TM 4401 (2 SKS)
Aripin, ST, MT
D3 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
Pertemuan 8 & 9
BAB 5 TURBIN
5.1 Pendahuluan
oYang pertama kali berhasil mencoba membuat mesin pompa adalah
Thomas Savery (1650-1715) di Inggris, uap pada tekanan diantara 50 dan
100 psig (4,5 hingga 8 bar) bertindak secara langsung pada ruang
permukaan air bekerja melalui pipa.
o Denis Papin (1647-1712), menemukan katup pengaman, memiliki ide
memisahkan uap dan air melalui piston.
o Thomas Newcomen (1663-1729) merancang dan membuat mesin
menjadi satu.
o James Watt mengembangkan ide modern mesin uap reciprocating.
o Corliss (1817-1888), mengembangkan katup yang diberinya nama buka
tutup cepat yang mengurangi pencekikan selama penutupan.
o Sekitar tahun 1629, turbin uap menggunakan jet uap yang menusuk
proyeksi sudu dari roda kemudian menyebabkan berputar. Turbin ini
dioperasikan pada prinsip impuls.
oTahun 1831, William Avery dari Amerika Serikat membuat turbin uap
pertama yang digunakan secara komersial pada pabrik penggergajian
dan pemotongan kayu.
oTahun 1909, 12 MW unit dipasang pada pembangkit tenaga pertama di
Chicago. Performa serta effisiensi dilampaui pada mesin reciprocating
dan diizinkan digunakan pada uap superpanas pada skala ekspansi.
o 208 MW dipasang di New York pada tahun 1929, kenaikan ini
membantu pada tahun 1937 melalui penggunaan pendingin hidrogen.
o John Barber di Inggris, menerima hak paten pada tahun 1871 untuk
peralatan yang mengkompres udara dan menghasilkan gas pada silinder
serta membakar langsung campuran ke roda turbin melalui nosel.
o Sir Frank White di Inggris merupakan salahseorang yang banyak diakui
penerapan turbin gas untuk tenaga pendorong jet pada pesawat
terbang.
5.2 Prinsip impuls
Fluida akan menyebar sepanjang plat, kecepatannya pada arah jet
berkurang mendekati nol dan akan memberikan gaya horizontal F. Gaya
ini disebut impuls dan sama pada perubahan momentum jet :
F = (ṁ/ gc) * Vs
Dimana :
F = gaya atau impuls, (lbf; N)
ṁ = laju aliran massa pada jet, (lbm/s ; kg/s)
Vs = kecepatan arah horizontal, (ft/s ; m/s)
gc = faktor konversi, (32,2 (lbm ft)/(lbf s2) ; 1 (kg m)/(Ns2))
F = (2 ṁ/ gc) * (Vs-VB)
Gambar 5.8 Tekanan uap total serta perubahan kecepatan uap absolut
pada kecepatan ideal turbin impuls gabungan (Curtis bertingkat)
Meskipun Curtis bertingkat disusun pada dua barisan sudu gerak,
turbin gabungan kecepatan dapat disusun pada berbagai jumlah baris,
semua terbagi pada energi kinetik menjadi uap pada Vs 1 . Sebuah
ekspresi untuk kecepatan optimum turbin ideal tanpa gesekan,
diperoleh :
VB, opt = (Vs1 cos θ1) / 2n
Sebuah nosel tetap, roket, serta turbin Hero (gambar 5.1) adalah
alat yang menyebabkan fluida keluar pada kecepatan tinggi. Fluida,
mulai dengan kecepatan nol, mencetak sebuah gaya pada arah gerak F :
F = ṁ* (V/ gc)
Gaya yang sama cenderung menggerakkan alat pada arah yang
berlawanan. Gaya ini disebut reaksi. Perangkat yang disebutkan diatas
adalah reaksi mesin yang memiliki pemegang stasioner (nosel), bergerak
pada garis lurus (roket) atau secara berputar (Sprinkler dan turbin Hero).
Pada semuanya, penurunan tekanan menyebabkan terjadinya kecepatan
tinggi disamping perangkat.
Reaksi turbin, bagaimanapun adalah salahsatu yang dikonstruksi
pada barisan sudu tetap dan barisan sudu gerak. Sudu tetap, nyatanya
disebut nosel. Sudu gerak, bergerak sebagai hasil impuls uap yang
diterima (disebabkan perubahan momentum) serta juga hasil ekspansi
dan percepatan uap relatif padanya. Dengan kata lain, mereka juga
nyatanya adalah nosel.
5.5 Turbin reaksi
Turbin reaksi, awalnya diciptakan oleh C.A Parson, seperti
diilustrasikan oleh gambar 5.13 dengan tiga tingkat, dimana tersusun
pada barisan sudu tetap dan barisan sudu gerak. Sudu diam yang
dirancang pada tiap model dilewatkan diantara bentuk mereka
mengalir pada nosel. Mereka adalah nosel dengan penerimaan uap
penuh sekitar keliling rotor.
Sudu gerak pada turbin reaksi lebih mudah dapat dibedakan dari
yang lainnya pada turbin impuls yang mana mereka tidak simetris dan
karenanya mereka bertindak sebagian seperti nosel, memiliki bentuk
serupa pada sudu tetap, meskipun kurvanya pada arah sebaliknya.
Effisiensi sudu gerak, ɳB, adalah kerja pada sudu, dibagi oleh energi
total yang tersedia pada sudu, dimana berisi energi kinetik uap masuk
pada Vs1 ditambah penurunan entalpi adiabatik reversibel (isentropik)
yang melaluinya. Dengan demikian diperoleh:
Effisiensi tingkat, ɳstage pada tingkat reaksi adalah kerja sudu gerak
pada tingkat dibagi oleh penurunan entalpi reversibel adiabatik
(isentropik) untuk seluruh tingkat, termasuk sudu tetap maupun sudu
gerak. Dengan demikian diperoleh :
Turbin reaksi adalah mesin effisien yang cocok untuk kapasitas
besar. Untuk kecepatan sudu yang diberikan, dibatasi oleh tegangan
sentrifugal material, kecepatan uap pada turbin reaksi adalah setengah
dari turbin impuls gabungan tekanan, dihasilkan pada losses gesekan
rendah. Pada tandon yang lain, kerjanya untuk VB yang sama, merupakan
setengah pada tingkat turbin impuls.
Dorongan axial dihasilkan bukan pada kerja. Pada kasus sudu
impuls simetris murni, Vr 1 = Vr 2 , Φ = ɣ dan dorongan menjadi nol.
Dorongan axial total pada rotor turbin impuls adalah pada berbagai
kasus, kecil dan pose bukan beberapa masalah.
Gambar 5.17 Pengaruh tinggi reaksi sudu pada masukan serta keluaran sudut,
membutuhkan lengkungan bentuk radial. Digambar untuk Vs1, θ serta putaran keluar sama
5.6 Losses turbin
Gambar 5.19 Kondisi superjenuh serta garis Wilson,
ditunjukkan pada diagram Mollier (h vs s)
Jika perancang ingin memiliki kerja yang sama tiap tingkat, bagi
isentropik, penurunan entalpi untuk seluruh turbin pada bagian yang
sama tidak akan menyebabkan divergen pada garis tekan a n ,
menghasilkan kerja aktual yang sama pada tiap tingkat, jika h0 – h2ss = h2ss
–hdts, hal itu tidak mengikuti : h0 – h2 = h2 - h4. Untuk memperoleh kerja
aktual yang sama, desain harus menghitung hal ini sebagai divergensi.
5.8 Susunan turbin
Turbin gas aliran axial serupa turbin uap seperti yang telah
didiskusikan pada bab ini. Turbin gas bertingkat serupa pada turbin uap,
kecuali bahwa fluida diantara gas murni, seperti helium, dimana
diusulkan untuk penggunaan dengan temperatur tinggi pada reaktor
nuklir pendingin gas atau udara yang menghasilkan pembakaran pada
turbin bahan bakar fosil.
Gambar 5.28 Desain usulan untuk helium pengendali turbin gas,
dimensi dalam mm