Anda di halaman 1dari 18

PERKENALAN ALAT MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN I
(Mikrobiologi Dasar)

Kelompok : 7

Ahmad Ramadhan 2302301039


Alwet Dwi Prasetyo 2302301018
Erick Erlangga 2302301038
Eryana Fakhriyah Salsabila 2302301026
Lulu Al Zzahra 2302301003
Rizka Anisa 2302301011
Salsabilla Nur Rahmawati 2302301036

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara
biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari kesesuaiannya
diperlukan konversi satuan (Fathi, 2013).
Pengubahan satuan sering kita hadapi dalam persoalan fisika. Pengubahan
satuan pada dasarnya adalah mengubah nilai besaran dari satuan yang satu ke
satuan yang lain. Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem
satuan yang berbeda dengan sistem satuan yang kita inginkan. Sebelum
melakukan perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem
satuan yang kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan
yang satu ke awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan.
enggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan.
Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila
ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan
banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan (Anonim, 2010).
Pengubahan satuan sering kita hadapi dalam persoalan fisika. Pengubahan
satuan pada dasarnya adalah mengubah nilai besaran dari satuan yg satu ke satuan
yang lain. Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem satuan
yang berbeda dengan system satuan yang kita inginkan. Sebelum melakukan
perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem satuan yang
kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan yang satu ke
awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan.
Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa
kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi
apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah
memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh
karena itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem
metrik sebagai system satuan internasional (SI). Sistem metrik menggunakan
meter untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan
waktu (Anonim, 2011).
Sistem satuan metrik memiliki keunggulan karena konversi satuan-
satuannya sangat mudah yaitu berupa bilangan berpangkat n atau 10n misalnya
105.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
2. Mempelajari fungsi dari alat-alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konversi Satuan


Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
Standar Internasional (SI) atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan
karena disetiap negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk
mencari kesesuaiannya diperlukan konversi satuaan. Konversi satuan dapat
digolongkan menjadi konversi satuan ukuran panjang, konversi datuan ukuran
berat atau massa, konversi satuan ukuran luas, dan konversi satuan ukuran
volume. Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu
tingkat di bawahnya adalah diklikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu
tingkat di atasnya dibagi dengan angka 10. Untuk satuan ukuran berat konversinya
mirip dengan ukuran panjang namun satuan meter diganti menjadi gram. Untuk
satuan berat tidak memiliki turunan gram persegi maupun gram kubik. Satuan
ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di
bawah dikalikan dengan 100. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya
dibagi dengan angka 100. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter
persegi (m2). Sedangkan untuk satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang
namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 1000. Begitu pula
dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 1000. Satuan ukuran
luas tidak lagi meter, akan tetapi meter kubik (m3) (Handayani, 2009).

2.2 Pengertian Besaran dan Satuan


Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang sanggup diukur, serta
mempunyai nilai besaran dan satuan. Sedangkan satuan ialah sesuatu yang
sanggup dipakai sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional
(SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas
wacana berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua,
yaitu besaran pokok dan besaran turunan (Setia, 2009).
Besaran merupakan sifat fisik yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka. Besaran dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.Besaran pokok memiliki ciri-ciri sebagai berikut: dapat diukur dengan
Teknik tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, nilainya
konsisten, dapat diterima secara internasional, menjadi acuan bagi besaran yang
lain. Contohnya Panjang, massa, waktu, arus, suhu, intensitas cahaya. Besaran
turunan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok contohnya
kecepatan, volume, densitas. Untuk membandingkan sesuatu dengan besaran lain
dilakukan dengan pengukuran yang bisa dinyatakan dalam angka.

2.3 Penggunaan Satuan


Penggunaan satuan yang beraneka ragam sanggup menimbulkan beberapa
kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam memilih faktor konversi
apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua ialah
memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh
sebab itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem
metrik sebagai sistem Satuan Internasional (SI). Sistem metrik memakai meter
untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan
waktu (Kanginan, 2006).
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 september 2023,
pukul 13.30 WITA s/d selesai. Bertempat di Laboratorium bioproses Program
studi Agroindustri Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah
Laut.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Autoklaf, Laminar Air
Flow, Bunsen, Mikroskop, Cawan Petri, Jarum Ose, Gelas Ukur, Oven, Kaca
Preparat, Pipet Tetes, Spatula, Objek Glass, Corong kaca, Inkubator, Rak Tabung
Reaksi.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NA (Nutrien Agar), PDA
(Untuk Jamur), Alkohol, Aquadest.

3.3 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
2. Diamati bagian-bagian dari alat tersebut dan mengetahui fungsinya masing-
masing kemudian catat dalam table pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah :
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum yang kedua yaitu “Konversi Satuan”, yang bertujuan untuk
mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam massa, panjang, gaya dan
lain-lain, dan Untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan
satuan. Sebelum melakukan praktikum ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui
beberapa istilah yang berkaitan dengan Konversi satuan. Konversi satuan
merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada kedalam satuan SI atau
sebaliknya. Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran
dan memiliki satuan atau hal-hal yang akan diketahui ukurannya Satuan adalah
sesuatu yang digunakan untuk menyatakan suatu ukuran besar. Satuan atau satuan
ukur atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai
nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar, timbang dan perlengapannya untuk
melindungi kepentingan umum.
Terdapat pada tabel 1 yaitu Data Pengukuran yang dilakukan ukur dimensi
dalam 4 sampel yaitu balok, kelereng, batu dan tabung. Pada pengukuran balok
ditimbang dengan berat 58,97gr , Panjang 9,4cm , lebar 3cm , tinggi 2,5cm
didapat hasil volume 70,5cm³ dan pada densitas didapat hasil 0,836gr/cm³.
Kelereng ditimbang dengan berat 5,52gr , diameter 1,46gr didapat hasil volume
1,628cm³ dan pada densitas didapat hasil 3,391gr/cm³. Batu ditimbang dengan berat
5,69gr dengan volume batu 2ml didapat hasil densitas 2,845 gr/cm³ dan Tabung
ditimbang dengan berat 31,76gr , tinggi 8,8cm , diameter 5,4cm didapat hasil volume
batu 201,457cm³ dan pada densitas didapat hasil 0,157gr/cm³.
Tabel 2 data pengukuran suhu dilakukan 2 sampel yaitu air kran dengan air
isi ulang. Pada pengukuran suhu pertama-tama ditimbang 50 mL air kran dan
didapat hasil sebesar 49,08gr Lalu diukur suhunya yaitu sebesar 27 °C. Kemudian
dipanaskan selama 2 menit. Selanjutnya diukur kembali suhunya yaitu mencapai
40 °C. Lalu dikonversikan dalam satuan °F dan K. Begitu pula dengan air isi
ulang, dilakukan dengan mekanisme yang sama. Ditimbang 50 mL air isi ulang
dan didapat hasil sebesar 48,95gr. Lalu diukur suhunya yaitu sebesar 26 °C.
Kemudian dipanaskan selama 2 menit. Selanjutnya diukur kembali suhunya yaitu
mencapai 50 °C. Lalu dikonversikan dalam satuan °F dan K. Pada pengukuran
setelah dipanaskan selama 2 menit suhu air kran dan air isi ulang terjadi
perbedaan suhu yaitu sebesar 10 °C.
Pada tabel 3 terdapat data pengukuran densitas fluida cair yang dilakukan 6
sampel berbeda yaitu air kran, air minum dalam kemasan, larutan garam 10%,
larutan garam 20%, larutan garam 30% dan larutan garam 40%. Pada pengukuran
densitas pertama-tama sampel ditimbang piknometer kosong , dimasukkan fluida
(air kran, air minum, larutan garam 10% , larutan garam 20% kedalam piknometer
tersebut). Pertama-tama sampel ditimbang kemudian didapat hasil pada air kran
27,85gr , air minum kemasan 27,21gr , larutan garam 10% 30,56gr , larutan garam
20% 32,56gr , larutan garam 30% 34,32gr dan larutan garam 40% 35,36gr.
Volume yang sama sebesar 25ml. Kemudian didapat hasil densitas fluida air kran
1,114gr/ml , air minum dalam kemasan 1,0884gr/ml , larutan garam 10%
1,222gr/ml , larutan garam 20% 1,30gr/ml , larutan garam 30% 1,37gr/ml dan
larutan garam 40% 1,41gr/ml.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan
SI atau sebaliknya.
2. Konversi satuan diperlukan karena dapat memudahkan dalam pengukuran
serta untuk mengetahui konversi satuan setiap benda.
3. Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang bisa diukur, serta
memiliki nilai besaran dan satuan. Sedangkan satuan yaitu sesuatu yang bisa
digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran.
4. Pengubahan satuan pada dasarnya yaitu merubah nilai besaran dari satuan
yang satu ke satuan yang lain.
5. Semakin banyak larutan garam maka semakin berat massa air.
6. Semakin banyak garam yang dimasukkan ke dalam air maka semakin susah
untuk garam tersebut larut pada air tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini adalah dalam proses
mengukur hendaklah menggunakan alat ukur yang tepat dan memperhatikan
satuan yang akan digunakan, karena konversi disetiap benda memiliki satuan yang
berbeda. Oleh karena itu, diharapkan praktikan lebih teliti dalam melakukan
pengurangan, penjumlahan, pembagian, perkalian dan juga pada saat mengukur
benda yang ingin diteliti juga menyamakan nilai dari suatu besaran dan
membedakan suatu besaran dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Kalorimeter. www.sarjanaku.com. Diakses pada tanggal 18


September 2023

Anonim, 2011. Peralatan Pengecilan Ukuran.


http://agroindustrialis.blogspot.com/2012/06/peralatan-pengecil-ukuran-
size.html. Diakses pada tanggal 18 September 2023

Fathi, 2013. Laporan Praktikum Mekanika Fluida.


http://binderismine.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-
fluida.html. Diakses pada tanggal 18 September 2023

Handayani, S., Damari, A., 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Diakses pada tanggal
19 September 2023

Kanginan, M. 2002. Fisika. Grafindo. Jakarta

Setia, Dedi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Laboratorium Dasar Bersama.
Unsri Indralaya.
LAMPIRAN

A. Perhitungan Data Pengukuran


1) Balok
Volume Balok = p×l×t
= 9,4cm × 3cm × 2,5cm
= 70,5cm³

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 58 , 97
70 ,5
= 0,836 gr/cm³

2) Kelereng
Diameter Kelereng = 1,4 + 0,06
= 1,46 cm
1
r= d
2
1
r= ×1 , 46
2
r = 0,73 cm
Volume Kelereng = 4 ³
πr
3
= 4 ³
×3 , 14 × 0 ,73
3
= 4
×3 , 14 × 0,389
3
= 1,628 cm³

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 5 , 52
1,628
= 3,391 gr/cm³
3) Batu
Volume Batu = V₂ - V₁
= 32 – 30
= 2 ml

Densitas Balok = massa(gr )


volume (ml)
= 5 ,69
2
= 2,845gr/ml

4) Tabung
1
r= d
2
1
r= ×5 , 4
2
r = 2,7 cm
²
Volume Tabung = πr t
= 3,14 × 2,7² × 8,8
= 3,14 × 7,29 × 8,8
= 3,14 × 64,152
201,437 cm³

Densitas Tabung = massa(gr )


volume (ml)
= 31 ,76
201,347
= 0,157 gr/cm³

B. Perhitungan Pengukuran Suhu


° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 27 ¿+32
5
= 80,6
°F ke °K suhu awal °K
°K = 5
(104 °−32)+273
9
= 313°K

°C ke °F
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 27 ¿+32
5
= 80,6

°C ke °K
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 26 ¿+32
5
= 78,80 °F

Suhu Akhir °K
°K = 5
(122° −32)+273
9
= 323,15°K
Suhu Akhir °C ke °F
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 40 ¿+32
5
= 104 °F
°C ke °F Akhir
° = 9
( × t ¿+32
F 5
= 9
( × 50¿ +32
5
= 122 °F

C. Perhitungan Pengukuran Densitas Fluida


Rumus Densitas :
Massa= m₂ - m₁
1) Air Kran
Massa = m₂ - m₁
= 46,53 – 18,68
= 27,85 gram

2) Air Kemasan
Massa = m₂ - m₁
= 45,89 – 18,68
= 27,21 gram

3) Larutan Garam 10%


Massa = m₂ - m₁
= 49,24 – 18,68
= 30,56 gram

4) Larutan Garam 20%


Massa = m₂ - m₁
= 51,33 – 18,68
= 32,65 gram

5) Larutan Garam 30%


Massa = m₂ - m₁
= 53 – 18,68
= 34,32 gram

6) Larutan Garam 40%


Massa = m₂ - m₁
= 54,04 – 18,68
= 35,36 gram

Densitas Fluida
massa fluida (gr)
ρ=
volume fluida (ml)
1) Air Kran
ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 27 , 85
25
= 1,114 gram/ml

2) Air Kemasan
Ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 27 , 21
25
= 1,088gram/ml

3) Larutan Garam 10%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 30 ,56
25
= 1,222 gram/ml

4) Larutan Garam 20%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 32, 65
25
= 1,306gram/ml

5) Larutan Garam 30%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 34 , 32
25
= 1,372 gram/ml

6) Larutan Garam 40%


ρ = massa fluida (gr)
volume fluida (ml)
= 35 ,36
25
= 1,414 gram/ml

Anda mungkin juga menyukai