Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I


SATUAN DAN DIMENSI

Tasya Dita Salsa


05031181722010

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
BAB 1
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 2018


Pengubahan satuan sering sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Pengubahan satuan pada dasarnya adalah mengubah nilai besaran dari satuan
yang satu ke satuan yang lain. Terkadang besaran yang di berikan menggunakan
sistem satuan yang berbeda dengan sistem satuan yang dinginkan. Sebelum
melakukan perhitungan hendaknya harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam
sistem satuan yang dikehendaki. Guna memudahkan dalam mengubah dari
awalan yang satu ke awalan yang lain menggunakan tangga konversi satuan.
Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara biasanya memiliki sistem
satuan sendiri. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada
ke satuan Standar Internasional (SI) atau sebaliknya. Konversi satuan dapat
digolongkan menjadi konversi satuan ukuran panjang, konversi satuan ukuran
berat atau massa, dan konversi satuan ukuran luas (Kartoyo et al., 2017).
Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa
kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi
apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah
memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh
karena itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem
metrik sebagai system satuan internasional (SI). Sistem metrik menggunakan
meter untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk
satuan waktu. Besaran dapat didefinisikan sebagai elemen apa yang akan diukur
pada benda tersebut, dapat berupa massa, volume, panjang, suhu, intensitas
cahaya, jumlah zat dan kuat arus listrik (Muklish et al., 2017).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengukur dimensi sebuah benda
2. Mahasiswa dapat menghitung besaran turunan dari besaran-besaran pokok
3. Mahasiswa dapat melakukan konversi antar satuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Besaran Fisika


Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara
kuantitas. Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran
fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat
diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan
bukan besaran fisika. Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat
standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan
setiap saat dengan tepat. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan
dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem
metrik besar atau MKS (Meter, Kilogram, Sekon) yang disebut sistem
internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter,
Gram, dan Sekon) sebagai suatu pembanding dalam pengukuran atau
membandingkan besaran dengan yang lain (Cahyono et al., 2011).

2.2. Besaran Pokok


Besaran pokok atau besaran inti merupakan besaran yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu oleh ahli fisika dan tidak memiliki ketergantungan
pada besaran lainnya. Besaran ini nantinya memiki beberapa cabang yang
dinamai dengan besaran turunan. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan
lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling
umum ada tujuh macam, yaitu panjang (m), massa (kg), waktu (s), suhu (K), kuat
arus listrik (A), intensitas cahaya (cd), dan jumlah zat (mol). Besaran pokok
mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung,
mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
besaran pokok harus mempunyai tiga syarat yaitu dapat diukur atau dihitung,
dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai, mempunyai satuan.
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak
dapat dikatakan sebagai besaran (Mahmudah, 2014).

2.3. Besaran Turunan


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok dan
memiliki lebih dari satu satuan yang merupakan gabungan dari satuan besaran
pokok yang diturunkan. Besaran ini ada banyak macamnya, sebagai contoh gaya
(N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Besaran turunan
mempunyai ciri khusus, yaitu diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak
langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Contohnya volume diturunkan dari besaran pokok panjang, gaya diturunkan dari
besaran pokok massa, panjang dan waktu, dan sebagainya. Satuan adalah ukuran
yang menyatakan besaran. Setiap besaran pokok memiliki satuan yang berbeda.
Seperti panjang yang memiliki satuan m, massa dengan satuan kg, waktu
memiliki satuan s, dan sebagainya. Selain itu, contohnya pada satuan gaya yaitu
kg.m.s-2 yang diturunkan dari satuan besaran pokok massa (kg), panjang (m),
dan satuan waktu (s) Sedangkan satuan dari besaran turunan memiliki dua atau
lebih satuan yang diturunkan dari satuan besaran pokok. Seperti contohnya pada
satuan yang dimiliki oleh volume yaitu m3 yang diturunkan dari satuan panjang
(Arkudanto, 2010).

2.4. Gelas Ukur


Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk
mengukur volume cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis
penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur.Gelas ukur
sering digunakan untuk mengukur volume cairan. Gelas ukur secara umum lebih
akurat dan lebih presisi dibandingkan labu laboratorium dan gelas kimia, tetapi
gelas ukur semestinya tidak dapat digunakan dalam analisis volumetrik. Gelas
kimia terkadang digunakan untuk mengukur volume padatan secara tidak
langsung dengan mengukur kenaikan volume cairan dalam gelas ukur pada saat
padatan tersebut dimasukkan. Untuk akurasi volume pada gelas ukur
digambarkan pada skala dengan 3 angka signifikan: silinder 100 mL memiliki
gradasi 1ml sedangkan silinder 10 mL memiliki gradasi 0,1 mL. Terdapat dua
kelas akurasi untuk gelas ukur. Kelas A memiliki akurasi dua kali akurasi kelas B.
Gelas ukur bisa memiliki skala tunggal atau ganda. Skala tunggal memungkinkan
untuk membaca volume dari atas ke bawah (Rizky et al., 2015).

2.5. Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda
dengan tingkat ketelitian seperseratus milimeter. Terdiri dari dua pasang rahang.
Pasangan rahang pertama digunakan untuk mengukur diameter dalam, sedangkan
pasangan yang kedua digunakan untuk mengukur diameter luar. angka sorong
berfungsi untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter dalam dan diameter luar
suatu benda sekaligus dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Manfaat jangka sorong dibandingkan alat ukur panjang lainnya adalah jangka
sorong dapat mengukur (panjang, ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman) benda yang berukuran kecil dengan ketelitian yang cukup bagus.
Namun, jangka sorong tidak dapat digunakan pada benda yang lebih besar.
Prinsip kerja jangka sorong adalah benda ditahan pada salah satu sisi oleh rahang
ukur tetap, kemudian rahang geser digeserkan sehingga rahang ukur gerak
menempel pada sisi lainnya. Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur
dapat membaca posisi garis indeks pada skala ukur, bila perlu dikunci, kemudian
baru dibaca hasil pengukurannya (Zulfebri et al., 2015).

2.6. Satuan dan Dimensi


Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Meter, Kilogram, dan Sekon (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat
dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt
(W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan
Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela. Dimensi adalah satu standar yang dipakai
untuk mengidentifikasi dan menentukan besaran (quantity) dari suatu kondisi
fisik yang ada, termasuk dalam ilmu konstruksi. Dalam Satuan Internasional,
terdapat tujuh dimensi dasar, dengan kode mass (M), length (L), time (T), electric
current (I), temperature (Θ), amount of substance (N),dan intensity of light (J).
Analisis dimensi fisika dapat digunakan untuk memeriksa ketepatan penurunan
persamaan (Winarto et al., 2012).

BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum telah dilaksanakan pada hari Jum'at, tanggal 16 Maret 2018 pukul
08.00 s/d pukul 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian,
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat Dan Bahan


jjjjjjjAlat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1) Gelas ukur, 2)
Jangka sorong, 3) Mikrometer sekrup, dan 4) Neraca analitik.
jjjjjjjjBahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah : 1) Bola bekel, 2)
Kelereng, 3) Kotak buavita, 4) Kotak susu besar, 5) Kotak susu kecil, dan 6)
Note.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pratikum kali ini adalah :
Pengukuran ketebalan benda dengan jangka sorong:
1. Masing-masing bahan diukur ketebalannya dengan jangka
sorong.
2. Skala utama (SU) dibaca yang berimpit didepan titik nol pada skalan nonius
(SN).
3. Skala nonius dibaca yang tepat berimpit dengan skala
utama.
4. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan berikut:
Nilai= SU + (SN x Ketelitian jangka sorong).
5. Konversi antar satuan dilakukan dengan cara mengalikan atau membagi
satuan asal dengan satuan lain yang dapat menghilangkan satuan
asal.
Pengukuran volume benda:
1. Gelas ukur diisi aquadest dengan volume tertentu, volume awal (V0)
dicatat.
2. Satu buah kelereng dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi aquadest
tersebut, volume akhir (V1) dicatat.
3. Volume kelerang dihitung dengan rumus: V = (V0 – V1).
4. Percobaan diulangi untuk bola bekel sedang dan bola bekel
besar.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
No. Benda yang
Hasil dari praktikum Nilai dan
satuan dan dimensi iniSatuan
adalah: Konversi ke SI
Diukur
1. Tabel 1. Hasil
Kotak dari
susu Praktikum Satuan
sedang 37,5dan
mmDimensi 0,0375 m
2. Kotak susu kecil 29,9 mm 0,0299 m
3. Kotak buavita 36,4 mm 0,0369 m
4. Note 11,5 mm 0, 0115 m
5. Kelereng 2 mL 0, 002 L
6. Bola bekel kuning 40 mL 0, 04 L
7. Bola bekel ungu 20 mL 0, 02 L
4.2. Pembahasan
Sistem Satuan Internasional (SI) adalah sistem satuan pengukuran baku yang
banyak digunakan di seluruh dunia. Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya
bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal dan mudah
digunakan setiap saat dengan tepat. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan
dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda. Persamaan yang dibentuk
oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara dimensional, yaitu

dan lain sebagainya untuk menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan


membagikan satuan.
kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi memiliki manfaat yakni
dimensi dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu persamaan dan
digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran yang mempengaruhinya
(Prawiyatno, 2016). Satuan SI untuk panjang atau pengukuran besaran panjang
adalah meter (m). Semua pengukuran panjang dapat dilakukan dalam meter,
meskipun ada tambahan satuan lain yang tercantum dalam berbagai tabel akan
sering digunakan untuk mempermudah pembacaan. Volume benda biasa dapat
dihitung dengan mengalikan panjang dengan lebar oleh tingginya. Karena
masing-masing adalah pengukuran besaran panjang, dapat dikatakan bahwa
satuan volume yang berasal dari satuan panjang. Satuan SI untuk volume adalah
meter kubik (m³).
Liter adalah unit pengukur volume. Liter bukan salah satu dari unit SI,
namun disenaraikan sebagai salah satu dari unit di luar SI yang diterima
penggunaanya dengan SI. Tidak ada standar internasional mengenai kapan
menggunakan liter dan kapan menggunakan meter kubik. Biasanya liter
digunakan dengan barang-barang yang diukur menurut kapasitas atau ukuran
wadahnya misalnya cairan, sementara meter kubik biasanya digunakan dengan
barang-barang yang diukur menurut dimensi mereka. Liter juga sering digunakan
dalam beberapa pengukuran yang telah diperhitungkan, seperti kepadatan (kg/L),
sehingga mudah untuk dibandingkan dengan kepadatan air. Konversi satuan
merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan Standar Internasional
atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara biasanya
memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari kesesuaiannya diperlukan
konversi satuan. Praktikum mengenai konversi satuan ini dilakukan untuk
mengubah satuan-satuan dari fungsi persamaan dalam massa, panjang,
volume,

BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari praktikum satuan dan dimensi ini yaitu :
1. Besaran fisika dapat digolongkan menjadi dua yaitu besaran pokok dan

besaran turunan.
2. Dimensi digunakan untuk menentukan kesetaraan dari dua besaran dan dapat

dilihat dari dimensi masing-masing besaran, untuk mengetahui benar tidaknya

sebuah persamaan yang dapat dilihat dari dimensinya.


3. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke
satuan
Standar Internasional (SI) atau sebaliknya.
4. Konversi satuan diperlukan karena dapat memudahkan dalam pengukuran

serta untuk mengetahui konversi satuan setiap negara.


5. Suatu satuan hanya dapat dikonversikan ke satuan lain yang masih memiliki

besaran pokok yang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Arkudanto, A. 2010. Modul Besaran dan Satuan Baku. Universitas Tarumanegara.


Halaman 5-11.
Cahyono, E., Gandaria, M., dan Wirayudha, R. 2011. Analisa Penguasaan Konsep Fisika
pada Pokok Bahasan Besaran, Satuan, dan Dimensi. Jurnal Oseatek. 7(4), 50-57.
Kartoyo, K. dan Wahsidin, A. 2017. Sistem Satuan dalam Mekanika. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika. 4(4), 24-32.
Mahmudah, S. 2014. Tingkat Pemahaman Materi Besaran dan Satuan Menggunakan
Teori Apos. Jurnal Pendidikan Fisika. 3(1), 10-21.
Muklish, M., Putra, I., dan Purnama, S. 2017. Pembelajaran Model Inquiri
Terbimbing pada Meteri Besaran dan Satuan. Jurnal Pendidikan Sains. 4(3),
81-89.
Purwiyatno, H. 2016. Prinsip Satuan dan Dimensi pada Operasi Teknik. Jurnal Teknik
Sipil. 5(2), 31-40.
Rizky, T. dan Sintya, P. 2015. Uji Fitokimia, Toksisitas, dan Aktivitas Antibakteria
pada Penggunaan Gelas Ukur Bersama di Laboratorium Kimia Dasar Universitas
Mulawarman. Jurnal Kimia. 13(1), 40-52.
Wiratno, L. dan Marius, N. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web
Interaktif dengan Aplikasi E-Learning Moodle pada Pokok Bahasan
Besaran dan Satuan di SMA. Jurnal Edukasi. 2(5), 21-30.
Zulfebri, Z., Tamuddin, K., dan Wibowo, R. 2015. Kalibrasi Jangka Sorong, Jam Ukur
(Dial Calliper) dengan Menggunakan Metode Standar JIS b 7507- 1993. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. 5(13), 90-97.

Anda mungkin juga menyukai