5.3.2. Bahan
1. Sample minyak (crude oil).
2. Air.
3. Gas LPG
Keterangan :
1. Bath
2. Tag Closed Tester
3. Lid (penutup)
4. Thermometer
5.5.2. PERHITUNGAN
1. Titik Nyala :
Sampel A
TN = ( 9/5 x 46oC ) + 32 oF
= 114,8 ºF
Sampel B
TN = ( 9/5 x 48oC ) + 32 oF
= 118,4 ºF
2. Titik Bakar :
Sampel A
TB = ( 9/5 x 51 oC ) + 32 oF
= 123,8 ºF
Sampel 2
TB = ( 9/5 x 55 oC ) + 32 oF
= 131 ºF
Perhitungan Aritmatik Titik Bakar dan Titik Nyala
1. Rata-rata:
Sampel 1
a.
Sampel 2
a.
b.
2. Standar Deviasi:
Sampel 1
a. Titik Nyala (TN)
Sampel 2
a. Titik Nyala (TN)
Tabel V-3
Titik Bakar Sampel B
(TN-
Plug TitikNyala Titik Bakar TNMean)^2 (TB-TBMean)^2
A 50 62 2,25 2,777777778
B 48 58 12,25 5,444444444
C 48 68 12,25 58,77777778
D 48 55 12,25 28,44444444
E 49 56 6,25 18,77777778
F 55 61 12,25 0,444444444
G 60 64 72,25 13,44444444
H 57 66 30,25 32,11111111
I 51 55 0,25 28,44444444
J 59 64 56,25 13,44444444
K 48 50 12,25 106,7777778
L 45 65 42,25 21,77777778
Total 618 724 271 330,6666667
Mean 51,5 60,33333333
SD 4,96350316 5,482755335
5.6 PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah penentuan titik nyala dan titik bakar dengan Tag
Closed Tester. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan titik nyala
(flash point) dan titik bakar (fire point). Prinsip dari percobaan ini adalah
pemanasan dan pembakaran. Sampel dipanaskan hingga menghasilkan uap dan
dapat memunculkan percikan api ataupun sampai terbakar saat disulut api.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan
bahan yang digunakan adalah tag closed tster, shield,thermometer, crude oil dan
air. Pertama-tama siapkan 50 ml crude oil sampel A dan sampel B. Kemudian
masing-masing sampel dimasukkan kedalam test cup.Selanjutnya masukkan air
kedalam bath hingga air meluap. Fungsi air ini adalah untuk meratakan panas di
dalam tag closed tester. Setelah itu, masukkan test cup kedalam bath. Tutup tag
closed tester lalu putar regulator untuk memanaskan tag closed tester. Kemudian
nyalakan test flame lalu uji titik nyala dan titik bakar sampel. Setiap kenaikan
temperatur, sulut gas yang keluar dari sampel dengan test flame. Ketika sampel
menyala sebentar untuk pertama kalinya, maka temperatur yang terbaca
merupakan titik nyala (flash point) dari sampel tersebut. Setelah titik nyala
ditentukan, ulangi penyulutan api pada gas yang keluar dari sampel setiap
kenaikan temperatur untuk menentukan titik bakar. Jika sampel menyala lebih dari
5 detik, maka temperatur yang terbaca merupakan titik bakar (fire point) dari
sampel tersebut.
Dari percobaan ini, didapatkan titik nyala pada suhu 114,5 0F dan titik
bakar pada suhu 123,8 0F pada sampel A. Sedangkan pada sampel B didapat titik
nyala pada suhu 118,4 0F dan titik bakar pada suhu 131 0F. Titik nyala dan titik
bakar. Dari grafik 5.1 terlihat bahwa garis warna merah (sampel B) cenderung
berada di atas garis warna biru (sampel A), sehingga dapat disimpulkan bahwa
titik nyala dan titik bakar sampel B lebih tinggi daripada sampel A. Beberapa plug
yang mana garis sampel B berada dibawah sampel A mungkin terjadi disebabkan
karena kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mencegah kebakaran
pada peralatan produksi terutama pada flow line dan storage tank. Oleh karena itu,
suhu minyak tidak boleh diatas titik nyala dan titik bakar. Cara pencegahannya
adalah dengan memasang isolator untuk mendinginkan suhu. Selain itu, dapat
juga dengan mengecat peralatan produksi menggunakan warna-warna cerah agar
tidak menyerap panas matahari.
5.7. KESIMPULAN