Anda di halaman 1dari 30

Dasar Konversi Energi

TM 4401 (2 SKS)
Aripin, ST, MT

D3 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
Pertemuan 8 & 9
BAB 5 TURBIN
5.1 Pendahuluan
oYang pertama kali berhasil mencoba membuat mesin pompa adalah
Thomas Savery (1650-1715) di Inggris, uap pada tekanan diantara 50 dan
100 psig (4,5 hingga 8 bar) bertindak secara langsung pada ruang
permukaan air bekerja melalui pipa.
o Denis Papin (1647-1712), menemukan katup pengaman, memiliki ide
memisahkan uap dan air melalui piston.
o Thomas Newcomen (1663-1729) merancang dan membuat mesin
menjadi satu.
o James Watt mengembangkan ide modern mesin uap reciprocating.
o Corliss (1817-1888), mengembangkan katup yang diberinya nama buka
tutup cepat yang mengurangi pencekikan selama penutupan.
o Sekitar tahun 1629, turbin uap menggunakan jet uap yang menusuk
proyeksi sudu dari roda kemudian menyebabkan berputar. Turbin ini
dioperasikan pada prinsip impuls.
oTahun 1831, William Avery dari Amerika Serikat membuat turbin uap
pertama yang digunakan secara komersial pada pabrik penggergajian
dan pemotongan kayu.
oTahun 1909, 12 MW unit dipasang pada pembangkit tenaga pertama di
Chicago. Performa serta effisiensi dilampaui pada mesin reciprocating
dan diizinkan digunakan pada uap superpanas pada skala ekspansi.
o 208 MW dipasang di New York pada tahun 1929, kenaikan ini
membantu pada tahun 1937 melalui penggunaan pendingin hidrogen.
o John Barber di Inggris, menerima hak paten pada tahun 1871 untuk
peralatan yang mengkompres udara dan menghasilkan gas pada silinder
serta membakar langsung campuran ke roda turbin melalui nosel.
o Sir Frank White di Inggris merupakan salahseorang yang banyak diakui
penerapan turbin gas untuk tenaga pendorong jet pada pesawat
terbang.
5.2 Prinsip impuls
Fluida akan menyebar sepanjang plat, kecepatannya pada arah jet
berkurang mendekati nol dan akan memberikan gaya horizontal F. Gaya
ini disebut impuls dan sama pada perubahan momentum jet :

F = (ṁ/ gc) * Vs
Dimana :
F = gaya atau impuls, (lbf; N)
ṁ = laju aliran massa pada jet, (lbm/s ; kg/s)
Vs = kecepatan arah horizontal, (ft/s ; m/s)
gc = faktor konversi, (32,2 (lbm ft)/(lbf s2) ; 1 (kg m)/(Ns2))

Untuk plat yang bergerak bebas arah horizontal (gambar 5.2b)


dengan kecepatan V B. V s-V B akan menjadi kecepatan pada kecepatan
relatif jet pada plat, gaya pada plat adalah :

F = (ṁ/ gc) * (Vs-VB)


Karena plat bergerak, kerjanya adalah kerja yang sama yang
dihasilkan gaya serta jarak. Pada bagian waktu, jarak adalah VB, dalam
pengertian bahwa kerja yang dilakukan perbagian waktu atau daya,
dalam ft lbf/s atau watt, yang dinyatakan dengan persamaan :
Ẃ =(ṁ/ gc) * (Vs-VB) *VB

Effisiensi plat datar diperoleh dengan membagi daya, persamaan


diatas dengan daya awal jet (energi kinetik persatuan waktu), diperoleh :
ɳplat = 2 * [(VB/ Vs) - (VB/ Vs)2]

Kecepatan plat optimum adalah setengah kecepatan jet :


VB, opt = Vs / 2

Dan daya maksimum adalah :


Ẃmax =(ṁ *Vs2)/ 4 gc
Masukkan pada plat datar pertimbangan sudu silinder yang
memungkinkan jet berbalik arah. Perhitungkan lebih lanjut bahwa sudu
tanpa gesekan dan tidak terdapat ekspansi ataupun kontraksi pada
fluida diantara sudu masuk dan keluar. Impuls sama dengan perubahan
momentum, sehingga persamaan menjadi :

F = (2 ṁ/ gc) * (Vs-VB)

Kerja persatuan waktu diperoleh :


Ẃ =(2 ṁ/ gc) * (Vs-VB) *VB

Effisiensi sudu, ɳb, sebagai perbandingan daya terhadap daya awal


jet, diperoleh :
ɳb = 4 * [(VB/ Vs) - (VB/ Vs)2]

Kecepatan sudu optimum yang menghasilkan daya maksimum,


diperoleh :
VB, opt = Vs / 2 Ẃmax =(ṁ *Vs2)/ 2 gc
Dimana : Vs 1 = kecepatan absolut fluida meninggalkan nosel ; Vs 2 = kecepatan
absolut fluida meninggalkan sudu ; VB = kecepatan sudu ; Vr1 = kecepatan relatif
fluida meninggalkan nosel ; Vr2 = kecepatan relatif fluida meninggalkan sudu ; Θ =
sudut nosel ; δ = sudut keluar fluida ; ɣ = sudut keluar sudu ; Φ= sudut masuk sudu

Dari prinsip impuls momentum, gaya sebagai sebuah penjumlahan


vektor pada arah gerak sudu, sama pada perubahan momentum fluida
dalam arah geraknya, diperoleh :
F = (ṁ/ gc) * (Vs1 cosθ - Vs2 cosδ)
Komponen kecepatan uap pada arah sudu gerak disebut kecepatan
putar. Vs1 cos θ = Vw1 disebut kecepatan putar masuk, serta Vr2 cos δ =
Vw2 disebut kecepatan putar keluar Vw2 , gaya akan ditulis sebagai :
F = (ṁ/ gc) * (Vw1 – Vw2)
Kecepatan sudu optimum yang dihasilkan kerja maksimum adalah
diperoleh melalui differensial sehingga diperoleh :
VB, opt = Vs1 cos θ / 2
Kerja maksimum diperoleh melalui substitusi sehingga diperoleh :
Ẃmax =(ṁ)/ 2gc) * (Vs1 cos θ)2
Ẃmax =(2ṁ *VB, opt 2)/ gc
Effisiensi sudu maksimum diperoleh :
ɳB, max = (cos θ)2
Dari prinsip hukum pertama, dengan tanpa perubahan energi
potensial serta tidak terjadi perpindahan panas, kerja adalah sama pada
penurunan entalpi serta energi kinetik fluida :
Ẃ =(H1 + H2) + (ṁ)((Vs12/2gc) - (Vs22/2gc))
Ẃ = (ṁ/2gc) * [(Vs12- Vs22) - (Vr12- Vr22)
Ini adalah persamaan umum untuk kerja pada berbagai sudu,
termasuk gesekan, ekspansi ataupun kontraksi pada fluida melalui
bagian sudu. Pada kasus sudu impuls murni, dimana tidak terdapat
munculnya pengaruh , H1 = H2, Vr1 = Vr2 serta :
Ẃpure impuls = (ṁ/2gc) * [(Vs12- Vs22)
Metode yang biasa melukiskan pengaruh gesekan digunakan
koefisien gesekan, kv, melalui :
kv = Vr2 / Vr1
Effisiensi bertingkat, ɳΔH adalah kerja sudu dibagi oleh penurunan
entalpi total fluida untuk seluruh tingkatan, termasuk nosel dan sudu,
jika ekspansi fluida reversibel serta adiabatik :
ɳΔH = Ẃ / ΔHs = Ẃ /( ṁ * Δhs)

Contoh soal : 5.1


100 lbm/s uap masuk serta meninggalkan nosel pada turbin impuls
bertingkat pada masing-masing 400 psia, 500 oF serta 200 psia. Effisiensi nosel
sebesar 90 %. Sudut nosel adalah 20 o . Sudu dianggap simetris, bekerja pada
kecepatan optimum dan memiliki koefisien kecepatan 0,90. Hitung sudut sudu,
daya tingkatan (Hp) serta effisiensi sudu bertingkat !
5.3 Turbin impuls

Turbin impuls atau turbin tingkat satu adalah sederhana, rotor


tunggal atau turbin rotor multi (gabungan) dimana sudu impuls
disampaikan. Sudu impuls dapat diakui oleh bentuk mereka, biasanya
simetris dan memiliki sudut masukan, Φ serta keluaran, ɣ sekitar 20 o .
Biasanya digunakan pada masukan tekanan tingkat tinggi pada turbin
uap, sudu impuls pendek serta memiliki bagian yang dilewati konstan.

Gambar 5.7 Tekanan uap total serta perubahan kecepatan uap


pada turbin impuls ideal satu tingkat (De Laval)
Turbin impuls Curtis bertingkat ditunjukkan pada gambar 5.8
dengan skema tekanan serta perubahan kecepatan uap absolut melalui
tingkat. Pada tingkat Curtis, penurunan entalpi total karenanya terjadi
penurunan tekanan ideal pada nosel yang tekanan rata-ratanya konstan
pada semua tiga baris sudu.

Gambar 5.8 Tekanan uap total serta perubahan kecepatan uap absolut
pada kecepatan ideal turbin impuls gabungan (Curtis bertingkat)
Meskipun Curtis bertingkat disusun pada dua barisan sudu gerak,
turbin gabungan kecepatan dapat disusun pada berbagai jumlah baris,
semua terbagi pada energi kinetik menjadi uap pada Vs 1 . Sebuah
ekspresi untuk kecepatan optimum turbin ideal tanpa gesekan,
diperoleh :
VB, opt = (Vs1 cos θ1) / 2n

Gambar 5.10 Diagram kecepatan serta kecepatan sudu


untuk turbin impuls gabungan dengan tiga baris pergerakan sudu

Rasio kerja pada turbin ideal tekanan tingkat rendah ke tinggi,


dapat ditemukan yang memiliki rasio 3 : 1 untuk turbin dua tingkat
(Curtiss) , 5 : 3 : 1 untuk turbin tiga tingkat , 7 : 5 : 3 : 1 untuk turbin empat
tingkat dan seterusnya.
Untuk meringankan masalah pada kecepatan sudu tinggi turbin
impuls satu tingkat, penurunan entalpi total melalui nosel, pada turbin
sederhana harus dibagi sama, sepanjang turbin impuls satu tingkat
dipasang seri. Turbin seperti itu disebut turbin Rateau. Kecepatan uap
masuk pada tiap tingkat dibuat sama, dengan mengabaikan kecepatan
masuk ke nosel, diperoleh :
Vs1 = Vs2 = (2gc* Δhtot/n)1/2

Gambar 5.11 Turbin impuls gabungan dua tingkat tekanan (Rateau)


Gambar 5.12 Diagram kecepatan serta nosel dan sudu
untuk turbin impuls gabungan tiga tingkat

Gambar 5.12 menunjukkan diagram kecepatan turbin impuls


gabungan tiga tingkat tekanan dengan gesekan, dimana Vr2< Vr1. Tiga
sudut masing-masing dibuat dengan cara identik pada turbin impuls satu
tingkat serta persamaan untuk turbin berlaku disini, dengan eksepsi
bahwa Δh per tingkat diturunkan.
5.4 Prinsip reaksi

Sebuah nosel tetap, roket, serta turbin Hero (gambar 5.1) adalah
alat yang menyebabkan fluida keluar pada kecepatan tinggi. Fluida,
mulai dengan kecepatan nol, mencetak sebuah gaya pada arah gerak F :

F = ṁ* (V/ gc)
Gaya yang sama cenderung menggerakkan alat pada arah yang
berlawanan. Gaya ini disebut reaksi. Perangkat yang disebutkan diatas
adalah reaksi mesin yang memiliki pemegang stasioner (nosel), bergerak
pada garis lurus (roket) atau secara berputar (Sprinkler dan turbin Hero).
Pada semuanya, penurunan tekanan menyebabkan terjadinya kecepatan
tinggi disamping perangkat.
Reaksi turbin, bagaimanapun adalah salahsatu yang dikonstruksi
pada barisan sudu tetap dan barisan sudu gerak. Sudu tetap, nyatanya
disebut nosel. Sudu gerak, bergerak sebagai hasil impuls uap yang
diterima (disebabkan perubahan momentum) serta juga hasil ekspansi
dan percepatan uap relatif padanya. Dengan kata lain, mereka juga
nyatanya adalah nosel.
5.5 Turbin reaksi
Turbin reaksi, awalnya diciptakan oleh C.A Parson, seperti
diilustrasikan oleh gambar 5.13 dengan tiga tingkat, dimana tersusun
pada barisan sudu tetap dan barisan sudu gerak. Sudu diam yang
dirancang pada tiap model dilewatkan diantara bentuk mereka
mengalir pada nosel. Mereka adalah nosel dengan penerimaan uap
penuh sekitar keliling rotor.
Sudu gerak pada turbin reaksi lebih mudah dapat dibedakan dari
yang lainnya pada turbin impuls yang mana mereka tidak simetris dan
karenanya mereka bertindak sebagian seperti nosel, memiliki bentuk
serupa pada sudu tetap, meskipun kurvanya pada arah sebaliknya.

Gambar 5.14 Diagram kecepatan untuk turbin reaksi dua tingkat


Kecepatan sudu optimum dapat dengan mudah diperoleh untuk
kasus dimana sudu bergerak tetap adalah serupa, sehingga θ = ɣ, kerja
persatuan waktu yang dilakukan diperoleh :
Ẃ = (ṁ *VB /gc)* (2Vs1 cos Φ - VB)
Untuk Kecepatan sudu optimum :
VB, opt = Vs1 cos θ
Oleh karena itu, kerja persatuan waktu yang dilakukan diperoleh :
Ẃ =(ṁ/gc)* (Vs1 cos θ)2 Ẃ =(ṁ/gc)* (VB, opt)
2

Gambar 5.15 Kondisi kurva untuk turbin reaksi dua tingkat,


digambar pada diagram Mollier (Entalpi vs entropi)
Effisiensi sudu tetap, atau nosel adalah perbandingan antara
perubahan energi kinetik terhadap perubahan energi adiabatik
reversibel (isentropik) melalui sudu tetap. Untuk sudu tetap yang
pertama :

Effisiensi sudu gerak, ɳB, adalah kerja pada sudu, dibagi oleh energi
total yang tersedia pada sudu, dimana berisi energi kinetik uap masuk
pada Vs1 ditambah penurunan entalpi adiabatik reversibel (isentropik)
yang melaluinya. Dengan demikian diperoleh:

Effisiensi tingkat, ɳstage pada tingkat reaksi adalah kerja sudu gerak
pada tingkat dibagi oleh penurunan entalpi reversibel adiabatik
(isentropik) untuk seluruh tingkat, termasuk sudu tetap maupun sudu
gerak. Dengan demikian diperoleh :
Turbin reaksi adalah mesin effisien yang cocok untuk kapasitas
besar. Untuk kecepatan sudu yang diberikan, dibatasi oleh tegangan
sentrifugal material, kecepatan uap pada turbin reaksi adalah setengah
dari turbin impuls gabungan tekanan, dihasilkan pada losses gesekan
rendah. Pada tandon yang lain, kerjanya untuk VB yang sama, merupakan
setengah pada tingkat turbin impuls.
Dorongan axial dihasilkan bukan pada kerja. Pada kasus sudu
impuls simetris murni, Vr 1 = Vr 2 , Φ = ɣ dan dorongan menjadi nol.
Dorongan axial total pada rotor turbin impuls adalah pada berbagai
kasus, kecil dan pose bukan beberapa masalah.

Menghasilkan dorongan axial adalah cukup besar dan harus diatasi.


Pada turbin kecil, dikerjakan oleh dorongan bearing pada poros rotor
oleh salahsatu atau lebih dummy piston (piringan) disamping rangka
pada kecukupan area dengan tekanan uap tinggi hanya pada satu muka,
muka yang lainnya ditandai dengan paking labirin
Reaksi sudu adalah tinggi, khususnya pada tingkat terakhir. Mereka
tinggi, sering satu sampai tiga pada diameter sudu utama mencapai 43 in
(sekitar 1,1 m) pada beberapa kasus (merujuk pada tabel 5.2). Diagram
kecepatan dibuat pada bab ini dengan asumsi kecepatan sudu V B
konstan, seperti diberikan :
VB = π* D * N
Dimana D adalah diameter sudu dan N adalah jumlah putaran per satuan
waktu. Meskipun N konstan, D untuk sudu tinggi jelas tidak.

Gambar 5.17 Pengaruh tinggi reaksi sudu pada masukan serta keluaran sudut,
membutuhkan lengkungan bentuk radial. Digambar untuk Vs1, θ serta putaran keluar sama
5.6 Losses turbin
Gambar 5.19 Kondisi superjenuh serta garis Wilson,
ditunjukkan pada diagram Mollier (h vs s)

Uap pada bagian 1-2


disebut superjenuh atau sub
dingin, uap. Lokus pada titik 2,
variasi tekanan, nyatanya
sebuah tanda atau zone yang
disebut garis Wilson (gambar 5-
19). Hal ini sekitar 60 Btu
dibawah garis uap jenuh pada
diagram Mollier.

Kondensasi awal dihasilkan tetesan cairan pada diameter sangat


kecil, dengan demikian lengkungan besar. Tekanan uap pada permukaan
kurva tinggi lebih tinggi daripada kurva permukaan datar pada
temperatur yang sama sebab molekul pada kurva permukaan tinggi lebih
bebas meninggalkan permukaannya karena tertahan oleh beberapa
molekul berdekatan.
Sebaliknya, untuk tekanan uap yang sama, perubahan kecil akan
menjadikan temperatur lebih rendah daripada lebih besar satu ataupun
temperatur jenuh yang sesuai pada tekanan itu. Dengan demikian, ketika
ekspansi terjadi dengan cepat pada tekanan yang diberikan serta bukan
terjadi kondensasi, temperatur lebih rendah akan tercapai sebelum
bentuk tetesan yang pertama. Sekali mereka terbentuk dan tumbuh,
kesetimbangan termodinamika kembali pada sistem.
Penomena ini akan diilustrasikan dengan menggunakan diagram
Mollier modifikasi (gambar 5.20) yang merepresentasikan bagian turbin
uap superjenuh. Pada kesetimbangan superjenuh, uap bertingkah
menjadi gas dan garis temperatur pada datermodinamika, dua fasa
campuran pada temperatur yang diberikan memiliki satu tekanan jenuh
yang sesuai (misal 4,74 psia , 160 o F). Pada kondisi erah superpanas
diperpanjang menjadi dua fasa, seperti yang ditunjukkan oleh garis
putus-putus pada gambar.
Gambar 5.20 diagram Mollier modifikasi, menunjukkan superjenuh
(ss, tanda garis) serta kesetimbangan termodinamika (te, garis padat)

Pada berbagai tekanan yang diberikan kemudian cairan superjenuh


seperti yang dimiliki temperatur rendah sekitar 105 o F, kemudian
kesetimbangan termodinamika (160oF). Dengan kata lain, uap menjadi
sub dingin. Rasio tekanan nyata pada tekanan yang sesuai untuk
temperatur lebih rendah disebut kondisi superjenuh atau kondisi sub
dingin.
Contoh soal : 5.2
Bandingkan kondisi akhir serta kerja aliran stabil ketika uap superpanas
pada 11,5 psia serta 240oF diekspansi : (1) isentropik pada 4,74 psia ketika ekspansi
terjadi pada keadaan superjenuh !, (2). Lambat serta kesetimbangan
termodinamika dijaga. Asumsikan uap superjenuh, patuhi PV1,32 = konstan !

Gesekan fluida adalah yang terbesar menyebabkan semua losses


pada turbin. Hal itu terjadi sepanjang turbin. Dimulai dengan gesekan
pada nosel uap, kemudian gesekan sudu dimana untuk meminimalkan
pengurangan kecepatan uap melalui gabungan. Juga terdapat turbulensi
pada sudu ketika bentuk sudu tidak memiliki sudut masukan yang pantas
untuk uap pada desain bebannya. Disana juga terjadi gesekan diantara
uap dengan piringan rotor yang menggerakkan sudu.

Pada turbin impuls tekanan gabungan (Rateau), kebocoran terjadi


diantara dasar diagram stasioner yang membawa nosel serta poros.
Kebocoran dapat terjadi pada bagian luar turbin pada variasi poros
bearing. Ini meminimalkan penggunaan seal atau paking yang pantas,
seperti paking labirin. Kebocoran losses dapat dihitung sekitar 1 % dari
energi total yang tersedia pada turbin.
Disamping ditemui losses sebagai hasil superjenuh pada daerah
dua fase, kehadiran tetesan cairan menyebabkan losses berlanjut.
Tetesan memiliki dua ukuran dan distribusi kecepatan, tidak seperti itu
dalam cairan spray nosel. Beberapa tetesan kecepatan rendah bermain
melawan sudu gerak seperti menyerang mereka pada sudut rancangan
dan dengan demikian mengurangi kerja mekanik pada rotor. Hasilnya
adalah bagian turbin yang dioperasikan pada daerah dua fasa secara
substansi kurang effisien dari operasi pada daerah superpanas.
Dari sudut pandang operasi, kontaminan pada uap disamping
oksigen, seperti partikel bahan serta kimia, dapat menyebabkan
tegangan, korosi, retak serta erosi. Hal ini disebut untuk control kimia air
terbaik, monitoring serta perawatan.

Bagian turbin tekanan rendah adalah aliran ganda serta memiliki


dua saluran keluar. Sedangkan kecepatan tinggi meninggalkan hasil pada
losses energi, kecepatan yang terlalu rendah dihasilkan pada sudu tinggi
tanpa batas, saluran keluar besar serta menambah biaya utama. Pada
turbin besar modern dengan kecepatan sekitar 900 s/d 1000 ft/s (270 s/d
300 m/s). Mereka menghasilkan losses sekitar 2 s/d 3 % pada turbin.
Losses perpindahan panas dari turbin, biasanya disebabkan oleh
konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi terjadi secara internal melalui
logam diantara tingkat dan dibantu oleh konveksi, dimana dihasilkan
lebih besar pada kecepatan uap tinggi. Konduksi juga dibawa diantara
rangka turbin dan bangunan. Losses konveksi dan radiasi terjadi dari
rangka turbin ke sekeliling pada aula turbin serta lebih jelas untuk bagian
tekanan tinggi dimana temperatur uap paling tinggi. Bagian itu, paling
kecil diameternya dan biasanya diisolasi dengan baik. Bagian tekanan
rendah lebih besar dioperasikan dengan uap panas tidak melebihi
temperatur ruangan dan biasanya tidak diisolasi.

Losses mekanik praktisnya konstan serta tak bergantung pada


beban, dengan demikian menambah persentase penurunan beban.
Dengan kata lain, persentase juga kecil pada turbin besar. Pada
umumnya, losses mekanik cukup kecil, sekitar 1 % atau kurang pada
energi turbin.
Karena turbin biasanya diukur oleh keluaran pembangkitan listrik,
pengetahuan luas tentang losses generator adalah penting. Generator
listrik besar modern merupakan pendingin hidrogen, dirancang dengan
baik serta sangat effisien.
5.7 Effisiensi turbin
Penurunan entalpi isentropik dibebankan pada turbin dengan
tingkat lebih besar daripada untuk masukan turbin tingkat multiple.
Dengan mengikuti hal itu, effisiensi tingkat adalah lebih kecil daripada
bagian turbin.
Rasio pada penurunan entalpi isentropik individu total pada
penurunan entalpi bagian turbin atau turbin keseluruhan disebut faktor
panas ulang, Rh. Rh jelas lebih besar dari 1 dengan nilai rentang diantara
1 sampai dengan 1,065, tergantung pada rentang tekanan.

Jika perancang ingin memiliki kerja yang sama tiap tingkat, bagi
isentropik, penurunan entalpi untuk seluruh turbin pada bagian yang
sama tidak akan menyebabkan divergen pada garis tekan a n ,
menghasilkan kerja aktual yang sama pada tiap tingkat, jika h0 – h2ss = h2ss
–hdts, hal itu tidak mengikuti : h0 – h2 = h2 - h4. Untuk memperoleh kerja
aktual yang sama, desain harus menghitung hal ini sebagai divergensi.
5.8 Susunan turbin

Susunan yang umum adalah kombinasi Curtis tingkat yang diikuti


oleh sejumlah besar tingkat reaksi. Terdapat keuntungan tertentu pada
susunan ini.
Impuls tingkat adalah lebih cocok pada penerimaan tekanan tinggi
daripada tingkat reaksi sebab sebenarnya terdapat bukan penurunan
tekanan pada sudu gerak. Untuk penurunan entalpi sama, penurunan
tekanan besar terjadi pada tekanan tinggi.
Penerimaan parsial pada Curtis bertingkat, disebabkan batas
jumlah nosel sekitar keliling adalah penggunaan konvensional untuk
governing. Nosel disusun pada kelompoknya, tiap uap yang diterima
melewati katup yang nyata oleh governor. Katup terbuka pada suksesi
permintaan oleh beban turbin.

Turbin besar modern, didikte oleh rancangan praktis serta


perhitungan pembuat merupakan buatan pada bagian multiple, juga
disebut silinder pada kedua tandem (pada satu axis) atau susunan
melintas gabungan (pada dua axis paralel). Bagiannya boleh dibuat satu
tekanan tinggi (HP), satu tekanan menengah (IP) dan dua tekanan
rendah (LP),
5.9 Turbin gas
Turbin gas untuk layanan utilitas adalah normal digunakan untuk
menghasilkan daya puncak, tetapi kadang-kadang juga untuk beban
tugas menengah dan dasar ketika diperlukan selama pembangkitan
utama padam. Terdapat dua tipe dasar turbin gas : aliran radial dan aliran
axial.
Turbin gas aliran radial adalah serupa pada penampilannya dengan
kompresor sentrifugal. Turbin aliran radial dipergunakan meluas pada
ukuran kecil. Bentuk rotornya kompak dan kaku ketika dikombinasikan
dengan kompresor sentrifugal. Umumnya digunakan seperti kombinasi
untuk turbocharger pada stasion serta mesin diesel Marine, juga lebih
baru pada kedua diesel dan mesin kendaraan motor bensin.

Turbin gas aliran axial serupa turbin uap seperti yang telah
didiskusikan pada bab ini. Turbin gas bertingkat serupa pada turbin uap,
kecuali bahwa fluida diantara gas murni, seperti helium, dimana
diusulkan untuk penggunaan dengan temperatur tinggi pada reaktor
nuklir pendingin gas atau udara yang menghasilkan pembakaran pada
turbin bahan bakar fosil.
Gambar 5.28 Desain usulan untuk helium pengendali turbin gas,
dimensi dalam mm

Contoh soal : 5.3


Sebuah gas menggunakan 200 % udara teoritik untuk pembakaran gas pada
2460 R. Pada tahap pertama memiliki rasio tekanan 2, effisiensi 0,9 serta 60 %
reaksi (asumsikan konstan sepanjang sudu). Dengan merujuk pada gambar 5.14
serta 5.29, diberikan θ = 20 o , V B sesuai untuk optimum serta hitung : (1).
Temperatur tingkat keluar, T 2 !, (2). Temperatur keluar sudu tetap, T 1 serta
kecepatan Vs1 !, (3). Pergerakan sudut pada sudu masuk serta sudu keluar !, (4).
Kecepatan keluar untuk putaran keluar 0 ! Berat molekular pada gas adalah 28,88.

Anda mungkin juga menyukai