FISIKA TERAPAN
MENGHITUNG KALOR JENIS MINYAK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
NAMA:
1. FANISA MAULIDINA
2. MUHAMMMAD FAHRI SIDIQ
3. NUR WAHID SAPUTRA
4. RATU ANISA KAFUR
5. SANG GITA NUR FATIHAH
6. WAHYU SANTOSO
NPM :
1. 21734004
2. 21734006
3. 21734007
4. 21734010
5. 21734012
6. 21734015
1.2 TUJUAN
- Menghitung efensiansi pemanasan minyak
- Mengetahui densitas minyak
- Mengetahui kalor jenis minyak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Specific Gravity (SG) atau dengan ºAPI.
piknometer adalah alat yang berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis atau
densitas dari fluida. Piknometer terbuat dari bahan kaca dan berbentuk mirip botol
parfum. praktikum yang di ukur Biasanya adalah massa jenis dari oli, dan juga untuk
minyak goreng
Kalor Jenis suatu benda merupakan ukuran banyaknya kalor yang diserap atau
diperlukan oleh benda/zat bermassa (1 kg atau 1 gram) untuk menaikkan suhu sebesar
1 derajat. Dengan kata lain, Kalor Jenis merupakan ukuran kemampuan suatu benda
untuk melepas atau menerima kalor. Semakin besar Kalor Jenis benda maka semakin
besar kalor yang di butuhkannya untuk menaikkan suhunya, begitu juga sebaliknya.
Sehingga, benda yang memiliki kalor jenis yang besar atau tinggi, akan membutuhkan
kalor lebih banyak di bandingkan dengan benda yang kalor jenisnya kecil. Pada
proses pemanfaatan energi panas, fluida cair adalah zat yang paling banyak
dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan fluida yaitu digunakan sebagai penggerak
turbin pada pembangkit listrik Dalam upaya penggunaan zat cair, tentunya beberapa
informasi mengenai karakteristik air serta kaitannya terhadap seluruh aspek yang
bersentuhan langsung pada saat proses pemanfaatannya, salah satunya adalah kalor
jenis. Kalor jenis atau kapasitas panas sebuah fluida adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu untuk setiap massa fluida. Air sebagai zat yang
paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pemanfaatan energi panas memiliki
spesifikasi kalor jenis yang spesifik.
Energi yang dibutuhkan untuk memanaskan sejumlah minyak dinyatakan
dalam persamaan:
𝑄𝐻=𝑚.𝑐𝑝.(𝑇−𝑇0) (1)
Dimana:
QH = Energi yang dibutuhkan untuk memanaskan minyak
m = Massa minyak
cp = Kapasitas panas minyak
T = Temperatur akhir minyak
T0 = Temperatur awal minyak
Sedangkan energi panas yang diberikan berasal dari energi listrik maka energi
panas dapat disubtitusi dengan persamaan:
𝑄𝐸=𝑣.𝑖.𝑡 (2)
Dimana :
QE = Energi listrik yang disubsitusi menjadi energi panas
v = voltase
i = arus listrik
t = waktu
3.1 Alat :
Labu 3 leher 150ml dengan penutup
Stopwatch
Termometer
Pemanas air (heater)
Piknometer 25 mL
Bahan :
minyak = 150ml
Alumunium = secukupnya
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
f(x) = 0.128840795902099 x − 25.3286924127262
TEMPERATUR
15 R² = 0.869089732357793
10
0
160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
WAKTU
5.2 Pembahasan
Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada shuhu terterntu atau dikenal
juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi tekanan dan
tempratur tertentu. Kalor Jenis merupakan ukuran kemampuan suatu benda untuk melepas
atau menerima kalor. Semakin besar Kalor Jenis benda maka semakin besar kalor yang di
butuhkannya untuk menaikkan suhunya, begitu juga sebaliknya. Sehingga, benda yang
memiliki kalor jenis yang besar atau tinggi, akan membutuhkan kalor lebih banyak di
bandingkan dengan benda yang kalor jenisnya kecil. Pada proses pemanfaatan energi
panas, fluida cair adalah zat yang paling banyak dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan
fluida yaitu digunakan sebagai penggerak turbin pada pembangkit listrik Dalam upaya
penggunaan zat cair, tentunya beberapa informasi mengenai karakteristik air serta
kaitannya terhadap seluruh aspek yang bersentuhan langsung pada saat proses
pemanfaatannya, salah satunya adalah kalor jenis. Kalor jenis atau kapasitas panas sebuah
fluida adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu untuk setiap
massa fluida.
Pada praktikum kali mengukur kalor jenis minyak dengan cara memanaskan minyak
dan menutup labu leher panjang dengan aluminium foil agar panas yang di hasilkan tidak
keluar dan mengamati waktu dalam kenaikan suhu 2℃ didapatkan bahwa kalor jenis
minyak yakni 153319,46 kal/gr C dan mengukur densitas menggunakan piknometer
didapatkan hasil yaitu dalam suhu 28℃ memiliki densitas 0,96202 gr/ml.pada table hasil
diketahui bahwa mengalami kenaikan suhu yang sangat cepat hal ini disebabkan oleh
kalor jenis minyak yaitu 153319,46 kal/gr.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Kalor jenis dapat mempengaruhi beberapa factor yakni : Pengaruh kalor terhadap wujud
benda, Pengaruh kalor terhadap suhu benda
1. Besarnya kalor suatu zat menunjukkan berapa besar energi kinetik dari partikel
penyusunnya. Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain mengubah suhu, tetapi juga
perubahan wujud zat.
2. Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi, sedangkan suhu merupakan ukuran
atau tingkat panas benda.
3. Pada umumnya, suhu akan naik jika menyerap kalor dan turun jika melepaskan kalor.
Semakin lama pemanasan, artinya kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air
semakin tinggi.
Sehingga besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan
kenaikan suhu benda itu (ΔT)
Q = ΔT Keterangan:
Q = kalor (joule)
ΔT = perubahan suhu (K) atau (derajat selsius)
4. Sedangkan untuk menaikkan suhu yang sama, dua kilogram air lebih lama atau perlu
kalor lebih banyak dari satu kilogram air
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/01/140000369/kalor-pengertian-pengaruh-dan-
rumusnya
http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/03/penentuan-specific-gravity-sg-
dan-api.html
https://media.neliti.com/media/publications/129974-ID-peningkatan-efisiensi-sistem-
pemanasan-d.pdf