Anda di halaman 1dari 13

Pengenalan EOR

Pertemuan Ke-5
INJEKSI TERCAMPUR
(MISCIBLE INJECTION)

1
Deskripsi
 Penjelasan konsep pendesakan suatu
fluida terhadap minyak yang
menghasilkan pencampuran antara fluida
pendesak terhadap minyak sehingga hasil
campuran ini dapat keluar dari pori-pori
dengan mudah sebagai satu fluida.

2
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
 Mengerti tentang mekanisme injeksi
tercampur.
 Mengerti metode-metode produsksi tahap
lanjut yang termasuk ke dalam injeksi
tercampur.
 Mengerti diagram terner.
 Dapat menentukan tekanan tercampur
minimum.

3
3. Injeksi tercampur antara lain :
a. injeksi gas kering pada tekanan tinggi
(vaporizing gas drive),
b. injeksi gas diperkaya (condensing gas
drive),
c. injeksi CO2 ,
d. gas-gas yang tidak bereaksi (inert gas) .

6
4. Efisiensi pendesakan pada injeksi tercampur :
100

90

Displacement
Efficiency, %
at 1 PV injected

MMP
0
Pressure

7
5. Diagram Terner :

8
 Pada diagram tersebut terdapat sistim tiga kelompok komponen
yang terdiri atas metana (C1), komponen-komponen menengah
(C2-C6) dan komponen-komponen berat (C7+).
 Pada tekanan dan temperatur reservoir, C1 berupa gas, C7+
cair, sedangkan C2-C6 tergantung pada tekanan dan temperatur
yang berlaku.
 Daerah D pada diagram tersebut merupakan daerah satu fasa
yaitu 100% fasa cair dan daerah A merupakan daerah 100%
fasa gas.
 Daerah campuran kritis dibagi menjadi daerah B yang
menunjukkan interval komposisi (P,T) yang dapat bercampur
dengan gas dari daerah A, serta daerah C merupakan daerah
komposisi-komposisi campuran yang dapat bercampur dengan
minyak dari daerah D.
 Pengaruh tekanan dan temperatur terhadap daerah dua fasa
(daerah dimana gas dan minyak tidak dapat bercampur) dalam
diagram Terner seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

9
C1 C1

C7+ T, Konstan C2 -C6 C7+ P, Konstan C2 _ C6

10
 Gambar diatas menunjukkan daerah dua phasa
akan bertambah lebar dengan naiknya
temperatur dan tekanannya yang konstan,
sedangkan dengan naiknya tekanan dan
temperatur yang konstan menyebabkan daerah
dua phasa mengecil.
 Hal ini menyebabkan terbentuknya kesimpulan
bahwa pada saat tekanan reservoir masih tinggi
(P>>) dan temperatur rendah (T<<) akan
sangat menguntungkan bagi pendesakan
tercampur karena daerah dua fasa (dalam
diagram Terner) dibuat kecil, sehingga minyak
dan gas dapat tercampur dengan cepat.

11
6. Penentuan Tekanan Tercampur Minimum (TTM)

Definisi TTM adalah :


tekanan pendesakan terendah dimana gas
dapat tercampur (larut) dengan minyak yang
didesak melalui proses kelarutan dinamik atau
kelarutan multi kontak.
Penentuan TTM :
a. Korelasi (Yellig dan Metcalfe, Holm dan
Josendal, dan lain-lain)
b. Persamaan keadaan (equation of state)
c. Percobaan laboratorium (Rissing Bubble
Apparatus dan Slim Tube)
12
Contoh soal
1. Jelaskan perbedaan dari injeksi tak tercampur (immiscible
flooding) dan injeksi tercampur (miscible flooding) dilihat
dari mekanisme kerjanya.
2. Apa yang dimaksud dengan diagram terner. Gambarkan
dan jelaskan suatu proses percampuran dengan diagram
terner untuk metode injeksi tercampur (Injeksi
CO2,Injeks gas kering pada P tinggi, Injeksi gas
diperkaya, Injeksi N2). Jelaskan juga proses tersebut
pada kondisi fasa dalam reservoir.
3. Sebutkan paramater yang sangat berpengaruh untuk
terjadinya percampuran antara gas yang diinjeksikan
dengan minyak didalam reservoir sehingga akan
meningkatkan baik efisiensi pendesakan maupun
penyapuannya.

14
Ringkasan Materi
 Proses pendesakan tercampur adalah suatu
proses pendesakan ketika antara fluida
pendesak dan fluida yang didesak tidak ada
interface atau akan terjadi mixing region.
 Suatu pendesakan tercampur akan terjadi kalau
tekanannya sudah melebihi tekanan tercampur
minimumnya.
 Macam-macam injeksi tecampur adalah :
a. injeksi gas kering pada tekanan tinggi (vaporizing gas
drive),
b. injeksi gas diperkaya (condensing gas drive),
c. injeksi CO2 ,
d. gas-gas yang tidak bereaksi (inert gas) .
15
Referensi
 Latil M, Bardon C, Burger J, Soureau P.,“Enhanced Oil
Recovery”, Graham Trotman Ltd, London, 1980.
 Amyx, J.W.Bass, D.M.,Jr., Whitting,R.L, “Petroleum
Reservoir Engineering Physical Properties”, Mc.Graw Hill
Book Co.Inc., New York, 1960.
 Gomma.E.Ezzat.DR., “Key Reservoir Parameter in
Enchanced Oil Recovery Processes”, Simposiun Nasional,
2005.
 Van Poolen,H.K.,and Association Inc,”Fundamentals of
Enhanced Oil Recovery, Pen Well Books Division of
Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1980.
 “Water Flooding”, SPE Reprint Series, 2003.
 Kristanto Dedy,Dr.Ir.MT., “Diktat Kuliah Pengenalan EOR”,
UPN “Veteran”, Yogyakarta, 2005.
 Septoratno Siregar, Dr.Ir, “Diktat Kuliah Pengenalan
EOR”, ITB, Bandung, 1995.

16

Anda mungkin juga menyukai