Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehutanan dapat didefinisikan secara lebih luas sebagai pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia untuk kepentingan manusia, yang

terdapat di dalam dan berasosiasi dengan kawasan hutan dan kawasan lain yang

dikelola secara keseluruhan atau sebagian untuk tujuan serupa. Ilmu kehutanan

adalah kajian ilmu yang mempelajari tentang kehutanan sebagai pintu gerbang

bagi para peminat ilmu pengetahuan, teknologi dan profesi kehutanan

(Poedjirhajoe, E, dkk 2017).

Kimia adalah ilmu pengetahuan yang membahas perubahan suatu materi.

Perubahan suatu materi dapat digambarkan melalui reaksi kimia. Menggunakan

reaksi kimia, kita dapat menyingkap perubahan-perubahan aneh yang tersembunyi

pada suatu zat (Adlim, M, 2017).

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari

reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Hal tersebut juga diperjelas oleh Winarni,

yang menyatakan bahwa materi stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-

hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan

bahwa stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal

tersebut diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya

yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam

suatu mekanisme reaksi kimia (Manasikn, O, A, 2017).


1.2 Tujuan Dan Kegunaan

Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu, memperlajari cara penetapan kadar air

dalam sampel. Mengetahui cara penentuan berat jenis air dan kerapatan jenis

suatu zat padat menggunakan alat laboratorium sederhana.

Adpun kegunaan dari praktikum ini yaitu, diharapkan dapat membantu

mahasiswa dalam memahami konsep stoikiometri sekaligus mengembangkan

kemandirian mahasiswa dalam memahami konsep stoikiometri.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Stiokiometri

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang

berarti unsur dan metron yang berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang

hubungan massa antarunsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan

antarzat dalam suatu reaksi (stoikiometri reaksi). Pengukuran massa dalam reaksi

kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794) yang menemukan

bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa (hukum kekekalan massa).

Selanjutnya Joseph Louis Proust (1754 – 1826) menemukan bahwa unsurunsur

membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan tetap).

Selanjutnya dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan

hukum dasar kimia yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan.

Ketiga hukum tersebut merupakan dasar teori kimia yang pertama, yaitu teori

atom oleh John Dalton sekitar tahun 1803 yaitu setiap materi terdiri atas atom,

unsur terdiri atas atom sejenis, sedangkan senyawa terdiri dari atom-atom yang

berbeda dalam perbandingan tertentu. Maka penetapan rumus kimia zat dapat

dilakukan berkat penemuan Gay Lussacdan Avogadro. Oleh karena itu Dasar dari

semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa

molekul. stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam

penentuan massa atom dan massa molekul (Manakana, O, A, 2017).

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari

reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Hal tersebut juga diperjelas oleh Winarni,
dkk (2013:44) yang menyatakan bahwa materi stoikiometri merupakan kajian

tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas

menjelaskan bahwa stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi

kimia, hal tersebut diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan

sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling

keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia (Manakana, O, A, 2017).

2.2 Pengertian Kadar Air

Penentuan kadar air di dasarkan pada penimbangan berat bahan. Selisih berat

bahan segar dan berat keringnya merupakan kadar air yang dicari yang terkandung

dalam bahan yang diperiksa. Pada metode ini pengeringan bahan dilakukan

dengan menggunakan pemanasan bahan. Kehilangan berat akibat proses

pengeringan dianggap sebagai berat kandungan air yang terdapat dalam bahan

yang menguap selama pemanasan. Analisis kadar air bahan dengan pengeringan

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan karakter bahan, kondisi

oven dan penanganan bahan yang telah dikeringkan (Zaika, Y, 2012).

Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat

penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan

terhadap kerusakan yangmungkin terjadi . Pengukuran kadar air dalam bahan

pangan dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: dengan metode

pengeringan ( thermogravimeri ), metode destilasi ( thermovolumetri ), metode

fisis dan metode kimiawi ( Karl Fischer Method ). Pada umumnya penentuan

kadar air bahan pangan dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven suhu

105-1100C selama 5 jam atau sampai diperoleh berat konstan (Zaika, Y, 2012).
2.3 Pengertian Berat Jenis Air

Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan

massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda adalah suatu gaya yang bekerja

pada benda tersebut yang di pengaruhi gaya gravitasi bumi dan massa benda

tersebut. Massa dan berat sebenarnya adalah dua besaran yang berbeda. Berat

suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi dimana benda tersebut berada.

Sementara itu, fluida adalah zat alir atau zat dalam keadaan bisa mengalir. Ada

dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan

bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini

disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi (Malu, F, B,

2014).

2.4 Pengertian Kerapatan Jenis Suatu Zat Padat

Massa jenis atau kerapatan zat merupakan besaran karakteristik

yang dimiliki suatu zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa

dan volume zat itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran

massa dan volume zat. Kerapatan suatu zat di nyatakan oleh persamaan :Dengan

ketentuan : massa jenis zat (kg/m³)m: massa zat (kg) V: volume zat (m³)Nilai

kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya.

Perubahansuhu pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat. Kerapatan

Benda Padat Kerapatan benda padat berbentuk balok dapat ditentukan

dengan mengukur massa (m), panjang (p ) , lebar (l) dan tinggi (t) benda

tersebut (Arni, A, dkk 2014).


III. METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kimia stoikiometri yaitu

pada hari Senin, 8 November 2021 pada pukul 13:00 – Selesai WITA. Bertempat

di Laboratorium, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang gunakan dalam pratikum ini, yaitu, Oven, Neraca Analitik,

Kaca Arloji, Pinset, Disikator, Tisu, Pipet Volume, Gelas Piala, Cawan Porselin,

Bunsen, Kaki Tiga, Gelas Ukur.

Adapun bahan yang gunakan, yaitu, tanah, air keran, quades.

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Langkah Kerja Penentuan Kadar Air

1. Cuci dengan bersih kaca arloji yang hendak digunakan kemudian masukkan

ke dalam oven bersuhu 100°C selama 20 menit.

2. Gelas arloji yang telah dipanaskan keluarkan dan oven dengan gegep dan

masukkan ke dalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin).

3. Timbang gelas arloji yang telah dipanaskan tersebut dengan neraca analitik

dan nyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1), kemudian isi

dengan bahan yang hendak ditetapkan kadar airnya.

4. Kaca arloji yang telah terisi dengan bahan selanjutnya ditimbang kembali

dengan neraca analitik dan catat beratnya (W2).


5. Masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan ke dalam oven yang

bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian panaskan hingga

beratnya constant (pemanasan berlangsung sekitar 1 jam) dan catat beratnya

(W3).

6. Hitung kadar air bahan dengan menggunakan persamaan berikut :

Kadar Air = W2 - W3 x 100 %

W2 - W1

3.3.2 Langkah Kerja Penentuan Berat Jenis Air

1. Timbang gelas piala 20 mL yang sudah hersih dan kering, dan catat

beratnya.

2. Ambil air keran sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam gelas piala.

3. Timbang gelas piala yang berisi air keran.

4. Ulangi perlakuan 1 sampai 3 sebanyak 4 kali.

5. Hitunglah berat rata-rata air serta standar deviasi dan 4 perlakuan tersebut.

( ̅)

Dimana : mi = berat air, ̅ = berat rata rata dari 4 perlakuan

n = jumlah ulangan (= 4)

6. Hitunglan kerapatan jenis air dan standar deviasi relatif.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil pengamatan praktikum kimia mengenai Stoikiometri sebagai

berikut :

4.1.1 Pengamatan

A. Penentuan kadar air

1. Cawan Petri kosong (W1) = 43 gram

2. Cawan Petri berisi tanah sebelum dipanaskan (W2) = 127 gram

3. Cawan Petri berisi tanah sesudah dipanaskan (W3) = 119 gram

B. Penentuan Berat Jenis Air

Tabel 4. Penentuan Berat Jenis Air :


Gelas Piala 50 ml Gelas Piala 50 ml sesudah
Perlakuan
sebelum diisi air 25 ml diisi air 25 ml
1 35 ml 56 ml
2 35 ml 56 ml
3 35 ml 55 ml
4 35 ml 55 ml

4.1.2 Perhitungan

A. Perhitungan kadar air : = x 100 %

= x 100 %

= x 100 %

= 0,09 %

B. Perhitungan berat jenis air


Berat rata – rata dari 4 perlakuan : ̅

̅̅̅

̅̅̅

̅̅̅ 21,5 gram

Standar deviasi :

( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅)

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

= kg

Kerapatan jenis air :

P =

P =

P =
P =

Standar deviasi relatif :

Ketelitian:

100% - (Deviasi Relatif)

= 100% - 0,002 %

= 99,999%

= 0,99999

4.2 Pembahasan

Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori

tanah dalam suatu tanah tertentu. Kandungan air dalam tanah sangat berpengaruh

pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah untuk diolah. Air tanah merupakan

salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruh nya berada

pada udara atau atmosfer. Tanah memiliki kapilaritas yang berbeda-beda untuk

menyerap dan mempertahankan kelembapannya kepada struktur tekstur dan

kandungan bahan organic yang terdapat didalam tanah.

Pada praktikum ini kadar air tanah menurun ketika dipanaskan. Tahap dari

praktikum yaitu pada saat tanah ditimbang dengan menggunakan neraca analitik
didapatkan massa tanah sebesar 130 gram, namun ketika tanah dipanaskan selama

60 menit dengan suhu 100oC, massa tanah menjadi turun yaitu 120 gram. Setelah

itu perhitungan menggunakan rumus persamaan stoikiometri didapatkan jumlah

kadar air pada tanah sebesar 12 %.

Turunnya kadar air bahan setelah dipanaskan disebabkan karena tekanan uap

air yang dalam bahan menjadi lebih tinggi dari tekanan air yang ada di permukaan

bahan, sehingga air yang sudah ada didalam bahan berpindah dari bahan

kepermukaan.Pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan tanaman yaitu perlakuan

kadar air terhadap tanaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah

daun, berat kering total tanaman dan produktivitasnya. Tanaman dengan

perlakuan kadar air 80% dari air tersedia memiliki hasil yang lebih baik dari

perlakuan lainnya.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun hasil kesimpulan dari praktikum percobaan Stoikiometri, yaitu :

1. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi

kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah

partikel. Tak hanya itu, stoikiometri juga diartikan sebagai perhitungan kimia

yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.

2. Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan

seperti membran, kapiler, serat dll. Air tipe ini mudah diuapkan dan dapat

dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi

kimiawi.

3. Air terikat yaitu air yang berada dalam bahan dalam bentuk kristal

dan air yang terikat dalam sistem dispersi koloid. Air terikat di atas dapat

berikatan dengan protein, selulosa, zat tepung, pektin, dan sebagian zat-zat

yang terkandung dalam bahan pangan

4. Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda,

seperti tanah (yang disebut juga kelembapan tanah), bebatuan, bahan

pertanian, dan sebagainya.

5. Berat jenis adalah perbandingan relatif selang massa jenis suatu zat dengan

massa jenis cairan murni. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi.

6. Hasil perhitungan dari percobaan kadar air untuk mengukur persentase

kurangnya kadar air dalam tanah yang telah dipanaskan, yaitu 0,9%.
7. Hasil perhitungan dari percobaan kadar air untuk mengukur persentase

kurangnya kadar air dalam tanah yang telah dipanaskan, yaitu 0,9%.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum kali ini, agar alat dalam labolatorium lebih di

lengkapi untuk menunjang kelancaran dan hasil yang baik untuk praktikum

berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adlim, M., Wilyta, I., & Hasan, M. (2017). Model Analisis Penyebab Rendahnya

Penguasan Konsep Yang Diuji Dalam Ujian Nasional (Kajian Pada Materi

Ilmu Kimia Pada Siswa SMA/MA Sekitar Kampus Unsyiah). Jurnal

Pencerahan, 11(1), 45-62.

Arni, A., Labania, H. M., & Nismayanti, A. (2014). Studi uji karakteristik fisis

briket bioarang sebagai sumber energi alternatif. Natural Science: Journal

of Science and Technology, 3(1).

Malau, F. B. (2014). Penelitian Kuat Tekan dan Berat Jenis Mortar untuk Dinding

Panel dengan Membandingkan Penggunaan Pasir Bangka dan Pasir

Baturaja dengan Tambahan Foaming Agent dan Silica Fume. Jurnal

Teknik Sipil dan Lingkungan, 2(2), 287-296. of Science and

Technology, 3(1).

Manasikana, O. A. (2017). Aplikasi Model Pembelajaran Stad Dengan Media

Animasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Dasar Materi

Stoikiometri. Discovery: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 2(1), 22-34.

Poedjirahajoe, E., Marsono, D., & Wardhani, F. K. (2017). Penggunaan principal

component analysis dalam distribusi spasial vegetasi mangrove di Pantai

Utara Pemalang. Jurnal Ilmu Kehutanan, 11(1), 29-42.

Zaika, Y. (2012). Pengaruh beban dinamis dan kadar air tanah terhadap stabilitas

lereng pada tanah lempung berpasir. Rekayasa Sipil, 5(1), 35-39.

Anda mungkin juga menyukai