DAN SAINS
“RUKUN ISLAM DAN SAINS DAN HUBUNGAN RUKUN ISLAM DAN SAINS”
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Raul Aryel (20329167)
Cici Indriani (20329003)
Sri Andini Wijaya (20329156)
Dosen Pengampu:
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingg penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Rukun Islam Dan Sains dab Hubungan Rukun Islam dan Sains”. Dalam menyusun
makalah ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang
telah turut serta mendukung dan membimbing hingga terwujudnya makalah ini.
Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari semua keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu
penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya penulis dapat berbuat
lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Atas perhatian dari pembaca sekalian penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf bila ada
kekhilafan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia Islam mencapai kemajuan atau menciptakan peradaban karena ilmu pengetahuan
mendapatkan apresiasi yang tinggi dari umat Islam. Hal itu disampaikan oleh ajaran Islam sendiri
sebagaimana yang termuat di dalam kitab suci al-Qur’an. Ayat pertama kali yang diturunkan
kepada Muhammad di Gua Hira’ yaitu iqra’ atau bacalah, mengandung inti pesan bahwa ilmu
pengetahuan hendaklah mendapat tempat yang tinggi bagi orang-orang Muslim. Dalam ayat lain
al-Qur’an menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu penegetahuan akan mendapatkan derajat
yang tinggi di dalam kehidupan.1
Islam juga agama akal, dengan menjadikannya sebagai syarat untuk menjalankan agama. Ini
artinya agama islama dalah agama untuk orang orang cerdas dan berakal. Atau dengan kata lain
orang islam harus cerdas. Inilah sebabnya Allah mencela orang-orang yang tidak menggunakan
akal. “Sesungguhnya makhluk yangpaling burukbagi Allah adalah orang-orang yang pekak, tuli
lagi yang tidak berakal” (QS. Al-Anfal: 22).
Science dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “al-Ilmu”.Dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan “ilmu”atau “sains”. Al-Ilmu secara bahasa maknanya adalah pemahaman,
pengetahuan, isyarat, atau tanda. Al-Ilmu adalah anonim dari kata al-jahl(kebodohan). Menurut
Hasan Hito secara istilah al-ilmudidefinisikan sebagai, “Pengetahuan yang mutlak, sesuai dengan
fakta, dan berdasarkan bukti (data)” (Hito 1990, 26) Atau ilmu adalah, “Memahami sesuatu sesuai
faktadengan pemahaman mutlak” (Ya’qub 2011). Ilmu adalah mengetahui atau memahami sesuatu
sesuai fakta, atau sifat untuk mengungkap sesuatu yang diinginkan dengan sebenar-benarnya. Ilmu
yg dimaksud dalam hal ini adalah ilmu yang iktisabi, atau ilmu yang didasarkan pada penelitian
dan percobaan. Sedangkan science secara terminologi adalah, “Pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara sistematis, atau pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen dan observasi”.
Atau “Sains adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan
uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki,
dipelajari, dan sebagainya” (Nurmayani 2013).
Rukun Islam dan sains saling berhubungan dari pengembangan umat Islam. Di era modern,
semakin banyak perkembangan dalam dunia sains seiring dengan perkembangan teknologi dan
globalisasi yang semakin pesat.
Makalah ini akan membahas hubungan rukun islam dengan ilmu sains. dengan fokus pada
beberapa aspek yang menjadi perhatian utama dalam perkembangan ilmu sains saat ini. Pertama,
makalah ini akan membahas tantangan dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi
yang semakin pesat. Kedua, makalah ini akan membahas bagaimana hubungan rukun islam dan
ilmu sains. Melalui analisis yang mendalam, makalah ini akan mengidentifikasi hubungan rukun
islam dan ilmu sains.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bisa sains saling berhubungan dengan rukun islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan sains dengan rukun islam
BAB II
PEMBAHASAN
Rukun islam artinya pokok pokok ajaran islam. Sebagai seseorang yang beragama islam
kita harus mengamalkan pokok pokok ajaran islam tersebut. Pokok pokok islam itu ialah
mengucapkan syahadat, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan puasa di
bulan ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
Rukun Islam wajib diamalkan oleh setiap orang yang beragama Islam sehingga hal
tersebut dapat dijadikan tanda atau tolak ukur keislaman seseorang. Rukun Islam sebagai
dasar ilmu agama Islam, telah diajarkan semenjak dini agar umat muslim lebih memahami
dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Rukun Islam merupakan landasan
atau fondasi bagi umat Islam yang harus selalu diamalkan agar imannya senantiasa terjaga
selama kehidupannya.
Kelima pokok ajaran islam tersebut tidak boleh ditinggalkan. Jika ditinggalkan akan
mendapatkan dosa. Sebaliknya jika rukun islam trsebut dikerjakan dengan ikhlas maka
Allah akan memberi kebahagian bagi orang islam tersebut. Ia akan selamat dunia dan di
akhirat.
Balasan Allah bagi orang yang mengerjakan pokok pokok ajaran islam adalah surge,
sedangkan bagi orang yang tidak mau mengerjakan nya adalah neraka.
Artinya : Islam itu alah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang patutu disembah
melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah , engkau dirikan shalat, engkau
bayar zakat, engkau puasa pada bulan ramadhan, dan engkau naik haji, ke baitullah, jka
mampu pergi kesana. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nasai).
Sains secara umum merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh manusia yang
diperoleh dari kegiatan pengamatan dan penelitian untuk mengetahui teori yang disepakati.
Pengertian Sains (science) menurut Agus S. (2011), diambil dari kata latin scientia yang
arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge (1993), merumuskan bahwa
Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone (1994),
menyatakan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan
dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan.
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan.
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, syariatnya bukan saja mendorong
manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun peradaban, bahkan
mengatur umatnya agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Lebih jauh dari itu bahwa semua aktifitas termasuk mengkaji dan mengembangkan sains
dan teknologi dapat bernilai ibadah bahkan menjadi nilai perjuangan di sisi Allah. Yang
menjadi persoalan hingga kini, masih adanya anggapan dalam masyarakat luas, bahwa
agama dan ilmu adalah dua entitas yang tidak dapat dipertemukan. Keduanya mempunyai
wilayah masing-masing, terpisah antara satu dan lainnya, baik dari segi objek formal-
material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan. Hal
ini dikarenakan oleh anggapan bahwa sains dan agama memiliki cara yang berbeda baik
dari pendekatan, pengalaman, dan perbedaanperbedaan ini merupakan sumber perdebatan.
BAB III
KESIMPULAN
Hal ini karena Sains Islam berasal dari Allah SWT, yang menciptakan alam semesta,
tentu Allah lebih tahu tentang rahasia dibalik semua ciptaannya. Maka dari itu tidak ada
pertentangan antara penemuan manusia dengan al-Quran dan hadits-hadits nabi. Bahkan
keduanya mengilhami manusia, membuka jalan terang terhadap kebuntuan, dan
memberikan solusi ilmiah kepada para ilmuan dan para peneliti sains.
DAFTAR PUSTAKA
Rusdiana, A. (2014). Integrasi pendidikan agama islam dengan sains dan teknologi. Jurnal
Istek, 8(2)
Ar-Razi, Fakhruddin. 2000. Mafatihul Ghaib. Beirut: Dar El-Kutub Al
Ilmiah.
As-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. 2003. Ad-Durar Al-Mantsur
Fii At-Tafsir Bil Ma’tsur. Kairo: Dar Hijr.
Gie, The Liang. 2000. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
Hito, Muhammad Hasan. 1990. Al-Khulashah Fi Ushul Al-Fiqh. Kuwait:
Dar Adh-Dhiya.
Ibn Katsir, Abu Al-Fida’ Ismail bin Amr. 1999. Tafsir Al-Quran Al-Azhim.
Beirut: Dar Thayyibah.
Inyiak Ridwan Muzir. 2006. Pengantar Penerjemah: Dekonstruksi: Sebuah
Perkenalan Singkat “Membongkar Teori Dekonstruksi Jacques Derrida.”
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kadir, Muslim A. 2003. Ilmu Islam Terapan Menggagas Paradigma Amali
Dalam Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muslim, Abu al-Husain. 1980. Shahih Muslim. Beirut: Dar Al-Jail.
Nurmayani. 2013. “Sumbangan Islam Terhadap Sains Dan Teknologi.”
Jurnal Handayani 1(1).
Republika, Redaksi. 2009. “Maurice Bucaille Tak Ragu Dengan
Kebenaran Alquran.” republika.co.id. https://www.republika.co.id/
berita/dunia-islam/mualaf/09/07/14/61915-maurice-bucaille
tak-ragu-dengan-kebenaran-alquran.
Shehab, Magdy. 2013. Ensiklopedia Kemukjizatan AL-Quran Dan Sunnah.
Jakarta: Naylal Moona.