Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG ILMU, BUDAYA DAN SENI DALAM ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah : Agama Islam
Dosen : Retno Yulianti

Disusun Oleh:
1. Achmad Bagus Muharam (21734001)
2. Sang Gita Nur Fatihah (21734012)
3. Wahyu Santoso (21734015)

D4 TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak hal.
Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan
juga pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal
dalam kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas
karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai
dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu pengetahuan, hingga cara
berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai keindahan sehingga dalam
islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya. Islam merupakan
agama yang berkembang, fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih mendasar, logis
dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan
inti ajaran islam. Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam
setiap masa penyebaran islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap
sebagai cara dakwah yang paling tepat. Karena masyarakat akan lebih mudah
memahami nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam melalui seni tanpa perlu ada
kekerasan. Setelah agama islam diterima hampir diseluruh dunia, timbul lah
banyak jenis kebudayaan islam. Jenis kebudayaan disetiap daerah berbeda-beda.
Namun, saat ini seluruh kebudayaan islam tersebut telah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dan semakin baik. Hal yang sangat
mempengaruhi perkembangan kebudayaan islam adalah adanya konsep
pengembangan budaya islam. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang
berdasarkan pada nilai-nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat
dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang sains
dan teknologi. Semua itu di ilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan sunnah.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai
rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal itu membuat ajaran Islam
tampil sebagai solusi dari segala permasalahan yang menimpa umat manusia.
Upaya Islam sebagai agama rahmatan lil alamin dibuktikan dengan peran wali
songo yang begitu besar dalam penyebaran Islam khususnya di pulau Jawa. Salah
satu cara yang digunakan wali songo adalah pendekatan melalui kebudayaan,
misalnya kesenian. Hal itu menunjukkan bahwa wali songo mengutamakan jalan
yang menjadikan masyarakat tertarik dan sarat dengan ajakan yang baik daripada
mengedepankan hal-hal yang bersifat normatif dan tekstual. Islam adalah agama
yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat bagi alam semesta dan selalu
membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui ilmu, seni dan
kebudayaan dalam islam secara lebih mendalam. Selain itu untuk sebuah
pemikiran dasar tentang apa dan bagaimana seni dan budaya islam berkembang
sekarang.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu, seni dan budaya dalam
islam.
2. Memahami ilmu, seni dan kebudayaan islam.
3. Menerapkan ilmu, seni dan budaya islam yang sedang berkembang.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup ilmu, seni dan budaya dalam islam berkaitan dengan ilmu,
seni dan budaya yang sedang berkembang saat ini. Jadi, ilmu, seni dan budaya
dalam islam memiliki segenap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
perkembangannya serta memiliki batasan-batasan yang telah terdapat dalam al
quran dan hadist. Ruang lingkup ilmu, seni dan budaya dalam islam dapat di
tinjau dari berbagai perspektif yang akan dijelaskan dalam pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu
a. Pengertian Ilmu
Secara etimologis, ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar
dari 'alima - ya'lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa inggris,
ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedangkan pengetahuan dengan
knowledge. Dalam bahasa Indonesia, kata science umumnya diartikan ilmu tetapi
sering juga diartikan dengan ilmu pengetahuan, meskipun secara konseptual
mengacu pada makna yang sama.
Secara terminologis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang (pengetahuan) itu.

b. Kedudukan Ilmu dalam Islam


Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam, hal ini
terlihat dari banyaknya ayat Al-Quran yang memandang orang berilmu dalam
posisi yang tinggi dan mulia disamping hadist-hadist Nabi yang banyak memberi
dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam Al-Quran, kata ilmu
dan kata-kata yang mengandung arti ilmu digunakan lebih dari 780 kali, ini
bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari Al-Qur’an sangat
kental dengan nuansa-nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi
ciri penting dari agama Islam.
Sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Mahadi Ghulsyani (1995 ; 39) sebagai
berikut:
“Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al-Qur’an dan As-Sunnah
mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta
menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi.”
c. Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Ilmu
1) QS Al-Mujadalah ayat 11 (mengistimewakan orang yang berilmu)
“Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan
Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa orang yang beriman dan berilmu
akan memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang
akan menjadi pendorong untuk menuntut ilmu, ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah SWT, sehingga akan
tumbuh rasa takut kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT :
“sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah
ulama (orang yang berilmu)” (QS. Faatir : 28)
2) QS Thaha ayat 114 & QS Al-Alaq ayat 1-5 (mendorong umat islam untuk
mencari ilmu)

Disamping ayat-ayat Alquran yang memposisikan ilmu dan orang berilmu sangat
istimewa, Alquran juga mendorong umat Islam untuk berdoa agar ditambah ilmu,
seperti tercantum dalam AlQuran surat Taha ayat 114 yang artinya :
“Dan katakanlah, Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
Dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah
ilmu, menjadi sangat penting dan Islam telah sejak awal menekankan pentingnya
membaca, Sebagaimana terlihat dari firman Allah SWT yang pertama diturunkan
oleh Allah SWT yaitu QS al-Alaq ayat 1 sampai dengan ayat 5 yang artinya :
“bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang paling
pemurah. Yang mengajar (manusia) perantara kalam. dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahui.”
Ayat-ayat di atas jelas merupakan sumber motivasi bagi umat Islam untuk tidak
pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca, posisi yang tinggi
dihadapan Allah SWT akan tetap terjaga, arti juga rasa takut kepada Allah SWT
akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal salih,
dengan demikian nampak bahwa keimanan yang diiringi dengan ilmu akan
membuahkan amal.
d. Hukum Ilmu dalam Islam
imam Al Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengklasifikasikan ilmu
sebagai dua kelompok, yaitu :
1) Ilmu fardu 'ain. “ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib maka
orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya berarti lah
dia sudah mengetahui ilmu fardhu ain”
Imam al-ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardhu ain ialah
ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun
Islam.
2) Ilmu fardhu kifayah. “ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat
dikesampingkan dalam menegakkan urusan duniawi”
Imam al-ghazali menjelaskan bahwa ilmu yang termasuk fardhu kifayah
antara lain ilmu duniawi yang penting bagi usaha untuk menegakkan
urusan dunia. Seperti ilmu kedokteran, ilmu berhitung, ilmu politik, ilmu
jual beli dan lain sebagainya.

2.2 Seni dan Kebudayaan


a. Pengertian Seni
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang menekankan pada personal and
nilai kehidupan. Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang
lahir dari bagian yang terdalam dari jiwa manusia didorong oleh kecenderungan
pada keindahan. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang
dianugerahkan oleh Tuhan. Seni dikaitkan dengan keindahan, bagus, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. segala sesuatu yang memiliki keindahan merupakan hasil
seni. seni ada yang berasal dari hasil karya manusia ada pula yang bersifat
alamiah. Seni selalu berusaha memberikan makna yang sepenuhnya mengenai
objek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, maksudnya tidak
terikat oleh selera individu, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal
(Ismala Dewi dkk, 2009 dalam Zakky Mubarak, 2010)
b. Seni dalam Islam
Menurut perspektif Islam, daya kreatif seni adalah dorongan atau disahkan yang
diberikan oleh Allah yang perlu digunakan sebagai bantuan untuk memeriahkan
kebesaran Allah. Selain itu, seni juga menunjukkan seni kesatuan atau
kesepaduan. iya bermakna alamat meletakkan mohon kesatuan ilahi kepada
kesetiaan perihal dan aktivisi manusia.

c. Sikap Islam terhadap Seni


Pada dasarnya, sesuatu yang indah itu disukai oleh Allah SWT karena dia dzat
yang maha indah dan menyukai yang indah. Islam mempunyai kriteria nya yang
tersendiri untuk dijadikan pengukur pedoman bagi menentukan halal atau
haramnya suatu karya seni itu. kriteria pertama ialah seni atau karya seni itu
mestilah baik yaitu yang mempunyai ciri-ciri yang khusus. Antaranya ialah tidak
merusak budi pekerti yang mulia serta tidak melalaikan orang dari peribadahan
mengingat Allah. kriteria penolakan pula ialah seni atau karya seni tersebut buruk
yaitu dapat merusak moral, malaikat diri dari beribadah kepada Allah dan
sekaligus melupakan diri-Nya.

d. Contoh Seni dalam Islam


1) Seni Membaca Al-Quran (Tilawatil atau Qiroatil Quran)
sebagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan surat al-fath ketika
Fathul Makkah atau sahabat abu Musa Al Asy'ari yang paling bagus
bacaan qurannya. Dari Al-Barra' bin 'Azib RA, ia berkata : telah bersabda
Rasulullah SAW : “hiasilah Alquran dengan suaramu” (HR. Abu Dawud,
An-Nasa'i dan lain-lainnya)
2) Seni Kaligrafi/Tulisan
Kaligrafi adalah seni menulis sebuah tulisan, Jepang menulis huruf kanji
dengan sebutan “Shodo”, “Seoye” di Korea dan China disebut dengan
Shufa/Yi-shu. Sedangkan Seni tulisan Arab sering disebut dengan Khat.
Kaligrafi yang baik dan sesuai Islam adalah seni kaligrafi yang isinya
mengambil ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu
ditulis diatas kertas, tetapi seringkali dibuat di atas logam, bangunan, kulit
hewan dan lainnya.
3) Seni Beladiri
seni beladiri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai salah satu cara
seseorang untuk mempertahankan dirinya. Selama beladiri berasaskan ke-
Tauhid-an, tidak syirik, serta membela keberadaan dan keadilan, maka
Islam membolehkan. Bahkan Allah SWT menyukai mukmin yang kuat
daripada mukmin yang lemah.

4) Seni Berpidato
Berpidato atau orasi dalam Islam sering disebut dengan khotbah. berpidato
dalam Islam tidak sama dengan berpidato biasa, karena dalam khotbah,
ada muqaddimah (pembukaan), isi khotbah dan penutup. Beda dengan
berpidato, khutbah juga terdapat unsur seni nya, agar orang tidak bosan
saat mendengarnya dan apa yang disampaikan juga mudah diserap oleh
pendengar.

5) Seni Sastra
Seni sastra adalah semua jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu. Alquran termasuk seni sastra di tinggi yang dimiliki oleh umat
Islam. dengan seni sastra seseorang dapat menyampaikan pikiran-pikiran
atau ajaran agama tertentu dengan indah.
6) Seni Memasak (Gastronomi)
Meskipun banyak yang salah tafsir terhadap istilah gastronomi, namun
seni memasak adalah baik dan berguna selama menjaga kesucian,
kebaikan dan kehalalan makanan tersebut. Gastronomi merupakan kajian
mengenai hubungan antara budaya dan makanan. Gastronomi hanyalah
sebagian kecil dari seni memasak. Gastronomi mengkaji berbagai
komponen budaya dengan makanan sebagai pusatnya.

7) Seni Merajut
Merajut adalah salah satu dari kesenian. Selain menuntut keterampilan,
merajut juga dapat menenangkan pikiran. yang terpenting saat sedang
merajuk merupakan waktu salat dan hasil rajutannya bukan untuk maksiat
kepada Allah SWT.

e. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayan ialah bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal. Demikianlah kebudayaan itu dapat diartikan
“hal-hal yang bersangkutan dengan akal.” Kebudayaan mengandung pengertian
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat istiadat dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Munandar
Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak, 2010). Dalam bahasa Arab terdapat
istilah al tsaqafah dan al hadlarah. Para ahli sosial cenderung berpendapat bahwa
kata al tsaqafah merujuk pada aspek ide, sedangkan kata al hadlarah merujuk
kepada aspek material. Maka, al hadlarah lebih tepat diterjemahkan sebagai
culture.

f. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam


Sendi perumusan prinsip-prinsip kebudayaan islam antara lain :
1. Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan.
2. Diembankan amanah khalifah kepada manusia.
3. Manusia diberi potensi yang lebih dibanding makhluk lainnya.
4. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia, baik tanah, air, angin,
tumbuhan dan hewan.
5. Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta
pertanggungjawabannya kelak.
Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada
manusia, beserta tanggung jawab atas semua itu, manusia melahirkan berbagai ide
dan muncul keinginan untuk selalu berbuat dan berkarya. Dan pada puncaknya,
manusia akan menghasilkan apa yang disebut dengan kebudayaan. Prinsip-prinsip
yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan yang Islami antara lain :
1. Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah.
2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan
penghuninya.
4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan
maksimal manusia.
5. Keseimbangan individu, sosial dan anatara makhluk lain dengan alam
merupakan cita tertinggi dari kebudayaan.
Prinsip kebudayaan dalam Islam adalah suatu di antara dua alternatif.
Sepanjang sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model yaitu
“membangun” atau “merusak”. Kedua model itu hidup dan berkembang dan
saling bergantian (Al-Anbiya : 104). Selain itu prinsip kebudayaan dalam
pandangan Islam adalah adanya ruh (jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain
adalah wahyu Allah (Al-Qur’an menurut Sunnah Rasul-Nya), seperti yang telah di
nyatakan oleh surat Asy-Syuraa : 52-53. Jika ruh kebudayaan adalah wahyu
Allah, maka kebudayaan bergerak ke arah kemajuan atau membangun. Dan
sebaliknya jika ruh kebudayaan bukan berasal dari wahyu Allah maka arah
kebudayaan ialah akan merusak.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya. Islam,
sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari
perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam
dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya. Dalam setiap
karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam
di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam
didalamnya.
Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai
agama. Sebaliknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang
secera keras. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur,
lukis, ukir, suara, tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa
manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan
agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta
mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka
sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah menjadi
salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia.

3.2 Saran
Dalam kaidah fiqh disebutkan “al adatu muhakkamatun” artinya bahwa adat
istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya
manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu
dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan dengan Islam. Ketika terdapat
kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan itu harus
dihindari.
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya
agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni
yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti
menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai