Anda di halaman 1dari 10

NERACA ENERGI

PRAKTIKUM V
(Praktikum Dasar Teknik Proses)

Kelompok 3

SEKAR FATAYAT REVALINA 2302301028


NEFITRI DIAH WATI 2302301035
CINTYA RAHMADAHNI 2302301015
KSATRIA PUTRA 2302301002

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain sering terjadi berulang-ulang dalam industri
pangan. Seperti proses memasak, membakar, sterilisasi ataupun pendinginan termasuk
ke dalam perpindahan panas. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau
pengeluaran ka1or, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan
sewaktu proses berlangsung. Namun tidak jarang perpindahan panas menjadi masalah,
misalnya dalam penyimpanan es. Es akan segera cair setelah beberapa waktu karena
adanya perpindahan panas, baik itu secara konveksi, konduksi ataupun radiasi. Untuk
mengatasi masalah seperti itu, dibuat sebuah alat yang dapat memperlambat laju
perpindahan panas dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat menahan panas
seperti logam dan plastik (Earle,R.L, 1983).
Pindah panas adalah suatu proses yang dinamis, yaitu panas dipindahkan secara spontan
dari satu kondisi ke kondisi lain yang suhunya lebih rendah. Kecepatan pindah panas ini
akan bergantung pada perbedaan suhu antar kedua kondisi. Semakin besar perbedaan,
maka semakin besar kecepatan pindah panasnya. Panas bergerak dari obyek panas ke
obyek yang dingin, bertambah besar perbedaan kedua obyek, bertambah besar panas
yang dipindahkan. Makin tipis dinding pengantara atau penyekat kedua obyek, makin
baik proses pemindahan panas (Holman, JP, 1995).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami proses pindah panas, terutama dalam proses
pendinginan dan pemanasan uap. Maka dilakukanlah praktikum neraca energi ini.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mempelajari proses transfer massa dan transfer energi
2. Menghitung panas reaksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Neraca massa atau panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan
kuantitatif dari semua bahan-bahan yang masuk, yang keluar, yang terakumulasi
(tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu. Perhitungan neraca digunakan untuk
mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang
telah ditentukan/diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persamaan yang
menghubungkan data variabel proses yang telah diketahui dengan variabel proses yang
ingin dicari.
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.
Pada kebanyakan proses diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor untuk mencapai
dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi
pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pemrosesan, terjadi
umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus
dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada
pengerjaan eksoterm dan endoterm.
Penggunaan energi dalam bentuk kalor sangat banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti memasak makanan, ruang pemanas atau pendingin dan lain-lain.
Temperatur merupakan sifat sistem yang menentukan apakah sistem berada dalam
keadaan kesetimbangan dengan sistem lain.
Jika dua sistem dengan temperatur berbeda diletakkan dalam kontak termal, maka kedua
sistem tersebut pada akhirnya akan mencapai temperatur yang sama. Jika dua sistem
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain.
Ada beberapa hal mengenai perpindahan panas yaitu :

A.Heat Exchanger
Heat exchanger adalah adalah sistem yang efisien untuk menukarkan panas dari satu
medium ke medium lainnya. Objek heat exchanger ini yaitu fluida, sehingga prosesnya
mengalir. Kinerja heat exchanger dapat dipengaruhi oleh penambahan dalam satu atau
dua arah, yang akan meningkatkan luas permukaan dan dapat saluran aliran fluida
atau menyebabkan turbulensi. Untuk efisiensi, heat exchanger dirancang untuk
memaksimalkan luas permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan
resistensi terhadap aliran fluida melalui exchanger tersebut. Suhu yang terdapat dalam
aliran heat exchanger disebut Log Mean Temperature.

B.Perpindahan Panas Konduksi


Adalah suatu proses perpindahan energi panas dimana energi panas tersebut mengalir
dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah dalam suatu
medium padat atau fluida yang diam.
Persamaan umum laju konduksi dikenal dengan hukum Fourier (Fourier’s Law) [5]
dirumuskan dengan :
Di mana :
Q = laju pindah panas konduksi (Watt)
K = koefisien pindah panas konduksi (W/mK)
A = luas permukaan bahan (m2)
dT = perubahan suhu (K)
dx = perubahan panjang bahan (m)
Tanda negatif (-) menyatakan bahwa panas berpindah dari media bertemperatur tinggi
ke media yang bertemperatur lebih rendah.

C.Perpindahan Panas Konveksi


Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari permukaan
media padat atau fluida yang diam menuju fluida yang mengalir (begerak) atau
sebaliknya, dimana diantara keduanya terdapat perbedaan temperature.
Persamaan perpindahan panas konveksi dikenal sebagai hukum Newton untuk
pendinginan (Newton’s Law of Cooling) [5] yang dirumuskan dengan :

Di mana :
Q = laju pindah panas konveksi (Watt)
h = koefisien pindah panas konveksi (W/m2K)
A = luas permukaan bahan (m2)
∆T= perubahan suhu antara permukaan bahan dan lingkungan (K)
D. Destilasi
Destilasi (penyulingan) adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali
ke dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan
Hukum Dalton.
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Oktober 2023, pukul
10.40 WITA s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Pengujian Program studi
Agroindustri Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hotplate, gelas beaker 250ml,
gelas ukur 50ml, pngaduk kaca, kaca arloji, termometer, spatula, neraca analitik, pipet
tetes.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah es batu, NaOH, air, kalium
lodida, dan garam (NaCl).

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Prosedur menentukan neraca massa dan neraca energi:
1. Ditimbang air dengan massa 100 gram dalam gelas ukur, diukur temperaturnya
kemudian dimasukkan es batu dengan berat tertentu, ditimbang campuran air
dan es tersebut, diukur temperaturnya. Dihitung panas campuran tersebut.
2. Menghitung panas pelarutan
a) Ditimbang garam 20 gram dilarutkan dalam 100 mL air, diukur
temperaturnya. Dipanaskan larutan tersebut selama 3 menit diukur
temperaturnya dan dihitung panas pelarutannya.
b) Ditimbang 1 gram Natrium Hidroksida (NaOH), dimasukkan dalam air
sampai volume 10 mL, dihitung panas pelarutan larutan tersebut.
c) Ditimbang 1 gram Natrium Hidroksida (NaOH), dimasukan dalam air sampai
volume 10ml,dihitung panas pelarutan larutan trsebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah :
Tabel 1. Data Pengukuran
No Jenis Massa Temperatur CP ( Kapasitas Panas (Q)M.Cp
larutan Panas) ΔT
Awal Akhir Awal Akhir
1 Es Batu 100g 125,20g 30℃ 15℃ 4,2kj/gr℃ 7.887,6KJ

2 Garam 100g 11,27g 30℃ 32℃ 59,5j/mol.k


4,610KJ
3 NaOH 10g 115,24g 25℃ 38℃ 1,53j/g.k 50,426KJ

4 Kalium 10g 10,46g 30℃ 24℃ 313j/kg.k 913,440KJ


Iodida

4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum ini yaitu sealu menggunakan alat pelindung diri
terutama saat mengambil bahan yang akan berdampak buruk jika tersentuh kulit atau
terhirup melalui udara.
DAFTAR PUSTAKA

Earle,R.L. 1983. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan.


Holman, JP. 1995. Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga
Rieko. 2009. https://rieko.wordpress.com/2009/12/30/dasar-neraca-massa-dan-energi/.
Diakses tanggal 1 April 2016
Sipriumbu. 2015. http://sipriumbu.blogspot.co.id/2015/06/neraca-perpindahan-panas-
dan-pengukuran.html. Diakses tanggal 1 April 2016

LAMPIRAN
Rumus dan Perhitungan konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai