Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
a. Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
b. Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan padat dengan
konsentrasi tertentu.
c. Mengatahui Molaritas suatu zat

1.2 Dasar Teori


Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih.Larutan dapat terjadi
karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau
lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas.
Namun lazimnya yang disebut larutan adalah zat cair.Larutan terdiri dari dua
komponen yaitu pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat.Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-
zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi (Chang, 2003).
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan
selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah
mol zat yang terlarut dalam Iiter larutan ( james. E. Brady, 2000).
Rumus yang digunakan :
n
m=
v
Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan
volumenya dalam milliliter, maka molaritasnya dapat dihitung dengan
rumus
n x 1000 g x 1000
m= x m = Mr
ml ml

dimana :
M = molaritas (mol/liter)
n = mol zat terlarut (mol)
v = volume zat terlarut (gram)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu


larutan, sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan
menambahkan air (pelarut).
Dengan rumus :
Dimana:
M1.V1 =
M2.V2 M1 = Molaritas mula-mula
V1 = Volume larutan mula-mula
M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran)
V2 = Volume akhir (setelah pengenceran)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter


larutan.Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang
dialami zat itu, karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
Normalitas (N) ekivalen zat terlarut
Liter larutan
Normalitas (N) gram zat terlarut
Berat ekivalen x larutan
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Botol reagen 100 ml
3. Botol semprot
4. Botol timbang
5. Corong saring
6. Gelas Kimia
7. Kaca arloji
8. Label
9. Labu ukur 25 ml
10. Pipet tetes
11. Timbangan
2.1.2 Bahan
1. Aquades
2. Larutan Asam Sulfat H2SO4 pekat
3. Larutan Asam Klorida HCL pekat
4. Padatan Natrium Klorida NaCl

2.2 Prosedur Kerja


2.2.1 Pembuatan 100 ml larutan NaOH 1M dari padatan Naoh
1. Hitung berat padatan NaOH yang dibutuhkan dalam membuat 100
ml larutan NaOH 1N.
2. Timbang padatan NaOH sejumlah hasil perhitungan
3. Masukan padatan NaOH yang telah ditimbang ke dalam gelas
kimia, tambahkan aquades dan aduk sampai larut.
4. Bilas botol timbang dengan aquades dan hasil bilasan dimasukkan
ke dalam gelas kimia yang berisi larutan natrium hidroksida
5. Dinginkan larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
tambahkan aquades sampai tanda batas.
6. Homogen dan pindahkan larutan ke botol yang telah dicuci bersih
dan kering
7. Beri label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan, dan sifat larutan.

2.2.2 Pembuatan 100 ml larutan NaOH 1M dari padatan HCl


1. Tentukan konsentrasi larutan HCl pekat
2. Hitung volume larutan HCl pekat yang dibutuhkan dalam
membuat 100 ml larutan HCl 1N
3. Masukan sedikit aquades kedalam labu ukur 100 ml
4. Pipet larutan asam klorida pekat sejumlah hasil perhitungan (b)
5. Masukan larutan HCl yang telah dipipet ke dalam labu ukur 100
ml (c) tambahkan aquades sampai tanda batas
6. Homogenkan dan pindahkan larutan ke botol yang telah dicuci
bersih hingga kering
7. Beri label pada botol tersebtu sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan.

2.2.3 Pembuatan 100 ml larutan NaOH 1M dari padatan H2SO4


1. Tentukan konsentrasi larutan H2SO4
2. Hitung volume larutan H2SO4pekat yang dibutuhkan dalam
membuat 100 ml larutan H2SO41N
3. Masukan sedikit aquades kedalam labu ukur 100 ml
4. Pipet larutan asam klorida pekat sejumlah hasil perhitungan (b)
5. Masukan larutan H2SO4 yang telah dipipet ke dalam labu ukur
100 ml (c) tambahkan aquades sampai tanda batas
6. Homogenkan dan pindahkan larutan ke botol yang telah dicuci
bersih hingga kering
7. Beri label pada botol tersebtu sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan.
BAB III
ISI

3.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut :
3.1.1 Perhitungan
Mr NaOH = (1xAr Na) + (1xAr O) + (1xAr H)
= (1x23) + (1x16) + (1x1)
= 40 gr/cc
Mr H2SO4 = (2xAr H) + (1xAr S) + (4xAr O)
= (2x1) + (1x32) + (4x16)
= 2+ 32 + 64
= 98 gr/cc
Mr HCl = (1xAr H) + (1xAr Cl)
= (1x1) + (1x35.5)
= 36.5 gr/cc

Padatan
𝐺𝑟𝑎𝑚 1000
M NaOH = x
𝑀𝑟 V
𝑋 1000
1M = x
40 100
𝑋
1M = x 10
40
40 = 10 x
X = 4 gr

Cairan
HCl
% 𝑥 𝑏𝑗 𝑥 1000
M =
𝑀𝑟
37% 𝑥 1.19 𝑥 1000 440.3
= = = 12.06
36.5 36.5
M₁ x V₁ = M₂ x V₂
M₂ x V₂ 1 x 100
V₁ = = = 8.3 L
𝑀₁ 12.06

H2SO4
% 𝑥 𝑏𝑗 𝑥 1000
M =
𝑀𝑟
96% 𝑥 1.84 𝑥 1000 1766.4
= = = 18.02 M
98 98

M₁ x V₁ = M₂ x V₂
M₂ x V₂ 1 x 100
V₁ = = = 5.54 L
𝑀₁ 18.02

3.1.2 Pembahasan
Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya
terlebih dahulu. Dalam menghitung konsentrasinya dapat dinyatakan
dengan molalitas, molaritas, normalitas dan lain sebagainya. Sebelum
dapa menghitung konsentrasi terlebih dahulu kita perlu menentukan
masa atom relative, massa molekul relative, volum dari pelarut massa
larutan tersebut.
Proses pengenceran adalah mencampur larutan padat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Ada hal penting untuk pengamanan yang perlu
diperhatikan jika suatu larutan/ senyawa pekat diencerkan. Kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Misalnya H2SO4 pekat. Agar panas
itu hilang dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan
kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan senyawa kimia
asam sulfat pekat dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian
besar dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Pelarut harus ditambahkan sedikit demi sedikit
sampai volume larutan mencapai tanda gris yang mengelilingi leher
labu ukur.
Pada percobaan pembuatan larutan disediakan Padatan NaOH 1M,
larutan HCl 1.19 gr dan larutan H2SO4 1.84 gr
Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu dihitung M padatan
NaOH dan M dan Volume cairan HCl dan H2SO4 agar kita dapat
melakukan penngenceran.
Pada percobaan praktikum pembuatan larutan hasil yang didapat
saat membuat larutan adalah 12.06 M HCl membutuhkan 1.19 gr
NaOH, untuk larutan 18.02 M H2SO4 membutuhkan 1.84 gr
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat M dari padatan NaOH yaitu 4 gr, M dari cairan
HCl yaitu 12.06 M dengan volumenya 8.3 L dan M dari cairan H2SO4 yaitu
18.02 M dengan volumenya 5.54 L.
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya
disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara
dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi.

4.2 Saran
Setiap praktikan harus mentaati perturan dalam menggunakan ruang
laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Untuk
melakukan praktikum agar dapat dipahami dan dimengerti diperlakukan waktu
yang lebih lama. Serta diharapkan kepada praktikan untuk tenang pada saat
praktikum agar tetap kondusif
DAFTAR PUSTAKA

Yulia, Reiza Fitri. 2012. Laporan Mingguan Praktikum Kimia Dasar I. Cirebon.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai