123
124
Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan yodium dan
barium yang cukup besar dan dapat juga digunakan untuk mengetahui adanya
reservoir minyak yang cukup besar
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi:
Adanya korosi
Adanya solid deposit
Adanya scale formation
Adanya emulsi
Adanya kerusakan formasi
Oleh karena adanya hal-hal di atas, maka diperlukan suatu bentuk
penanganan terhadap air formasi guna mengurangi resiko kerugian seminimal
mungkin. Adapun bentuk penanganan itu adalah dengan cara melakukan analisa
terrhadap air formasi yang terdiri atas: pH, alkalinitas, kandungan kalsium,
magnesium, barium, sulfat, ferro, klorida, sodium dan perhitungan indeks stabilitas
kalsium karbonat.
Untuk menganalisa air formasi secara tepat digunakan metoda klasifikasi
air formasi yang digambarkan secara grafis. Hal ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada
spesifikasinya.
125
9.3.2. Bahan
1. Phenolplatein (PP)
2. Methyl Orange (MO)
3. H2SO4 0,02 N
4. AgNO3 0,1 N
5. Indikator K2CrO4
6. SO4
7. Sample air formasi
126
H2SO4
Corong
Indikator PP
Indikator MO
Buret
Indikator K2CrO4
B. Penentuan Alkalinitas
Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO3 , H CO3
Warna akan berubah dari pink menjadi jernih. Catat jumlah larutan
asam tersebut sebagai Vp (1).
3. Menetesi lagi dengan 2 tetes MO, warna akan berubah menjadi
merah tua.
4. Mentitrasi lagi dengan H 2 SO4 0,02 N sampai warna menjadi
orange/merah muda. Mencatat banyaknya larutan asam total yaitu
: jumlah asam (1/pp) + jumlah asam ((2/MO) sebagai Vm.
B.2. Perhitungan
Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air formasi.
Kebasahan M = Vm / banyaknya cc contoh air formasi.
Konsentrasi untuk setiap ion dalam mili ekivalen (me/L) dapat
ditentukan dari tabel berikut :
Tabel IX-1
Tabel Konsentrasi Ion
HCO 3 CO3 OH
P=0 M x 20 0 0
P=M 0 0 20 x P
2P = M 0 40 x P 0
2P < M 20 x (M-2P) 40 x P 0
2P > M 0 40 x (M – P) 20 x (2P – M)
C. Penentuan Klorida
1. Mengisi 5 ml air sample pada gelas titrasi, tambahkan 5 tetes KcrO,
dan warna larutan akan menjadi bening
2. Mentiter dengan larutan AgNO3 1 ml = 0,001g Cl sambil digoyang
sampai warna menjadi coklat kemerahan (disertai dengan endapan
putih). Tunggu sebentar sampai warna tidak berubah lagi. Catat
banyaknya AgNO3 yang dipergunakan.
mltiter * 1000
Kadar Cl, mg / L =
mlcontohair
D. Penentuan Kadar Sulfat (SO4) dengan Instan Test Kit (0-300 ppm)
1. Mengisi Outer tube dengan sampel air formasi sebanyak 2,5 ml,
menambahkan 2 tetes SO4 -1A ke outler tube dan mencampurkan.
2. Menambahkan 1 level microspoon (hijau) SO4 -2A ke outler tube,
mncampurkan, mengkondisikan pada suhu 40 oC selama 5 menit,
menggoyangkan tube beberapa kali selama pemanasan.
3. Menambahkan 2,5 ml SO4-3A ke outler tube dan mencampurkan.
4. Memindahkan isi campuran dari outler tube ke inner tube.
5. Menambahkan 4 tetes SO4-4A ke inner tube dan mencampurkan.
6. Mengisi outler tube dengan 2,5 ml sampel air murni/destilat.
7. Membandingkan 2 warna dari outer tube dan inner tube setelah
dikondisikan pada suhu 40 oC selama 7 menit.
E.2. Perhitungan
1. Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
mlliter * 2
Kalsium, me / L =
mlcontohair
2. Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
mlliter * 20
Kalsium, me / L =
mlcontohair
Konversi kadar Ca dalam mg / L = Ca, mg / L * 20
F. Penentuan Magnesium
1. Mengambil 1 tetes air formasi yang akan diuji dengan pipet ke
tabung reaksi (1).
2. Menambahkan 9 tetes larutan penyangga (buffer solution),
mencampurkanya.
3. Memnidahkan 2 tetes larutan dari tabuing reaksi (1) ke tabunga
reaksi (2).
4. Mengisi tabung reaksi (2) degan larutan penyangga (buffer)
sampai batas 5 ml.
5. Menambahkan 10 tetes larutan reagen (reagen solution) dan
mencampurkannya.
Magnesium ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Magnesium, me / L = (kesadahan total, me / L) – (kalsium, me / L)
Magnesium, me / L = Magnesium, me / L * 12,2
135
9.5.2. Perhitungan
*konversi mg/L ke me/L = (mg/L*Valensi)/BM
Kadar Sodium (Na+) = ∑ Anion - ∑ Kation
= 519,419 – 51,054 = 468,365 Me/L
Dari grafik diperoleh :
Tenaga ion keseluruhan (K)
0C = 3,59
20C = 3,29
40C = 2,85
60C = 2,3
80C = 1,65
100oC = 0,85
Harga pCa = 2,45 dan pAlk = 2,75
Tabel IX-2.
Tabel Hasil Analisa Konsentrasi Kimiawi
Tabel IX-3.
Tabel Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3
OH- Ba2+
HCO3
- Fe2+
CO32 Ca2+
-
SO42- Mg2+
Cl- Na+
139
Indeks Stabilisasi CaCO3 vs Temperatur
120
100
80
Temperatur (˚C)
60
40
20
0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Indeks Stabilisasi
140
141
9.6. PEMBAHASAN
Reservoir menyimpan fluida cairan maupun gas. Fluida cairan yang
tersimpan di dalam reservoir berupa minyak dan air formasi. Pada saat fluida keluar
dari reservoir menuju permukaan maka akan terproduksi minyak mentah dan juga
air formasi. Air formasi bisa bersifat basa, bersifat asam dan stabil. Air formasi
yang bersifat basa maupun asam akan menimbulkan permasalahan pada perlatan
produksi, oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk menentukan kandungan
kimiawi dari air formasi.
Prinsip percobaan ini adalah titrasi. Setelah itu, akan dibuat juga diagram
stiff. Diagram stiff akan menunjukkan besar kandungan dari komponen yang
terkandung dalam air formasi.
Fungsi dari dilakukan titrasi dan penentuan kadar dengan menggunakan
Instant Test Kit adalah untuk mengetahui besar kandungan dari parameter-
parameter yang dicari, sehingga dapat ditentukan apakah air formasi ini bersifat
asam, basa, atau stabil.
Maksud dari konversi mg/L ke me/L adalah untuk menyesuaikan dengan
keadaan asli dari unsur-unsur yang diteliti tersebut, dengan melihat aspek valensi
dan juga berat molekulnya. Sehingga akan didapatkan hasil percobaan yang benar-
benar akurat, yang sesuai dengan keadaan asli dari unsur tersebut.
Jika perhitungan indeks stabilitas ( SI ) di atas menghasilkan suatu angka–
angka, maka akan dapat diketahui sifat – sifat dari air formasi yang diteliti dengan
memperhatikan hubungan antara pH air formasi, tenaga ion keseluruhan,
temperatur, serta pCa dan pAlk, dimana jika SI menunjukkan hasil yang positif
maka pada temperatur tersebut akan cenderung untuk membentuk scale.
Sebaliknya, jika SI menunjukkan hasil negatif maka pada temperatur tersebut air
formasi akan cenderung untuk membentuk korosi pada alat – alat produksi, akan
tetapi jika SI menunjukkan hasil nol ( SI = 0 ) maka pada temperatur tersebut air
formasi dalam keadaan setimbang dimana tidak terbentuk scale maupun korosi.
Dari percobaan diperoleh jumlah anion sebesar 519,419 Me/L, jumlah
kation sebesar 51,054 Me/L dan jumlah molar ionic strength 0.4833475 Me/L, pCa
2,45, dan pAlkali 2,75. Dan didapat juga Indeks Stabilitas CaCO3 (SI) sebesar -0,79
142
pada 0 oC, -0,49 pada suhu 20 oC, -0,05 pada suhu 40 oC, 0,5 pada suhu 60 oC, 1,15
pada suhu 80 oC, dan 1,95 pada suhu 100 oC, . Dari diagram stiff didapatkan
gambaran bahwa jenis air formasi tersebut adalah basa. Maka sifat dari air formasi
tersebut dapat menimbulkan scale pada alat produksi.
Pada grafik CaCO3, harga positif (+) menunjukkan bahwa sampel bersifat
menyebabkan scale, dan negatif (-) menunjukkan sifat yang menyebabkan korosi.
Dengan mengetahui temperatur dari scale dan temperatur corrosive dari air formasi
kita dapat mencegah kerusakan dari alat-alat produksi sumur dengan cara
membersihkan kotoran yang ada pada pipa-pipa dari alat-alat produksi sumur dan
menginjeksikan corrosion inhibitor untuk menekan kadar asam dari air formasi.
Sehingga kita sudah dapat menghemat biaya yang begitu besar dibandingkan harus
mengganti pipa yang berkarat. Juga dengan injeksi scale inhibitor dan pembersihan
menggunakan pigging untuk mencegah terjadinya scale.
Secara garis besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan
informasi mengenai seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkandung dalam
air formasi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi dampak
berupa kerusakan terhadap pipa pemboran maupun alat–alat produksi lainnya
akibat adanya scale dan korosi.
143
9.7. KESIMPULAN
1. Dari percobaan diperoleh hasil :
o 0C = 8 - 3,59 - 2,45 - 2,75 = -0,79
o 20C = 8 - 3,29 - 2,45 - 2,75 = -0,49
o 40C = 8 - 2,85- 2,45 - 2,75 = -0,05
o 60C = 8 - 2,3- 2,45 - 2,75 = 0,5
o 80C = 8 - 1,65- 2,45 - 2,75 = 1,15
o 100oC = 8 - 0,85- 2,45 - 2,75 = 1,95
2. Harga SI yang negatif menunjukkan bahwa masalah pada produksi
adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat korosif. Harga SI
yang positif menunjukkan bahwa masalah pada produksi adalah sifat
yang timbul dari air formasi yang berifat membentuk scale. Harga SI
yang sama dengan nol menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada
produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang bersifat stabil,
jadi tidak membentuk scale maupun korosi.
3. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat
pengendapan dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur,
serta total tenaga ion keseluruhan dari air formasi tersebut.
4. Dengan mengetahui temperatur dari scale dan temperatur dari air
formasi kita dapat mencegah kerusakan dari alat-alat produksi sumur
dengan cara membersihkan kotoran yang ada pada pipa-pipa dari alat-
alat produksi sumur. Jika air formasi menyebabkan korosi akan
diinjeksikan dengan corrosion inhibitor, jika air formasi menyebabkan
scale akan diinjeksikan dengan scale inhibitor dan melakukan
pembersihan menggunakan pigging.