75
76
Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water
interstial water adalah air yang diproduksikan ikut bersama-sama dengan minyak
dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam,
terutama NaCl sehingga merupakan air yang asam bahkan asam sekali.
Air formasi hampir selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon karena
memang di dalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari
suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari keseluruhan pori.
Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air formasi
yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sifat
air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi dapat dipertanggung-
jawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada spesifikasinya.
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur dan atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau plastik
agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion hidrogen karena akan
mempengaruhi kebasahan sampel.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan menentukan pH, Alkalinitas,
penentuan kandungan Kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat, Ferro, Klorida,
Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3).
1. Penentuan Kalsium dan Magnesium
Untuk kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu ditentukan
kesadahan totalnya.
2. Penentuan Alkalinitas
Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai CO3-, HCO3- dan
OH-, yaitu dengan menitrasi air sampel dengan larutan asam yang lemah
dan larutan indikator. larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam
penentuan kebasahan CO3- dan OH- adalah Phenolphtalein (Pp),
sedangkan Methyl Orange (MO) digunakan sebagai indicator dalam
penentuan HCO3-.
77
3. Penentuan Klorida
Unsur ion baku ditentukan dalam air formasi ialah Cl, yang
konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode Mohr selalu digunakan
dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai pH. Cara pengujian
dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai pH antara 6 sampai 8.5 dan
hanya ion SO yang sering mengganggu. Gangguan dapat diketahui dari
warna setelah titrasi dengan larutan AgNO3 warna abu-abu sampai hitam.
Bila hal ini dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan
cara mengasamkan contoh air yang akan diperiksa dengan larutan asam
senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. setelah didinginkan,
naikan pH sampai 6 hingga 8.5 dengan NHOH., larutan buffer kesadahan
total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali mengurangi pH
dengan HCL.
4. Penentuan Sodium
Sodium tidak ditentukan di lapangan, karena nilai sodium tidak dapat
dianggap nilai yang nyata atau absolut. Perhitungannya ialah dengan
pengurangan jumlah anion dengan jumlah kation dengan me/L kesadahan
total tidak dimasukkan dalam jumlah perhitungan ini. Air formasi selain
berasal dari lapisan lain yang masuk ke dalam lapisan produktivitasnya
yang disebabkan oleh :
a. Penyemenan yang kurang baik
b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh:
a. Korosi pada casing.
b. Sambungan kurang dapat.
c. Pengaruh gaya tektonik (patahan).
78
Pengambilan contoh air formasi sebaiknya dari kepala sumur dan atau
separator dengan pipa plastik lentur jangan dari bahan tembaga (Cu) karena mudah
larut. Peralatan harus bersih dari bekas noda dan di cuci alirkan dengan air formasi
yang akan diambil.
Alkalinitas CO3, HCO3, dan OH harus ditentukan di tempat pengambilan
contoh, karena ion-ion ini tidak stabil seiring dengan waktu dan suhu. Untuk itu pH
perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium harus
dilakukan segera setelah contoh diterima, karena unsur BaSO4 terbatas
kelarutannya, karena barium bereaksi dengan cepat terhadap SO4 sehingga akan
mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan kesalahan dalam
penelitian. Selain dengan barium, SO4 juga cepat bereaksi dengan kalsium menjadi
CaSO4 pada saat suhu turun.
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sistem
klasifikasi dari air formasi, hal ini dapat memudahkan pengerjaan
pengidentifikasian sifat-sifat air formasi. Di mana kita dapat memplot analisa air
formasi tersebut, hal ini memudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan –lapisan
batuan dari sumur secara tepat.
79
Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah:
1. Untuk korelasi lapisan batuan
2. Menentukan kebocoran casing
3. Menentukan kualitas sumber air untuk proses water flooding
Identifikasi terhadap mekanisme dan kondisi pembentukan, lokasi
terbentuknya scale serta komposisi endapan yang terbentuk merupakan langkah
awal dalam perencanaan program penanganan, baik pencegahan maupun
penanggulangan yang efektif.
Hasil perhitungan SI digunakan untuk identifikasi terbentuknya scale
dengan kriteria :
1. Jika SI negatif berarti air tidak di jenuhi CaCO3 atau kelarutan yang
dihasilkan lebih besar dari padatan yang dilarutkan,pada konsentrasi ini
air tersebut bersifat korosif.
2. Jika SI positif berarti air di jenuhi CaCO3 sehingga cenderung terbentuk
scale.
3. Jika harga SI = 0 , berarti air berada dalam kondisi jenuh
Pencegahan dan penanggulangan scale:
1. Pencegahan terbentuknya scale adalah usaha yang preventif yang
dilakukan sebelum terbentuk endapan scale
2. Apabila endapan scale telah terbentuk maka harus ditanggulangi untuk
menghilangkan scale yang telah terbentuk tersebut. Penanggulangan
endapan scale ini dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi ataupun
secara kombinasi antara mekanik dan kimia.
Mengatasi endapan scale :
a. Menghilangkan scale di pipa-pipa
Dengan kombinasi penggunaan zat kimia dan line pigging
b. Menghilangkan scale di dalam sumur dan formasi
1. Pembersihan scale pada tubing dan perforasi
80
M V
Kebasahan M = banyaknya cc .............................................. (8-2)
contoh air
Penentuan untuk setiap ion dalam mili ekuivalen (me/L) dapat ditentukan
dari tabel berikut:
Tabel 8.1 Harga kebasahan setiap ion
dengan CO3, bikarbonat terdapat bila nilai pH air pada range 4–8.3, karbonat
terdapat bila nilai pH air pada range 8.3–11. Rumus untuk menghitung
indeks stabilitas CaCO3 adalah:
SI = pH − k − pCa − pAlk ............................................................ (8-12)
Bila indeks berharga 0, berarti air tersebut secara kimiawi seimbang.
Bila indeks berharga positif, air tersebut mempunyai gejala membentuk
endapan. Bila indeks berharga negatif, air tersebut bersifat korosif.
Nilai pH dan Konsentrasi ion Ca2+, Mg2+, Na+, CO32-, SO42-, HCO3-
Di mana:
pH = Nilai pH pada pengukuran contoh air
K = Tenaga ion (ditandai m) dan suhu
Tenaga ion ini terdapat pada gambar grafik 8.8. Jumlah tenaga ion
didapat dengan mengalikan faktor tiap-tiap ion dengan konsentrasi dalam air
(dalam me/L atau mg/L) kemudian dijumlahkan dan k ditentukan dari
gambar grafik 8.8.
pCa = konversi ion 𝐶a2+ dalam 𝑚g⁄𝐿, lihat gambar grafik 8.9 ..... (8-13)
pAlk = konversi ion 𝐻CO3 − dalam 𝑚g⁄𝐿, lihat gambar grafik 8.9.(8-14)
Setelah selesai perhitungan dapat digambarkan suatu kurva indeks
stabilitas terhadap suhu agar diperhatikan gejala relatif pada air dari segi–
segi sistemnya.
Contoh permasalahan :
Hitung indeks stabilitas air pada suhu 50, 77, 177, dan 158 oF dengan air pH
= 6.9
88
Gambar grafik 8.9 digunakan untuk menentukan nilai pCa dan pAlk.
Tentukan titik konsentrasi Ca++ pada nilai sebelah kiri grafik, tarik garis
89
lurus hingga bertemu pada kurva kiri. Ikuti garis ke bawah untuk
menentukan nilai pCa. Cara yang sama untuk konsentrasi HCO3- dengan
kurva ke kanan dan ke bawah untuk pAlk. Setelah didapat harga pCa dan
pAlk, maka hitung indeks stabilitas dengan rumus 8-12.
SI/50 oF = 6.9–2.90 -2.2 -1.85 = -0.05
SI/77 oF = 6.9–2.65 -2.2 -1.85 = 0.20
SI/50 oF = 6.9–2.15 -2.2 -1.85 = -0.70
SI/50 oF = 6.9–1.50 -2.2 -1.85 = 1.35
Kesimpulan :
a. Air tersebut bergejala scalling pada suhu 54 oF ke atas.
b. Air tersebut bergejala corrosive pada suhu 54 oF ke bawah.
OH- Ba2+
CO32- Ca2+
SO42- Mg2+
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ion strength
Konsentrasi Faktor Koreksi
Ion Me/L x
PPM Me/L PPM Me/L Koreksi
Cl 687,324\3943 2,4 105 6 104 0,412394
SO4 2- 6,25 2,1 105 1 103 0,006250
CO3 2- 10 3,3 105 1,5 103 0,015000
HCO3 -
0 0,8 105 5 103 0,000000
Ca 2+ 2 3 105 2 103 0,004000
Mg 2+
0 8,2 105 1 103 0,000000
Fe 3+ 1000 53,571428 8,1 105 1,5 103 0,080357
2+
Ba Negatif Negatif - - -
Na + 651,002515 2,2 105 2 104 0,0130200
Σ Molar Ionic Strength 0,648201
91
-
92
Xe4ryv6a2 `z
95
8.5.2 Perhitungan
a. Konversi Satuan
Cl- elektron valensi = 1
24400 x 1
Konversi mg/L ke me/L = = 687,323943 me/L
35.5
SO42- elektron valensi = 2
300 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 6,25 me/L
96
CO32- elektron valensi = 2
300 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 10 me/L
60
HCO3 - elektron valensi = 1
0 x1
Konversi mg/L ke me/L = = 0 me/L
61
OH- elektron valensi = 1
51 x 1
Konversi mg/L ke me/L = = 3 me/L
17
Ca2+ elektron valensi = 2
40 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 2 me/L
40
Mg2+ elektron valensi = 2
0x2
Konversi mg/L ke me/L = = 0 me/L
24
Fe3+ elektron valensi = 3
1000 x 3
Konversi mg/L ke me/L = = 53,571 me/L
56
96
b. Ion Strength
Cl- : 687,324 x (6 x 10-4) = 0,412394
SO42- : 6,25 x (1 x 10-3) = 0,006350
CO32- : 10 x (1,5 x 10-3) = 0,015000
HCO3- : 0 x (5 x 10-3) = 0
Ca2+ : 2 x (2 x 10-3) = 0,004000
Mg2+ : 0 x (1 x 10-3) = 0
Fe3+ : 53,571428 x (1,5 x 10-3) = 0,080357
Ba2+ : Negatif
Na+ : 651,002515 x (2 x 10-4) = 0,130200
∑ Molar ionic strength = Cl− + SO4 2− + CO3 2− + HCO3 − + Ca2+ + Mg 2+ + Fe3+ + Na+
c. Nilai SI
SI 0 oC = 8–3,65–3,0–3,2 = –1,85
SI 20 oC = 8–3,39–3,0–3,2 = –1,59
SI 40 oC = 8–2,95–3,0–3,2 = –1,15
SI 60 oC = 8–2,36–3,0–3,2 = –0,56
SI 80 oC = 8–1,72–3,0–3,2 = 0,08
SI 100 oC = 8–0,94–3,0–3,2 = 0,86
8.6. Pembahasan
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau
plastik agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion hidrogen (H+) karena
akan mempengaruhi kebasahan sampel. SI (Stabilitas Indeks) didapatkan dari
beberapa data yaitu: temperatur, pH, k (tenaga ion keseluruhan), pAlk, dan pCa.
97
80
(-0.56, 60) (0.08, 80)
60
(-1.15, 40)
40
(-1.59, 20)
20
(-1.85, 0)
0
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
Indeks Stabilitas
Dari hasil perhitungan indeks stabilitas (SI), maka akan dapat diketahui
sifat–sifat dari air formasi yang diteliti dengan memperhatikan hubungan antara
pH air formasi, tenaga ion keseluruhan, temperatur, serta pCa dan pAlk, di mana
jika SI menunjukkan hasil yang positif, maka pada temperatur tersebut akan
cenderung untuk membentuk scale (bersifat basa). Sebaliknya, jika SI
menunjukkan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan
98
80
(2.36, 60)
60
(2.95, 40)
40
(3.39, 20)
20
(3.65, 0)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Tenaga Ion Keseluruhan
8.7 Kesimpulan
1. Stabilitas indeks (SI) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pH, tenaga ion
keseluruhan (k), konversi ion Ca2+ dan konversi ion HCO3 .
2. Dari data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
temperatur, maka semakin rendah tenaga ion keseluruhan (k) pada suatu
larutan.
3. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat
pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur, serta
total tenaga ion keseluruhan dari air formasi tersebut.
4. Jika harga SI bernilai negatif berarti bersifat asam, dan akan menimbulkan
masalah karena air formasi bersifat korosif. Dan jika harga SI bernilai positif
berarti bersifat basa, dan akan menimbulkan masalah yaitu pembentukan
scale.
5. Dari data di atas, air formasi dalam keadaan stabil pada kondisi temperatur
80 0C karena SI mendekati 0, yaitu 0,008.
6. Hubungan indeks stabilitas dengan temperatur alah berbanding lurus, di mana
apabila temperaturnya tinggi maka indeks stabilitasnya juga besar, dan
sebaliknya.
7. Hubungan temperatur dengan tenaga ion keseluruhan adalah berbanding
terbalik.