Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

TURBIN UAP

Sebuah mesin panas pembangkit kerja (heat engine) mempunyai kemampuan untuk
mengkonversi panas yang diterimanya (menurut Hukum Kedua Termodinamika):
a. sebagian menjadi kerja (daya) yang dapat kita manfaatkan
b. sebagian harus dibuang ke lingkungan dengan temperatur lebih rendah.
Di dalam heat engine tersebut, fluida kerja menjalani siklus yang terdiri dari beberapa
proses perubahan berturut-turut dan selalu kembali ke keadaan semula.

Fluida kerja yang terlibat dalam siklus konversi panas menjadi kerja tersebut dapat
berupa gas yang sifatnya dapat dianggap seperti gas ideal (misalnya dalam sistem
turbin gas yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya) atau fluida kerja nyata. Dasar
heat engine adalah siklus Carnot yang diangan-angankan terjadi dengan gas ideal
sebagai fluida kerja. Siklus Carnot memiliki efisiensi atau konversi energi panas
menjadi kerja tertinggi dibandingkan terhadap siklus nyata yang bekerja pada rentang
temperatur sama. Efisiensi siklus Carnot dengan rentang temperatur yang dapat
dicapai secara teknis adalah sekitar 40%.

Sistem turbin uap merupakan salah satu heat engine yang berdasarkan pada Siklus
Rankine. Fluida kerja pada heat engine dengan Siklus Rankine ini adalah air-steam
yang merupakan fluida kerja yang sifatnya tidak dapat dianggap mengikuti sifat gas
ideal. Perhitungan konversi panas menjadi kerja pada sistem turbin uap disajikan
pada bab ini. Untuk mengingat kembali, bagian awal bab ini diisi dengan
termodinamika steam untuk memberi gambaran dasar perhitungan perubahan fasa air-
steam selama siklus. Beberapa upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem turbin uap
disajikan dengan maksud untuk memberi pemahaman faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi heat engine: dampak positif maupun negatif perubahan faktor-
faktor tersebut terhadap kinerja sistem sistem turbin uap dan karenanya kinerja sebuah
turbin uap dapat diperkirakan. Beberapa contoh spesifikasi turbin uap industrial
disajikan pada bab ini.

4.1. Diagram Termodinamika Steam

Bab 4 - 1
Perhitungan turbin uap didasarkan pada sifat air-steam seperti yang telah ditampilkan
dalam steam table pada bab sebelumnya (di Buku-1). Gambaran fenomena yang
dialami oleh fluida kerja lebih baik ditampilkan pada diagram P-H dan diagram T-S
(lihat Gambar 4.1).

(a) Diagram P-H (tekanan-entalpi) (b) Diagram T-S (temperatur-entropi)


Gambar 4.1.Diagram termodinamika fluida kerja

Perhatikan diagram termodinamika di atas:


a. pahami posisi garis-garis: isobar, isotermik, isentalpi, isentropik dan
sebagainya.
b. pahami peristiwa: penguapan, pengembunan, ekspansi dan kompresi
(pemompaan).
c. Titik (1) adalah kondisi cairan di bawah titik didih (subcooled liquid)
d. Titik (2) adalah kondisi cairan tepat pada titik didih (saturated liquid)
e. Titik (3) adalah kondisi uap tepat pada titik didih (saturated vapour)
f. Titik (4) adalah kondisi uap dengan temperatur di atas titik didih (superheated
vapour)
g. Titik-titik (1), (2), (3) dan (4) berada pada satu tekanan yang sama.
Diagram termodinamika ini sifatnya spesifik untuk setiap fluida kerja, tetapi bentuknya
mirip antara satu dengan lainnya.

4.2. Siklus Rankine


Ketika menjalani siklus, fluida kerja mengalami perubahan fasa: cair dan uap (fasa
gas). Sistem turbin uap paling tidak terdiri dari empat komponen (Gambar 4.2):

Bab 4 - 2
a. boiler tempat fluida kerja mengalami perubahan fasa pada tekanan tinggi dari
cair menjadi uap, dan menyerap panas dari luar
b. turbin uap di mana fluida kerja mengalami ekspansi (penurunan tekanan) dan
menghasilkan kerja
c. kondensor, tempat fluida kerja mengalami perubahan fasa uap menjadi cair,
dan membuang panas keluar sistem
d. pompa untuk menaikkan tekanan fluida kerja (fasa cair) agar masuk boiler.
Tahapan proses-proses yang terjadi adalah sebagai berikut (Gambar 4.2):
a. kompresi (pemompaan) cairan secara isentropik (1 – 2)
b. penyerapan panas pada tekanan tetap (2 – 3):
(1) pemanasan cairan (kenaikan temperatur air, sebelum penguapan)
(2) terutama proses penguapan (pada temperatur tetap)
(3) pemanasan uap (kenaikan temperatur uap)
c. c. ekspansi uap adiabatik (3 – 4), menghasilkan kerja, secara isentropi
d. d. pembuangan panas pada tekanan tetap (4 – 1):
(1) penurunan temperatur uap
(2) terutama pengembunan (temperatur tetap)
(3) penurunan temperatur kondensat

temperatur
panas 3
P3
boiler turbin kerja
P2 = Pb = P3
a b
4 P2 33 P4
2
2 kondenser
pompa 1 44
panas P1 = P4
1
entropi

Gambar 4.2. Siklus Rankine

Siklus Rankine mempunyai efisiensi lebih rendah daripada siklus Carnot yang
dioperasikan pada rentang temperatur sama (lihat Gambar 4.2, bandingkan luas
bidang 1-2-b-3-4-1 terhadap luas bidang 1-2-a-b-3-4-1).

Refreshing. Tulislah tahapan proses siklus Carnot menurut diagram T-S pada Gambar 4.2.

Bab 4 - 3
Usaha peningkatan efisiensi siklus Rankine meliputi:
a. peningkatan tekanan uap masuk turbin
b. peningkatan temperatur uap masuk turbin (superheated steam)
c. penurunan tekanan kondensor (uap keluar turbin mengandung banyak cairan)
d. pemanasan awal air umpan boiler, dan lain-lain.
Perhitungan siklus Rankine Dasar disajikan berikut ini, dan perhitungan yang terkait
dengan upaya peningkatan efisiensi siklus disajikan pada pasal-pasal berikutnya.

4.3. Efek Kenaikan Temperatur Uap Terhadap Efisiensi Siklus


Efisiensi siklus Rankine dapat dinaikkan antara lain dengan menaikkan temperatur uap
masuk turbin. Kenaikan temperatur uap ini berarti kenaikan degree of superheated.
Diagram termodinamika siklus Rankine dengan uap panas sebagai masukan turbin
disajikan di Gambar 4.3.
T P2 = P3 = P3a = 2000 kPa
3a
2 3 P1 = P4 = P4a = 7,5 kPa

1 4 4a
S
Gambar 4.3. Efek temperatur uap terhadap efisiensi siklus

4.4. Efek Kenaikan Tekanan Uap Terhadap Efisiensi Siklus


Cara lain untuk meningkatkan efisiensi siklus adalah menaikkan tekanan fluida kerja
masuk turbin. Upaya peningkatan efisiensi siklus dengan cara menaikkan tekanan
steam masuk turbin banyak dilakukan pada program co-generation (akan dibahas
pada bab selanjutnya).

4.5. Pemanasan Awal Air Umpan Boiler


Pemanasan air umpan boiler (BFW) sebelum masuk boiler dapat meningkatkan
efisiensi pada siklus Rankine. Pemanasan dapat dilakukan dengan kontak langsung
BWF dengan uap yang diekstraksi dari turbin (Gambar 4.4 di SOAL-SOAL). Cara ini
mudah dilakukan, tanpa modifikasi peralatan terlalu banyak.

4.6. Turbin Uap

Bab 4 - 4
Turbin uap merupakan salah satu bagian penting dalam siklus Rankine pembangkit
daya. Turbin uap mengkonversi energi termal uap menjadi daya energi mekanik, pada
prinsipnya dengan proses ekspansi adiabatik. Di dalam turbin uap, konversi energi
termal uap menjadi energi mekanik melalui beberapa tahap:
a. fluida kerja dilewatkan dalam nosel, sehingga terjadi penurunan tekanan dan
kenaikan kecepatan (perubahan energi tekanan ke energi kinetik)
b. momentum uap keluar nosel digunakan untuk menggerakkan sudu-turbin.
Jika uap hanya mengalami penurunan tekanan ketika lewat nosel dan tidak mengalami
penurunan tekanan ketika lewat sudu-sudu, maka turbin tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok turbin impuls. Sedangkan, jika uap dengan sengaja diekspansikan
bertahap ketika lewat sudu-diam, turbin tersebut termasuk kelompok turbin reaksi.
Profil kecepatan dan tekanan uap di dalam turbin disajikan di Gambar 4.5 berikut ini.
sudu-gerak

sudu-gerak

sudu-gerak
sudu-diam

sudu-diam

sudu-gerak

sudu-gerak

sudu-gerak
sudu-diam

sudu-diam
nosel

nosel
P P

P
v
P
v v v

(a) di dalam turbin impuls (b) di dalam turbin reaksi


Gambar 4.5. Profil kecepatan dan tekanan uap

Kondisi uap keluar turbin dapat berupa uap-panas (superheated), uap-jenuh


(saturated) atau campuran uap-air. Makin rendah tekanan uap keluar turbin, makin
banyak energi termal uap yang terkonversi menjadi energi mekanik. Tetapi hal ini
menambah jumlah air di dalam aliran uap pada akhir ekspansi, yang sering memberi
masalah erosi. Dalam kaitannya dengan kondisi uap ketika keluar, turbin
dikelompokkan seperti berikut.
a. back pressure turbine
- uap keluar masih berupa uap-panas (tekanan relatif tinggi),

Bab 4 - 5
- uap keluar turbin akan digunakan untuk pemanasan, misalnya pemanas awal
air umpan boilers atau untuk pemanas proses (co-generation lihat Bab 5)
- turbin jenis ini banyak digunakan di industri, karena alasan di atas.
b. condensing turbine
- uap keluar turbin adalah uap-jenuh atau bahkan sebagian uap telah
terkondensasi
- jenis ini banyak digunakan di pembangkit listrik komersial, yang tidak
memerlukan uap sebagai media pemanas.
c. extraction turbine
- gabungan dari kedua macam turbin di atas
- sebagian steam dikeluarkan di bagian tengah turbin, ekspansi belum selesai
- sebagian steam dikeluarkan pada bagian akhir turbin, setelah ekspansi steam
berakhir.
Extraction turbine banyak dipakai di industri kimia untuk memperoleh pengaturan
beban mekanik dan beban pemanasan yang fleksibel.

Sebuah turbin dapat tersusun dari satu deret nosel-diam dan satu deret sudu-gerak.
Turbin semacam ini disebut turbin satu tingkat (single stage). Efisiensi internal turbin
satu tahap adalah perbandingan kerja yang dihasilkan nyata (proses non-isentropik,
adiabatik tak-reversibel) terhadap kerja yang dihasilkan jika proses dapat
dilangsungkan secara isentropik (adiabatik reversibel):
h1 − h 2
η=
h 1 − h 2,s
dengan h1 = entalpi uap masuk
h2 = entalpi uap keluar (nyata)
h2,s = entalpi uap keluar (jika ekspansi isentropik, s2s = s1)

Rugi-rugi di dalam turbin satu tingkat ini terjadi terutama akibat (Gambar 4.6):
a. nozzle reheat: rugi-rugi ketika uap diekspansikan di nosel secara adiabatik tak-
reversibel dan mengakibatkan kenaikan temperatur uap (relatif terhadap
temperatur jika uap diekspansikan isentropik)

Bab 4 - 6
Pi Pe
entalpi

kerja ekspansi
satu tahap

available windage
'reheat'
work blade
nozzle (loss)

entropi

Gambar 4.6. Rugi-rugi internal turbin


b. blade reheat: rugi-rugi gesekan aliran uap ketika lewat sudu-gerak
c. windage losses: rugi-rugi gesekan ketika uap meninggalkan sudu-gerak (aliran
fluida selalu mengalami rugi-rugi, jika fluida dialirkan lewat saluran dengan
perubahan penampang).

Turbin komersial tersusun lebih dari satu deretan nosel-diam dan lebih dari satu
deretan sudu-gerak; turbin ini disebut turbin dua tahap, tiga tahap dan seterusnya
(multi stages). Efisiensi internal turbin banyak tahap disajikan dalam diagaram h-s,
Gambar 4.7. Di dalam turbin banyak tingkat, penyerapan entalpi akibat proses tak-
reversibel akan memberikan kenaikan available energy, pada tahap berikutnya.
Efisiensi internal turbin banyak tahap (Gambar 4.7):

η=
∑ (h i − h i +1 )
(h 2 − h 7 )
Efisiensi internal merupakan besaran praktis, yang tergantung pada berbagai faktor
seperti: kapasitas (lihat Tabel 4.1), serta kondisi uap dan beban turbin (lihat uraian
pada pasal berikut).

Bab 4 - 7
entalpi
1
2

'total available work'


3 kerja ekspansi
3'
tak-reversibel
4
4'
kerja ekspansi
5 isentropik
5'
6
6'

7
entropi
Gambar 4.7. Diagram H-S turbin banyak tingkat
Tabel 4.1. Efisiensi internal turbin
Desain turbin Kapasitas Efisiensi Steam rate
HP % kg/kWh
satu tahap 500 30 11,4
lima tahap 1000 55 6,30
tujuh tahap 4000 65 5,30
sembilan tahap 10000 75 4,54
disalin dari: Perry, "Chem Engr. Handbook", ed. 5

4.7. Konsumsi Uap Spesifik


Di samping efisiensi internal (Pasal 4.9), unjuk-kerja (performance) turbin juga
dinyatakan dengan Konsumsi Uap Spesifik (steam rate), yaitu konsumsi uap per
satuan daya yang dihasilkan turbin. Menurut neraca energi untuk ekspansi adiabatik,
kerja yang dihasilkan turbin per satuan massa uap adalah:
w = he - hi
Daya total yang dihasilkan (kerja/waktu) adalah:
W = m . (he - hi)
dengan: w = energi/massa, misalnya dengan satuan kJ/kg
W = energi/waktu, misalnya dengan satuan kW
m = laju massa uap, kg/h
h = entalpi spesifik uap, kJ/kg
subskrip i = inlet, e = exit
Konsumsi uap untuk memenuhi produksi daya W:
W
m=
(he − hi )

Bab 4 - 8
(a) TSR (Theoretical Steam Rate):
TSR adalah konsumsi steam untuk menghasilkan satu satuan daya dengan ekspansi
yang dapat dilaksanakan secara isentropik.
TSR = 1/ (hi - he)
Jika satuan entalpi: h [=] kJ/kg, dan satuan daya kW, maka:
TSR = 3600 / (hi - he); misalnya dalam satuan kg/kWh atau (kg/h)/kW

(b) ASR (Actual Steam Rate)


ASR adalah konsumsi steam untuk menghasilkan satu satuan daya dengan ekspansi
yang dilaksanakan secara non-isentropik. Hubungan antara ASR dengan TSR di atas:
ASR = TSR /η = m/W
dengan η = efisiensi internal turbin; merupakan besaran praktis dan nilainya bersifat
spesifik untuk suatu turbin.

4.8. Pengaturan Daya Turbin


Kebutuhan daya (kerja mekanik atau energi listrik) dalam suatu pabrik biasanya
berubah-ubah dari satu waktu ke waktu lainnya. Karena itu beban turbin juga berubah,
dan memerlukan pengaturan laju alir uap. Pengaturan daya turbin dilakukan antara lain
dengan cara: (a) throttle governing atau (b) bypass governing.

(a) Throttle Governing


Di dalam cara throttle governing ini, tekanan uap dari saluran uap diturunkan dengan
throttling valve sebelum steam masuk ke turbin. Pembukaan valve secara otomatik
dikendalikan dengan governor yang menyesuaikan diri dengan putaran turbin (Gambar
4.8).

Bab 4 - 9
(a) sketsa throttling valve (b) Willans line untuk turbin uap
Gambar 4.8. Pengaturan daya dengan throttling governing

Penurunan tekanan uap melalui valve ini mengakibatkan kehilangan kemampuan


kerja (lost-work walaupun entalpinya konstan). Dalam pengaturan daya dengan
throttling valve, laju uap umumnya dapat dianggap sebanding dengan beban (dikenal
dengan Willans line, lihat Gambar 4.8.b):
m = C . W + mo
ASR = C + mo /W
dengan: m = laju uap pada berbagai beban, kg/jam
mo = laju uap tanpa beban, kg/jam
W = beban, kW
C = konstanta pembanding
Harga C dan mo merupakan harga spesifik masing-masing turbin.
Persamaan di atas mencerminkan bahwa nilai ASR sangat besar pada beban rendah.
Nilai ASR turun asimptotik jika beban meningkat, dan akhirnya nilai ASR dapat
dianggap konstan pada beban tinggi.

(b) Bypass Governing


Bypass governing biasanya dilakukan pada turbin ekstraksi. Pengaturan daya dapat
dilakukan dengan mengatur laju aliran steam ekstraksi. Steam keluar ekstraksi ini
harus dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya pemanasan air umpan boiler
(lihat pembahasan pada pasal sebelumnya), atau proses steam untuk pemanasan
TURBIN
aliran proses. EKSTRAKSI
Mekanisme pengaturan daya turbin dengan bypass governing
ditunjukkan pada Gambar 4.9.

kondenser Bab 4 - 10
load or speed
controller
pressure
kondensat
controller
kukus proses
Gambar 4.9. Skema aliran uap dalam bypass governing

4.9. Contoh Spesifikasi Turbin Uap di Industri


Kapasitas dan jenis turbin uap, serta kondisi uap masuk turbin sangat bervariasi
tergantung pada jenis dan kapasitas pabrik kimia. Sebagai contoh, pabrik minyak sawit
mentah (CPO) merupakan pabrik yang relatif kecil, karena itu pabrik ini menggunakan
turbin dengan produksi daya kecil. Dan yang penting adalah uap bekas ekspansi
dalam turbin digunakan untuk proses pemasakan buah sawit. Contoh kapasitas turbin
di pabrik CPO dan pulp disajikan di Tabel 4.2. Contoh spesifikasi turbin besar di pabrik
petrokimia disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2. Turbin uap di Pabrik CPO dan Pabrik pulp dan kertas
(penggerak generator listrik)
Pabrik Pabrik Pulp dan Kertas Pabrik Pulp Pabrik Pulp
CPO di Jawa Timur di Riau di SumSel
jenis turbin BP CT ECT EBT CT CT ECT
daya, kW 295 19,4 27 19,4 53800 100000 46200
putaran, rpm 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Uap masuk
Tekanan, kg/cm2 19 44 44 44 82 138 63
Temperatur, oC 260 440 440 440 477 538 449
Uap keluar
Tekanan, kg/cm2 4,5 - 6 12 - - 12
Temperatur, oC 180 - 165 205 - - 264
BP = back pressure turbine ECT = extraction condensing turbine
CT = condensing turbine EBT = extraction back pressure turbine

Tabel 4.3. Contoh spesifikasi lengkap turbin uap

Bab 4 - 11
No. Service for: 12.5 MW Synchr. Generator Pump for Boiler Feed Water
Rated Normal Max. Rated Normal Max.
1 Shaft Power, kW 15625 12500 - 1652 1338.3 -
2 Speed, rpm 3000 3000 - 4410 4200 -
3 Steam inlet Conditions: Rated Normal Max. Max. Normal Min.
4 Pressure, kg/cm2G 58.0 59.8 63.3 19.3 17.6 17.6
5 Temperature, oC 441 445 449 349 316 316
6 Flow, kg/h - 101.305 - - - -
7 Steam Extraction Condition: Rated Normal Max. Rated Normal Max.
8 Pressure, kg/cm2G - 42 - - - -
9 Temperature, oC - - - - - -
10 Flow, kg/h - 90720 90720 - - -
11 Steam Exhaust: Rated Normal Max. Max. Normal Min.
12 Pressure, mmHg/abs 76.5 101.6 - 3.9 3.9 3.5
13 Cooling Water - Sea Water Max. Normal Min. Max. Normal Min.
14 Allow. Temp. Rise, oC - 17 - - 16.6 -
15 Max. Inlet Temp. oC - 29.4 - - - -
16 Max. Press. Drop kg/cm2 - 1.0 - - 1.0 -
Terminologi dalam Tabel 4.3 dijelaskan di kelas.

CONTOH-CONTOH SOAL
Contoh Soal 1
Sebuah mesin panas menggunakan siklus Rankine dasar. Uap (steam) dengan kondisi sebagai
berikut (Gambar 4.2):
a) masuk turbin : saturated steam P3 = 2000 kPa
b) masuk kondenser : P4 = 7,5 kPa.
c) keluar kondenser : air jenuh P1 = 7,5 kPa
d) masuk boiler : air P2 = 2000 kPa
Tentukan efisiensi siklus ini (bagian panas yang dapat dikonversi menjadi kerja).
Jawaban
Perhitungan-perhitungan berikut ini memerlukan data termodinamika uap. Perhitungan dimulai
dengan penentuan nilai variabel yang diperlukan (terutama harga-harga h, s) di setiap titik (1),
titik (2), titik (3), dan titik (4).
(1) Titik 3, uap jenuh dengan P3 = 2000 kPa (Tjenuh = 212,4 oC)
h3 = 2799,5 kJ/kg (dari tabel uap jenuh)
s3 = 6,3409 kJ/(kg.K) (dari tabel uap jenuh)
(2) Titik 4, hasil ekspansi yang akan masuk kondenser
Karena uap masuk turbin telah jenuh, maka saat keluar turbin pasti telah ada yang
mengembun. Titik 4 merupakan campuran cair-jenuh dan uap-jenuh.
P4 = 7,5 kPa (diketahui)
s4 = s3 = 6,3409 kJ/(kg.K) (4 – 3 isentropik)
h4 ditentukan dengan cara menghitung fraksi cair dan uap keluar turbin:
sA = 0,5764 kJ/(kg.K); hA = 168,79 kJ/kg (cair-jenuh)
BsB = 8,2515 kJ/(kg.K); hB = 2574,8 kJ/kg (uap-jenuh)
B

Fraksi cair (x) di dalam titik 4 dihitung dari:


6,3409 = x.sA + (1 - x).sB Æ
B x = 0,2489

Entalpi titik 4 merupakan campuran entalpi cair-jenuh dan entalpi uap-jenuh:


h4 = x.hA + (1 - x).hB B Æ h4 = 1975,9 kJ/kg
(3) Titik 1 adalah cair-jenuh (lihat sA dan hA diatas).
h1 = 168,79 kJ/kg

Bab 4 - 12
(4) Dari titik 1 ke titik 2, cair-jenuh dipompa masuk ke boiler. Tekanan cairan naik dari 7,5 kPa
menjadi 2000 kPa. Kerja pompa (persamaan dari mekanika fluida):
wp = v . (Pe – Pi) ; (Pe = tekanan discharge ; Pi = tekanan suction)
v1 = v2 = volum cairan, dianggap konstan
v2 = 1,008.10-3 m3/kg (dari tabel uap)
wp = 1,008.10-3 . (2000 – 7,5) = 2 kJ/kg
(5) Titik 2 adalah cairan dingin (subcooled, T < Tdidih).
Entalpi h2 ditentukan dari neraca energi proses pemompaan 1 – 2:
h2 - h 1 = w p
h2 = h1 + wp = 168,79 + 2 = 170,79 kJ/kg
Sampai disini, semua data termodinamika air dan uap telah lengkap.

Berikut ini adalah perhitungan neraca energi untuk menentukan kerja dan panas yang terlibat.
(6) Kerja yang dihasilkan turbin (3 - 4):
w = h4 - h3 = 1975,9 – 2799,5 = - 823,6 kJ/kg (keluar)
(7) Kerja neto = kerja masuk melalui pompa (+) + kerja keluar melalui turbin (-)
wnet = (+2) + (-823,6) = - 821,6 kJ/kg
(8) Panas yang diserap (2 – 3):
qin = h3 - h2 = 2799,5 – 170,79 = 2628,71 kJ/kg
kerja neto − 821,6
(9) Efisiensi siklus: η= = x 100% = 31,3%
panas masuk 2628,71

Dari contoh soal di atas, beberapa hal perlu mendapat perhatian:


a. kerja pompa relatif sangat kecil dibandingkan terhadap kerja hasil ekspansi di turbin (w p << w)
b. wp sering diabaikan, sehingga entalpi air sebelum dan sesudah pompa dianggap sama
c. efisiensi siklus dipengaruhi oleh kondisi uap di titik masuk turbin dan kondisi uap keluar turbin
d. dari praktek, fraksi cairan di dalam uap keluar turbin tidak boleh terlalu besar untuk mengurangi
water hammer; jumlah cairan dalam uap keluar turbin tergantung spesifikasi turbin masing-
masing

====================================================================
Contoh Soal-2
Sebuah mesin panas menggunakan siklus Rankine dasar. Uap (steam) dengan kondisi sebagai
berikut (Gambar 4.3):
a) masuk turbin : superheated steam P3 = 2000 kPa dan T3 = 500 oC
b) masuk kondenser : P4 = 7,5 kPa.
c) keluar kondenser : air jenuh P1 = 7,5 kPa
d) masuk boiler : air P2 = 2000 kPa
Tentukan efisiensi siklus ini (fraksi panas masuk yang dapat dikonversi menjadi kerja).
Jawaban
Jika kondisi uap masuk turbin dalam Contoh Soal-1 (lihat Gambar 4.2: temperatur titik 3
dinaikkan menjadi titik 3a, pada tekanan tetap, atau dijadikan superheated steam):
T3a = 500 °C (lebih besar daripada Tjenuh = 212,4 °C)
P3a = 2000 kPa (tetap)
h3a = 3467,6 kJ/kg (tabel uap, sebagai fungsi P3a dan T3a)
s3a = 7,4317 kJ/(kg.K) (tabel uap)
(1) kondisi 4a: P4a = 7,5 kPa (diketahui)
s4a = s3a = 7,4317 kJ/(kg.K) (ekspansi isentropik)
dengan memanfaatkan data contoh soal sebelumnya, pada P4a = P4 = 7,5 kPa:
a). cair jenuh: sAa = 0,5764 kJ/(kg.K); hAa = 168,79 kJ/kg
b). uap jenuh: sBa = 8,2515 kJ/(kg.K); hBa = 2574,8 kJ/kg
xa = (s4a - sBa)/(sAa - sBa) = 0,1068
(uap lebih kering daripada uap keluar turbin sistem asal, lihat Pasal 4.2)

Bab 4 - 13
h4a = xa.hAa + (1 – xa).hBa = 2317,8 kJ/kg
(2) kondisi 1 dan 2 sama dengan contoh soal Pasal 4.2 dan Pasal 4.3
(3) w = h4a - h3a = 2317,8 – 3467,6 = -1149,8 kJ/kg
wp = 2 kJ/kg (dari Pasal 4.2)
qin = h3a - h2 = 3467,6 – 170,79 = 3296,8 kJ/kg
kerja neto w + wp − 1149,8 + 2
η= = = x 100% = 34,8%
panas masuk q in 3296,8
Bidang berarsir di Gambar 4.3 menyatakan tambahan kerja neto hasil kenaikan temperatur
uap keluar masuk turbin dari T3 = 212,4 menjadi T3a = 500 oC.

(4) Analisis hasil perhitungan penggunaan superheated steam.


Efek kenaikan temperatur uap masuk turbin dari 212,4 menjadi 500 oC (kenaikan 135%)
terhadap berbagai faktor berikut:
(a) kerja neto naik dari 821,6 kJ/kg menjadi 1147,8 kJ/kg (39,7%)
(b) panas masuk naik dari 2628,71 kJ/kg menjadi 3296,8 kJ/kg (25,4%)
(c) efisiensi siklus naik dari 31,3 menjadi 34,8% (11,2%).

=================================================================
Contoh Soal-3
Tekanan uap masuk turbin dinaikkan dari 2000 kPa menjadi 3000 kPa, sedangkan temperatur
uap tetap 500 °C (bandingkan terhadap pasal-pasal sebelumnya). Jadi, kondisi fluida kerja
sebagai berikut:
a) masuk turbin : superhetaed steam P3 = 3000 kPa dan T3 = 500 oC (titik 3’)
b) masuk kondenser : P4 = 7,5 kPa (titik 4’)
c) keluar kondenser : air jenuh P1 = 7,5 kPa (titik 1)
d) masuk boiler : air P2 = 3000 kPa (titik 2).

A. Gambarkan siklus ini pada diagram T-S (kembangkan Gambar 4.3).


B. Gambarkan siklus ini pada diagram P-H (kembangkan Gambar 4.1).
C. Tentukan efisiensi siklus ini.

Jawaban
Kondisi aliran yang diketahui pada proses ini disajikan pada tabel berikut:

Titik 3' 4' 1 2


p, kPa 3000 7,5 7,5 3000
T, °C 500
s, kJ/(kg.°K) 7,2338
h, kJ/kg 3456,5 168,79

(1) kondisi 4': P4' = 7,5 kPa (diketahui)


s4' = s3' = 7,2338 kJ/(kg.K) (ekspansi isentropik)
dengan memanfaatkan data contoh soal pada Pasal 4.3 , pada P4' = P4a = 7,5 kPa:
a). cair jenuh: sA' = 0,5764 kJ/(kg.K); hA' = 168,79 kJ/kg
b). uap jenuh: sB' = 8,2515 kJ/(kg.K); hB' = 2574,8 kJ/kg
x' = (s4' - sB')/(sA' - sB') = 0,1326
(uap lebih basah daripada uap keluar turbin sistem Pasal 4.3, karena kenaikan tekanan
dengan temperatur tetap)
h4' = x'.hA' + (1 – x').hB' = 2255,8 kJ/kg

(2) w = h4' - h3' = 2255,8 – 3456,5 = -1200,7 kJ/kg


wp = 1,008.10-3 . (3000 - 7,5) = 3,01 kJ/kg
h2' = h1 + wp = 168,79 + 3,01 = 171,8 kJ/kg
qin = h3' - h2' = 3456,5 – 171,8 = 3284,7 kJ/kg

Bab 4 - 14
kerja neto w + wp − 1200,7 + (+3,01)
η= = = x 100% = 36,5%
panas masuk q in 3284,7

(3) Analisis hasil perhitungan penggunaan uap panas dengan kenaikan tekanan. Jika tekanan
uap keluar boiler dinaikkan dari 2000 menjadi 3000 kPa (50%) maka:
(a) kerja neto naik dari 1147,8 menjadi 1197,7 kJ/kg (kenaikan 4,4%)
(b) panas masuk turun dari 3296,8 kJ/kg menjadi 3284,7 kJ/kg (penurunan 0,4%)
(c) efisiensi siklus naik dari 34,8% menjadi 36,5% (4,9%).

========================================================================
=
Contoh Soal-4
Uap masuk turbin pada keadaan jenuh dan P1 = 2000 kPa. Tekanan uap akhir ekspansi adalah
P3 = 7,5 kPa. Sebagian uap diambil dari turbin pada tekanan P2 = 400 kPa. Air umpan boiler
masuk boiler diharapkan pada kondisi cairan-jenuh, pada tekanan P6 = P5 = P2 = 400 kPa.
Tentukan efisiensi siklus Rankine dengan air umpan boiler pada kondisi jenuh ini.

Work
Turbine

2
3
Condenser
Boiler

Contact 5
heater 4

6
Condensate Pump

7 Feedwater Pump
Gambar 4.4. Siklus Rankine dengan turbin ekstraksi

Jawaban
(1) Kondisi-kondisi aliran yang diketahui adalah:
1 2 3 4 5 6 7
P, kPa 2000 400 7,5 7,5 400 400 2000
T, °C 212,42
3
v, m /kg 1,008.10-3 1,086.10-3
h, kJ/kg 2799,5 168,79 609,9
s, kJ/(kg.K) 6,3409 6,3409 6,3409

(2) dari data uap-air jenuh pada 400 kPa


6,3409 − 1,7766
h2 = .(2736,6 − 604,74 ) + 604,74 = 2507,3 kJ/kg
6,8959 − 1,7766
(3) fraksi aliran ekstraksi: f = m2 / m1 = m2 / m6
neraca entalpi di pemanas langsung (contact heater):
m6 . h6 = m2 . h2 + m5 . h5 = m2 . h2 + m5 . (h4 + v4 . (P5 - P4))
h6 = f . h2 + (1 - f) . (h4 + v4 . (P5 - P4))
609,9 = f . 2507,3 + (1 - f) . (168,79 + 1,008.10-3. (400 – 7,5) → f = 0,188
(4) dari data uap-cair jenuh (7,5 kPa, lihat pasal sebelumnya, soal 1):
h3 = 1975,9 kJ/kg
(5) h7 = h6 + v6 . (P7 - P6)

Bab 4 - 15
h7 = 609,9 + 1,086.10-3 . (2000 - 400) = 611,6 kJ/kg
(6) kerja keluar = 1 . (h2 - h1) + (1 - f) . (h3 - h2)
w = (2507,3 - 2799,5) + (1 - 0,188) . (1975,9 – 2507,3)
= - 723,7 kJ/kg
(7) wnet = -723,7 kJ/kg (kerja pompa diabaikan)
(8) qin = h1 - h7 = 2799,5 – 611,6 = 2187,9 kJ/kg
(9) efisiensi siklus = 723,7 / 2187,9 = 33%

Siklus regeneratif dibandingkan terhadap siklus Rankine dasar (Soal-1) memiliki kelebihan:
- kerja neto keluar lebih rendah (821,6 kJ/kg vs 723,7)
- efisiensi siklus lebih tinggi (33% vs. 31,3%).

========================================================================
=
Contoh Soal-5
Turbin kapasitas 2 MW digerakkan dengan uap-panas (Pi = 2000 kPa, dan Ti = 500 °C). Uap
keluar turbin pada keadaan jenuh (Pe = 7,5 kPa), dan efisiensi internal turbin 70%. Tentukan
TSR (kg/kWh), ASR (kg/kWh), dan konsumsi uap (kg/jam).
Jawaban
Data uap (silahkan lihat tabel uap)
Pi = 2000 kPa dan Ti = 500 oC, maka
hi = 3467,6 kJ/kg dan si = 7,4317 kJ/(kg.K)
Pe = 7,5 kPa dan se = si = 7,4317 kJ/(kg.K)
Pada kondisi ini, ternyata sebagian uap telah terkondensasi.
fasa uap: suap = 8,2515 kJ/(kg.K) ; huap = 2574,8 kJ/kg
fasa cair: scair = 0,5762 kJ/(kg.K) ; hcair = 168,79 kJ/kg
Dari data entropi di atas, terhitung:
fraksi uap, y = (7,4317-0,5764)/(8,2515-0,5764) = 0,893
fraksi cair, 1-y = 0,107
Entalpi keluar turbin, he = 0,893 x 2574,8 + 0,107 x 168,79 = 2317,35 kJ/kg
TSR = 3600 / (3467,6 – 2317,35,8) = 3,13 kg/kWh
ASR = 3,13 / 70% = 4,47 kg/kWh
m = W . ASR = 2000 . 4,47 = 8940 kg/jam

========================================================================
=
Contoh Soal-6
Sebuah turbin dua tingkat (lihat gambar di bawah ini) mempunyai kondisi uap dan efisiensi
pada suatu beban tertentu (W1) seperti tabel di bawah ini.

A
A B C
Tekanan, kPa 1000 240 8
I II Daya, W Entalpi, kJ/kg 3112 2806 2350
Laju alir, kg/jam 162.000 79.000 -
Efisiensi internal turbin-I = 80% turbin-II = 80%

Pertanyaan D
B 1: Berapakah
a. Kasus C daya keluar turbin W1 pada laju alir mA = 162000 kg/jam; dan laju alir
mB = 79000 kg/jam. (efisiensi internal turbin dianggap konstan atau tidak dipengaruhi oleh
B

kapasitas atau daya yang keluar)


b. Kasus 2: Jika daya beban turun menjadi W2 = 70% W1, sedangkan laju alir mA tetap,
berapakah laju alir ekstraksi mB.B

Jawaban (para mahasiswa diharapkan untuk menghitung sendiri)

Bab 4 - 16
Ringkasan hasil hitungan bypass governing
mA, kg/jam mB, kg/jam
B mC = mA - mBB W, kW
Kasus 1 162000 79000 83000 19426
Kasus 2 162000 136557 25443 13598

SOAL-SOAL

1. Sistem turbin uap banyak dimanfaatkan dalam pabrik kimia.


A. Tuliskan karakteristik yang membedakan condensing turbine dan back pressure
turbine.
B. Tuliskan nama alat yang biasanya langsung digerakkan dengan turbin uap dalam
pabrik amonia.
C. Tuliskan ringkas masalah water hammer dalam saluran uap: apa penyebab, apa akibat
dan bagaimana mengatasinya.
F. Tuliskan alasan mengapa pabrik minyak sawit mentah menggunakan sistem turbin uap,
bukan turbin gas, sebagai penggerak generator listrik.

2. Sebuah turbin uap dioperasikan dengan kondisi sebagai berikut:


tekanan temperatur entalpi entropi
o
posisi kPa C kJ/kg kJ/(kg.K)
masuk turbin 6000 400 3177 6,54
keluar turbin 1000 200 2828 6,69
A. Tentukan laju alir uap (dalam satuan kg/menit) untuk memproduksi daya sebesar 2000
kW.
B. Tentukan actual steam rate (ASR, dalam satuan kg/kWh).

3. Sebuah turbin bekerja dengan kondisi uap sebagai berikut:


a. masuk: P1 = 30 bar dan T1 = 300 oC
b. keluar: P2 = 1 bar , campuran 96%-massa uap dan 4% cairan.
A. Tentukan Actual Steam Rate.
B. Tentukan Theoretical Steam Rate.

4. Sebuah turbin uap jenis back pressure menghasilkan kerja 2 MW. Uap masuk turbin pada 4
MPa dan 400 oC. Uap keluar turbin pada 1,4 MPa dan 330 oC.
Cuplikan steam table diberikan sebagai berikut:
uap panas uap panas uap panas uap panas uap panas
P, Mpa 1,4 1,4 1,4 1,4 4
T, oC 200 250 300 350 400
h, kJ/kg 2803,3 2927,2 3040,4 3149,5 3213,6
s, kJ/(kg.K) 6,4975 6,7467 6,9534 7,1360 6,7690
A. Tentukan laju alir uap (kg/jam).
B. Tentukan Actual Steam Rate (lengkapi dengan satuan yang jelas).
C. Tentukan Theoretical Steam Rate (lengkapi dengan satuan yang jelas).
D. Tentukan efisiensi turbin uap ini.

5. Uap masuk turbin pada kondisi-1 dan keluar pada kondisi-2 seperti berikut ini.
a. Kondisi-1: superheated steam P1 = 5000 kPa dan T1 = 350 oC: H1 = 3068,4 kJ/kg; S1 =
6,4493 kJ/(kg.K).
b. Kondisi-2: P2 = 100 kPa dan H2 = 2700 kJ/kg.
Data termodinamika saturated steam cair uap
pada 100 kPa: (Td = 99,6 oC): H, kJ/kg 417,6 2675,5
S, kJ/(kg.K) 1,3026 7,3594
A. Jika turbin uap memproduksi kerja 500 kW, tentukan laju alir uap (kg/jam).
B. Tentukan TSR turbin tersebut.

Bab 4 - 17
Bab 4 - 18

Anda mungkin juga menyukai