Disusun Oleh:
Muhammad Ramzy Mubarrak (11190511000048)
Viola Aulia Zahra (11190511000065)
Zahra Zakiyah (11190511000067)
Dinda Rachmawati Nurdin (11190511000071)
1
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Peradaban Modern (Depok:
Komunitas Bambu, 2008), hal 11
2
Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), hlm
70
3
Yusuf Al Qardhawi, Keutamaan Ilmu Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993), hlm
11
4
Zaenal Abidin, Integrasi Ilmu Dan Agama Interpretasi Dan Aksi (Yogyakarta: Mizan Media
Utama), hlm 45
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Ilmu menurut islam?
b. Mengapa ilmu begitu penting ?
c. Kapan ilmu mulai berkembang di Era islam?
d. Siapa Tokoh Yang berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu?
e. BagaimanaPrinsip Tujuan Pendidikan Islam Dalam Pengembangan
Ilmu Pengetahuan?
B. Pembahasan
1. Pengertian Ilmu dan Kaitannya dengan Islam
8
Yusuf Al Qardhawi, Keutamaan Ilmu Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993), hlm
1
9
Mardani, Pendidikan Agama Islam, (Depok: Kharisma Utama, 2017) hlm 168-169
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah :
11).10
Ayat ini memerintahkan kepada umat islam agar menguasai ilmu
pengetahuan, karena derajat orang yang berilmu akan diangkat oleh Allah
SWT.11
Lahirnya sebuah agama akan melahirkan ilmu baru yang di ajarkan
kepada pengikutnya. Tak terkecuali keberadaan islam tidak bisa di pisahkan
dengan keberadaan ilmu, dalam islam orang yang beriman pasti berilmu oleh
sebab itu menuntut ilmu sangat diwajibkan dalam islam tanpa terkecuali.
2. Pentingnya Ilmu
Ilmu pengetahuan lahir dari rasa ingin tahu.Rasa ingin tahu ini
mendorong manusia menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyingkap
realitas. Secara alamiah dorongan untuk mengtahui sesuatu muncul dari
keterpaksaan untuk mempertahankan hidupya, karena manusia tidak
mempunyai ilmu pengetahuan yang dibawa sejak lahir untuk
mempertahankan hidupnya. Manusia mendapatkan pengetahuan melalui
proses memahami menefsirkan dan mengantisipasi alam sekitar.
Dorongan tersebut muncul karena manusia mengalami perkembangan
kebutuhan yang lebih mendalam termasuk menemukan tata susunan yang
sesungguhnya dalam realita kehidupan dan dorongan lain muncul karena
adanya rasa ingin mengetahui sesuatu ynag berhubungan dengan penilaian
mengenai realisasi keberadaan manusia.12
Konsep ilmu dalam islam bermula dari keimanan dan adanya
dorongan dari al-quran untuk belajar menjelajah dan menelusuri fenomena
alam. Karena itu sejak masa klasik Negara islam mendorong pada
aktivitas keilmuan melalui fase penerjemahan, asimilasi, dan investigasi
10
Al-quran
11
Mardani, Pendidikan Agama Islam, (Depok: Kharisma Utama, 2017) hlm 172
12
Azyumardi, Integrasi Keilmuan, (Jakarta: Ppjm, 2006), hlm 12
yang membawa pada perkembangan ilmu-ilmu alam dan teknologi yang
luar biasa berkontribusi positif bagi keamanan dan kesejahteraan Negara
dan dunia secara global. 13
Ilmu pengetahuan memiliki karakter tertentu.Ilmu pengetahuan harus
bersifat sistematis suatu pengetahuan disebut pengetahuan ilmiah apabila
bersifat objektif sesuai dengan realitas.Kebenaran ilmu pengetahuan
ilmiah dapat diketahui melalui berfikir secara mendalam dengan melihat
sebab akibat dari suatu kejadian.Selain itu, ilmu pengetahuan dapat
dibuktikan secara empirik (Dikonkretisasi) dan dapat dikembangkan
melalui penelitian lebih lanjut.14
Setelah kedatangan muslim di Eropa, para ilmuan muslim melakukan
sebuah upaya revolusi ilmu pengetahuan. Revolusi ilmu pengetahuan
dikarenakan adanya pandangan baru yang menyimpang oleh sekulerisasi
dunia barat. Kondisi tersebut perangsang munculnya sudut pandang baru
terhadap suatu konsistensi, akurasi, manfaat ilmu dan sebagainya, yang
akhirnya akan melahirkan sebuah ilmu pengetahuan baru dan paradigma
baru. (kuhn,1997)
Disinilah upaya rekontuksi ilmu yang diwujudkan dengan melakukan
islamisasi ilmu pengetahuan diperlukan. Islamisasi ilmu yang dilakukan
adalah progrm epistomologis dalam rangka membangun peradaban islam
bukan islamisasi teknologi.15Ilmu pengetahuan sendiri sangatlah penting
bagi islam karena dengan ilmulah peradaban islam menjadi maju dan
berkembang.
13
Idri, Epistomologi, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015), hlm 33
14
. Idri, Epistomologi, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015), hlm 33-35
15
Didik Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajagfindo Persada, 2011), hlm 245
3. Berkembangnya Ilmu di dalam Islam
Pada awal kemunculan islam hanya ada 17 orang dari bangsa Quraisy
yang pandai baca tulis. Lalu Nabi Muhammad SAW menganjurkan pengikut-
pengikutnya untuk belajar membaca dan menulis. Bahkan Aisyah pun ikut
belajar membaca dan menulis. Anak angkat Rasulullah pun, Zaid bin Tsabit di
perintahkan untuk belajar tulisan Ibrani dan Suryani ( Bahasa Yunani yang
serumpun dengan Bahasa Arab). Dan Budak- budak belian pun di bebaskan
jika ia telat mengajarkan 10 orang kaum muslimin membaca dan menulis .
Jika pada mulanya gerakan ilmu hanya tertuju pada telaah agama,
maka kemudian ilmu berkembang menjadi lebih luas.Pada zaman bani
ummayah dan abbasiyah perkembangan ilmu menjadi sistematik. Kaum
muslimin mulai mempelajari dan mempergunakan filsafat yunani, Persia dan
romawi tetapi dengan membersihkannya dari kekafiran.Untuk itu mereka
menerjemahkan karya-karya filsafat yunani dan pengetahuan yunani melalu
bahasa suryani karena aslinya telah musnah terbakar di perpustakaan-
perpustakaan di Iskandariah.Ketika itu bahasa suryani merupakan bahasa ilmu
dan sastra yang kaya dan banyak menerjemahkan filsafat dan pengetahuan
dari bahasa yunani. Sedangkan pada masa abbasiyyah saat pusat pemerintahan
berpindah dari damaskus ke Baghdad, karya filsafat ilmu pengetahuan
menjadi lebih luas karena mendapatkan penemuan manuskrip-manuskrip kuno
dari Persia dan india sehingga menjadi pusat ilmu pengetahuan terlengkap.
16
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Peradaban Modern (Depok:
Komunitas Bambu, 2008), hal 12-15
Gebrakan penyebaran ilmu pertama dan terbesar pengaruhnya di
dalam islam di pelopori oleh nabi Muhammad SAW ketika diberikan
kesempatan kepada Rosul untuk mengajari menulis pada sebagian
umat islam beliau memanfaatkan semasimal mungkin bagaimana pun
keadaan dan tantangannya. Hal ini terbukti pada peperangan badar
dimana sebagian tahanan perang Quraisy yang bisa baca tulis di
Sandra. Tiap satu orang Sandra yang pandai ini ditugaskan mengajar
baca tulis kepada 10 orang umat muslim. Langkah nabi ini tifdak
hanya terencana juga mencerminkan pemikiran yang jauh ke depan,
cerdik, dan meyakinkan sehingga ia tida lupa dalam keadaan
bagaimana pununtuk melaksanakan aksi pemberantasa buta huruf.
b. Ibnu Sina/ Avicenna ( Abu Ali Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan Ibn
Ali bin Sina)
17
DR. Yusuf AL. Qardhwowi, Keutamaan Ilmu dalam Islam(Jakarta: Pustaka Pnjimas, 1993),
hal 44-46
Ibnu Sina Adalah seorang Polymath jenius asal Uzbekistan yanghampir
mendalami semua ilmu pengetahuan,dari mulai filsafat, kedokteran,
astronomi, dan sekaligus Ilmuwan. Kitabnya yang terkenal adalah “ Al
Qonun fi al Tibb” atau “ The Cannon of Medicine” dan menjadi buku
pegangan utama para mahasiswa di Eropa hingga abad ke 18 ( sekitar
700 tahun).
Pada saat itu dunia medis masih sangat miskin pengetahuan ,
kebanyakan tabib hanya meraba- raba berdasarkan pengalaman tanpa
didasari eksperimen serta pengetahuan yang benar tentang tentang
bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Pada zaman itu Ibnu Sina
mengumpulkan seluruh pengetahuan Ilmu Faal, anatomi, intervensi
medis dari zaman klasik Yunani dan Persia sejak zaman Hippocrates
dan Galen, sekaligus digabungkan dengan riset medis yang dia lakukan
sendiri. Karenanya Ia mendapatkan gelar sebagai “Bapak Pengobatan
Modern”.
Pada masanya, Ibnu Sina ini dikenal sebagai orang yang
e. Imam Al-Ghazali
Ikhwan Fauzi, Cendikiawan Muslim Klasik, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), hlm 28-33
19
Mursi Muhammad Sa’id, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Pustaka
20
21
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),
hlm 90-91
5. Tujuan Pendidikan Islam Dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Tujuan pendidikan islam guna untuk pengembangan ilmu pengetahuan
mempunyai beberapa prinsip tertentu, untuk mengantar tercapainya tujuan
pendidikan. Menurut Omar Muhammad Al-Tumi Al-Syaibin prinsip itu
adalah:
a. Prinsip Universal
Prinsip yang memandang keseluruhan aspek agama, manusia,
masyarakat, dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagatraya
dan hidup. Prinsip ini menimbulkan formulasi tujuan pendidikan
dengan membuka, mengembangkan, dan mendidik segala aspek
pribadi manusia dan kesediaan-kesediaan segala dayanya, dan
meningkatkan keadaan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik untuk
menyelesaikan semua masalah dalam menghadapi tuntutan masa
depan.
b. Prinsip keseimbangan dan kesderhanaan (Tawazun Qa Ikhtisyadiyah).
Prinsip ini adalah keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan pada
pribadi, berbagai kebutuhan individu dan komunitas, serta tuntutan
pemeliharaan kebudayaan silam dengan kebutuhan budaya masa kini
serta berusaha mengatasi masalah-masalah sedang yang akan terjadi.
c. Prinsip kejelasan (Tabayyun).
Prinsip yang di dalamnya terdapat ajaran dan hukum yang memberi
kejelasan terhadap kejiwaan manusia (Qalbu, Akal, dan hawa nafsu)
dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan,
kurikulum, dan metode pendidikan.
d. Prinsip tak bertentangan.
Prinsip yang di dalamnya terdapat ketiadaan pertentangan antara
berbagai unsur dan cara pelaksanaannya, sehingga anatar satu
kompenen dengan komponen yang lain saling mendukung.
e. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan.
Prinsip yang menyatakan tidak adanya ke khayalan dalam kandungan
program pendidikan, tidak berlebih-lebihan, serta adanya kaidah yang
praktis dan realistis, yang sesuai dengan fitrah dan kondisi sosio
ekonomi, sosio politik, dan sosio kultural yang ada.
f. Prinsip perubahan yang diinginkan.
Prinsip perubahan diri manusia yang meliputi jasmaniyah, ruhaniyah
dan nafsaniyah; serta perubahan kondisi psikologis, sosiologis,
pengetahuan, konsep, pikiran, pemahiran, nila-nilai, sikap peserta
didik untuk mencapai dinamisasi kesempurnaan pendidikan (Q.S Ar-
Rad: 11).
g. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu.
Prinsip yang memerhatikan perbedaan peserta didik, baik ciri-ciri,
kebutuhan, kecerdasan, kebolehan, minat, sikap, tahap pematangan
jasmani, akal, emosi, sosial dan segala aspeknya. Prinsip ini berpijak
pada asumsi bahwa semua individu tidak sama dengan yang lain.
h. Prinsip dinamis dalam menerima peribahan dan perkembangan yang
terjadi pelaku pendidikan serta lingkungan dimana pendidikan itu
dilaksanakan.22
C. Kesimpulan
22
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kharisma Utama, 2006), hlm 73-74
nilai logika, etika, estetika, hikmah, rahmah, dan petunjuk bagi kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat.
Konsep ilmu dalam islam bermula dari keimanan dan adanya dorongan dari
al-quran untuk belajar menjelajah dan menelusuri fenomena alam. Karena itu sejak
masa klasik Negara islam mendorong pada aktivitas keilmuan melalui fase
penerjemahan, asimilasi, dan investigasi yang membawa pada perkembangan ilmu-
ilmu alam dan teknologi yang luar biasa berkontribusi positif bagi keamanan dan
kesejahteraan Negara dan dunia secara global.
Awal kemunculan islam hanya ada 17 orang dari bangsa Quraisy yang pandai
baca tulis. Lalu Nabi Muhammad SAW menganjurkan pengikut-pengikutnya untuk
belajar membaca dan menulis. Hal ini bertujuan untuk menyebarluaskan agama,
sehingga tidak hanya kaum cendikiawan saja yang dapat belajar namun semua
kalangan pun dapat dengan mudah mempelajari sesuatu. Hal ini juga menjadi langkah
awal gerakan Ilmu secara besar-besaran.
D. Daftar Pustaka
Poeradisasta, S.I. 2008.Sumbangan Islam Kepada Ilmu Dan Modern. Depok:
Komunitas Bambu.
Al Qardhowi, Yusuf. 1993. Keutamaan Ilmu Dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Supaedi, Didiek Ahmad. 2011. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Nata, Abuddin. 2000. Al-Quran Dan Hadits. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Idri. 2015. Epistomologi. Jakarta: Kharisma Utama.
Mardani.2017. Pendidikan Agama Islam. Depok: Kharisma Utama.
Azra, Azyumardi. 2006.Integrasi Keilmuan. Jakarta: Ppjm.
Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nugraha, Muhammad Tisana. 2019. Sejarah Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Diandra Kreatif.
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Putra Utama.
Fauzi, Ikhwan. 2002. Cendikiawan Mulim Klasik. Jakarta: Salemba Diniyah
Sa’id, Mursi Muhammad. 2007. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar