Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam Sejarah, islam merupakan salah satu agama didunia yang telah
melahirkan banyak ilmu pengetahuan dan tokoh-tokoh ilmuan hebat pada
zamannya. Cendikiawan islam mengubah peradaban dunia dengan
pengetahuan islam yang bersumber dari firman-firman Tuhan Al-quran dan
sunah-sunah Nabi Muhammad SAW yaitu hadist. Islam terus maju dan
mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan , sehingga tidak ada yang
menandingi pencapaian umat islam pada waktu itu. Akan tetapi Islam
mengalami kemunduran ketika munculnya perbedaan cara berpikir islami
dengan cara barat, yaitu membuat keyakinan umat islam tergoyahkan dari
cara berpikir pertama bahwa Allah SAW bukanlah satu-satunya yang
berkuasa atas segala sesuatu dimuka bumi ini, termasuk pengtahuan bukanlah
satu-satunya yang bersumber dari Wahyu Allah SWT. Akan tetapi semua
cendikiawan filsuf muslim seperti Al-Ghozali (15509-1111) Ibnu Khaldun
(1332-1406), Wali Ullah (1703-1763) membantah dan berpendapat bahwa
semua ilmu pengetahuan adalah yang kudus dan yang Illahi.1

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ilmu pengetahuan dalam perpektif islam?
2. Apa Fungsi dan Sumber pngetahuan dalam pendidikan Islam?
3. Apa saja ilmu dalam tinjauan filsahat?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian ilmu pngetahuan
2. Mengetahui fungsi dan sumber pengetahuan dalam pendidikan islam
3. Untuk mengetahui ilmu dalam tinjauan filsafat

1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Gramedia, 2000), 95

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ilmu Pngetahuan

Islam adalah agama yang menghargai dan meninggikan derajat orang


yang brilmu. Dalam islam sendiri terkandung ilmu pengetahuan yang tidak
terbatas dan terpisah-pisah seperti halnya masyarakat barat membagi dan
memisahkan ilmu menjadi beberapa cabang, ilmu pengetahuan dalam islam
tersusun dalam kesatuan dan bahkan dalam al-quran sndiri terkandung ilmu
pengetahuan didalamnya. Sebagaimana Allah mnyebutkan dalam Al-quran
tentang orang-orang yang berilmu berpikir dan berakal.

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).” (An-Nahl: 12)
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-
kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan
yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ra‟d: 4)

Kata Ilmu berasal dari bahasa Arab „ilm („alima-ya‟lamu-„ilm). Yang


berarti pngetahuan (al-ma‟rifah),2 kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang hakikat sesuatu yang dipahami secara mendalam. Dari
asal kata‟ilm ini selanjutnya diIndonesia-kan menjadi „ilmu‟ atau „ilmu
pengetahuan‟ Dalam perpektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan
mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh (ijtihad) dari para ilmuan

2
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Unit
Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984), hlm.1037.

4
muslim (ulama/mujtahid) atas persoalan-persoalan duniawi dengan sumber
kepada wahyu Allah SWT3

Al-quran dan AL-Hadist merupakan wahyu Allah yang berfungsi sebagai


petunjuk (hudan) bagi umat manusia, termasuk dalam hal ini adalah petunjuk
petunjuk tentang ilmu dan aktivitas ilmiah. Al-quran memberikan prhatian
yang sngat istimewa terhadap aktivitas ilmiah. Terbukti, ayat yang pertama
kali turun; “Bacalah, dengan(meneybut) nama Tuhanmu yang telah
menciptakan”.4 Membaca, dalam artinya yang luas, merupakan aktivitas
utama dalam kegiatan Ilmiah. Disamping itu kata ilmu yang telah menjadi
bahasa Indonesia bukan sekedar berasal dari bahasa arab, tetapi juga
tercantum dalam al-quran. Kata Ilmu disebutkan sebanyak 105 kali dalam Al-
quran. Sedangkan kata jadiannya disebut sbanyak 744 kali, kata jadian yang
dimaksud adalah „alima (35 kali), ya‟lamu (215 kali), i‟lam(31 kali),
yu‟llam(1 kali),alim(18 kali), ma‟lum (13 kali0, alamin (73 kali)
Jadi Ilmu pngetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
mnemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia.
2.2. Fungsi dan Sumber Pengetahuan dalam islam
a) Fungsi pengetahuan dalam Islam
Dalam pandangan Islam, ilmu tersebut mempunyai banyak fungsi
diantaranya adalah :
a. Sarana paling utama menuju taqwa Urgensi ilmu dalam kehidupan
seorang mukmin yang bertaqwa adalah hal yang tidak dapat disangkal.
Karena ketaqwaan itu sendiri identik dengan kemampuan
merealisasikan ilmu yang benar bersumber dari al-Qur‟an dan as-
Sunnah sesuai dengan pemahaman salaful umah (umat terdahulu)
b. Amalan yang tidak terputus pahalanya Ilmu merupakan sesuatu yang
paling berharga bagi setiap muslim, sebab ilmu akan memelihara

3
A.Qadri Azizy, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi
Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), hlm. 13.
4
Al-Qur‟ān surat al-„Alaq : 96 : 1.

5
pemiliknya dan merupakan beban bawaan yang tidak berat, bahkan
akan semakin bertambah bila diberikan dan diamalkan, serta merupakan
amalan yang akan tetap mengalir pahalanya meskipun telah wafat. 11
Suriasumantri, Filsafat Ilmu, h. 366-368. Dedi Yuisman 187 Nur El-
Islam, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2018
c. Pondasi utama sebelum berkata dan beramal Ilmu memiliki kedudukan
yang penting dalam agama Islam, oleh karena itu ahli sunnah wal
jama‟ah menjadikan ilmu sebagai pondasi utama sebelum berkata-kata
dan beramal sebagaimana disebutkan oleh Imam dalam Shahihnya
dalam Bab ilmu sebelum berkata dan beramal. Berdasarkan firman
Allah Swt

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak)


melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”(QS. Muhammad : 19)
Syaihk Shalih al-Usmani mengatakan : dengan ayat di atas imam
Bukhari berdalil bahwa kita harus memulai dengan ilmu sebelum
berkata dan beramal. Ini merupakan dalil naqli yang jelas bahwa
manusia harus berilmu lebih dahulu sebelum ia beramal dan berkata.
d. Sebagai kebutuhan rohani
e. Salah satu bentuk metode tarbiyah bagi umat agar tidak menjadi alat
permainan iblis
b) Sumber Pengetahuan dalam islam
1. Al-Qur‟an
Al-Qur‟an merupakan sumber pertama dan yang paling utama
pendidikan islam. Al-Qur‟an memiliki konsep pendidikan yang utuh,
hanya saja tidak mudah untuk diungkap secara keseluruhannya karena
luas dan mendalamnya pembahasan itu di dalam al-Qur‟an disamping

6
juga keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami
keseluruhannya dengan sempurna. Dan pendidikan al-qur‟an juga
memiliki pengaruh yang dahsyat apabila dipahami dengan tepat dan
diikuti dan diterapkan secara utuh dan benar. Karenanya menjadikan al-
Qur‟an sebagi sumber bagi pendidikan Islam adalah keharusan bagi
umat islam (Abdurrahman An Nahlawi,1983,28)
2. As-Sunnah
Al-Qur‟an sebagai dasar hukum pertama ditetepkan langsung oleh
Allah dalam surat Al-Ma‟idah ayat 49- 50 dan ayat-ayat lainnya.
Demikian pula dengan As-Sunnah sebagai sumber hukum kedua. (Beni
Ahmad Saebani, 2007:79). Istilah-istilah yang sering digunakan dalam
pembahasan As-Sunnah adalah Al-Hadis, Khabar, dan Atsar. As-
Sunnah berarti lawan dari bid‟ah. Barang siapa mengerjakan amalan
agama tanpa didasari oleh tradisi atau tata cara agama maka ia
mengada-ada. As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang
didapatkan dari Nabi Muhammad s.a.w. yang terdiri dari ucapan,
perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada
masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Didalam dunia
pendidikan, As-Sunnah memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama,
As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan
islam sesuai dengan konsep Al-Qur‟an, serta lebih merinci penjelasan
Al-Qur‟an. Kedua, As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam
penentuan metode pendidikan (H. Ahmad,2005,17). Telah kita ketahui
bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw salah satunya untuk
memeperbaiki moral atau akhlak manusia, sebagaimana sabdanya

2.3. Ilmu dalam tinjauan Filsafat Ontologi, pistemologi, dan Aksiologi


Ilmu itu sendiri memiliki bagian-bagian tertentu dimana dalam ilmu ada
objek, pernyataan, proposisi, dan karakteristik dimana keempat aspek tersebut
yang sebenarnya disoroti oleh tiga landasan berpikir filsafat mengenai
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

7
a) Ilmu Ditinjau Secara Ontologi
Secara bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya
adalah “Ontos” dan “Logos”. Ontos adalah “yang ada” sedangkan Logos
adalah “ilmu”. Sederhananya, ontologi merupakan ilmu yang berbicara
tentang yang ada. Secara istilah, ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat
yang berhubungan dengan hakikat hidup tentang suatu keberadaan yang
meliputi keberadaan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
Ontologi kerap kali diidentikkan dengan metafisika. Ontologi merupakan
cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat apa yang terjadi.
Ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam filsafat, dimana
membahas tentang realitas atau kenyataan. Pada dasarnya ontologi
berbicara asas-asas rasional dari yang ada atau disebut suatu kajian
mengenai teori tentang “ada”, karena membahas apa yang ingin diketahui
dan seberapa jauh keingintahuan tersebut. Contohnya objek yang berbicara
tentang ruh, sifat dan wujud Tuhan
b) Ilmu Ditinjau Secara Epistemologi
Secara bahasa, epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya
Episteme artinya “pengetahuan” dan Logos artinya “ilmu”. Secara istilah,
epistemologi adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sumber
pengetahuan, metode, struktur, dan benar tidaknya suatu pengetahuan
tersebut.Epistemologi diartikan sebagai cabang filsafat yang berhubungan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasarnya, serta penegasan bahwa
seseorang memiliki pengetahuan. Azyumardi Azra menambahkan bahwa
epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian,
struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi
adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantif.
c) Ilmu Ditinjau Secara Aksiologi
Salah satu cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya disebut aksiologi. Aksiologi mencoba untuk
mencapai hakikat dan manfaat yang ada dalam suatu pengetahuan.

8
Diketahui bahwa salah satu manfaat dari ilmu pengetahuan yaitu untuk
memberikan kemaslahatan dan kemudahan bagi kehidupan manusia. hal
ini yang menjadikan aksiologis memilih peran sangat penting dalam suatu
proses pengembangan ilmu pengetahuan karena ketika suatu cabang ilmu
tidak memiliki nilai aksiologis akan lebih cenderung mendatangkan
kemudharatan bagi kehidupan manusia bahkan tidak menutup
kemungkinan juga ilmu yang bersangkutan dapat mengancam kehidupan
sosial dan keseimbangan alam.18 Aksiologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu axion yang berarti nilai dan logos yang berarti ilmu. Sederhananya
aksiologi adalah ilmu tentang nilai. Aksiologis dasarnya berbicara tentang
hubungan ilmu dengan nilai, apakah ilmu bebas nilai dan apakah ilmu
terikat nilai. Karena berhubungan dengan nilai maka aksiologi
berhubungan dengan baik dan buruk, berhubungan dengan layak atau
pantas, tidak layak atau tidak pantas. Ketika para ilmuwan dulu ingin
membentuk satu jenis ilmu pengetahuan maka sebenarnya dia harus atau
telah melakukan uji aksiologis. Contohnya apa gunanya ilmu Manajemen
Pendidikan Islam yaitu kajian-kajian aksiologi yang membahas itu. Jadi
pada intinya kajian aksiologi itu membahas tentang layak atau tidaknya
sebuah ilmu pengetahuan, pantas atau tidaknya ilmu pengetahuan itu
dikembangkan. Kemudian aksiologi ini juga yang melakukan pengereman
jika ada ilmu pengetahuan tertentu yang memang tingkat
perkembangannya begitu cepat, sehingga pada akhirnya nanti akan
mendehumanisasi atau membuang nilai-nilai yang dipegang kuat oleh
umat manusia.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan telah menjadi bagian penting bagi kehidupan sosial masyarakat.
Ilmu pengetahuan dapat menjadi tolok ukur untuk melihat maju atau mundurnya
suatu bangsa. Suatu bangsa yang memiliki tingkat ilmu pengetahuan yang
sempurna maka semakin modern juga kehidupan masyarakatnya. Sebaliknya, jika
ilmu pengetahuannya rendah maka kualitas masyarakat di suatu bangsanya juga
rendah. Hal tersebut yang menjadi ilmu. pengetahuan sangat penting dan
berpengaruh di suatu bangsa dan menjadikan masyarakatnya bersungguh-sungguh
untuk mempelajari ilmu pengetahuan

Pada dasarnya pada ahli filsafat membagi studi filsafat ilmu pengetahuan menjadi
3 (tiga) aspek yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam pembahasannya
ontologi fokus pada hakikat dari suatu ilmu pengetahuan. Ontologi mencoba
membuktikan dan menelaah bahwa suatu ilmu pengetahuan tersebut benar dapat
dibuktikan kebenarannya. Selanjutnya epistemologi dalam pembahasannya fokus
pada pentingnya cara atau metodologi ilmu pengetahuan tersebut. Jadi ketika ilmu
pengetahuan disoroti melalui epistemologi maka pembahasannya terarah pada
bagaimana sumber yang dipakai oleh para ilmuwan di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan metodenya seperti apa. Kemudian aksiologi, dimana
pembahasan aksiologi fokus pada manfaat atau nilai guna dari ilmu pengetahuan
tersebut. Pada intinya kajian aksiologi itu membahas tentang layak atau tidaknya
sebuah ilmu pengetahuan dikembangkan. Dari paparan tersebut, sederhananya
bahwa ontologi berbicara tentang eksistensinya, epistemologi berbicara tentang
perkembangannya, dan aksiologi berbicara tentang nilainya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/sejarah-islam/islam-dan-ilmu-pengetahuan

http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/download/232/223/

https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1504

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta:


Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawwir,
1984), hlm.1037.
A.Qadri Azizy, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta: Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, 2003), hlm. 13.
Al-Qur‟ān surat al-„Alaq : 96 : 1.

Nur Afni Puji Rahayu, Tinjauan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi


Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Kooperatif Tipe
Round Table, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 11, No. 1,
2021, 133

11

Anda mungkin juga menyukai