PRAKTIKUM V
(Praktikum Dasar Teknik Proses)
Kelompok 3
Neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
(tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk
mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang
telah ditentukan/diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persamaan yang
menghubungkan data variabel proses yang telah diketahui dengan variabel proses yang
ingin dicari.
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.
Pada kebanyakan proses diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor untuk mencapai
dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi
pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pemrosesan, terjadi
umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus
dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada
pengerjaan eksoterm dan endoterm.
Penggunaan energi dalam bentuk kalor sangat banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti memasak makanan, ruang pemanas atau pendingin dan lain-lain.
Temperatur merupakan sifat sistem yang menentukan apakah sistem berada dalam
keadaan kesetimbangan dengan sistem lain.
Jika dua sistem dengan temperatur berbeda diletakkan dalam kontak termal, maka kedua
sistem tersebut pada akhirnya akan mencapai temperatur yang sama. Jika dua sistem
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain.
Ada beberapa hal mengenai perpindahan panas yaitu :
A.Heat Exchanger
Heat exchanger adalah adalah sistem yang efisien untuk menukarkan panas dari satu
medium ke medium lainnya. Objek heat exchanger ini yaitu fluida, sehingga prosesnya
mengalir. Kinerja heat exchanger dapat dipengaruhi oleh penambahan dalam satu atau
dua arah, yang akan meningkatkan luas permukaan dan dapat saluran aliran fluida
atau menyebabkan turbulensi. Untuk efisiensi, heat exchanger dirancang untuk
memaksimalkan luas permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan
resistensi terhadap aliran fluida melalui exchanger tersebut. Suhu yang terdapat dalam
aliran heat exchanger disebut Log Mean Temperature.
Di mana :
Q = laju pindah panas konveksi (Watt)
h = koefisien pindah panas konveksi (W/m2K)
A = luas permukaan bahan (m2)
∆T= perubahan suhu antara permukaan bahan dan lingkungan (K)
D. Destilasi
Destilasi (penyulingan) adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton.
BAB III
METODE
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah es batu, NaOH, air, kalium
lodida, dan garam (NaCl).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah :
Tabel 1. Data Pengukuran
No Jenis Massa Temperatur CP ( Kapasitas Panas (Q)M.Cp
larutan Panas) ΔT
Awal Akhir Awal Akhir
1 Es Batu 100g 125,20g 30℃ 15℃ 4,2kj/gr℃ 7.887,6KJ
4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu sealu menggunakan alat pelindung diri
terutama saat mengambil bahan yang akan berdampak buruk jika tersentuh kulit atau
terhirup melalui udara.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rumus dan Perhitungan konsentrasi