Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA TERAPAN
MENGHITUNG KALOR JENIS MINYAK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

NAMA:
1. FANISA MAULIDINA
2. MUHAMMMAD FAHRI SIDIQ
3. NUR WAHID SAPUTRA
4. RATU ANISA KAFUR
5. SANG GITA NUR FATIHAH
6. WAHYU SANTOSO
NPM :
1. 21734004
2. 21734006
3. 21734007
4. 21734010
5. 21734012
6. 21734015

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi
dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid. Perpindahan kalor atau panas adalah perpindahan
energi akibat adanya perbedaan suhu di antara dua tempat
Panas atau kalor merupakan energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang
rendah. Kalor tersebut memiliki satuan internasional (SI) atau disebut dengan joule.
Pada proses pemanfaatan energi panas, fluida cair adalah zat yang paling banyak
dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan fluida yaitu digunakan sebagai penggerak turbin
pada pembangkit listrik Dalam upaya penggunaan zat cair, tentunya beberapa informasi
mengenai karakteristik air serta kaitannya terhadap seluruh aspek yang bersentuhan
langsung pada saat proses pemanfaatannya, salah satunya adalah kalor jenis. Kalor jenis
atau kapasitas panas sebuah fluida adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu untuk setiap massa fluida. Air sebagai zat yang paling banyak
dimanfaatkan dalam bentuk pemanfaatan energi panas memiliki spesifikasi kalor jenis
yang spesifik. Giancoli (2005) menuliskan bahwa air sebanyak 1 kg pada suhu 14.5 oC
membutuhkan 4180 Joule untuk naik ke 15.5oC. Energi yang dibutuhkan untuk
memanaskan sejumlah air dinyatakan dalam persamaan:
𝑄𝐻=𝑚.𝑐𝑝.(𝑇−𝑇0)
Dimana:
QH = Energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air
m = Massa air
Joule
cp = Kapasitas panas air ; cp air = 4180
kg . °C
T = Temperatur akhir air
T0 = Temperatur awal air
Sedangkan energi panas yang diberikan berasal dari energi listrik maka energi panas
dapat disubtitusi dengan persamaan:
𝑄𝐸=𝑣.𝑖.𝑡 (2)
Dimana :
QE = Energi listrik yang disubsitusi menjadi energi panas
v = voltase
i = arus listrik

1.2 TUJUAN
- Menghitung efensiansi pemanasan minyak
- Mengetahui densitas minyak
- Mengetahui kalor jenis minyak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada shuhu terterntu atau
dikenal juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi
tekanan dan tempratur tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi yang
penting dan mempunyai nilai perdagangan adalah specific gravity (SG). Densitas =
Berat jenis, Berat jenis adalah salah satu sifat fisika hidrokarbon yang dalam Teknik

Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Specific Gravity (SG) atau dengan ºAPI.

piknometer adalah alat yang berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis atau
densitas dari fluida. Piknometer terbuat dari bahan kaca dan berbentuk mirip botol
parfum. praktikum yang di ukur Biasanya adalah massa jenis dari oli, dan juga untuk
minyak goreng

Kalor Jenis suatu benda merupakan ukuran banyaknya kalor yang diserap atau
diperlukan oleh benda/zat bermassa (1 kg atau 1 gram) untuk menaikkan suhu sebesar
1 derajat. Dengan kata lain, Kalor Jenis merupakan ukuran kemampuan suatu benda
untuk melepas atau menerima kalor. Semakin besar Kalor Jenis benda maka semakin
besar kalor yang di butuhkannya untuk menaikkan suhunya, begitu juga sebaliknya.
Sehingga, benda yang memiliki kalor jenis yang besar atau tinggi, akan membutuhkan
kalor lebih banyak di bandingkan dengan benda yang kalor jenisnya kecil. Pada
proses pemanfaatan energi panas, fluida cair adalah zat yang paling banyak
dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan fluida yaitu digunakan sebagai penggerak
turbin pada pembangkit listrik Dalam upaya penggunaan zat cair, tentunya beberapa
informasi mengenai karakteristik air serta kaitannya terhadap seluruh aspek yang
bersentuhan langsung pada saat proses pemanfaatannya, salah satunya adalah kalor
jenis. Kalor jenis atau kapasitas panas sebuah fluida adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu untuk setiap massa fluida. Air sebagai zat yang
paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pemanfaatan energi panas memiliki
spesifikasi kalor jenis yang spesifik.
Energi yang dibutuhkan untuk memanaskan sejumlah minyak dinyatakan
dalam persamaan:
𝑄𝐻=𝑚.𝑐𝑝.(𝑇−𝑇0) (1)
Dimana:
QH = Energi yang dibutuhkan untuk memanaskan minyak
m = Massa minyak
cp = Kapasitas panas minyak
T = Temperatur akhir minyak
T0 = Temperatur awal minyak
Sedangkan energi panas yang diberikan berasal dari energi listrik maka energi
panas dapat disubtitusi dengan persamaan:
𝑄𝐸=𝑣.𝑖.𝑡 (2)
Dimana :
QE = Energi listrik yang disubsitusi menjadi energi panas
v = voltase
i = arus listrik
t = waktu

Efisiensi alat ialah suatu ukuran dalam membandingkan suatu rencana


penggunaan input atau masukan dengan penggunaan yang sebenarnya atau
penggunaan yang telah terealisasikan (Mulyamah,1987) Efisiensi pemanasan dapat
dinyatakan sebagai α dan hubungannya dengan energi panas (QH) dengan energi
listrik (QE) adalah:
𝑄𝐻=𝛼𝑄𝐸 (3)
Persamaan (1) dan (2) disubsitusikan ke persamaan (3), maka:
𝑚.𝑐𝑝.(𝑇−𝑇0)=𝛼.𝑣.𝑖.𝑡
(𝑇−𝑇0)=𝛼.𝑣.𝑖𝑚.𝑐𝑝.𝑡 (4)
Maka dari persamaan (4) dapat dilakukan regresi seperti pada gambar 1 untuk
mendapatkan nilai kapasitas panas minyak (cp).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat :
Labu 3 leher 150ml dengan penutup
Stopwatch
Termometer
Pemanas air (heater)
Piknometer 25 mL
Bahan :
 minyak = 150ml
 Alumunium = secukupnya

3.2 Prosedur kerja


1. Alat dan bahan dipersiapkan yang akan digunakan untuk praktikum
2. Densitas minyak diukur menggunakan piknometer
3. Minyak diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 150 ml lalu dimasukan kedalam
labu leher tiga dan menutupnya menggunakan alumunium foil
4. Heater dihidupkan dan diatur panas heater tersebut
5. Thermometer dipaasangkan di labu leher tiga
6. Mencatat waktu setiap kenaikan 2℃ sampai suhu 50℃
7. Efensiansi alat dihitung dengan membandingkan input teoritis dan inputan sebenarnya
8. Labu leher tiga yang berisi minyak diturunkan dan didinginkan telebih dahulu
sebelum dikembalikan keempat semula
9. Heater dimatikan dengan cara mencabut aliran listrik
10. Membersihkan peralatan yang telah digunakan
BAB IV
DATA PENGAMATAN

5.1 Data pengamatan


T T0 T-T0
30 28 2
32 28 4
34 28 6
36 28 8
38 28 10
40 28 12
42 28 14
44 28 16
46 28 18
48 28 20
50 28 22

pengukuran hasil satuan


densitas minyak 0,96202 gr/Ml
kuat arus (i) 1,13 A
voltase 220 V
volume kerja 150 Ml
Kalor jenis air 4,8101 kal/gr C
massa minyak 144,303 gr
efisiensi 382,0904
kalor jenis minyak 153319,46 kal/gr C

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil pemanasan minyak

grafik pemansan minyak


25

20
f(x) = 0.128840795902099 x − 25.3286924127262
TEMPERATUR

15 R² = 0.869089732357793

10

0
160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
WAKTU

5.2 Pembahasan

Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada shuhu terterntu atau dikenal
juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi tekanan dan
tempratur tertentu. Kalor Jenis merupakan ukuran kemampuan suatu benda untuk melepas
atau menerima kalor. Semakin besar Kalor Jenis benda maka semakin besar kalor yang di
butuhkannya untuk menaikkan suhunya, begitu juga sebaliknya. Sehingga, benda yang
memiliki kalor jenis yang besar atau tinggi, akan membutuhkan kalor lebih banyak di
bandingkan dengan benda yang kalor jenisnya kecil. Pada proses pemanfaatan energi
panas, fluida cair adalah zat yang paling banyak dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan
fluida yaitu digunakan sebagai penggerak turbin pada pembangkit listrik Dalam upaya
penggunaan zat cair, tentunya beberapa informasi mengenai karakteristik air serta
kaitannya terhadap seluruh aspek yang bersentuhan langsung pada saat proses
pemanfaatannya, salah satunya adalah kalor jenis. Kalor jenis atau kapasitas panas sebuah
fluida adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu untuk setiap
massa fluida.
Pada praktikum kali mengukur kalor jenis minyak dengan cara memanaskan minyak
dan menutup labu leher panjang dengan aluminium foil agar panas yang di hasilkan tidak
keluar dan mengamati waktu dalam kenaikan suhu 2℃ didapatkan bahwa kalor jenis
minyak yakni 153319,46 kal/gr C dan mengukur densitas menggunakan piknometer
didapatkan hasil yaitu dalam suhu 28℃ memiliki densitas 0,96202 gr/ml.pada table hasil
diketahui bahwa mengalami kenaikan suhu yang sangat cepat hal ini disebabkan oleh
kalor jenis minyak yaitu 153319,46 kal/gr.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Kalor jenis dapat mempengaruhi beberapa factor yakni : Pengaruh kalor terhadap wujud
benda, Pengaruh kalor terhadap suhu benda
1. Besarnya kalor suatu zat menunjukkan berapa besar energi kinetik dari partikel
penyusunnya. Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain mengubah suhu, tetapi juga
perubahan wujud zat.
2. Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi, sedangkan suhu merupakan ukuran
atau tingkat panas benda.
3. Pada umumnya, suhu akan naik jika menyerap kalor dan turun jika melepaskan kalor.
Semakin lama pemanasan, artinya kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air
semakin tinggi.
Sehingga besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan
kenaikan suhu benda itu (ΔT)
Q = ΔT Keterangan:
Q = kalor (joule)
ΔT = perubahan suhu (K) atau (derajat selsius)
4. Sedangkan untuk menaikkan suhu yang sama, dua kilogram air lebih lama atau perlu
kalor lebih banyak dari satu kilogram air

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/01/140000369/kalor-pengertian-pengaruh-dan-
rumusnya

http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/03/penentuan-specific-gravity-sg-
dan-api.html

https://media.neliti.com/media/publications/129974-ID-peningkatan-efisiensi-sistem-
pemanasan-d.pdf

Anda mungkin juga menyukai