Anda di halaman 1dari 25

BAB VIII

ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI

8.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan sifat dari air formasi, apakah stabil, mengendap atau korosif.
2. Menentukan pH; alkalinitas; kandungan kalsium, magnesium, barium, sulfat,
ferro, klorida, sodium.
3. Menentukan nilai indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3).
4. Mengetahui perbandingan indeks stabilitas dengan temperatur.

8.2 Teori Dasar


Air formasi merupakan faktor utama yang berkaitan dengan pembentukan
scale. Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada matriks batuan
maupun pada dinding-dinding pipa dan peralatan di permukaan, seperti halnya
endapan yang sering kita jumpai pada panci ataupun ketel untuk memasak air.
Adanya endapan scale akan berpengaruh terhadap penurunan laju produksi
produksi. Bisa juga disederhanakan, scale adalah hasil kristalisasi dan
pengendapan mineral dari air formasi yang terproduksi bersama minyak dan gas
Terbentuknya endapan scale pada lapangan minyak berkaitan erat dengan
air formasi, di mana scale mulai terbentuk setelah air formasi ikut terproduksi ke
permukaan. Selain itu jenis scale yang terbentuk juga tergantung dari komposisi
komponen-komponen penyusun air formasi.
Mekanisme terbentuknya kristal-kristal pembentuk scale berhubungan
dengan kelarutan masing-masing komponen dalam air formasi. Sedangkan
kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi, terutama
tekanan dan temperatur. Perubahan kondisi sistem juga akan berpengaruh terhadap
kelarutan komponen.

75
76

Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water
interstial water adalah air yang diproduksikan ikut bersama-sama dengan minyak
dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan asam,
terutama NaCl sehingga merupakan air yang asam bahkan asam sekali.
Air formasi hampir selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon karena
memang di dalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian dari
suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari keseluruhan pori.
Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air formasi
yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sifat
air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi dapat dipertanggung-
jawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada spesifikasinya.
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur dan atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau plastik
agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion hidrogen karena akan
mempengaruhi kebasahan sampel.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan menentukan pH, Alkalinitas,
penentuan kandungan Kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat, Ferro, Klorida,
Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3).
1. Penentuan Kalsium dan Magnesium
Untuk kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu ditentukan
kesadahan totalnya.
2. Penentuan Alkalinitas
Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai CO3-, HCO3- dan
OH-, yaitu dengan menitrasi air sampel dengan larutan asam yang lemah
dan larutan indikator. larutan penunjuk (indicator) yang digunakan dalam
penentuan kebasahan CO3- dan OH- adalah Phenolphtalein (Pp),
sedangkan Methyl Orange (MO) digunakan sebagai indicator dalam
penentuan HCO3-.
77

3. Penentuan Klorida
Unsur ion baku ditentukan dalam air formasi ialah Cl, yang
konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode Mohr selalu digunakan
dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai pH. Cara pengujian
dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai pH antara 6 sampai 8.5 dan
hanya ion SO yang sering mengganggu. Gangguan dapat diketahui dari
warna setelah titrasi dengan larutan AgNO3 warna abu-abu sampai hitam.
Bila hal ini dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan
cara mengasamkan contoh air yang akan diperiksa dengan larutan asam
senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. setelah didinginkan,
naikan pH sampai 6 hingga 8.5 dengan NHOH., larutan buffer kesadahan
total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali mengurangi pH
dengan HCL.
4. Penentuan Sodium
Sodium tidak ditentukan di lapangan, karena nilai sodium tidak dapat
dianggap nilai yang nyata atau absolut. Perhitungannya ialah dengan
pengurangan jumlah anion dengan jumlah kation dengan me/L kesadahan
total tidak dimasukkan dalam jumlah perhitungan ini. Air formasi selain
berasal dari lapisan lain yang masuk ke dalam lapisan produktivitasnya
yang disebabkan oleh :
a. Penyemenan yang kurang baik
b. Kebocoran casing yang disebabkan oleh:
a. Korosi pada casing.
b. Sambungan kurang dapat.
c. Pengaruh gaya tektonik (patahan).
78

Adapun keadaan air formasi mempunyai sifat-sifat :


1. Sifat fisika , di mana meliputi :
a. Kompresibilitas
b. Kelarutan gas di dalam air
c. Viskositas air
d. Berat jenis
e. Konduktivitas
2. Sifat kimiawi, di mana meliputi :
a. Ion-ion negatif (Anion)
b. Ion-ion positif (Kation)

Pengambilan contoh air formasi sebaiknya dari kepala sumur dan atau
separator dengan pipa plastik lentur jangan dari bahan tembaga (Cu) karena mudah
larut. Peralatan harus bersih dari bekas noda dan di cuci alirkan dengan air formasi
yang akan diambil.
Alkalinitas CO3, HCO3, dan OH harus ditentukan di tempat pengambilan
contoh, karena ion-ion ini tidak stabil seiring dengan waktu dan suhu. Untuk itu pH
perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan kadar barium harus
dilakukan segera setelah contoh diterima, karena unsur BaSO4 terbatas
kelarutannya, karena barium bereaksi dengan cepat terhadap SO4 sehingga akan
mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan kesalahan dalam
penelitian. Selain dengan barium, SO4 juga cepat bereaksi dengan kalsium menjadi
CaSO4 pada saat suhu turun.
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan sistem
klasifikasi dari air formasi, hal ini dapat memudahkan pengerjaan
pengidentifikasian sifat-sifat air formasi. Di mana kita dapat memplot analisa air
formasi tersebut, hal ini memudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan –lapisan
batuan dari sumur secara tepat.
79

Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah:
1. Untuk korelasi lapisan batuan
2. Menentukan kebocoran casing
3. Menentukan kualitas sumber air untuk proses water flooding
Identifikasi terhadap mekanisme dan kondisi pembentukan, lokasi
terbentuknya scale serta komposisi endapan yang terbentuk merupakan langkah
awal dalam perencanaan program penanganan, baik pencegahan maupun
penanggulangan yang efektif.
Hasil perhitungan SI digunakan untuk identifikasi terbentuknya scale
dengan kriteria :
1. Jika SI negatif berarti air tidak di jenuhi CaCO3 atau kelarutan yang
dihasilkan lebih besar dari padatan yang dilarutkan,pada konsentrasi ini
air tersebut bersifat korosif.
2. Jika SI positif berarti air di jenuhi CaCO3 sehingga cenderung terbentuk
scale.
3. Jika harga SI = 0 , berarti air berada dalam kondisi jenuh
Pencegahan dan penanggulangan scale:
1. Pencegahan terbentuknya scale adalah usaha yang preventif yang
dilakukan sebelum terbentuk endapan scale
2. Apabila endapan scale telah terbentuk maka harus ditanggulangi untuk
menghilangkan scale yang telah terbentuk tersebut. Penanggulangan
endapan scale ini dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi ataupun
secara kombinasi antara mekanik dan kimia.
Mengatasi endapan scale :
a. Menghilangkan scale di pipa-pipa
Dengan kombinasi penggunaan zat kimia dan line pigging
b. Menghilangkan scale di dalam sumur dan formasi
1. Pembersihan scale pada tubing dan perforasi
80

2. Pembersihan scale dari ruang pori dan rekahan (Well Stimulation)


Dengan cara menginjeksikan asam ke dalam formasi produktif.

8.3 Peralatan Dan Bahan


8.3.1 Alat
1. Alat yang digunakan titrasi
2. Gelas ukur
3. Kertas lakmus
4. Pipet
8.3.2 Bahan
1. Sampel air formasi
2. Larutan indikator
3. Larutan buffer

Gambar 8.1 Alat yang digunakan titrasi


81

Gambar 8.2 Gelas ukur

Gambar 8.3 Kertas lakmus


82

Gambar 8.4 Pipet tetes

Gambar 8.5 Larutan buffer


83

Gambar 8.6 Larutan indikator


8.4 Prosedur Kerja
8.4.1 Penentuan pH (elektrolit):
1. Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan harga
pH dari sampel setelah mencocokkan warna pada standar pH paper strip,
maka diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna dari
paper strip.
2. Dengan alat yang digunakan ukur elektrolit, kalibrasi alat yang digunakan
sebelum digunakan dengan cara: isi botol dengan larutan buffer yang telah
diketahui harga pH-nya, masukkan elektrode pada botol yang berisi
larutan buffer. Putar tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH
larutan buffer.
3. Cuci botol dan elektrodenya sebelum digunakan untuk menguji sampel
dengan air distilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

8.4.2 Penentuan Alkalinitas


1. Mengambil contoh air formasi 1 cc dan menambahkan PP 2 tetes.
2. Mentitrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N. Bila larutan telah jernih,
mencatat jumlah larutan pentitrasi yang digunakan.
3. Menetesi dengan larutan MO 2 tetes.
84

4. Mentitrasi kembali sampai ada perubahan yang digunakan warna menjadi


pink, mencatat volume larutan pentitrasi.
5. Perhitungan :
Vp
Kebasahan P = banyaknya cc contoh air................................................(8-1)

M V
Kebasahan M = banyaknya cc .............................................. (8-2)
contoh air

Penentuan untuk setiap ion dalam mili ekuivalen (me/L) dapat ditentukan
dari tabel berikut:
Tabel 8.1 Harga kebasahan setiap ion

HCO3 CO3 OH


P = 0 M  20 0 0
P = M 0 0 20  P
2P = M 0 40  P 0
2P < M 20  (M  2P) 40  P 0
2P > M 0 40  (M  P) 20  (2P  M)

8.4.3 Penentuan Kalsium dan Magnesium


a. Penentuan kesadahan total :
1. Mengambil 20 ml air suling dan menambahkan 2 tetes larutan buffer
kesadahan total dan 1 tetes indikator, warna harus biru asli (jernih).
2. Menambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah.
3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total hingga warna kembali
jernih, mencatat volume pentitrasi.
4. Perhitungan :
Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
volume titrasi×2
Kesadahaan total, me⁄L = volume contoh air................................ (8-3)

Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm


volume titrasi×20
Kesadahaan total, me⁄L = volume contoh air................................ (8-4)
85

b. Penentuan Kalsium (Ca):


1. Mengambil 20 ml air suling, menambahkan 2 tetes larutan buffer
calver dan 1 tepung indicator calver II, warna akan berubah menjadi
cerah.
2. Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca larutan yang
berubah menjadi kemerahan.
3. Mentitrasi dengan larutan kesadahan total 20 epm, warna akan berubah
jernih, mencatat volume titrasi.
c. Penentuan Magnesium (Mg) :
Magnesium, 𝑚e⁄𝐿 = (kesadahan total me⁄L) − (kalsium, me⁄L) ..(8-5)
Magnesium, 𝑚e⁄𝐿 = magnesium, me⁄L × 12,2...................................... (8-6)
8.4.4 Penentuan Klorida
1. Mengambil 20 ml air sampel, menambahkan 5 tetes KCrO, warna akan
menjadi bening.
2. Mentitrasi dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001 g Cl sampai warna cokelat
kemerahan, mencatat volume pentitrasi.
3. Jika menggunakan AgNO3 0,001 N :
ml titer×1000
Kadar Cl, mg⁄L = ..........................................................(8-7)
ml contoh air

4. Jika menggunakan AgNO3 0,01 N :


ml titer×10000
Kadar Cl, mg⁄L = ........................................................(8-8)
ml contoh air

8.4.5 Penentuan Sodium


1. Mengonversikan mg/L anion dengan me/L dan menjumlahkan harganya.
Cl− ,mg⁄L SO4 2− ,mg⁄L CO3 2− ,mg⁄L HCO3 − ,mg⁄L OH− ,mg⁄L
+ + + + ...........(8-9)
35,5 48 30 61 17
86

2. Mengonversikan mg/L kation menjadi me/L dan menjumlahkan


harganya.
Ca2+ ,mg⁄L Mg2+ ,mg⁄L Fe3+ ,mg⁄L Ba2+ ,mg⁄L
+ + + .............................. (8-10)
20 12,2 18,60 68,7

3. Kadar Sodium (Na), mg⁄L = (anion − kation) × 23 ................. (8-11)


a. Grafik hasil analisa air
Hasil analisa air sering dinyatakan dengan bentuk grafik. Kita
dapat menandai perbedaan dari contoh air dengan membandingkan
dua macam contoh air (atau lebih) dari grafik tersebut. Metode yang
umum digunakan adalah metode stiff. Metode ini dapat diplot secara
logaritma atau normal antara konsentrasi kation pada sisi kiri titik
pusat dan konsentrasi anion diplot pada sisi kanan pusat. Contoh :
Tabel 8.2 Harga Konsentrasi Komponen
Konsentrasi
Komponen
mg/L me/L
Natrium 1794 78.04
Kalsium 39 1.95
Magnesium 19 1.65
Barium 0 0
Klorida 1248 39.19
Sulfat 645 13.43
Karbonat 280 9.33
Bikarbonat 1440 23.80
Iron 13 0.23

8.4.6 Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3


Air yang mengandung CO3 dalam bentuk apapun akan membentuk kerak
atau korosi, tergantung pH dan suhu. Hal ini dapat diketahui dengan
perhitungan indeks stabilitas air. CO3 yang terdapat di dalam air tersebut
mungkin akan tersebut sebagai asam arang (H2CO3), bikarbonat (HCO3),
atau karbonat (CO3). Asam arang terdapat bila air tersebut terlalu jenuh
87

dengan CO3, bikarbonat terdapat bila nilai pH air pada range 4–8.3, karbonat
terdapat bila nilai pH air pada range 8.3–11. Rumus untuk menghitung
indeks stabilitas CaCO3 adalah:
SI = pH − k − pCa − pAlk ............................................................ (8-12)
Bila indeks berharga 0, berarti air tersebut secara kimiawi seimbang.
Bila indeks berharga positif, air tersebut mempunyai gejala membentuk
endapan. Bila indeks berharga negatif, air tersebut bersifat korosif.
Nilai pH dan Konsentrasi ion Ca2+, Mg2+, Na+, CO32-, SO42-, HCO3-
Di mana:
pH = Nilai pH pada pengukuran contoh air
K = Tenaga ion (ditandai m) dan suhu
Tenaga ion ini terdapat pada gambar grafik 8.8. Jumlah tenaga ion
didapat dengan mengalikan faktor tiap-tiap ion dengan konsentrasi dalam air
(dalam me/L atau mg/L) kemudian dijumlahkan dan k ditentukan dari
gambar grafik 8.8.
pCa = konversi ion 𝐶a2+ dalam 𝑚g⁄𝐿, lihat gambar grafik 8.9 ..... (8-13)
pAlk = konversi ion 𝐻CO3 − dalam 𝑚g⁄𝐿, lihat gambar grafik 8.9.(8-14)
Setelah selesai perhitungan dapat digambarkan suatu kurva indeks
stabilitas terhadap suhu agar diperhatikan gejala relatif pada air dari segi–
segi sistemnya.
Contoh permasalahan :
Hitung indeks stabilitas air pada suhu 50, 77, 177, dan 158 oF dengan air pH
= 6.9
88

Tabel 8.3 Indeks Stabilitas


Ion me/L mg/L
Ca++ 12.0 240
++
Mg 20.4 249
Na+ 295.5 6769
Cl- 253.5 9000
-
SO4 41.7 2000
HCO3- 13.8 841
Dengan menggunakan faktor-faktor yang terdapat pada grafik I, jumlah
tenaga ion dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 8.4 Perhitungan Tenaga Ion
Ion (me/L) * faktor = ...me/L
-5
Ca++ 12.0 * 5 x 10 = 0.1476
Mg++ 20.4 * 1 x 10-3 = 0.012
+ -3
Na 295.5 * 1 x 10 = 0.0204
- -5
Cl 253.5 * 5 x 10 = 0.1268
SO4- 41.7 * 1 x 10-5 = 0.0417
- -5
HCO3 13.8 * 5 x 10 = 0.0069
Jumlah tenaga ion = 0.3554
Setelah menggunakan ion dari air dapat dihitung, tentukan nilai L dari
grafik I dimulai dari bawah grafik jumlah tenaga ion (µ), ikuti garis tegak
lurus hingga bertemu dengan kurva suhu, kemudian baca nilai K ke sisi kiri.
Tabel 8.5 Harga Faktor K dan Suhu
Suhu Faktor K
50 oF 2.9
77 oF 2.65
122 oF 2.15
156 oF 1.5

Gambar grafik 8.9 digunakan untuk menentukan nilai pCa dan pAlk.
Tentukan titik konsentrasi Ca++ pada nilai sebelah kiri grafik, tarik garis
89

lurus hingga bertemu pada kurva kiri. Ikuti garis ke bawah untuk
menentukan nilai pCa. Cara yang sama untuk konsentrasi HCO3- dengan
kurva ke kanan dan ke bawah untuk pAlk. Setelah didapat harga pCa dan
pAlk, maka hitung indeks stabilitas dengan rumus 8-12.
SI/50 oF = 6.9–2.90 -2.2 -1.85 = -0.05
SI/77 oF = 6.9–2.65 -2.2 -1.85 = 0.20
SI/50 oF = 6.9–2.15 -2.2 -1.85 = -0.70
SI/50 oF = 6.9–1.50 -2.2 -1.85 = 1.35
Kesimpulan :
a. Air tersebut bergejala scalling pada suhu 54 oF ke atas.
b. Air tersebut bergejala corrosive pada suhu 54 oF ke bawah.

8.5 Analisa Dan Perhitungan


8.5.1 Analisa
Tabel 8.6 Tabulasi Konsentrasi Ion Anion dan Kation
Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation
Anion BM Mg/L Me/ L(*) Kation BM Mg/L Me/L
 35,5 24.400 687,323943 Ca ++
40 40 2
Cl
SO42 96 300 6,25 Mg++ 24 0 0
CO32 60 300 10 Fe+++ 56 1000 53,571428
HCO3 61 0 0 Ba++ 137
OH 17 51 3 Na+
Anion 706,573943 Kation 55,571428

* konversi mg/L ke me/L = ((mg/L)* valensi/BM) ............................... (8-15)


Kadar Sodium (Na+) = Anion  Kation
= (706,573943  55,571428) Me/L
= 651,002515 Me/L
90

Gambar Grafik 8.7 Diagram Stiff–Davis

OH- Ba2+

HCO3- Fe3+ (10)

CO32- Ca2+

SO42- Mg2+

(102) Cl- Na+ (102)

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel 8.7 Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3

Ion strength
Konsentrasi Faktor Koreksi
Ion Me/L x
PPM Me/L PPM Me/L Koreksi
Cl  687,324\3943 2,4  105 6  104 0,412394
SO4 2- 6,25 2,1  105 1  103 0,006250
CO3 2- 10 3,3  105 1,5  103 0,015000
HCO3 -
0 0,8  105 5  103 0,000000
Ca 2+ 2 3  105 2  103 0,004000
Mg 2+
0 8,2  105 1  103 0,000000
Fe 3+ 1000 53,571428 8,1  105 1,5  103 0,080357
2+
Ba Negatif Negatif - - -
Na + 651,002515 2,2  105 2  104 0,0130200
Σ Molar Ionic Strength 0,648201
91

Gambar Grafik 8.8 Penentuan harga k pada CaCO3

-
92

Dari grafik diperoleh:


Tenaga ion keseluruhan (k, dari gambar grafik 8.8) pada suhu:
Pada temperatur 0 C = 3,65
Pada temperatur 20 C = 3,39
Pada temperatur 40 C = 2,95
Pada temperatur 60 C = 2,36
Pada temperatur 80 C = 1,72
Pada temperatur 100 C = 0,94
93

Gambar Grafik 8.9 Penentuan harga pCa dan pAlk


94

Xe4ryv6a2 `z
95

Dari grafik diperoleh:


Harga pCa = 3,0 pAlk = 3,2
Harga indeks stabilitas CaCO3 (SI) = pH–k–pCa–pAlk

8.5.2 Perhitungan
a. Konversi Satuan
Cl- elektron valensi = 1
24400 x 1
Konversi mg/L ke me/L = = 687,323943 me/L
35.5
SO42- elektron valensi = 2
300 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 6,25 me/L
96
CO32- elektron valensi = 2
300 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 10 me/L
60
HCO3 - elektron valensi = 1
0 x1
Konversi mg/L ke me/L = = 0 me/L
61
OH- elektron valensi = 1
51 x 1
Konversi mg/L ke me/L = = 3 me/L
17
Ca2+ elektron valensi = 2
40 x 2
Konversi mg/L ke me/L = = 2 me/L
40
Mg2+ elektron valensi = 2
0x2
Konversi mg/L ke me/L = = 0 me/L
24
Fe3+ elektron valensi = 3
1000 x 3
Konversi mg/L ke me/L = = 53,571 me/L
56
96

b. Ion Strength
Cl- : 687,324 x (6 x 10-4) = 0,412394
SO42- : 6,25 x (1 x 10-3) = 0,006350
CO32- : 10 x (1,5 x 10-3) = 0,015000
HCO3- : 0 x (5 x 10-3) = 0
Ca2+ : 2 x (2 x 10-3) = 0,004000
Mg2+ : 0 x (1 x 10-3) = 0
Fe3+ : 53,571428 x (1,5 x 10-3) = 0,080357
Ba2+ : Negatif
Na+ : 651,002515 x (2 x 10-4) = 0,130200
∑ Molar ionic strength = Cl− + SO4 2− + CO3 2− + HCO3 − + Ca2+ + Mg 2+ + Fe3+ + Na+

= 0,412394 + 0,006350 + 0,015000 + 0 + 0,004000 + 0 + 0,080357 + 0,130200


= 𝟎, 𝟔𝟒𝟖𝟐𝟎𝟏

c. Nilai SI
SI 0 oC = 8–3,65–3,0–3,2 = –1,85
SI 20 oC = 8–3,39–3,0–3,2 = –1,59
SI 40 oC = 8–2,95–3,0–3,2 = –1,15
SI 60 oC = 8–2,36–3,0–3,2 = –0,56
SI 80 oC = 8–1,72–3,0–3,2 = 0,08
SI 100 oC = 8–0,94–3,0–3,2 = 0,86

8.6. Pembahasan
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau
plastik agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion hidrogen (H+) karena
akan mempengaruhi kebasahan sampel. SI (Stabilitas Indeks) didapatkan dari
beberapa data yaitu: temperatur, pH, k (tenaga ion keseluruhan), pAlk, dan pCa.
97

Air formasi hampir selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon karena


memang di dalam suatu akumulasi minyak (reservoir), air selalu menempati
sebagian dari suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari keseluruhan
pori. Pada data yang telah diberikan, diketahui bahwa pH = 8, pCa = 3,0, pAlkali
= 3,2. Untuk nilai k (tenaga ion keseluruhan) didapat dengan membaca grafik
Ionic Strength (gambar grafik 8.8). Setelah pembacaan grafik kita lakukan,
barulah kita bisa menentukan harga SI (Stabilitas Indeks) pada temperatur
tertentu di mana kita mendapatkan pembacaan nilai k (tenaga ion keseluruhan).
Dari data tersebut, kemudian diplotkan ke dalam suatu grafik menjadi
grafik seperti di bawah ini :
Gambar Grafik 8.10 Hubungan Indeks Stabilitas dengan Temperatur

Hubungan Indeks Stabilitas terhadap


Temperatur
120
(0.86, 100)
100
Temperatur (0C)

80
(-0.56, 60) (0.08, 80)
60
(-1.15, 40)
40
(-1.59, 20)
20
(-1.85, 0)
0
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
Indeks Stabilitas

Dari hasil perhitungan indeks stabilitas (SI), maka akan dapat diketahui
sifat–sifat dari air formasi yang diteliti dengan memperhatikan hubungan antara
pH air formasi, tenaga ion keseluruhan, temperatur, serta pCa dan pAlk, di mana
jika SI menunjukkan hasil yang positif, maka pada temperatur tersebut akan
cenderung untuk membentuk scale (bersifat basa). Sebaliknya, jika SI
menunjukkan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan
98

cenderung menyebabkan korosi pada peralatan yang digunakan untuk produksi


(bersifat asam), akan tetapi jika SI menunjukkan hasil nol (SI = 0) maka pada
temperatur tersebut air formasi dalam keadaan seimbang di mana tidak terbentuk
scale maupun korosi. Hubungan indeks stabilitas dengan temperatur adalah
berbanding lurus, di mana apabila temperaturnya tinggi maka indeks stabilitasnya
juga besar, dan sebaliknya.
Gambar Grafik 8.11 Hubungan Tenaga Ion Keseluruhan dengan Temperatur

Hubungan Tenaga Ion Keseluruhan dengan


Temperatur
120
(0.94, 100)
100
(1.72, 80)
Temperatur (0C)

80
(2.36, 60)
60
(2.95, 40)
40
(3.39, 20)
20
(3.65, 0)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Tenaga Ion Keseluruhan

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa jika semakin tinggi temperatur


maka nilai ion keseluruhan (k) akan semakin kecil dan sebaliknya, jika temperatur
semakin rendah maka nilai ion keseluruhan akan semakin tinggi. Hubungan
temperatur dengan tenaga ion keseluruhan adalah berbanding terbalik.
99

8.7 Kesimpulan
1. Stabilitas indeks (SI) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pH, tenaga ion
keseluruhan (k), konversi ion Ca2+ dan konversi ion HCO3 .
2. Dari data yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
temperatur, maka semakin rendah tenaga ion keseluruhan (k) pada suatu
larutan.
3. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat
pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur, serta
total tenaga ion keseluruhan dari air formasi tersebut.
4. Jika harga SI bernilai negatif berarti bersifat asam, dan akan menimbulkan
masalah karena air formasi bersifat korosif. Dan jika harga SI bernilai positif
berarti bersifat basa, dan akan menimbulkan masalah yaitu pembentukan
scale.
5. Dari data di atas, air formasi dalam keadaan stabil pada kondisi temperatur
80 0C karena SI mendekati 0, yaitu 0,008.
6. Hubungan indeks stabilitas dengan temperatur alah berbanding lurus, di mana
apabila temperaturnya tinggi maka indeks stabilitasnya juga besar, dan
sebaliknya.
7. Hubungan temperatur dengan tenaga ion keseluruhan adalah berbanding
terbalik.

Anda mungkin juga menyukai