Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewi Mawaddatus Sholekhah

NIM : 13018031
Kelas : K14

KU2061 – Agama dan Etika Islam


Institut Teknologi Bandung
Rangkuman Materi Sains dan Ilmu Pengetahuan
Pengertian Ilmu
Ilmu secara etimologi berasal dari kata alima – ya’lamu – ‘ilman. Sedangkan sains secara
etimologi scio (saya tahu), Scientia (pengetahuan). Pengertian ilmu menurut para ahli adalah
sebagai berikut.
1. Al-Ghazali : Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana ia adanya. (The Unity
of Khowledge, Edward O. Wilson)
2. Al-Asfahani : Ilmu adalah pemahaman terhadap hakikat sesuatu. (Mu’jam Mufradat)
3. Naquib al-Attas : Maka definisi epistemologis yang paling tepat untuk ilmu, dengan Allah
sebagai sumbernya, ialah tibanya makna sesuatu benda atau objek ilmu ke dalam jiwa,
dengan memandang jiwa sebagai penafsir maka ilmu adalah tibanya diri kepada makina
sesuatu hal atau objek ilmu. (Islam dan Sekularisme)
Kedudukan Ilmu dalam Islam
lmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam, hal ini ditunjukan dengan sekurangnya
terdapat 750 kali kata ilmu disebutkan dalam al-Quran. (Franz Rosenthal, The Concept of
Knowlede in Medieval Islam). Oleh karena itu, Allah akan mengistimewakan orang-orang
yang berilmu dan akan mengangkat derajatnya seperti orang yang beriman. Hal tersebut
diperjelas dalam firman berikut.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Klasifikasi Ilmu
Al-Ghazali mengklasifikasi ilmu sebagai berikut.
1. Fardhu ‘ain : Ilmu-ilmu pokok dalam agama berkaitan dengan rukum Islam dan rukun
Iman yang wajib diamalkan dan diyakini. Ilmu ini wajib dimiliki oleh setiap orang mukmin
karena ilmu ini sebagai dasar untuk menjali kehidupan sebagai orang mukmin.
2. Fadrhu Kifayah : Ilmu-ilmu yang baik yang boleh diketahui oleh setiap orang di luar ilmu
fardhu ‘ain. Terbagi menjadi dua bagian yaitu : Ilmu syar’iyyah dan Ilmu ghayru
syar’iyyah. Ilmu syar’iyyah adalah ilmu-ilmu yang lebih mendalam dari ilmu agama
seperti ilmu fiqh, bahasa Arab, hadist, dll. Sedangkan Ilmu ghayru syar’iyyah adalah Ilmu
umum selain ilmu agama, seperti teknik, sains, kedokteran, dll
Sekularisasi Ilmu
1. Masa Kegelapan
Dominasi gereja sangat kuat dalam kajian sains. Banyak ilmuan dihuk um karena teori-
teorinya yang bertentangan dengan doktrin gereja. Seperti Francesco Partizi, Francesco
Pucci, Giordano Bruno, Galileo Galilei, dll.
2. Masa Pertengahan (Medieval Age
Diperbolehkan pengkajian sains dengan diawasi ketat oleh gereja. Dua tokoh gereja
Aurelius Agustinus dan Santo Agustunus. T Aquinas meletakkan filsafat Aristotelianisme
pada teologi kristen dan mengkristal pada abad ke-13 (al-Attas).
3. Masa Pencerahan
Terjadi kejengahan sains modern (Barat) terhadap peran agama akibat pasang surut
hubungan sains dan agama pada masa kegelapan, dan ilmuwan muslim pun banyak yang
terkena simtom yang demikian. Padahal hubungan agama (non Islam) dan sains dengan
Islam dan sains sangat berbeda. Muncul permasahan baru yaitu surutnya peran agama dan
makna spiritual dari ilmu pengetahuan. Sains pada akhirnya menepikan peran agama.
Terjadi pendewaan pada pengamalan (empirik) dan pengamatan (rasio) dalam
menjustifikasi kebenaran. Maka lahirlah aliran rasionalism (descartez, Spinoza, dll) dan
empirisisme (Lock, Hume, dll).

Islamisasi Sains

Membebaskan sains dari segala aspek yang bertentangan dengal pandangan alam Islam, yaitu
menyangkut konsep, asusmsi, etika, penafsiran, dan lain-lain. Untuk melakukannya, terlebih
dahulu harus dimulai dari penanaman pandangan alam (worldview) Islam pada diri saintis
muslim. Islamisasi sains yang dimaksud adalah pada aspek filosofisnya yang akan
mempengaruhi gerak pengkajian sains berikutnya.
Perbedaan Sains Islam dan Sains Barat
Sains Barat :
Ontologi:
- Realitas dibatasi hanya pada alam tabii. Sains hanya berhubungan dengan fenomena,
diisolasi sama sekali keterhubungannya dari makna ruhaniahnya.
- Alam tidak memiliki makna selain apa yang dapat diindera
Epistemologi:
- Sains Barat telah membuat demarkasi antara ilmu dan bukan ilmu, di mana hanya sains
dan matematiklah ilmu yang diakui otentik.
- Metafisika: tuhan dan agama adalah meaningless dan dikeluarkan dari kategori ilmu. Ilmu
= sains atau yg menggunakan kaidah saintifik.
- Lebih jauh, sains telah merusak pemartabatan ilmu-ilmu dan klasifikasinya.
- Saluran imu hanya dibatasi pada empirikal dan rasional.
Aksiologi:
- Sains dicerabut dari pencarian maknanya dan dibatasi pada tujuan-tujuan pragmatik
dangkal dan sempit serta tujuan-tujuan keingintahuan tanpa batas.
Sains Islam :
Ontologi Sains Islam
- Objek sains (alam tabii) bukan sekadar materi, tp memiliki makna. Ia adalah tanda (ayat,
alamah) kepada hal-hal metafisikaàal-Khaliq.
- Karena sekularisasi, sains melepaskan diri dari metafisika, sains modern
“mendesakralisasi” alam menjadi sekadar objek yang bisa dieksploitasi sebesarbesarnya.
Epistemologi Sains Islam
Ilmu datang dari Allah Tuhan Semesta Alam, dan diperoleh melalui sejumlah saluran
yaitu:
- Panca Indera yang sehat
- Berita yang benar (al-khabar ash-shadiq) dan bersumber dari otoritas yg benar (khabar ash-
shadiq)
- Akal: akal budi dan intelek
Kedatangan Islam adalah kedatangan penyatuan saluran-saluran ilmu. Metoda empirik
diangkat derajatnya dibanding peradaban sebelumnya (Yunani). Iqbal: kelahiran Islam
merupakan kelahiran pemikiran induktif, pengamatan, dan eksperimen.
Aksiologi Sains Islam
Sains alam tabii dalam Islam memiliki dua fungsi:
1. Sebagai ilmu untuk memahami ayat ia berfungsi untuk mengokohkan keimanan, memahami
sifatsifat Tuhan yang dapat dibaca melalui alam,
mendekatkan diri kepada Tuhan.
2. Sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memberi manfaat dan
maslahat sebesar-besarnya untuk kehidupan dunia.

Anda mungkin juga menyukai