STOIKIOMETRI
Judul Percobaan
STOIKIOMETRI
Mengetahui,
Ka. Laboratorium Kimia, Asisten,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas atau sekedar mendengar tentang
perhitungan kimia dan reaksi kimia. Karena perhitungan kimia dan reaksi kimia sangat
penting baik itu di laboratorium, di pabrik-pabrik tidak jarang juga di rumah dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Perhitungan ini meliputi misalnya berapa banyak bahan baku yang
diperlukan jika kita ingin memperoleh hasil tertentu, atau mencari jumlah maksimum dan
minimum. Di alam sebagian reaksi berlangsung dalam larutan seperti contohnya cairan yang
ada dalam tubuh kita, hewan dan tumbuhan yang merupakan larutan dari berbagai jenis zat.
Suatu bidang yang mempelajari aspek kuantitatif dalam suatu reaksi kimia adalah
yang terkait dalam suatu reaksi kimia. Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah
pengetahuan tentang massa atom atau massa molekul. Ada beberapa hukum dasar kimia yang
digunakan yaitu, Hukum Avogadro, Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap,
Hukum perbandingan Berganda, dan Hukum Perbandingan volume. Dan ada 3 jenis
stoikiometri dalam kimia yaitu, Stoikiometri reaksi, stoikiometri komposisi, dan stoikiometri
gas.
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan yang berjudul “Stoikiometri”. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui stoikiometri lebih lanjut agar praktikan tidak
hanya mengetahui teori tapi juga untuk mengetahui cara menentukan titik stoikiometrinya.
Selain itu mengapa praktikum ini menjadi sangat penting karena dengan mengetahui titik
reaksinya praktikum dapat mengetahui hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam
reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil pereaksi. Serta praktikum ini juga
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tempat : Online
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Stoikiometri
Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang
terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri
merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat
yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil pereaksi.
Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus
kimia, misalnya perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H 2O. Mengapa kita harus
mempelajari ilmu stoikiometri? Salah satu alasannya, karena mempelajari ilmu kimia tidak
harus mereaksikan sejumlah gram zat A, untuk menghasilkan gram zat B. Untuk itu kita
menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas stoikiometri yaitu antara lain
Stoikiometri juga merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam suatu
reaksi kimia. Misalnya apabila 1,00 gram kalsium karbonat dipanaskan sampai terurai
seluruhnya, berapa gram kalsium oksida dan berapa gram karbon dioksida akan dihasilkan.
Jawabannya 0,56 gram kalsium oksida dan 0,44 gram karbon dioksida. Reaksi penguraiannya
adalah:
CaCO3CaO + CO2
Sebaliknya bila dinyatakan dari 0,56 gram kalsium oksida yang direaksikan dengan karbon
dioksida, berapa gram kalsium karbonat paling banyak dapat diperoleh dan berapa gram
5
karbon dioksida diperlukan. Jawabannya adalah 1,00 gram kalsium karbonat dan 0,44 gram
CaO + CO2
CaCO3
a) Berapa CaO maupun CO2 yang dapat dihasilkan bila sejumlah CaCO2 diuraikan dangan
pemanasan
dengan CO tadi.
B. Sejarah Stoikiometri
ditemukan pada percobaan yang dilakukan oleh Flanders Jan Baptista Van Helmont (1579-
1644) yang dikenal dengan percobaan “Tanaman Willow”. Van Helmont menanam bibit
tanaman willow dalam sebuah pot yang berisi tanah sebanyak 90 kg. Pot tanaman terebut
selanjutnya ditutup dengan lempeng logam yang berlubang untuk mengurangi kemungkinan
kontaminasi debu dari luar, namun tidak mengganggu proses penyiraman dan pertumbuhan
tanaman willow. Penyiraman dilakukan dengan air hujan dan setelah lima tahun tanaman
willow yang semula bertnya 2,25 kg, naik menjadi 76,1 kg. Sedangkan tanah dalam pot
setelah ditimbang beratnya hanya berkurang 0,1 kg dari berat semula. Van Helmont saat itu
samapai pada kesimpulan bahwa penambahan berat tanaman willow tersebut berasal dari air
siramannya. Berdasarkan pandangan saat ini, hipotesis dan percobaannya jauh dari sempurna,
tetapi teorinya adalah contoh yang baik dari sikap aspek kimia kuantitatif yang sedang
6
tumbuh. Helmont mengenali pentingnya stoikiometri dan jelas mendahului
menemukan konsep ekuivalen (ekuivalen kimia) dengan pengamatan teliti reaksi asam/basa,
yakni hubungan kuantitatif antara asam dan basa dalam reaksi netralisasi. Ekuivalen Richter,
atau yang sekarang disebut ekuivalen kimia, mengindikasikan sejumlah tertentu materi dalam
reaksi. Satu ekuivalen dalam netralisasi berkaitan dengan hubungan antara sejumlah asam dan
C. Hukum-hukum Stoikiometri
Menurut (Mardalena, 2016: 24-25). Ada beberapa hukum dalam stoikiometri di antaranya
sebagai berikut:
Menurut Lavoiser, “massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. AntonieLavoiser
telah menyelidiki massa zat sebelum dan setelah reaksi. Lavoiser menimbang hasil reaksinya.
Ternyata massa zat sesudah dan sebelum reaksi adalah sama. Lavoiser menyimpulkan hasil
2. Hukum Avogadro
Menurut Avogadro, “volume gas yang bereaksi dan volume-volume hasil reaksi, jika diukur
pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana”.
Hipotesis Avogadro tentang volume sama, jumlah sama dapat dinyatakan dengan dua cara:
1) Volume yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada suhu dan tekanan sama
2) Jumlah molekul yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada suhu dan
7
3. Hukum Perbandingan Ganda (Hukum Dalton)
Menurut Dalton, “bila dua unsur membentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk massa
salah satu unsur yang sama banyaknya, massa unsur kedua dalam senyawa-senyawa akan
berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan sederhana”. Untuk itu massa unsur yang lain
4. Hukum GayLussac
Menurut GayLussac, “gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila di ukur
pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat sederhana”.
Angka perbandingan berupa bilangan bulat sederhana juga menunjukkan angka koefisien gas
Persamaan reaksi dan stoikiometri reaksi kimia merupakan konsep yang harus dipahami,
karena keduanya merupakan konsep dasar yang digunakan untuk mempelajar materi kimia
yang lain. Konsep pereaksi pembatas merupakan bagian dari materi stoikiometri. Untuk
memahami konsep pereaksi pembatas sangat dipengaruhi konsep yang lain seperti rumus-
rumus reaksi kimia yang lain. Apabila hal ini dikuasai dengan baik maka untuk mempelajri
8
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
3. Erlenmeyer 4 buah
7. Termometer 1unit
B. Bahan
1. NaOH (1 M) 50 mL
2. H2SO4 (1 M) 50 mL
C. Cara Kerja
1. Tahap 1
Langkah pertama yang dilakukan adalah tuang larutan NaOH sebanyak 20 ml ke dalam gelas
ukur menggunakan pipet tetes. Lalu masukkan larutan yang sudah di ukur tersebut ke dalam
gelas kimia. Langkah kedua yaitusediakan wadah dan siapkan 5 ml larutan H2SO4 dengan
bantuan gelas ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya masukkan batang
9
pengaduk ke dalam gelas kimia yang berisi larutan NaOH lalu masukkan pula termometer ke
dalamnya dan catat suhu awalnya yang tertera pada termometer. Setelah pencatatan suhu awal
telah selesai masukkan larutan H2SO4 yang berada di erlenmeyer ke dalam gelas kimia lalu
mempercepat reaksi stoikiometri. Kemudian catat suhu akhir pada saat pencampuran.
2. Tahap 2
Langkah pertama yang dilakukan adalah tuang larutan NaOH sebanyak 15 ml ke dalam gelas
ukur menggunakan pipet tetes. Lalu masukkan larutan yang sudah di ukur tersebut ke dalam
gelas kimia. Langkah kedua yaitu sediakan wadah dan siapkan 10 ml larutan H2SO4 dengan
bantuan gelas ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya masukkan batang
pengaduk ke dalam gelas kimia yang berisi larutan NaOH lalu masukkan pula termometer ke
dalamnya dan catat suhu awalnya yang tertera pada termometer. Setelah pencatatan suhu awal
telah selesai masukkan larutan H2SO4 yang berada di erlenmeyer ke dalam gelas kimia lalu
mempercepat reaksi stoikiometri. Kemudian catat suhu akhir pada saat pencampuran.
3. Tahap 3
Langkah pertama yang dilakukan adalah tuang larutan NaOH sebanyak 10 ml ke dalam gelas
ukur menggunakan pipet tetes. Lalu masukkan larutan yang sudah di ukur tersebut ke dalam
gelas kimia. Langkah kedua yaitu sediakan wadah dan siapkan 15 ml larutan H2SO4 dengan
bantuan gelas ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer.Karena volume gelas ukur yang
digunakan hanya berkapasitas 10 ml maka pengukuran tersebut dilakukan sebanyak dua kali
dalam gelas kimia yang berisi larutan NaOH lalu masukkan pula termometer ke dalamnya dan
10
catat suhu awalnya yang tertera pada termometer. Setelah pencatatan suhu awal telah selesai
masukkan larutan H2SO4 yang berada di erlenmeyer ke dalam gelas kimia lalu lakukan
mempercepat reaksi stoikiometri. Kemudian catat suhu akhir pada saat pencampuran.
4. Tahap 4
Langkah pertama yang dilakukan adalah tuang larutan NaOH sebanyak 5 ml ke dalam gelas
ukur menggunakan pipet tetes. Lalu masukkan larutan yang sudah di ukur tersebut ke dalam
gelas kimia. Langkah kedua yaitu sediakan wadah dan siapkan 20 ml larutan H2SO4 dengan
bantuan gelas ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Karena volume gelas ukur yang
digunakan hanya berkapasitas 10 ml maka pengukuran tersebut dilakukan sebanyak dua kali.
Selanjutnya masukkan batang pengaduk ke dalam gelas kimia yang berisi larutan NaOH lalu
masukkan pula termometer ke dalamnya dan catat suhu awalnya yang tertera pada
termometer. Setelah pencatatan suhu awal telah selesai masukkan larutan H2SO4 yang berada
menggunakan batang pengaduk agar dapat mempercepat reaksi stoikiometri. Kemudian catat
11
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Volume (mL) To ∆T
NaOH H2SO4 TA TA - To
20 ml 5 ml 31oC 34oC 3oC
15 ml 10 ml 31oC 36oC 5oC
10 ml 15 ml 31oC 35oC 4oC
5 ml 20 ml 31oC 33oC 2oC
B. Reaksi
Analisis data pada percobaan ini sebagai berikut:
1. Reaksi
2 NaOH + H2SO4 → Na2SO4 +2H2O
12
C. Grafik Stokiometri
Grafik 4. 1 Volume NaOH
6
3
T
0
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
3
T
0
0 5 10 15 20 25 30
Vol H2SO4 (ml)
13
D. Konsentrasi Na2SO4H2SO4
a. Langkah pertama, tentukan mmolNaOHdan mmolH2SO4 pada titik stokiometri
Volume pada titik stoikiometri adalah Vs, dimana Vs = Volume stoikiometri
mmol NaOH=Vs × Konsentrasi NaOH
Vs NaOH = 14 mL
mmolNaOH = 14 × 1 M
mmolNaOH = 14 mmol
mmol2 H 2 O
Konsentrasi 2 H 2 O= ×mmol H 2 SO 4
Volume total larutan
14
20 mmol
Konsentrasi 2 H 2 O= ×10 mmol
25 mL
Konsentrasi 2 H 2 O=8 M
E. Dokumentasi
15
F. Pembahasan
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif
antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil
pereaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu
rumus kimia.Stoikiometri juga merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait
dalam suatu reaksi kimia. Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui titik stoikiometri
dengan cara mereaksikan larutan asam NaOH dengan larutan basa H2SO4. Berdasarkan
dengan hasil pengamatan percobaan ini memiliki 4 kali tahap yaitu tahap pertama dilakukan
ml H2SO4, tahap ketiga 10 ml NaOH dengan 15 ml H2SO4 dan tahap keempat 5 ml NaOH
dengan 20 ml H2SO4. Langkah pertama yang dilakukan adalah tuang larutan NaOH sebanyak
20 ml ke dalam gelas ukur menggunakan pipet tetes. Lalu masukkan larutan yang sudah di
ukur tersebut ke dalam gelas kimia. Langkah kedua yaitu sediakan wadah dan siapkan 5 ml
larutan H2SO4 dengan bantuan gelas ukur dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Sebelum
pencampuran, dilakukan pengukuran suhu awal pencampuran dan semua suhunya sama yaitu
31oC. Setelah reaktan NaOH bercampur dengan reaktan H2SO4 dilakukan kembali
pengukuran suhu, suhu setelah bercampur ialah 34oC. Begitu pun dengan percobaan ke 2,
volume NaOH yang digunakan 15 ml dan H2SO4 10 ml, suhu awal NaOH 31 oC serta suhu
akhir 36oC. Pada percobaan ke 3, volume NaOH yang digunakan 10 ml direaksikan dan
H2SO4 15 ml suhu awal NaOH 31oC serta suhu akhir pencampuran 35oC. Dan pada
percobaan terahir digunakan NaOH dengan volume 5 ml dan H2SO4 20 ml, suhu awal NaOH
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Untuk mengetahui letak titik stoikiometri dari larutan NaOH dilakukan percobaan dengan
2. Untuk mengetahui letak titik dari larutan H2SO4 dilakukan percobaan dengan mereaksikan
B. Saran
1. Diharapkan pada saat praktikum (online) dilakukan semua persiapan sudah selesai dalam
artian aplikasi yang digunakan dapat menampung seluruh praktikan, karena pada saat
praktikum tadi ada beberapa teman yang tidak ikut dikarenakan kapasitas aplikasi
terbatas.
2. Diharapkan pada saat praktikum seluruh praktikan disuruh untuk berpakaian rapi
17
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Dwi, dkk, 2013: 7, Jurnal Hukum-hukum Gas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma, 2012: 30, Jurnal Kimia Dasar. Bali: Universitas
Udayana
Norjana, Riski, dkk, 2016: 45, Jurnal Konsep dasar Kimia. Malang: Universitas Negeri
Malang
Magfiroh, Lailatul, dkk, 2016: 33, Jurnal Identifikasi Konsep Stoikiometri. Malang:
Mardalena, 2016: 24-25, Jurnal Kajian Teori. Riau: UIN Sultan Syarif Kasim Riau
18
LAMPIRAN
19
Hastuti, Dwi, dkk, 2013: 7, Jurnal Hukum-hukum Gas. Surakarta: Universitas Sebelas maret
Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma, 2012: 30, Jurnal Kimia Dasar. Bali: Universitas
Udayana
20
Norjana, Riski, dkk, 2016: 45, Jurnal Konsep dasar Kimia. Malang: Universitas Negeri
Malang
Magfiroh, Lailatul, dkk, 2016: 33, Jurnal Identifikasi Konsep Stoikiometri. Malang:
Universitas Negeri Malang
21
Mardalena, 2016: 24-25, Jurnal Kajian Teori. Riau: UIN Sultan Syarif Kasim Riau
22
23