Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 3 No.

1, Mei 2017 : 40 - 46

ANALISA VARIASI PUTARAN PADA MESIN ROLL PEMBENTUK


PLAT PROFIL TERHADAP HASIL PENGEROLAN PLAT 1 MM
Muhammad Rizky Firmansyah*, Yulfitra*, zulkifli, Abdul Basyir

Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, InstitutTeknologi Medan


Jl.GedungArca No 52 Medan 20271
*E-mail: r.firmansyah95@yahoo.com, yulfitra@itm.ac.id

Abstract
Plate roll machine is a tool used to make materials into other forms as the basic material
for making gutters. To get good rolling quality and in accordance with the basic
ingredients for making machines. The question of roll machine rolls is done to analyze the
yield and rolling quality. From the observation of 6061-O aluminum plate with 23 rpm (n)
rotation, the results of rolling are 8 pieces, 36 rpm (n) rotation, 9 pieces of rolling results,
and 44 rpm yield (n) rolling produces a wave of 11 pieces. The results of rolling with a
slight wave defect and will be used as the basic material for making gutters.

Keywords: roll machine, rotation variation, rolling quality

PENDAHULUAN Sebagai contoh dapat kita lihat


Kemajuan teknologi dewasa ini pada alat pembentuk plat , karena
menunjukkan perkembangan yang melihat semakin banyaknya kebutuhan
sangat pesat di segala bidang.Manfaat akan penggunaan plat pada talang air
dari kemajuan-kemajuan tersebut, telah dan lain-lain. Namun pembentuka plat
banyak membrikan kemudahan bagi ini dilakukan dengan cara pemuklan
manusia untuk melaksanakan tugasnya secara berulang dengan ukuran yang
dengan mudah, praktis, cepat serta diinginkan. Hal ini memakan tenaga dan
memberikan hasil yang lebih baik waktu yang sangat banyak. Serta
daripada sebelumnya. keterampilan khusus untuk
Adanya penemuan baru dibidang membengkokkan plat tersebut.
teknologi merupakan salah satu bukti Oleh karena itu perlu dirancangnya
bahwa kebutuhan manusia selalu suatu alat mesin pembentuk plat. Yaitu
bertambah dari waktu ke waktu, mesin roll profil setengah lingkaran
khususnya dibidang teknologi. dengan ketebalan plat maksimum 1 mm.
Pada umumnya terciptanya suatu Tujuan yang ingin dicapai dalam
peralatan yang baru berasal dari mengerjakan penelitian ini adalah
percobaan, survey untuk mendapatkan sebagai berikut:
suaru sistem kerja yang lebih baik. 1. Untuk membantu UKM yang
Manusia sebagai pemikir selalu berusaha bersangkutan yang masih
menciptakan system kerja yang lebih menggunakan cetakan mal tangan
baik dan efisien dari system tenaga kerja secara manual dalam proses
yang telah ada, yang akhirnya pembentukan, sehingga dengan
menimbulkan kreasi-kreasi baru yang adanya mesin ini produsen dapat
dapat dipertahankan sebelum ada meningkatkan hasil dan kualitas
pemodifikasian kearah yang lebih baik. prosduksi.
2. Mampu menghitung kecepatan roll dalam membentuk plat agar plat dapat
1
Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 3 No. 1, Mei 2017 : 40 - 46

terbentuk dengan baik. persentase reduksi terendah di letakkan


3. Menghitung kapasitas produksi secara di akhir untuk penghasilkan kontrol yang
teoritik baik terhadap kerataan dan hasil akhir
permukaan.
Definisi dari proses pengerolan itu Poses rolling mempunyai beberapa
sendiri adalah suatu proses deformasi jenis operasinya yang berbeda-beda,
plastis logam dengan cara logam tersebut seperti Proses Rolling Bola dan Baja,
melintas diantara beberapa roll. Proses Proses Rolling Bentuk, Process Rolling
pengerolan biasanya digumakan untuk Cincin, dan Proses Tandem Rolling.
proses forming atau merubah bentuk Proses tandem rolling memiliki
logam yang mana menghasilkan beberapa tahapan dimana setiap tahapan
produksi yang bnayak yang kontril yand dapat mengurangi ketebalan dari bahan
tingssi terhadap hasil akhir dari prosduk sampai ukuran yang diinginkan tercapai
itu sendiri. Logam tersebut dikenakan
tekanan yang tinggi dan menghasilkan
gesekan antara roll dan permukaan
logam.
Proses rolling dapat di bedakan
berdasarkan suhu pengerjaannya yaitu Gambar 2.1 Tandem Mill Proses
pengerjaan panas dan pengerjaan dingin. Setiap potongan bergerak pada
Awal penbentukan dari ingot kecepatan yang berbedapada setiao tahap
menjadi billet dan blooms biasanya di pengerolan. Kecepatan pada setiap set
kerjakan dengan pengerolan panas. Ini dari mata roll di sinkornasikan atau
biasanya di lanjutkan dengan pengerolan disamakan sehingga kecepatan masukan
panas juga menjadi plat, lembaran, di setiap stand sama dengan dengan
batangan baja, pipa dan rel. kecepatan keluar dari stand yang telah di
Di pengerolan panas, slab basanya lewati.
di panaskan sampai suhu 1100 - 1300 Dalam proses pengerolan itu
dan temperatur akhir sekitar 700-900oC, sendiri terdapat beberapa kecacatan.
tapi harus diatas suhu kritis untuk Selain dari keretakan, cacat juga dapat
menghasilkan butir logam yang sama timbul selama proses awal di tahap
Pengerolan dingin logam berperan pencetakan ingot baja. Rembesan,
besar di industri dengan menyediakan lubang dan uadara yang terperangkap
lembaran, strip dan coil atau gulungan terjadi selama pencetakan ingot baja
dengan permukaan yang bagus dan akan terlihat jelas selama proses
menaikkan kekuatan mekanis dengan pengerolan.
tetap menjaga dimensi ukuran produk. Ada dua aspek yang menjadi
Pengerolan dingin di kerjakan di masalah dari bentuk lembaran logam,
bawah temperatur rekristalisasi dan yaitu
dilakkan pengerasan. Total pengurangan 1. Tidak samanya ketebalan dan
yang dicapai dengan menggunakan lebar material, hal ini bisa secara
pengerloan dingin akan bervariasi dari tepat di ukur dan di control
sekitar 50% sampai dengan 90%. dengan alat uji yang lebih
Pengurangan di setiap stand harus di modern
distribusikan secara seragam tanpa 2. Kerataan,hal ini cukup sulit
terlalu jauh di bawah batas maksimum diukur secara akurat.
reduksi untuk setiap kali lewat. Biasanya Jarak antara roll juga harus di perhatikan
agar mendapatkan hasil akhir yang
merata di kedua sisi. Kecepatan pengerolan juga sangat berpengaruh

2
Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 3 No. 1, Mei 2017 : 40 - 46

terhadap kerataan material tersebut. sudah dirancang sebelumnya yaitu


Panjang yang berbeda di satu lokasi dan menggunakan sproket dengan jumlah
lokasi lain dapat menyebabkan material mata sebanyak 17 buah dengan diameter
hasil pengerolan bergelombang 32mm.
Perbandingan reduksi putaran (i)
adalah :
METODOLOGI i = n1/n2
Metode penelitian yang digunakan i = 36/36 = 1
dalam penelitian ini adalah metode  Menghitung Kecepatan Roll.
kuantitatif.Metode kuantitatif ini sebagai Karena ketiga roll pembentuk
metode ilmiah karena telah memenuhi mempunyai ukuran yang berbeda maka
kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit, setiap roll memiliki kecepatan yang
obyektif, terukur, rasional, dan berbeda pula. Hal itu dapat dihitung
sistematis.Metode ini disebut metode dengan menggunakan rumus sebagai
kuantitatif karena data penelitian berupa berikut:
angka-angkadan analisis menggunakan 𝜋×𝑑×𝑛
statistik. 𝑣=
Data yang digunakan berupa data Dimana: 60
sekunder yang berasal dari hasil d = Diameter roll (mm)
pengujian yang dilakukan langsung oleh n = putaran poros (rpm)
penulis sendiri.Sedangkan unit analisis a. Putaran Roll Pertama
di dalam penelitian ini adalah lembaran Roll pertama ini memiliki diameter
alumunium 6061-O dengan ketebalan sebesar 71mm
𝜋×𝑑×𝑛
𝑣=
maksimum 1mm. 3,14 × 71 ×6036,25
Teknik analisis dalam penelitian 𝑣=
1000 × 60
inimenggunakan metode analisis = 0,134 (𝑚/𝑠)
deskriptifkuantitatif.Analisis deskriptif b. Putaran Roll kedua
berfungsiuntuk mendeskripsikan Roll kedua ini memiliki diameter
permasalahan yangditeliti yang sebesar 72mm
kemudian dituangkan dalambentuk tabel, 𝜋×𝑑×𝑛
grafik, dan diagram. 𝑣=
3,14 × 72 × 36,2560
HASIL DAN PEMBAHASAN 𝑣= = 0,137 (𝑚/𝑠)
Analisa dan pembahasan ini 1000 × 60
dilakukan untuk medapatkan hasil yang c. Putaran Roll Ketiga
baik dari mesil roll plat bentuk profil Roll Ketiga ini memiliki diameter
setengah lingkaran dengan ketebalan sebesar 115mm
maksimal 1mm. untuk mendapatkan 𝜋×𝑑×𝑛
variasi putaran, penulis melalukan 𝑣=
perubahan ukuran sproket atas yang 3,14 × 115 60
× 36,25
𝑣=
berhubungan langsung dengan poros 1000 × 60
penggerak. = 0,218 (𝑚/𝑠)

1. Variasi Kecepatan Pertama  Analisa Hasil Pengerolan


Pada variasi kecepatan pertama ini Hasil dari pengerolan ini dapat
penulis tidak merubah sproket yang ada dikatakan cukup baik karena material
atau tetap memakai sproket seperti yang terbnetuk secara merata dan halus.

3
Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 3 No. 1, Mei 2017 : 40 - 46

Tetapi terdapat cacat yaitu terjadi sedikit 𝜋×𝑑×𝑛


𝑣=
waveness atau gelombang sepanjang 1000 × 60
pinggiran material uji 3,14 × 115 × 23
𝑣= = 0,137 (𝑚/𝑠)
2. Variasi Kecepatan Kedua 1000 × 60
Pada variasi kecepatan Kedua ini  Analisa Hasil Pengerolan
penulis merubah sproket yang dan Analisa terhadap hasil pengerolan
menggantinya dengan ukuran sproket ini tergolong dalam kualitas yang baik
yang lebih besar dari yang direncanakan tapi kecepatan yang diberikan terlalu
yaitu dengan sprocket yang mempunyai lambat dan memakan waktu kerja yang
jumlah mata sebayak 27 buah. tidak terlalu efektif sehingga
Perbandingan reduksi putaran (i) mengakibatkan turunnya produksi dari
adalah : pekerjaan itu sendiri.
36
𝑧2 = 17 × = 27 3. Variasi Kecepatan Ketiga
2
Maka nilai n2 : 𝑛 Pada variasi kecepatan ketiga ini
17 × 36 penulis merubah ukuran sproket yang
𝑛2 = = 22,66 sudah dirancang sebelumnya dengan
27
→ dibulatkan menjadi 23 ukuran yang lebih kecil yaitu
 Menghitung Kecepatan Roll. menggunakan sproket dengan jumlah
Karena ketiga roll pembentuk mata sebanyak 14 buah.
mempunyai ukuran yang berbeda maka Perbandingan reduksi putaran (i)
setiap roll memiliki kecepatan yang adalah :
berbeda pula. Hal itu adapat dhitung 36,25
𝑧2 = 17 × = 27
dengan menggunakan rumus sebagai 2
berikut: Maka nilai n2 : 𝑛
𝜋×𝑑×𝑛 17 × 36,25
𝑣= 𝑛2 = = 44
Dimana: 60  14
Menghitung Kecepatan Roll.
d = Diameter roll (mm) Karena ketiga roll pembentuk
n = putaran poros (rpm) mempunyai ukuran yang berbeda maka
d. Putaran Roll Pertama setiap roll memiliki kecepatan yang
Roll pertama ini memiliki diameter berbeda pula. Hal itu adapat dhitung
sebesar 71mm dengan menggunakan rumus sebagai
𝜋×𝑑×𝑛 berikut:
𝑣= 𝜋×𝑑×𝑛
60
3,14 × 71 × 23 𝑣=
𝑣=
= 0,084 (𝑚/𝑠) Dimana: 60
1000 ×Roll
e. Putaran 60 kedua d = Diameter roll (mm)
Roll kedua ini memiliki diameter n = putaran poros (rpm)
sebesar 72mm g. Putaran Roll
𝜋×𝑑×𝑛 Pertama
𝑣=
1000 × 60 Roll pertama ini memiliki diameter
3,14 × 71 × 23 sebesar 71mm
𝑣= = 0,086 (𝑚/𝑠) 𝜋×𝑑×𝑛
1000 × 60
f. Putaran Roll Ketiga 𝑣=
Roll Ketiga ini memiliki diameter 3,14 × 71 × 4460
sebesar 115mm 𝑣= = 0,163 (𝑚/𝑠)
1000 × 60
h. Putaran Roll kedua

4
Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 3 No. 1, Mei 2017 : 40 - 46

Roll kedua ini memiliki diameter 3,14 × 115 × 44


sebesar 72mm 𝑣= = 0,265 (𝑚/𝑠)
1000 × 60
𝑣= 𝜋×𝑑×𝑛  Analisa Hasil Pengerolan
1000 × 60 Analisa terhadap hasil pengerolan
3,14 × 72 × 44 pada variasi kecepatan yang ketiga ini
𝑣= = 0,166(𝑚/𝑠) cukup baik, namun kecepatan pengerjaan
1000 ×
i. Putaran 60 Ketiga
Roll yang terlalu cepat dikhawatirkan dapat
Roll Ketiga ini memiliki diameter membuat material tidak terbentuk secara
sebesar 115mm sempurna dan dapan mengakibatkan
𝜋×𝑑×𝑛 material kembali ke bentuk semula
𝑣=
1000 × 60 setelah beberapa saat setelah di lakukan
proses pengerolan..
Tabel 1. Analisa Hasil Pengerolan

No Putaran Kerja Kecepatan (m/s) Hasil akhir


(rpm)
Roll 1 Roll 2 Roll 3 Jumlah Gelombang
1 0,084 Hasil akhir yang
23 0,086 0,137 8
lebih baik
2 36 0,134 0,137 0,218 9
3 44 0,163 0,166 0,265 11

12
44
10
Jumlah Gelombang

36
8 23

0
20 25 30 35 40 45 50
Putaran (rpm)

Gambar 2.1 Grafik Jumlah Gelombang vs Putaran

Dari analisa grafik diatas dapat kita lihat bahwa semakin tinngi putaran semakin
banyak jumlah gelombang yang terjadi.Semakin banyak cacat berupa gelombang yang
terlihat maka semakin tidak baik hasil pengerolan.

5
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisan dan lambat dan memakan waktu kerja yang
pembahasan tentang nesin pengerol plat tidak terlalu efektif sehingga
Analisa Variasi Putaran Pada Mesin Roll mengakibatkan turunnya produksi dari
Pembentuk Plat Profil Terhadap Hasil pekerjaan itu sendiri.
Pengerolan Plat 1mm, dengan 3. Variasi Kecepatan Ketiga
pembahasan menganalisa dan a. Kecepatan putaran = 44 (rpm)
perhitungan variasi kecepatan pada b. Kecepatan roll pertama =
mesin roll plat dengan ketebalan 0,163(m/s)
maksimum 1mm dengan hasil yang c. Kecepatan roll kedua =
dapat diterima sesuai dengan yang 0,163(m/s)
diharapkan. d. Kecepatan roll ketiga =
Berdasarkan tujuan dari dari 0,265(m/s)
analisa ini yaitu: mampu menghitung e. Analisa hasil pengerolan
kecepatan roll dalam membentuk plat Analisa terhadap hasil pengerolan
agar dapat terbentuk dengan baik dan pada variasi kecepatan yang ketiga ini
menganalisa hasil pengerolan. Hasilnya cukup baik, namun kecepatan pengerjaan
dapat disimpulkan sebagai berikut. yang terlalu cepat dikhawatirkan dapat
1. Variasi Kecepatan pertama membuat material tidak terbentuk secara
a. Kecepatan putaran = 36 (rpm) sempurna dan dapan mengakibatkan
b. Kecepatan roll pertama = material kembali ke bentuk semula
0,134(m/s) setelah beberapa saat setelah di lakukan
c. Kecepatan roll kedua = proses pengerolan.
0,134(m/s)
d. Kecepatan roll ketiga =
0,218(m/s)
e. Analisa hasil pengerolan
Hasil dari pengerolan ini dapat
dikatakan cukup baik karena material
terbentuk secara merata dan halus.
Tetapi terdapat sedikit cacat yaitu terjadi
sedikit waveness atau gelombang
sepanjang pinggiran material uji namun
hal tersebut ,masih dapat dimaklumi
karena gelombang tersebut akan
dilakukan pembentukan akhir lagi.
2. Variasi Kecepatan Kedua
a. Kecepatan putaran = 24 (rpm)
b. Kecepatan roll pertama =
0,084(m/s)
c. Kecepatan roll kedua =
0,084(m/s)
d. Kecepatan roll ketiga =
0,137(m/s)
e. Analisa hasil pengerolan
Analisa terhadap hasil pengerolan
ini tergolong dalam kualitas yang baik
tapi kecepatan yang diberikan terlalu
DAFTAR PUSTAKA

[1] Hartanto, Sugiarto, dan Sato


Takeshi. 1992. Menggambar
Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
[2] http://id. Kalpakjian S,
Manufakturing Process for
Enginering.ppt.
[3] http://id.ME364_Metal Forming
manufacturing.ppt.d
[4] Khurmi, R.S dan Gupta, J.K, 1990,
A Tex Book of Machine Design,
Eurasia, Publishing ,New Delhi,
India.
[5] Sularso, Kiyokatsu Suga, 1983,
Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin, PT. Paradnya
Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai