler pada effisiensi termal pada siklus
Rankine yang diilustrasikan dibawah dengan sebuah contoh soal.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 12
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Contoh soal : 6.3 (Pengaruh tekanan boiler dan temperatur pada effisiensi)
Hitung pembangkit daya uap yang dioperasikan pada siklus Rankine ideal.
Uap masuk turbin pada 3 MPa dan 350oC serta kondensasi kondensor pada
tekanan 10 kPa. Tentukan : a). Effisiensi termal pembangkit daya ini ! ; b).
Effisiensi termal jika uap superpanas pada 600oC sebagai ganti 350oC ! ; c).
Effisiensi termal jika tekanan boiler dinaikkan menjadi 15 MPa temperatur
masuk turbin dijaga pada 600oC .

Gambar 6.10 Diagram T~ s pada tiga siklus


yang didiskusikan pada contoh soal 6.3
Solusi :
Sebuah pembangkit daya uap dioperasikan pada siklus Rankine ideal
adalah dihitung. Pengaruh uap superpanas pada temperatur lebih tinggi serta
kenaikan tekanan boiler pada effisiensi termal adalah menjadi penyelidikan.
Analisis :
Diagram T~s pada siklus untuk semua kasus diberikan pada gambar 6.10
diatas.
a). Ini adalah pembangkit daya uap yang dibahas pada contoh soal 6.1, kecuali
bahwa tekanan kondensor lebih rendah dari 10 kPa. Effisiensi termal
ditentukan dengan cara serupa :
Keadaan 1 : P1 = 10 kPa , cairan jenuh, diperoleh : h1 = hf = 191,81
kJ/kg serta V1 = Vf = 0,00101 m3/kg
Keadaan 2 : P2 = 3 MPa
Kerja masuk pompa :
Wpompa in = V1 * (P2-P1)
Wpompa in = (0,00101 (m3/kg) * (3000 –10)(kPa))
Wpompa in = 3,02 kJ/kg
Wpompa in = (h2-h1), oleh karena itu, diperoleh :
h2 = (Wpompa in + h1)
h2 = (3,02 + 191,81) (kJ/kg)
h2 = 194,83 kJ/kg
Keadaan 3 : P3 = 3 MPa , T3 = 350oC, uap superpanas, diperoleh : h3 =
3116,1 kJ/kg serta s3 = 6,7450 kJ/kg K
Keadaan 4 : P4 = 10 kPa , campuran, isentropik, s4 = s3
Kualitas uap 4,
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 13
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

x4 = (6,7450 – 0,6492) (kJ/kg K) / 7,4996 (kJ/kg K)


x4 = 0,8128
Dengan demikian :
h4 = hf + (x4 * hfg)
h4 = 191,81 (kJ/kg) + (0,8128 * 2392,1) (kJ/kg)
h4 = 2136,1 kJ/kg
Masukan panas boiler :
qin = (h3-h2)
qin = (3116,1 – 194,83)(kJ/kg)
qin = 2921,27 kJ/kg
Keluaran panas kondensor :
qout = (h4-h1)
qout = (2136,1 – 191,81)(kJ/kg)
qout = 1944,29 kJ/kg
Dan effisiensi termal :
ɳth = 1 – (qout/ qin)
ɳth = 1 – (1944,29 (kJ/kg) / 2921,27 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,666
ɳth = 0,334 = 33,4 %
Oleh karena itu, effisiensi termal bertambah dari 26 % menjadi 33,4 %
sebagai hasil tekanan lebih rendah kondensor dari 75 kPa menjadi 10 kPa. Pada
waktu yang sama, meskipun kualitas uap diturunkan dari 88,6 % menjadi 81,3 %
(dengan kata lain, kandungan campuran bertambah dari 11,4 % menjadi 18,7 %).
b). Keadaan 1 dan 2 sama dengan diatas, sehingga :
Keadaan 1 : P1 = 10 kPa , cairan jenuh, diperoleh : h1 = hf = 191,81
kJ/kg serta V1 = Vf = 0,00101 m3/kg
Keadaan 2 : P2 = 3 MPa
Kerja masuk pompa :
Wpompa in = V1 * (P2-P1)
Wpompa in = (0,00101 (m3/kg) * (3000 –10)(kPa))
Wpompa in = 3,02 kJ/kg
Wpompa in = (h2-h1), oleh karena itu, diperoleh :
h2 = (Wpompa in + h1)
h2 = (3,02 + 191,81) (kJ/kg)
h2 = 194,83 kJ/kg
Keadaan 3 : P3 = 3 MPa , T3 = 600oC, uap superpanas, diperoleh : h3 =
3682,8 kJ/kg
Keadaan 4 : P4 = 10 kPa , campuran, isentropik, s4 = s3
Kualitas uap 4, x4 = 0,915, h4 = 2380,3 kJ/kg
Masukan panas boiler :
qin = (h3-h2)
qin = (3682,8 – 194,83)(kJ/kg)
qin = 3487,97 kJ/kg
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 14
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Keluaran panas kondensor :


qout = (h4-h1)
qout = (2380,3 – 191,81)(kJ/kg)
qout = 2188,49 kJ/kg
Dan effisiensi termal :
ɳth = 1 – (qout/ qin)
ɳth = 1 – (2188,49 (kJ/kg) / 3487,97 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,627
ɳth = 0,373 = 37,3 %
Oleh karena itu, effisiensi termal bertambah dari 33,4 % menjadi 37,3 %
sebagai hasil uap superjenuh dari 350oC menjadi 600oC pada tekanan sama 3
MPa. Pada waktu yang sama, kualitas uap bertambah dari 81,3 % menjadi 91,5
% (dengan kata lain, kandungan campuran berkurang dari 18,7 % menjadi 8,5 %).
c). Keadaan 1 sama seperti pada kasus diatas, tetapi kondisi lain mengalami
perubahan.
Keadaan 1 : P1 = 10 kPa , cairan jenuh, diperoleh : h1 = hf = 191,81
kJ/kg serta V1 = Vf = 0,00101 m3/kg
Keadaan 2 : P2 = 15 MPa, melalui perhitungan seperti diatas,
didapat : h2 = 206,95 kJ/kg
Keadaan 3 : P3 = 15 MPa , T3 = 600oC, uap superpanas, diperoleh : h3
= 3583,1 kJ/kg
Keadaan 4 : P4 = 10 kPa , campuran, isentropik, s4 = s3
Kualitas uap 4, x4 = 0,804, h4 = 2115,3 kJ/kg
Masukan panas boiler :
qin = (h3-h2)
qin = (3583,1– 206,95)(kJ/kg)
qin = 3376,15 kJ/kg
Keluaran panas kondensor :
qout = (h4-h1)
qout = (2115,3 – 191,81)(kJ/kg)
qout = 1923,49 kJ/kg
Dan effisiensi termal :
ɳth = 1 – (qout/ qin)
ɳth = 1 – (1923,49 (kJ/kg) / 3376,15 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,57
ɳth = 0,43 = 43 %
Bahasan :
Effisiensi termal bertambah dari 37,3 menjadi 43 % sebagai hasil
kenaikan tekanan boiler dari 3 menjadi 15 MPa sementara perawatan turbin
masuk pada temperature 600oC. Pada waktu yang sama, namun kualitas uap
berkurang dari 91,5 menjadi 80,4 % (dengan kata lain, campuran berisi
kenaikan dari 8,5 menjadi 19,6 %).
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 15
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

6.5 Siklus Rankine ideal pemanas ulang


Kita mencatat pada bagian yang lalu bahwa penambahan tekanan boiler
meningkatkan effisiensi siklus Rankine, tetapi juga menambah kandungan
campuran uap menjadi level yang tidak bisa diterima, maka wajar untuk
mengajukan pertanyaan berikut :
Bagaimana kita mendapatkan keuntungan untuk menambah effisiensi pada
tekanan lebih tinggi tanpa menemukan masalah pada campuran berlebih
tingkat akhir turbin ?
Dua kemungkinan yang menjadi bahan pemikiran :
1. Uap superpanas pada temperatur sangat tinggi sebelumnya masuk turbin. Ini
akan menjadi solusi yang diinginkan karena temperatur rata-rata dimana
panas ditambahkan akan juga naik, dengan demikian meningkatkan effisiensi.
Ini bukan variabel solusi, namun karenanya diperlukan kenaikan temperatur
uap pada tingkat metallurgi yang tidak aman.
2. Ekspansi uap dalam turbin dua tingkat serta pemanas diantaranya. Dengan
kata lain, modifikasi siklus Rankine ideal sederhana dengan proses
pemanasan. Pemanasan adalah solusi praktis untuk masalah kelembaban lebih
pada turbin serta umumnya digunakan pada pembangkit daya uap modern.
Diagram T~s siklus Rankine ideal pemanasan serta skematik siklus
pembangkit daya dioperasikan ditunjukkan pada gambar 6.11. Siklus Rankine
pemanasan ideal berbeda dari siklus Rankine ideal sederhana yang
mengekspansikan proses yang terjadi pada dua tingkat. Pada tingkat pertama
(turbin tekanan tinggi), uap diekspansikan secara isentropik ke tekanan
menengah dan mengirimnya ke boiler dimana pemanasan terjadi pada tekanan
konstan. Biasanya pada temperatur turbin tingkat pertama. Uap kemudian
diekspansi isentropik pada tingkat kedua (turbin tekanan rendah) ke tekanan
kondensor. Dengan demikian, panas masukan total serta total keluaran kerja
turbin untuk siklus pemanasan menjadi :
qin = qprimer + qreheat
qin = (h3 - h2) + (h5 – h4) …………… (6.12)
Wturbin, out = Wturbin 1 + Wturbin 2
Wturbin, out = (h3 – h4) + (h5 – h6) ………… (6.13)
Penggabungan pemanas tunggal dalam pembangkit daya modern
mengembangkan effisiensi siklus 4 hingga 5 % melalui kenaikan temperatur
rata-rata dimana panas ditransfer ke uap.
Temperatur rata-rata selama proses pemanasan dapat dinaikkan melalui
kenaikan jumlah ekspansi serta tingkat pemanasan. Seperti meningkatkan
jumlah tingkat, ekspansi serta proses pemanasan menerapkan proses
isothermal pada temperatur maksimum seperti ditunjukkan pada gambar 6.12.
Penggunaan lebih dari dua tingkat pemanasan ini tidaklah praktis.
Perkembangan teori effisiensi dari pemanasan kedua adalah sekitar setengah
hasil dari pemanasan tunggal.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 16
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Jika tekanan masuk turbin tidak cukup tinggi, pemanasan ganda akan
dihasilkan pada superpanas keluaran. Hal ini tidak diinginkan sebab temperatur
rata-rata untuk panas yang dibuang akan naik, dengan demikian effisiensi siklus
menjadi berkurang. Oleh karena itu, pemanasan ganda hanya digunakan pada
tekanan superkritis (P>22,06 MPa) pembangkit daya. Pemanasan tingkat tiga
akan menaikkan effisiensi siklus sekitar setengah pengembangan yang
diinginkan oleh pemanasan kedua. Hal ini terlalu kecil, hanya saja perlu
penambahan biaya serta kompleks.

Gambar 6.11 Siklus Rankine ideal pemanas ulang

Siklus pemanas ulang adalah diperkenalkan pada pertengahan tahun 1920,


tetapi diputuskan pada tahun 1930 sebab kesulitan operasional. Aliran stabil
ditingkatkan pada tekanan boiler, selama bertahun-tahun membuatnya perlu
untuk memperkenalkan kembali pemanas ulang tunggal pada sekitar tahun 1940
dan pemanas ulang ganda pada tahun 1950.
Temperatur pemanas ulang terlalu menutup ataupun sama pada
temperatur masuk turbin. Tekanan optimum pemanas ulang sekitar seperempat
tekanan maksimum siklus. Untuk contoh, tekanan optimum pemanas ulang untuk
sebuah siklus dengan tekanan boiler 12 MPa adalah sekitar 3 MPa.
Ingat kembali bahwa tujuan utama siklus pemanas ulang adalah untuk
menurunkan kandungan campuran uap pada tingkat akhir proses ekspansi. Jika
kita memiliki material yang dapat menahan temperatur cukup tinggi, akan tidak
diperlukan siklus pemanas ulang.

Gambar 6.12 Temperatur rata-rata dimana panas dipindahkan


selama penambahan pemanas ulang sebagai jumlah tingkat
pemanas ulang yang ditambahkan.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 17
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Contoh soal : 6.4 (Siklus Rankine ideal pemanas ulang)


Pertimbangkan pembangkit daya uap yang dioperasikan pada siklus
Rankine pemanas ulang ideal. Uap masuk turbin tekanan tinggi pada 15 MPa
serta 600oC dan kondensasi pada tekanan 10 kPa kondensor. Jika kandungan
campuran uap pada keluaran turbin tekanan rendah adalah tidak melebihi 10,4
%, tentukan : a). tekanan uap yang harus dipanaskan !; b). effisiensi termal
siklus !. Asumsikan uap dipanaskan pada temperatur masukan turbin tekanan
tinggi.

Gambar 6.13 Skematik diagram T~s untuk contoh soal 6.4

Solusi :
Sebuah pembangkit daya uap dioperasikan pada siklus Rankine pemanas
ulang ideal adalah yang diperhitungkan. Untuk kandungan campuran spesifik
pada keluaran turbin, tekanan pemanas ulang serta effisiensi termal adalah
yang ditentukan.
Asumsikan :
1. Kondisi operasi adalah aliran stabil. 2. Perubahan energi kinetik serta
energi potensial adalah diabaikan.
Analisis :
Skematik pada pembangkit daya serta diagram T~s siklus ditunjukkan
pada gambar 6.13. Kita mencatat bahwa pembangkit daya dioperasikan pada
siklus Rankine pemanas ulang ideal. Oleh karena itu, pompa dan turbin adalah
isentropik, terdapat bukan pengurangan tekanan pada boiler maupun kondensor
dan uap meninggalkan kondensor serta masuk pompa sebagai cairan jenuh pada
tekanan kondensor.
a). Tekanan pemanasan ditentukan dari entalpi yang diperlukan pada keadaan 5
dan 6 menjadi sama, yaitu :
Keadaan 6 : P6 = 10 kPa ; x6 = 0,896 (campuran mendekati jenuh)
s6 = sf + x6 sfg
s6 = 0,6492 (kJ/kg K) + (0,896 * 7,4996) (kJ/kg K)
s6 = 7,3688 kJ/kg K
Juga :
h6 = hf + (x6 hfg)
h6 = 191,81 (kJ/kg) + (0,896 * 2392,1) (kJ/kg)
h6 = 2335,1 kJ/kg
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 18
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Dengan demikian, untuk keadaan 5 : T5 = 600oC ; s5 = s6, diperoleh :


P5 = 4 MPa , h5 = 3674,9 kJ/kg
Oleh karena itu, uap harus dipanaskan pada tekanan 4 MPa atau lebih rendah
untuk mencegah kandungan campuran diatas 10,4 %.
b). Untuk menentukan effisiensi termal, kita perlu tahu entalpi pada semua
kondisi, meliputi :
Keadaan 1 : P1 = 10 kPa ; cairan jenuh, diperoleh : h1 = hf =191, 81
kJ/kg , V1 = Vf = 0,00101 m3/kg
Keadaan 2 : P2 = 15 MPa ; s2 = s1, diperoleh :
Kerja masuk pompa :
Wpompa in = V1 * (P2-P1)
Wpompa in = (0,00101 (m3/kg) * (15000 –10)(kPa))
Wpompa in = 15,14 kJ/kg
Wpompa in = (h2-h1), oleh karena itu, diperoleh :
h2 = (Wpompa in + h1)
h2 = (15,14 + 191,81) (kJ/kg)
h2 = 207,21 kJ/kg
Keadaan 3 : P3 = 15 MPa ; T3 = 600oC, superpanas, diperoleh : h3 =
3583,1 kJ/kg , s3 = 6,6796 kJ/kg K
Keadaan 4 : P4 = 4 MPa ; s4 = s3, diperoleh : h4 = 3155 kJ/kg (T4 =
375,5oC)
Dengan demikian, diperoleh :
Masukan panas boiler :
qin = (h3-h2) + (h5–h4)
qin = ((3583,1 – 206,95) + (3674,9 – 3155) (kJ/kg))
qin = (3376,15 + 519,9) (kJ/kg))
qin = 3896,05 kJ/kg
Keluaran panas kondensor :
qout = (h6-h1)
qout = (2335,1 – 191,81)(kJ/kg)
qout = 2143,29 kJ/kg
Dan
ɳth = 1 – (qout/qin)
ɳth = 1 – (2143,29 (kJ/kg) / 3896,05 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,55
ɳth = 0,45
ɳth = 45 %
Bahasan :
Hasil ini adalah jawaban pada contoh soal 6.3c untuk tekanan yang sama
serta batas temperatur, tetapi tanpa proses pemanas ulang. Sebagai
perbandingan pada dua hasil yang mengungkapkan bahwa mengurangi pemanasan
kandungan campuran dari 19,6 % menjadi 10,4 % sementara penambahan
effisiensi termal dari 43 % menjadi 45 %.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 19
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

6.6 Siklus Rankine ideal regeneratif


Periksa hati-hati diagram T~s siklus Rankine yang digambar ulang pada
gambar 6.14 dimana panas dipindahkan pada fluida kerja selama proses 2~2’
pada temperatur relatif rendah. Panas rata-rata lebih rendah menaikkan
temperatur, dengan demikian effisiensi siklus.

Gambar 6.14 Bagian pertama pada proses penambahan panas


pada boiler yang membawa temperature relative rendah
Untuk memperbaiki kekurangan ini, kita mencari cara untuk meningkatkan
temperatur cairan meninggalkan pompa (disebut air umpan) sebelum masuk
boiler. Salah satu kemungkinannya adalah memindahkan panas ke air umpan dari
ekspansi uap pada aliran balik yang dibuat penukar kalor menuju turbin pada
penggunaan regenerasi. Solusi ini juga tidak praktis, sebab sukar untuk
dirancang pada penukar panas serta menaikkan kandungan campuran uap pada
tingkat akhir turbin.
Proses regenerasi praktis pada pembangkit daya uap dicapai dengan
mengekstraksi atau menghabiskan aliran dari turbin pada berbagai titik. Uap
ini, akan dapat menghasilkan kerja lebih dengan ekspansi lebih lanjut pada
turbin, adalah digunakan sebagai ganti pemanas air umpan. Peralatan dimana
panas diregenerasi disebut regenator atau pemanas air umpan (FWH).
Regenerasi tidak hanya mengembangkan effisiensi siklus, tetapi juga
mengembangkan kemudahan yang berarti pada kelemahan air umpan (mengambil
udara yang bocor pada kondensor) untuk mencegah korosi pada boiler. Hal ini
juga membantu menolong mengendalikan laju aliran volume besar uap pada
tingkat akhir turbin (karena volume spesifik besar pada tekanan rendah). Oleh
karena itu, regenerasi telah digunakan pada semua pembangkit daya modern
sejak diperkenalkannya pada tahun 1920.
Sebuah pemanas air umpan pada dasarnya adalah penukar panas dimana
panas dipindahkan dari uap ke air umpan oleh campuran dua aliran fluida
(pemanas air umpan terbuka) atau tanpa campuran dua aliran fluida (pemanas
air umpan tertutup). Regenerasi dengan kedua tipe tersebut pada pemanas air
umpan akan dibahas dibawah.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 20
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

6.6.1 Pemanas air umpan terbuka


Sebuah pemanas air umpan terbuka (atau kontak langsung), pada
dasarnya adalah ruang percampuran, dimana uap ekstraksi dari campuran
turbin dengan air umpan keluaran pompa. Idealnya adalah campuran
meninggalkan pemanas sebagai cairan jenuh pada tekanan pemanas. Skematik
pembangkit daya uap dengan pemanas air umpan satu terbuka (juga disebut
siklus regeneratif satu tingkat) serta diagram T~s siklus ditunjukkan pada
gambar 6.15.
Pada siklus Rankine regeneratif ideal, uap masuk turbin pada tekanan
boiler (keadaan 5) serta ekspansi isentropik ke tekanan menengah (keadaan 6).
Beberapa uap diekstraksi pada keadaan ini serta jalurnya pada pemanas air
umpan, sehingga sisa uap dilanjutkan ke ekspansi isentropik pada tekanan
kondensor (keadaan 7). Uap ini meninggalkan kondensor sebagai cairan jenuh
pada tekanan kondensor (keadaan 1). Air kondensasi yang disebut air umpan
kemudian masuk ke pompa isentropik dimana dikompresi ke tekanan pemanas
air umpan (keadaan 2) dan jalurnya ke pemanas air umpan, dimana bercampur
dengan uap ekstraksi dari turbin.
Fraksi uap ekstraksi adalah seperti campuran yang meninggalkan pemanas
sebagai cairan jenuh pada tekanan pemanas (keadaan 3). Pompa kedua
menaikkan tekanan air pada tekanan boiler (keadaan 4). Siklus dilengkapi
dengan pemanasan air pada boiler ke keadaan masukan turbin (keadaan 5).
Dalam menganalisis pembangkit daya uap, lebih mudah untuk kerja dengan
jumlah ekspresi perbagian massa pada aliran uap melewati boiler. Untuk tiap 1
kg uap yang meninggalkan boiler, y kg ekspansi parsial pada turbin serta
ekstraksi pada keadaan 6. Tetapkan (1-y) kg ekspansi dilengkapi pada tekanan
kodensor. Oleh karena itu, laju aliran massa berbeda pada komponen yang
berbeda.
Jika laju aliran massa melewati boiler adalah ṁ, untuk contoh, berarti (1-
y) ṁ melewati kondensor. Aspek ini pada siklus Rankine regeneratif harus
dipertimbangkan dalam menganalisis siklus dengan baik seperti pada
interpretasi area diagram T~s. Dalam keterangan gambar 6.15, panas serta
kerja berinteraksi pada siklus Rankine regeneratif dengan satu pemanas air
umpan yang dapat diekspresi perbagian massa aliran uap melewati boiler
sebagai berikut :
qin = h5 – h4 …………… (6.14)
qout = (1-y)(h7 – h1) ………… (6.15)
Wturbin out = (h5 – h6) + (1-y)(h6 – h7) ……… (6.16)
Wpompa in = (1 – y) W pompa 1 in + Wpompa 2 in ………… (6.17)
Dimana :
y = ṁ6 / ṁ5 (fraksi pada uap ekstraksi)
Wpompa 1, in = V1 * (P2 – P1)
Wpompa 2, in = V3 * (P4 – P3)
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 21
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Gambar 6.15 siklus Rankine ideal regeneratif


dengan pemanas air umpan terbuka

Effisiensi termal siklus Rankine bertambah sebagai hasil regenerasi.


Regenerasi ini menyebabkan kenaikan temperatur rata-rata dimana panas
berpindah pada uap dalam boiler melalui kenaikan temperatur air sebelum
memasuki boiler. Effisiensi siklus bertambah lebih lanjut sebagai jumlah
pemanas air umpan yang ditambahkan. Banyak pembangkit besar dalam
operasinya hari ini menggunakan banyak pemanas air umpan. Jumlah optimum
pemanas air umpan ditentukan dari pertimbangan ekonomi. Penggunaan pemanas
air umpan tambahan tak dapat dibenarkan kecuali menyimpan lebih banyak
biaya bahan bakar daripada biayanya sendiri.
6.6.2 Pemanas air umpan tertutup
Tipe lain pemanas air umpan yang sering digunakan pada pembangkit daya
uap adalah pemanas air umpan tertutup, dimana panas dipindahkan dari
ekstraksi uap ke air umpan tanpa berbagai campuran terjadi. Dua aliran
sekarang dapat pada tekanan yang berbeda, sejak mereka tidak bercampur.
Skematik pembangkit daya uap dengan satu pemanas air umpan tertutup serta
diagram T~s siklus ditunjukkan pada gambar 6.16. Pada pemanas air umpan
ideal tertutup, air umpan dipanaskan melalui temperatur keluar ekstraksi uap,
dimana idealnya meninggalkan pemanas sebagai cairan jenuh pada tekanan
ekstraksi.

Gambar 6.16 Siklus Rankine ideal regeneratif


dengan pemanas air umpan tertutup
Pada pembangkit daya nyata, air umpan meninggalkan pemanas dibawah
temperatur keluar pada ekstraksi uap sebab perbedaan temperatur pada paling
sedikit beberapa derajat yang diperlukan untuk berbagai perpindahan panas
efektif terjadi.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 22
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Uap kondensasi adalah salahsatu yang dipompa ke jalur air umpan atau
rute ke pemanas lain atau ke kondensor melalui peralatan yang disebut trap.
Trap mengizinkan cairan ke pencekikan ke daerah bertekanan lebih rendah
tetapi memerangkap uap air. Entalpi uap sisa konstan selama proses pencekikan
ini.
Pemanas air umpan terbuka dan tertutup dapat dibandingkan sebagai
berikut. Pemanas air umpan terbuka sederhana serta murah dan memiliki
karakteristik perpindahan panas baik. Mereka juga membawa air umpan ke
keadaan jenuh. Untuk tiap pemanas, pompa memerlukan untuk memegang air
umpan. Pemanas air umpan tertutup adalah lebih komplek sebab adanya
jaringan tabung internal, dengan demikian mereka menjadi lebih mahal.
Perpindahan panas pada pemanas air umpan tertutup juga kurang efektif
karena dua aliran tidak pada kondisi kontak langsung. Namun, pemanas air
umpan tertutup tidak perlu pompa terpisah untuk tiap pemanas karena
ekstraksi uap dan air umpan dapat berbeda tekanan. Sebagian besar
pembangkit daya uap menggunakan kombinasi pemanas air umpan terbuka dan
tertutup sebagaimana ditunjukkan pada gambar 6.17.

Gambar 6.17 Pembangkit daya uap dengan satu terbuka


dan tiga tertutup pemanas air umpan

Contoh soal : 6.5 (Siklus Rankine ideal regeneratif)


Pertimbangkan pembangkit daya uap yang dioperasikan pada siklus
Rankine ideal regeneratif dengan satu pemanas air umpan terbuka. Uap masuk
turbin pada 15 MPa 600oC dan kondensasi kondensor pada tekanan 10 kPa.
Beberapa uap meninggalkan turbin pada tekanan 1,2 MPa serta masuk pemanas
air umpan terbuka. Tentukan fraksi ekstraksi uap dari turbin serta effisiensi
termal siklus !
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 23
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Gambar 6.18 Skematik diagram T~s untuk contoh soal 6.5


Solusi :
Beberapa uap meninggalkan turbin pada tekanan 1,2 MPa serta masuk
pemanas air umpan terbuka. Tentukan fraksi ekstraksi uap dari turbin serta
effisiensi termal siklus.
Asumsikan :
1. Kondisi operasi adalah aliran stabil. 2. Perubahan energi kinetik serta
energi potensial adalah diabaikan.
Analisis :
Skematik pembangkit uap serta diagram T~s siklus ditunjukkan pada
gambar 6.18 diatas. Kita mencatat bahwa pembangkit daya dioperasikan pada
siklus Rankine regeneratif ideal. Oleh karena itu, pompa dan turbin alirannya
adalah isentropik, terdapat bukan perubahan tekanan pada boiler, kondensor
maupun pemanas air umpan dan uap meninggalkan kondensor serta pemanas air
umpan sebagai fluida jenuh, kita tentukan entalpi pada berbagai keadaan.
Keadaan 1 : P1 = 10 kPa ; cairan jenuh, diperoleh : h1 = hf =191, 81
kJ/kg , V1 = Vf = 0,00101 m3/kg
Keadaan 2 : P2 = 1,2 MPa ; s2 = s1, diperoleh :
Kerja masuk pompa :
Wpompa in = V1 * (P2-P1)
Wpompa in = (0,00101 (m3/kg) * (1200 –10)(kPa))
Wpompa in = 1,2 kJ/kg
Wpompa in = (h2-h1), oleh karena itu, diperoleh :
h2 = (Wpompa in + h1)
h2 = (1,2 + 191,81) (kJ/kg)
h2 = 193,01 kJ/kg
Keadaan 3 : P3 = 1,2 MPa ; cairan jenuh, diperoleh : h3 = 798,33
kJ/kg , V3 = Vf = 0,001138 m3/kg
Keadaan 4 : P4 = 15 MPa ; s4 = s3, diperoleh :
Kerja masuk pompa :
Wpompa 2 in = V3 * (P4-P3)
Wpompa 2 in = (0,001138 (m3/kg) * (15000 –1200)(kPa))
Wpompa 2 in = 15,70 kJ/kg
Wpompa 2 in = (h4-h3), oleh karena itu, diperoleh :
h4 = (Wpompa 2 in + h3)
h4 = (15,70 + 798,33) (kJ/kg)
h4 = 814,03 kJ/kg
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 24
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Keadaan 5 : P5 = 15 MPa ; T5 = 600oC, diperoleh : h5 = 3583,1 kJ/kg ,


s5 = 6,6796 kJ/kg K
Keadaan 6 : P6 = 1,2 MPa ; s6 = s5, diperoleh : h6 = 2860,2 kJ/kg ,
(T6 = 218,4oC)
Keadaan 7 : P7 = 10 kPa ; s7 = s5, diperoleh :
x7 = (s7 - sf)/ sfg
x7 = (6,6796 – 0,6492) (kJ/kg K)/ 7,4996 (kJ/kg K)
x7 = 0,8041
Juga :
h7 = hf + (x7 hfg)
h7 = 191,81 (kJ/kg) + (0,8041 * 2392,1) (kJ/kg)
h7= 2115,3 kJ/kg
Analisis energi pada pemanas air umpan adalah identik pada analisis
energi ruang pencampuran. Pemanas air umpan umumnya diisolasi baik ( = 0)
dan mereka tidak melibatkan berbagai interaksi kerja (Ẃ = 0). Dengan
mengabaikan energi kinetik serta energi potensial pada uap, kesetimbangan
energi berkurang untuk pemanas air umpan menjadi :
Ėin = Ėout ∑in ṁh = ∑out ṁh
Atau,
yh6 + (1-y)h2 = 1(h3)
Dimana y adalah fraksi ekstraksi dari turbin (= ṁ6/ṁ5). Solusi untuk y dan
substitusi nilai entalpi, kita temukan :
y = (h3 – h2) / (h6 – h2)
y = (798,33 - 193,01) (kJ/kg) / (2860,2 - 193,01) (kJ/kg)
y = 605,32 (kJ/kg) / 2667,19 (kJ/kg)
y = 0,2270
Dengan demikian :
Masukan panas boiler :
qin = (h5–h4)
qin = (3583,1 – 814,03) (kJ/kg)
qin = 2769,07 kJ/kg
Keluaran panas kondensor :
qout = (1- y)(h7-h1)
qout = (1 – 0,227) * (2115,3 – 191,81)(kJ/kg)
qout = 0,773 * 1923,49 (kJ/kg)
qout = 1486,86 kJ/kg
Oleh karena itu,
ɳth = 1 – (qout/qin)
ɳth = 1 – (1486,86 (kJ/kg) / 2769,07 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,537
ɳth = 0,463
ɳth = 46,3 %
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 25
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Bahasan :
Masalah ini dikerjakan diluar pada contoh soal 6.3c untuk tekanan yang
sama serta batas temperatur tetapi tanpa proses regenerasi. Perbandingan
pada dua hasil mengungkapkan bahwa effisiensi termal pada siklus telah
bertambah dari 43 menjadi 46,3 % sebagai hasil regenerasi. Kerja bersih
keluar berkurang 171 kJ/kg tetapi panas masuk berkurang 607 kJ/kg dimana
dihasilkan pada kenaikan bersih pada effisiensi termal.

Contoh soal : 6.6 (siklus Rankine regeneratif pemanas ulang ideal)


Pertimbangkan pembangkit daya uap yang dioperasikan pada siklus
Rankine ideal regeneratif pemanas ulang dengan satu pemanas air umpan
terbuka, satu pemanas air umpan tertutup dan satu pemanas ulang. Uap
meninggalkan turbin pada 15 MPa 600oC dan dikondensasi pada kondensor 10
kPa. Beberapa uap diekstraksi dari turbin pada 4 MPa untuk pemanas air umpan
tertutup dan sisa uap dipanaskan pada tekanan sama pada 600oC. Ekstraksi
uap melengkapi kondensasi pada pemanas serta pompa pada 15 MPa sebelum
bercampur dengan air umpan pada tekanan sama. Uap untuk pemanas air umpan
terbuka diekstraksi dari tekanan rendah turbin pada tekanan 0,5 MPa.
Tentukan fraksi uap ekstraksi dari turbin sebagai effisiensi termal siklus .

Gambar 6.19 Skematik diagram T~s untuk contoh soal 6.6


Solusi :
Sebuah pembangkit daya uap dioperasikan pada siklus Rankine
regeneratif pemanas ulang dengan satu pemanas air umpan terbuka, satu
pemanas air umpan tertutup dan satu pemanas ulang. Fraksi uap ekstraksi dari
turbin serta effisiensi termal siklus akan ditentukan.
Asumsikan :
1. Kondisi operasi adalah aliran stabil. 2. Perubahan energi kinetik serta
energi potensial adalah diabaikan. 3. Pada kedua pemanas air umpan, terbuka
dan tertutup dipanaskan pada temperatur jenuh serta tekanan pemanas air
umpan. (catat bahwa hal ini adalah asumsi konservatif karena ekstraksi uap
masuk pemanas air umpan tertutup pada 376oC dan temperatur jenuh pada
tekanan air umpan tertutup pada 4 MPa dan 250oC).
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 26
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Analisis :
Skematik pembangkit daya serta diagram T~s siklus ditunjukan pada
gambar 6.19 diatas. Pembangkit daya dioperasikan pada siklus Rankine ideal
regeneratif pemenas ulang dan pompa serta turbin adalah isentropik.Terdapat
bukan penurunan tekanan pada boiler, pemanas ulang, kondensor maupun
pemanas air umpan. Uap meninggalkan kondensor dan pemanas air umpan
sebagai cairan jenuh.
Entalpi pada berbagai keadaan serta kerja pompa persatuan massa aliran
fluida sebagai berikut :
h1 = 191, 81 kJ/kg h2 = 192,30 kJ/kg
h3 = 640,09 kJ/kg h4 = 643,92 kJ/kg
h5 = 1087,4 kJ/kg h6 = 1087,4 kJ/kg
h7 = 1101,2 kJ/kg h8 = 1089,8 kJ/kg
h9 = 3155,0 kJ/kg h10 = 3155,0 kJ/kg
h11 = 3674,9 kJ/kg h12 = 3014,8 kJ/kg
h13 = 2335,7 kJ/kg
Kerja masuk pompa :
Wpompa 1 in = (h2-h1)
Wpompa 1 in = (192,30 –191,81)(kJ/kg)
Wpompa 1 in = 0,49 kJ/kg
Wpompa 2 in = (h4-h3)
Wpompa 2 in = (643,92 – 640,09)(kJ/kg)
Wpompa 2 in = 3,83 kJ/kg
Wpompa 3 in = (h7-h6)
Wpompa 3 in = (1101,2 – 1087,4)(kJ/kg)
Wpompa 3 in = 13,8 kJ/kg
Fraksi ekstraksi uap ditentukan dari massa serta kesetimbangan energi pada
pemanas air umpan :
 Pemanas air umpan tertutup
Ėin = Ėout
(Y * h10) + (1-y)h4 = (1-y)h5 + yh6
Y = (h5 – h4)/((h10 –h6) + (h5 – h4))
Y = (1087,4–643,92)(kJ/kg)/(( 3155,0 –1087,4) + (1087,4 –643,92)
(kJ/kg))
Y = 443,48 (kJ/kg)/( 2067,6 + 443,48) (kJ/kg)
Y = 0,1766
 Pemanas air umpan terbuka
Ėin = Ėout
(z * h12) + (1-y-z)h2 = (1-y)h3
z = ((1-y)(h3 – h2))/((h12 –h2)
z = ((1- 0,1766) * (640,09–192,30)(kJ/kg))/(( 3014,8 –192,3) (J/kg)
z = (0,8234 * 447,79)(kJ/kg)/ 2822,5 (kJ/kg)
z = 0,1306
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 27
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Entalpi pada keadaan 8 ditentukan dengan menerapkan persamaan massa


dan energi pada ruang pencampuran, dimana diasumsikan diisolasi :
Ėin = Ėout
(1 * h8) = (1-y)h5 + (y * h7)
h8 = (1-y)h5 + (y * h7)
h8 = ((1 - 0,1766) * 1087,4)(kJ/kg)) + (0,1766 * 1101,2) (J/kg)
h8 = (895,365 + 194,472)(kJ/kg)
h8 = 1089,8 kJ/kg
Dengan demikian :
Masukan panas boiler :
qin = (h9–h8) + ((1-y)(h11–h10))
qin = (3155,0 – 1089,8) (kJ/kg) + ((1-0,1766)* (3674,9 – 3155,0)
(kJ/kg)
qin = 2065,2 (kJ/kg) + (0,8234 * 519,9) (kJ/kg)
qin = 2493,29 kJ/kg
Keluaran panas kondensor :
qout = (1- y-z)(h13-h1)
qout = (1 – 0,1766 – 0,1306) * (2335,7 – 191,81)(kJ/kg)
qout = (0,6928 * 2143,89) (kJ/kg)
qout = 1485,29 kJ/kg
Oleh karena itu,
ɳth = 1 – (qout/qin)
ɳth = 1 – (1485,29 (kJ/kg) / 2493,29 (kJ/kg))
ɳth = 1 – 0,596
ɳth = 0,404
ɳth = 40,4 %
Bahasan :
Masalah ini adalah kerja keluar pada contoh soal 6.4 untuk tekanan yang
sama serta temperatur terbatas dengan pemanas ulang tetapi tanpa proses
regeneratif. Sebagai perbandingan pada kedua hasil yang diungkapkan, bahwa
effisiensi termal siklus menurun dari 45 % menjadi 40,4 % sebagai hasil proses
regeneratif.
Effisiensi termal siklus ini dapat ditentukan dari
ɳth = Wnet/ qin = (Wturbin out – Wpompa in)/ qin

6.7 Analisis hukum kedua pada siklus pembangkit uap


Siklus Carnot ideal adalah siklus reversibel total, dengan demikian tidak
termasuk berbagai irreversibel. Siklus Rankine ideal (sederhana, pemanas
ulang ataupun regeneratif), namun hanya reversibel secara internal, mereka
melibatkan irreversibel external pada sistem, seperti perpindahan panas
melalui perbedaan temperatur terbatas. Analisa hukum kedua pada siklus
mengungkapkan irreversibel terbesar terjadi dan apa yang membesarkan
mereka ?
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 28
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Hubungan untuk eksergi dan destruksi eksergi sistem aliran stabil


dikembangkan pada bab yang lain. DEstruksi eksergi untuk sistem aliran stabil
dapat diekspresikan melalui laju aliran dalam bentuk berikut :

= To (∑out ṁs + out/Tbout - ∑in ṁs + in/Tbin) ……………… (6.18)


Atau pada basis massa untuk satu masukan, satu keluaran, aliran stabil
peralatan adalah berikut :
xdest = To sgen = To (se – si + qout/Tbout – qin/Tbin) …………… (6.19)
Dimana Tb, in serta Tb, out adalah temperatur batas sistem dimana panas
dipindahkan dari dan ke sistem. Destruksi eksergi dihubungkan dengan siklus
yang bergantung pada besarnya perpindahan panas dengan melibatkan
reservoir temperatur tinggi dan reservoir temperatur rendah diantara
temperatur mereka. Hal ini dapat diekspresikan pada bagian dasar massa
sebagai berikut :
xdest = To (∑qout/Tbout – ∑qin/Tbin) ……………… (6.20)
Untuk siklus yang hanya melibatkan perpindahan panas dengan sumber TH serta
sink TL, destruksi eksergi menjadi :
xdest = To (qout/Tbout – qin/Tbin) ……………… (6.21)
Eksergi pada aliran fluida Ψ pada berbagai keadaan dapat ditentukan dari :
Ψ = (h – ho) – To(s – so) + (v2/2) + gz ……………… (6.22)
Dimana subskrip “o” menunjukkan sekeliling.

Contoh soal : 6.7 (siklus Rankine ideal pada analisis hukum kedua)
Tentukan penghancuran eksergi yang dihubungkan dengan siklus Rankine
(4 proses siklus berjalan baik) seperti dibahas pada contoh soal 6.1. Asumsikan
bahwa panas dipindahkan ke uap pada tungku 1600 K dan panas dibuang pada
medium pendingin 290 K serta 100 kPa. Juga tentukan eksergi uap
meninggalkan turbin.
Solusi :
Analisa siklus Rankine pada contoh soal 6.1 adalah dipertimbangkan.
Untuk sumber spesifik dan temperatur tenggelam, destruksi eksergi
dihubungkan dengan siklus serta eksergi uap pada keluaran turbin adalah
ditentukan.
Analisis :
Pada contoh soal 6.1, panas masuk diperoleh 2728,6 kJ/kg dan panas yang
dibuang pada 2018,6 kJ/kg. Proses 1~2 serta 3~4 adalah isentropik (s1 = s2
dan s3 = s4), oleh karena itu, tidak melibatkan berbagai irreversibel internal
maupun external. Dengan demikian :
xdest 1,2 = 0 dan xdest 3,4 = 0
Proses 2~3 dan 4~1 adalah tambahan panas pada tekanan konstan serta
proses pembuangan panas, mereka adalah reversibel internal. Tetapi
perpindahan panas diantara fluida kerja dan sumber atau sink terjadi melalui
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 29
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

perbedaan temperatur terbatas membuat kedua proses irreversibel.


Irreversibilitas dihubungkan dengan tiap proses ditentukan dari persamaan
6.19. Entropi uap pada tiap keadaan ditentukan dari tabel uap :
s2 = s1= sf= 1,2132 kJ/kg K (pada 75 kPa)
s4 = s3 = 6,7450 kJ/kg K (pada 3 MPa, 350oC)
Dengan demikian :
xdest 23 = To (s3 – s2 – qin 23/Tsumber)
xdest 23 = 290 (K) * ((6,7450 – 1,2132 (kJ/kg K)) – (2728,6 (kJ/kg)
/1600 (K))
xdest 23 = 290 (K) * (5,5318 - 1,7054 (kJ/kg K))
xdest 23 = 1110 kJ/kg
xdest 41 = To (s1 – s4 + qout 41/Tsink)
xdest 41 = 290 (K) * ((1,2132 – 6,7450 (kJ/kg K)) + (2018,6 (kJ/kg)
/290 (K))
xdest 41 = 290 (K) * (- 5,5318 + 6,9607 (kJ/kg K))
xdest 41 = 414 kJ/kg
Oleh karena itu, irreversibel siklus adalah :
xdest siklus = xdest12 + xdest23 + xdest34 +xdest41
xdest siklus = (0 + 1110 + 0 + 414) (kJ/kg)
xdest siklus = 1524 kJ/kg
Eksergi total merusak selama siklus, dapat ditentukan dari persamaan
6.21. Catatan bahwa destruksi eksergi terbesar pada siklus terjadi selama
proses penambahan panas. Oleh karena itu, berbagai usaha untuk mengurangi
destruksi eksergi harus dimulai dengan proses ini. Kenaikan temperatur uap
masuk turbin, sebagai contoh, akan mengurangi perbedaan temperatur, dengan
demikian menurunkan destruksi eksergi.
Eksergi (kerja potensial) uap meninggalkan turbin ditentukan dari
persamaan 6.22. Abaikan energi kinetik dan energi potensial, turunkan menjadi :
Ψ4 = (h4 –ho) - To (s4 – s0)
Dimana :
ho = hf = 71,355 kJ/kg (pada 290 K, 100 kPa)
so = sf = 0,2533 kJ/kg K (pada 290 K, 100 kPa)
Dengan demikian :
Ψ4 = (2403 – 71,355)(kJ/kg) – (290 (K)*(6,745 – 0,2533)(kJ/kg K))
Ψ4 = (2331,645 – 1882,593)(kJ/kg)
Ψ4 = 449,1 kJ/kg
Bahasan :
Catatan bahwa 449,1 kJ/kg pada kerja dapat diperoleh dari uap yang
meninggalkan turbin jika melewatinya pada keadaan sekitar pada cara
reversibel.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 30
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

6.8 Kogenerasi
Pada semua siklus yang dibahas, tujuan utamanya adalah mengkonversi
sebagian perpindahan panas ke fluida kerja melalui kerja, dimana sebagian
besar yang berharga bentuknya energi. Bagian panas yang tersisa dibuang ke
sungai, danau, lautan ataupun atmosfir sebagai sampah panas, sebab kualitas
(tingkatnya) terlalu rendah bagi penggunaan praktis. Sampah panas dalam
jumlah besar adalah berharga, kita telah bayar untuk menghasilkan kerja,
sebab listrik atau keja mekanik hanya dalam bentuk energi yang mana
perangkat teknik (seperti fan) dapat dioperasikan.
Banyak sistem atau peralatan, namun perlu masukan energi pada bentuk
panas. Banyak industri sangat bergantung pada proses pemanasan seperti
bahan kimia, pulp serta kertas, produksi minyak serta pengilangan, pembuatan
baja, proses makanan serta industri tekstil. Proses pemanasan pada industri
tersebut biasanya menyediakan uap pada 5~7 atm serta 150~200oC
(300~400oF). Energi ini biasanya dipindahkan ke uap melalui pembakaran batu
bara, minyak, gas alam ataupun bahan bakar lainnya pada tungku.
Sekarang, mari kita periksa operasi pada proses pemanasan pembangkit
tertutup. Abaikan berbagai losses panas pada pipa, semua perpindahan panas
ke uap pada boiler yang digunakan dalam proses pemanasan bagian-bagian
seperti ditunjukkan pada gambar 6.20. Oleh karena itu, proses pemanasan
terlihat seperti operasi sempurna dengan praktiknya tanpa sampah pada energi.
Dari pandangan hukum ke 2, namun sesuatu tidak terlihat begitu
sempurna.Temperatur pada tungku adalah tipe yang sangat tinggi (sekitar
1400oC), dengan demikian energi pada tungku sangat tinggi kualitasnya. Kualitas
energi yang sangat tinggi ini dipindahkan ke air untuk menghasilkan uap pada
pada sekitar 200oC atau dibawah (proses irreversibel tinggi). Hubungkan
dengan irreversibilitas, tentu saja losses pada eksergi ataupun kerja potensial.
Hal itu sederhana, tidak bijaksana untuk menggunakan energi kualitas tinggi
menyelesaikan tugas yang dapat diselesaikan dengan kualitas energi rendah.

Gambar 6.20 Pembangkit proses pemanasan sederhana

Industri yang menggunakan jumlah besar proses pemanasan juga


mengkonsumsi sejumlah besar daya listrik. Oleh karena itu, teknik membuatnya
lebih ekonomis dirasakan dengan menggunakan kerja potensial yang siap untuk
menghasilkan daya bukan membiarkannya sia-sia. Hasilnya adalah pembangkit
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 31
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

yang menghasilkan listrik saat bertemu proses pemanasan yang diperlukan pada
proses industri tertentu. Seperti pembangkit yang disebut pembangkit
kogenerasi. Pada umumnya, kogenerasi adalah produksi yang lebih dari satu
penggunaan bentuk energi (seperti proses pemanasan dan daya listrik) dari
sumber energi yang sama.
Siklus turbin uap (Rankine) yang lain atau siklus turbin gas (Brayton)
atau bahkan kombinasi siklus (bahasan yang lalu) dapat digunakan sebagai siklus
daya pada pembangkit kogenerasi. Skematik pembangkit kogenerasi turbin uap
ideal ditunjukkan pada gambar 6.21. Mari kita katakan pembangkit ini adalah
proses pemanasan penyedia  p pada 500 kPa laju 100 kW. Untuk menemukan
permintaan ini, uap diekspansi dalam turbin ke tekanan 500 kPa, menghasilkan
daya pada 20 kW.
Laju aliran uap dapat disesuaikan seperti uap yang meninggalkan proses
pemanasan bagian cairan jenuh pada 500 kPa. Uap kemudian dipompa pada
tekanan boiler serta dipanaskan dalam boiler pada keadaan 3. Kerja pompa
biasanya sangat kecil dan dapat diabaikan. Abaikan berbagai losses panas, laju
aliran panas masuk boiler dapat ditentukan dari persamaan energi menjadi 120
kW.

Gambar 6.21 Pembangkit ideal kogenerasi

Mungkin sebagian besar fitur mencolok pada pembangkit kogenerasi


turbin uap ideal seperti ditunjukkan pada gambar 6.21 adalah tidak hadirnya
kondensor. Dengan demikian, tidak terdapat panas yang dibuang dari
pembangkit ini sebagai sampah panas. Dengan kata lain, semua energi
dipindahkan ke uap dalam boiler adalah utilisasi sebagai proses panas lain atau
daya listrik. Dengan demikian, sesuai pada definisi faktor utilisasi untuk
pembangkit kogenerasi sebagai berikut :
ϵu = (kerja keluar bersih-proses panas terkirim)/ masukan panas total
ϵu = (Ẃnet - p)/ in ………………… (6.23)
ϵu = 1 - (out/ in) …………………… (6.24)
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 32
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

dimana  out merepresentasikan panas yang dibuang pada kondensor.


Sesungguhnya, out juga termasuk semua losses panas yang tak diinginkan dari
pipa dan komponen, tetapi biasanya kecil, dengan demikian diabaikan. Itu juga
termasuk pembakaran yang kurang efisien seperti pembakaran yang tak
lengkap dan tumpukan losses ketika faktor utilisasi pada pembangkit
kogenerasi turbin uap ideal jelas 100 %. Pembangkit kogenerasi nyata memiliki
faktor utilisasi tinggi mencapai 80 %. Beberapa pembangkit kogenerasi baru
memiliki faktor utilisasi lebih tinggi.
Perhatikan itu tanpa turbin, kita akan perlu untuk menyediakan panas ke
uap dalam boiler pada laju hanya 100 kW, sebagai gantinya 120 kW. Tambahan
20 kW pada persediaan panas dikonversi pada kerja. Oleh karena itu,
pembangkit daya kogenerasi ekivalen pada pembangkit gabungan proses
pemanasan dengan pembangkit daya memiliki effisiensi termal pada 100 %.
Pembangkit kogenerasi turbin uap ideal yang dilukiskan diatas tidaklah
praktis, karena tidak sesuai untuk daya dan beban proses pemanasan yang
bervariasi. Skematik pembangkit kogenerasi lebih praktis (tetapi lebih komplek)
ditunjukkan pada gambar 6.22. Dibawah operasi normal, beberapa uap
diekstraksi dari turbin pada beberapa penentuan awal tekanan menengah P6.
Awalnya, uap diekspansi ke tekanan kondensor P7 dan didinginkan pada tekanan
konstan. Panas dibuang dari kondensor merepresentasikan sampah panas untuk
siklus.

Gambar 6.22 Pembangkit kogenerasi dengan beban sesuai


Pada waktu permintaan tinggi untuk proses pemanasan, semua uap menuju
bagian proses pemanasan dan tak ada yang menuju kondensor (ṁ7 = 0). Sampah
panas nol pada mode ini. Jika ini tidak cukup, beberapa uap meninggalkan boiler
melalui pencekikan oleh ekspansi atau penurunan tekanan katup (PRV) ke
tekanan ekstraksi P6 serta langsung pada bagian proses pemanasan. Proses
pemanasan maksimum adalah realita ketika semua uap meninggalkan boiler
melewati penurunan tekanan katup (ṁ5 = ṁ4), tak ada daya yang dihasilkan
pada mode ini.
Ketika tidak terdapat permintaan untuk proses pemanasan, semua uap
meninggalkan turbin dan kondensor (ṁ5 = ṁ6 = 0) dan pembangkit kogenerasi
dioperasikan sebagai pembangkit daya uap biasa. Laju aliran panas masuk, panas
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 33
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

yang dibuang serta proses penyediaan panas adalah baik bagi daya yang
dihasilkan untuk pembangkit kogenerasi, dapat diekspresikan sebagai berikut :
in = ṁ3 * (h4 – h3) ……………… (6.25)
out = ṁ7 * (h7 – h1) ……………… (6.26)
p = (ṁ5 * h5) + (ṁ6 * h6) + (ṁ8 * h8) ……………… (6.27)
Ẃturbin = ((ṁ4 - ṁ5) * (h4 – h3)) + (ṁ7 * (h6 – h7)) ………… (6.28)
Dibawah kondisi optimum, pembangkit kogenerasi disimulasikan sebagai
pembangkit kogenerasi ideal yang dibahas sebelumnya. Hal itu adalah uap yang
diekspansi pada turbin ke tekanan ekstraksi serta dilanjutkan ke bagian proses
pemanasan. Tanpa uap melewati PRV atau kondensor, dengan demikian tidak ada
sampah panas yang dibuang (ṁ4 = ṁ6 dan ṁ5 = ṁ7 = 0). Kondisi ini sulit dicapai
pada praktiknya, sebab variasi konstan pada proses pemanasan dan daya beban.
Tetapi pembangkit harus dirancang untuk kondisi operasi optimum diperkirakan
hampir sepanjang waktu.
Penggunaan data kogenerasi pada permulaan abad ini ketika pembangkit
daya diintegrasikan pada komunitas untuk menyediakan pemanasan daerah, hal
ini, tempat, air panas, serta proses pemanasan untuk bangunan hunian serta
komersial. Sistem pemanasan daerah hilang popularitasnya pada tahun 1940,
karena kenaikan harga bahan bakar. Namun, kenaikan cepat harga bahan bakar
terjadi pada tahun 1970 ketika pembaharuan menarik pada pemanasan daerah.
Pembangkit kogenerasi telah terbukti secara ekonomi sangat atraktif.
Karena itu, lebih dan lebih banyak pembangkit telah dipasang pada beberapa
tahun terakhir dan lebih banyak lagi sedang dipasang.

Contoh soal : 6.8 (Pembangkit kogenerasi ideal)


Pertimbangkan pembangkit kogenerasi yang ditunjukkan pada gambar
6.23. Uap meninggalkan turbin pada 7 MPa 500oC. Beberapa uap diekstraksi
dari turbin pada 500 kPa untuk proses pemanasan. Sisa uap dilanjutkan
diekstraksi pada 5 kPa. Uap kemudiaan dikondensasi pada tekanan konstan
serta dipompa ke tekanan boiler pada 7 MPa. Pada waktu permintaan tinggi
untuk proses pemanasan, beberapa uap meninggalkan boiler sebagai pencekikan
pada 500 kPa dan dialihkan ke proses pemanasan. Fraksi ekstraksi disesuaikan
pada uap yang meninggalkan proses pemanasan sebagai cairan jenuh pada 500
kPa. Kemudian dipompa pada 7 MPa. Laju aliran massa uap melalui boiler
sebesar 15 kg/s. Abaikan berbagai penurunan tekanan serta losses panas pada
pipa dan asumsikan turbin serta pompa sebagai aliran isentropik, tentukan : a).
laju maksimum pada proses pemanasan yang dapat disediakan !; b). daya yang
dihasilkan serta faktor utilisasi ketika tidak ada proses pemanasan yang
disediakan ! ; c). laju aliran proses pemanasan yang disediakan ketika 10 % uap
diekstraksi sebelum masuk turbin dan 70 % uap diekstraksi dari turbin pada
500 kPa untuk proses pemanasan !.
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 34
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Gambar 6.23 Skematik diagram untuk contoh soal 6.8


Solusi :
Pembangkit kogenerasi adalah yang diperhitungkan. Laju aliran maksimum
pada proses penyediaan panas, daya yang dihasilkan dan faktor utilisasi ketika
bukan proses perpindahan panas yang disediakan serta laju proses panas yang
disediakan ketika uap diekstraksi dari jalur uap serta turbin pada rasio
spesifik adalah yang ditentukan.
Asumsi :
1. Kondisi operasi adalah aliran stabil. 2. Penurunan tekanan serta losses
panas pada pipa diabaikan. 3. Perubahan energi kinetik dan energi potensial
diabaikan.
Analisis :
Skematik pembangkit kogenerasi serta diagram T~s pada siklus
ditunjukkan pada gambar 6.23 diatas. Pembangkit daya dioperasikan pada
siklus ideal, dengan demikian pompa dan turbin dianggap mengalami proses
isentropik. Terdapat bukan perubahan tekanan pada boiler, proses pemanasan
maupun kondensor. Uap meninggalkan kondensor dan proses pemanasan sebagai
cairan jenuh.
Masukan kerja pada pompa serta entalpi pada berbagai keadaan adalah
seperti berikut :
Kerja masuk pompa :
Wpompa 1 in = V8 * (P9-P8)
Wpompa 1 in = 0,001005 (m3/kg) * (7000 –5)(kN/m2)
Wpompa 1 in = 7,03 kJ/kg
Wpompa 2 in = V7 * (P10-P7)
Wpompa 2 in = 0,001093 (m3/kg) * (7000 –500)(kN/m2)
Wpompa 2 in = 7,10 kJ/kg
Entalpi pada berbagai keadaan serta kerja pompa persatuan massa aliran
fluida sebagai berikut :
h1 = 3411,4 kJ/kg h2 = 3411,4 kJ/kg
h3 = 3411,4 kJ/kg h4 = 3411,4 kJ/kg
h5 = 2739,3 kJ/kg h6 = 2073,0 kJ/kg
h7 = 640,09 kJ/kg h8 = 137,75 kJ/kg
h9 = 144,78 kJ/kg h10 = 647,19 kJ/kg
h11 = 144,78 kJ/kg
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 35
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

a). Laju aliran maksimum proses pemanasan dicapai ketika semua sistem
meninggalkan boiler melalui pencekikan dan mengirimnya ke proses pemanasan
dan tidak ada yang terkirim ke turbin (bahwa ṁ4 = ṁ7 = ṁ1 = 15 kg/s dan ṁ3
=ṁ5 = ṁ6 = 0 kg/s). Dengan demikian :
maks = ṁ1 (h4–h7)
maks = 15 (kg/s) * (3411,4 – 640,09) (kJ/kg)
maks = 41,57 kW
Faktor utilisasi 100 % pada kasus ini karena tidak ada panas yang dibuang pada
kondensor, losses panas pada pipa serta komponen lain diasumsikan diabaikan
serta losses pembakaran tidak diperhitungkan.
b). Ketika tanpa proses pemanasan yang disediakan, semua uap meninggalkan
boiler melewati turbin dan diekspnasi ke tekanan kondensor pada 5 kPa (bahwa
ṁ3 = ṁ6 = ṁ1 = 15 kg/s dan ṁ2 = ṁ5 = 0 kg/s). Daya maksimum yang dihasilkan
pada model ini, ditentukan melalui :
Ẃturbin out = ṁ * (h3-h6)
Ẃturbin out = 15 (kg/s) * (3411,4 –2073,0)(kJ/kg)
Ẃturbin out = 20076 kW
Ẃpompa 1 in = ṁ * Wpompa 1 in
Ẃpompa 1 in = 15 (kg/s) * 7,03 (kJ/kg)
Ẃpompa 1 in = 105,45 kW
Ẃnet 1 = Ẃturbin out - Ẃpompa 1 in
Ẃnet 1 = (20076 - 105,45) (kW)
Ẃnet 1 = 19970,55 kW
in = ṁ1 (h1–h11)
in = 15 (kg/s) * (3411,4 – 144,78) (kJ/kg)
in = 48999,3 kW
Dengan demikian :
ϵu = (Ẃnet 1 - c)/ in
ϵu = (19970,55 - 0) (kW)/ 48999,3 (kW)
ϵu = 0,408
ϵu = 40,8 %
Bahwa 40,8 % energi adalah utilisasi untuk tujuan digunakan. Catatan bahwa
faktor utilisasi adalah ekivalen pada effisiensi termal kasus ini.
c). Abaikan berbagai perubahan energi kinetik serta energi potensial,
kesetimbangan energi pada proses pemanasan menghasilkan :
Ėin = Ėout
(ṁ4 * h4) + (ṁ5 * h5)= c out + (ṁ7 * h7)
c out = (ṁ4 * h4) + (ṁ5 * h5) - (ṁ7 * h7)
Dimana :
ṁ4 = 0,1 * 15 (kg/s) = 1,5 kg/s
ṁ5 = 0,7 * 15 (kg/s) = 10,5 kg/s
ṁ7 = (ṁ4 + ṁ5)
ṁ7 = (1,5 + 10,5) (kg/s)
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 36
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

ṁ7 = 12 kg/s
Dengan demikian :
c out = ((1,5 * 3411,4) + (10,5 * 2739,3) - (12 * 640,09)) (kg/s)
(kJ/kg)
c out = (5117,1 + 28762,65 - 7681,08)) (kg/s) (kJ/kg)
c out = 26198,67 (kW)
c out = 26,199 MW
Bahasan :
Catatan bahwa 26,199 MW pada perpindahan panas akan diutilisasi pada
proses pemanasan. Kita dapat juga tunjukkan bahwa 20 MW daya yang
dihasilkan pada kasus ini dan laju aliran panas masuk pada boiler adalah 49 MW.
Dengan demikian, faktor utilisasi adalah 86,5 %.

6.9 Siklus pembangkit gabungan gas uap


Pencarian lebih lanjut untuk effisiensi termal telah menghasilkan
modifikasi inovasi pada pembangkit daya konvensional. Siklus uap biner yag
dibahas kemudian adalah salahsatu modifikasi. Modifikasi yang lebih populer
melibatkan siklus daya gas tambahan siklus daya uap yang disebut siklus
kombinasi uap~gas atau siklus kombinasi. Siklus kombinasi yang lebih menarik
adalah siklus turbin gas (Brayton) tambahan siklus turbin uap (Rankine) dimana
effisiensi termal lebih tinggi daripada siklus eksekusi individu lainnya.
Tipe siklus turbin gas yang dioperasikan pada pertimbangan temperatur
lebih tinggi daripada siklus uap. Temperatur fluida maksimum pada masukan
turbin adalah sekitar 620oC (1150oF) untuk pembangkit daya uap modern,
tetapi diatas 1425oC (2600oF) untuk pembangkit daya turbin gas. Diatas
1500oC pada pembakaran keluar mesin turbo jet. Penggunaan pada temperatur
tinggi turbin gas membuat kemungkinan untuk pengembangan baru saja pada
pendinginan sudu turbin serta pelapisan sudu dengan material yang bisa
menahan temperatur tinggi seperti keramik.
Sebab pada temperatur rata-rata yang lebih tinggi dimana panas
disediakan, siklus turbin gas memiliki potensi lebih besar untuk effisiensi
termal lebih tinggi. Mungkin, siklus turbin gas memiliki satu kelemahan yang
permanen. Gas meninggalkan turbin gas pada temperatur sangat tinggi
(biasanya diatas 500oC) dimana penghapusan berbagai potensial kembali pada
effisiensi termal. Situasi ini dapat mengembangkan sesuatu melalui penggunaan
regenerasi, tetapi pengembangan dibatasi.
Itu membuat teknik masuk akal untuk mengambil keuntungan pada
karakteristik yang sangat diinginkan siklus turbin gas pada temperatur tinggi
serta menggunakan temperatur gas keluar tinggi sebagai sumber energi untuk
siklus bawah seperti siklus daya uap. Hasilnya adalah siklus kombinasi gas uap
seperti ditunjukkan pada gambar 6.24.
Pada siklus ini, energi dipulihkan dari gas luar oleh pemindahannya ke uap
dalam penukar kalor yang melayani seperti boiler. Pada umumnya, lebih dari
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 37
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

satu turbin diperlukan untuk menyediakan panas cukup ke uap. Juga, siklus uap
boleh melibatkan regenerasi sebagai pemanas ulang yang baik. Energi untuk
proses pemanasan dapat disediakan oleh pembakaran beberapa bahan bakar
tambahan sebagai gas buang kaya oksigen.

Gambar 6.24 Siklus pembangkit gabungan gas uap


Pengembangan baru pada teknologi turbin gas telah membuat siklus
kombinasi uap gas secara ekonomi sangat menarik. Siklus kombinasi menaikkan
effisiensi tanpa menambah biaya awal sangat besar. Karena itu, banyak
pembangkit daya baru dioperasikan pada siklus gabungan dan masih banyak lagi
uap yang ada atau pembangkit tenaga gas yang dikonversi menjadi siklus
pembangkit daya gabungan. Effisiensi termal baik diatas 40 % merupakan
laporan sebagai hasil konversi.
Sebuah pembangkit kombinasi Tohoku 1090 MW dimasukkan pada operasi
komersial pada tahun 1985 di Nigata , Jepang yang dilaporkan beroperasi pada
effisiensi termal 44 %. Pembangkit ini memiliki dua turbin gas 191 MW serta 6
turbin gas 118 MW. Pembakaran gas panas masuk turbin gas pada 1154oC serta
uap masuk turbin uap pada 500oC. Uap didinginkan pada kondensor oleh
pendingin air pada temperatur rata-rata 15oC. Kompresor memiliki rasio
tekanan pada 14 dan laju aliran massa udara melewati kompresor adalah 443
kg/s.
Sebuah siklus pembangkit daya kombinasi 1350 MW dibangun di Ambarli,
Turki pada tahun 1988 oleh perusahaan Siemens Jerman yang merupakan
pembangkit termal komersial pertama yang dioperasikan di dunia untuk
mencapai tingkat effisiensi tinggi sebesar 52,5 % pada kondisi rancangan
operasi. Pembangkit ini memiliki 6 turbin gas 150 MW serta tiga turbin uap 173
MW. Beberapa siklus pembangkit daya gabungan baru telah mencapai effisiensi
diatas 60 %.

Contoh soal : 6.9 (Siklus daya uap kombinasi gas)


Pertimbangkan siklus pembangkit uap kombinasi gas seperti ditunjukkan
pada gambar 6.25. Siklus tambahan adalah siklus turbin gas yang memiliki
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 38
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

rasio tekanan pada 8. Udara masuk kompresor pada 300 K serta turbin pada
1300 K. Effisiensi isentropik kompressor adalah 80 % dan turbin gas adalah 85
%. Siklus bawah adalah siklus Rankine ideal sederhana yang dioperasikan
diantara batas tekanan 7 MPa serta 5 kPa. Uap dipanaskan pada penukar panas
oleh keluaran gas pada temperatur 500oC. Keluaran gas meninggalkan penukar
panas pada 450 K. Tentukan : a). rasio laju aliran massa pada uap serta
pembakaran gas !; b). effisiensi termal pada siklus kombinasi !

Gambar 6.25 Diagram T~s pada siklus gabungan gas uap


yang dilukiskan pada contoh soal 6.9
Solusi :
Siklus uap kombinasi gas adalah yang diperhitungkan. Rasio laju aliran
massa uap serta pembakaran gas serta effisiensi termal adalah yang
ditentukan.
Analisis :
Diagram T~s untuk kedua siklus diberikan pada gambar 6.25 diatas.
Siklus turbin gas adalah yang akan dianalisis pada contoh serta siklus uap pada
contoh soal 6.8b. Dengan mengikuti hasilnya, diperoleh :
Siklus gas :
h4’ = 880,36 kJ/kg T4’ = 853 K
qin = 790,58 kJ/kg Wnet = 210,41 kJ/kg ɳth = 26,6 %
h5’ = 451,8 kJ/kg
Siklus uap :
h2 = 144,78 kJ/kg T2 = 33oC
h3 = 3411,4 kJ/kg T3 = 500oC
Wnet = 1331,4 kJ/kg ɳth = 40,8 %
a). Rasio laju aliran massa adalah ditentukan dari kesetimbangan energi pada
penukar kalor :
Ėin = Ėout
ṁgh5’ + ṁsh3 = ṁgh4’ + ṁsh2
ṁs * (h3 – h2)= ṁg * (h4’ - h5’)
ṁs * (3411,4 – 144,78) (kJ/kg) = ṁg * (880,36 - 451,8) (kJ/kg)
ṁs * 3266,62 (kJ/kg) = ṁg * 428,56 (kJ/kg)
Siklus pembangkit uap dan kombinasinya, 6- 39
Termodinamika Teknik (20192), Teknik Mesin (D3) -FT, UNSIKA

Dengan demikian :
y = ṁs / ṁg
y = 428,56 (kJ/kg) / 3266,62 (kJ/kg)
y = 0,131
Itu berarti bahwa 1 kg gas yang keluar dapat dipanaskan hanya 0,131 kg
uap dari 33 ke 500oC seperti mereka yang didinginkan dari 853 K menjadi 450
K. Kemudian kerja keluar bersih total per kilogram pada pembakaran gas
menjadi :
Wnet = Wnet gas + yWnet uap
Wnet = 210,41 (kJ/kg) + (0,131 * 1331,4) (kJ/kg)
Wnet = 384,82 kJ/kg
Oleh karena itu, untuk tiap pembakaran gas yang dihasilkan, pembangkit
gabungan akan dikirim 384,8 kJ pada kerja. Daya keluaran bersih pada
pembangkit ditentukan oleh pengalian nilai ini oleh laju aliran massa pada fluida
kerja dalam siklus turbin gas.
b). Effisiensi termal pada siklus gabungan ditentukan dari :
ɳth = Wnet/ qin
ɳth = 384,82 (kJ/kg) / 790,58 (kJ/kg)
ɳth = 0,487
ɳth = 48,7 %
Bahasan :
Catatan bahwa siklus kombinasi ini mengkonversi pada kerja yang
digunakan 48,7 % pada energi yang disediakan gas pada ruang pembakaran.
Nilai ini dihitung lebih tinggi daripada effisiensi termal pada siklus turbin gas
(26,6 %) atau siklus turbin uap (40,8 %) yang dioperasikan sendiri.

Referensi :
 Yunus A. Cengel, 2006, “Thermodynamics, An Engineering Approach,
fifth editions”, Mc. Graw Hill Companies, Inc, USA.

Anda mungkin juga menyukai