Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

STOIKIOMETRI

Oleh

WIDYA FELICIA

L 131 21 148

KHT A

KELOMPOK 1

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat salah satu konsep dalam ilmu kimia yang paling mendasar yaitu

konsep stoikiometri. Konsep ini mempelajari perhitungan kimia yang sangat penting

untuk pemecahan masalah dalam ilmu kimia (Sujak & Daniel, 2017).

Sebagai contoh, reaksi kimia yang ditunjukkan dalam suatu persamaan kimia

yang ada dalam konsep stoikiometri dan digunakan sebagai dasar untuk memecahkan

permasalahan yang ada dalam ilmu kimia (Sujak & Daniel, 2017).

Dalam pembelajaran konsep stoikiometri tersebut, siswa seharusnya tidak

hanya belajar perhitungan kimia saja, akan tetapi dapat pula mengerti dan memahami

berbagai fenomena pada tingkat molekular pada level representasi kimia

submikroskopik dan simbolik melalui imajinasi siswa (Sujak & Daniel, 2017).

Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa stoikiometri mempelajari aspek

kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui pengukuran massa,

volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom, ion atau rumus kimia serta

saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia (Ernawati, 2015).

Materi stoikiometri merupakan materi yang terkesan mudah dan sederhana,

namun memiliki kajian yang cukup luas, terutama setelah diaplikasikan dalam

mengatasi permasalahan perhitungan kimia (Kurniahayati & Syamsurizal, 2012).


1.2 Tujuan Praktikum

1. Mempelajari cara penetapan kadar air dalam sampel.

2. Mengetahui cara penentuan berat jenis air dan kerapatan jenis air padat

menggunakan alat laboratorium sederhana.

3. Mengetahui cara penentuan kerapatan jenis suatu zat padat dengan

menggunakan alat laboratorium sederhana.

1.3 Manfaat Praktikum

1. Agar kita mengetahui tentang cara penetapan kadar aor dalam sampel

2. Agar kita mengetahui cara penentuan berat jenis air dan kerapatan jenis air

padat menggunakan alat laboratorium sederhana.

3. Agar kita mengetahui cara penentuan kerapatan jenis suatu zat padat

dengan menggunakan alat laboratorium sederhana.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penentuan Kadar Air

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

dinyatakan dalam satuan persen. Diperlukan untuk metabolisme dan pembentukan

cairan tubuh. Kadar air dalam suatu bahan pakan sangat mempengaruhi kualitas dan

daya simpan dari bahan pakan tersebut. Kandungan air dalam pakan ikan berkisar

antara 70 –90% berat basah (Fauzana, 2017).

Kadar air ialah jumlah air yang terkandung dalam suatu bahan yang

dinyatakan dalam satuan persen atau perbedaan antara berat bahan sebelum dan

sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka

kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya.

Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang. Kadar air juga merupakan

karakteristik yang sangat penting dalam bahan pakan karena air dapat mempengaruhi

penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pakan

tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk

berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pakan (Marela, 2016).

Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan dalam

penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu bahan untuk

menghindari pengaruh aktifitas mikroba. Jumlah kadar air yang rendah membuat
bahan akan lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama (Malangi,

2015).

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan

berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar

air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan

kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen (Ahmad, 2014).

2.2 Kadar Air Tanah

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yangdiketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air

menutupi hampir 71%permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses

biokimiawi organisme hidup,sehingga sangat essensial(Wulan, 2011).

Ketersediaan air dalam tanah merupakan salah satu faktor penting bagi

pertumbuhan tanaman. Kadar air pada berbagai keadaan tanah seperti kadar air

kapasitas lapang dapat ditetapkan dengan metode yang berbeda. Air merupakan salah

satu komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang

diserap tanaman adalah air yang berada pada pori-pori tanah. Setiap jenis tanah

memiliki distribusi dan ukuran pori yang berbeda-beda, yang akan mempengaruhi

ketersediaan air di dalam tanah. Kadar air kapasitas lapang didefinisikan sebagai

kadar air tanah di lapang pada saat air drainase sudah berhenti atau hampir berhenti

mengalir karena adanya gaya grafitasi setelah sebelumnya tanah tersebut mengalami

jenuh sempurna (Brendan, 2014).


2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah

Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah hujan, kemampuan

tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini

terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas

permukaan adsorptif, makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin

besar kapasitas menyimpan air (Hanafiah, 2014).

Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah.

Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan

angin. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran

dalam tanah, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat pertumbuhan. Iklim dalam

hal ini cuaca dan penyebaran vegetasi juga berpengaruh pada tingkat penyerapan air

dalam tanah. Suhu dan perubahan udara merupakan anomali cuaca yang berpengaruh

terhadap efisiensi penggunaan air tanah dan dapat hilang melalui saluran evaporasi

pada permukaan tanah prinsipnya terkait dengan suplai evapotranpirasi (Hanafiah,

2014).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Adapun kegiatan praktikum tentang Stoikiometri di laksanakan pada hari Selasa,

9 November 2021. Pukul 13.00 – selesai WITA yang bertempat di Aula Fakultas

Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum berupa oven, neraca analitik,

kaca arloji, penjepit, kipas angina, pipet tetes, gelas piala 50 mL,

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan berupa sampel (tanah), dan aquades

3.1 Prosedur Kerja Praktikum

3.1.1 Penentuan Kadar Air

1. Cuci dengan bersih kaca arloji dan lap menggunakan tissue, kemudian

masukkan kedalam oven yang bersuhu 100°C selama 20 menit.

2. Keluarkan kaca arloji yang sudah dipanaskan dioven tadi menggunakan

penjepit dan dinginkan menggunakan ipas angina selama 2 menit.


3. Timbang kaca arloji yang sudah dipanaskan tadi menggunakan neraca

analitik dan nyatakan sebagai berat kaca arloji kosong (W 1). kemudian isi

tanah di kaca arloji.

4. Timbang kembali kaca arloji yang berisi tanah dengan menggunakan neraca

analitik dan nyatakan beratnya sebagai W 2

5. Masukkan kembali kaca arloji yang berisi tanah kedalam oven yang

bersuhu sama yaitu 100°C, kemudian panaskan selama 6o menit atau 1 jam

dan nyatakan beratnya sebagai W 3

6. Setelah didaptkan semua nilai W nya, hitung kadar air tanah dengan

menggunakan persamaan berikut :

W 2−W 3
Kadar Air Tanah = x 100%
W 2−W 1

3.1.2 Berat Jenis Air

1. Cuci bersih gelas piala 50 mL dan lap menggunakan tisu, kemudian

timbang gelas piala kosong dan catat beratnya

2. Tuang air ke gelas piala sebanyak 25 mL

3. Timbang gelas piala yang berisi air tadi

4. Ulangi perlakuan 1 sampai 3 sebanyak 4 kali

5. Setelah selesai, hitung berat rata-rata air serta standar devuasu dari 4

perlakuan tersebut dengan menggunakan rumus :


(m i−ḿ)2
σ=
√ n−1

Dimana : m i = Berat Air

n = jumlah ulangan (4 kali)

ḿ = berat rata-rata dari 4 perlakuan

6. Setelah itu, hitunglah kerapatan jenis air dan standar deviasi relative
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Kadar Air Tanah

Paca arloji kosong yang sudah di panaskan selama 20 menit di suhu 100° C di

dapatkan¿) yaitu 43 gram. Setelah diisi dengan tanah di dapatkan ( W 2) yaitu 103

gram dan setelah dipanaskan lagi di oven dengan suhu yang sama selama 60 menit di

dapatkan (W 3 ) yaitu 94 gram.

4.1.1 Berat Jenis Air

Berat Jenis Air


Perlakuan
Gelas kimia 50 mL sebelum Gelas kimia 50 mL
di isi air 25 mL sesudah di isi air 25 mL
Pertama 35 gram 56 gram
Kedua 34 gram 56 gram
Ketiga 35 gram 56 gram
Keempat 35 gram 55 gram
4.2 Analisis Data

4.2.1 Kadar Air Tanah

4.2.2 Berat Jenis Air


4.2.3 Deviasi Relatif
4.3 Pembahasan

4.3.1 Kadar Air Tanah

Pada percobaan pertama untuk menentukan kadar air tanah menggunakan

kaca arloji. Kaca arloji dipanaskan dalam oven selama 20 menit bersuhu 100° untuk

mendapatkan W 1 yaitu 43 gram, setelah itu dimasukkan kembali kedalam oven yang

berisi tanah selama 10 menit dan beratnya menjadi W 2 yaitu 103 gram, kemudian

dipanaskan selama 60 menit dalam oven dan beratnya W 3 yaitu 94 gram. Faktor iklim

dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang

berpengaruh meliputi curah hujan, temperature, dan kecepatan angin.

4.3.2 Berat Jenis Air

Pada percobaan kedua untuk menentukkan berat jenis air menggunakan gelas

piala 50 ml dalam 4 kali pengulangan dan ditimbang menggunakan neraca analitik

pertama sebelum air berat gelas piala 35 gram, setelah diisi air berat gelas piala

menjadi 56 gram, pada percobaan kedua sebelum diisi air 34 gram, sesudah diisi

menjadi 56 gram. Percobaan ketiga sebelum diisi air 35 gram dan sesudah diisi

menjadi 56 gram kemudian percobaan ketiga sebelum diisi air 35.


4.3.3 Pengaruh kadar air tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan

tanaman dan beberapa bagian tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman.

Semakin meningkat kadar air yang diberikan pada tanaman maka semakin baik

pertumbuhan dan produksinya, begitupun sebaliknya semakin menurun kadar air

maka berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan produksinya. Jika air yang

diberikan juga terlalu berlebihan maka berpengaruh buruk juga.


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum tentang stoikiometri ini kita dapat ditarik kesimpulan

yaitu Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

dinyatakan dalam satuan persen. Ketersediaan air dalam tanah merupakan salah satu

faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Kadar air pada berbagai keadaan tanah

seperti kadar air kapasitas lapang dapat ditetapkan dengan metode yang berbeda. Air

merupakan salah satu komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Air yang diserap tanaman adalah air yang berada pada pori-pori tanah.

Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor

iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin.

Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran dalam

tanah, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat pertumbuhan.

5.2 Saran

Saran yang bisa saya berikan agar kakak asdos tetap mengajari kami dengan

sabar dan juga para praktikan dapat memahami apa yang di ajari dengan kakak-kakak

asdos dan juga kiranya mahasiswa dapat lebih mengerti apa yang di ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, D. (2015). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Kelas X MIA 7 dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem ] Solving pada Materi Stoikiometri di
SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal
Pendidikan Kimia, Vol. 4; 4, Hal 17-26.

Kurniahayati, D., & Syamsurizal. (2013). Kesalahan Konsep Materi Stoikiometri


yang Dialami Siswa SMA. Jurnal Ilmiah DIDAKTA, Vol. 9; 1,
Hal 43-59.

Ahmad, NA. 2014. Kajian Terhadap Kadar Air Tepung Jagung dan tepung
Karaginan sebagai Bahan Baku Puding Jagung. Universitas
Negeri Gorontalo.

Fauzana, NA.2017. Bahan Ajar : Bahan Tambahan Pakan Ikan. Fakultas Perikanan
Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Malangi,L.P. 2012. Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktifits Antioksidan


Ekstrak biji buah Alpukat (persea americana mill) JURNAL
MIPA UNSRAT vol. 1 (1) : 5-10.

Marela, HA. 2016. Laporan Praktikum Nutrisi Ikan. Fakultas Perikanan Dan
Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Wulan. 2011. Penetapan Kadar Air Motode Oven Pengering.


https://wulaniriky.wordpress.com/2011/01/19/penetapan-kadar
air-motode-oven-pengering-aa/.
Brendan, C., O. Kelly and V. Sivakumar. 2014. Water Content Determinations for
Peat and Other Organic Soils Using the Oven-Drying Method.
Drying Technology, 32(6): 631 – 643.

Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai