Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Jelaskan faktor penting dalam perencanaan waterflooding yang terkait antara lain
dengan pola sumur (pattern), fractional flow, dan sweep efficiency
Jawaban:
Injeksi air bertujuan untuk memberikan tambahan energi kedalam reservoir. Pada
proses waterflooding, air akan mendesak minyak mengikuti jalur-jalur arus (stream
line) yang dimulai dari sumur injeksi dan berakhir pada sumur produksi. Perencanaan
waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa
ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses waterflood itu sendiri. Perkiraan
ini bisa baik atau buruk tergantung pada kebutuhan khusus dari proyek atau keinginan
pelaksana. Lima langkah utama dalam perencanaan waterflood adalah;
- Evaluasi reservoir meliputi hasil hasil produksi dari primary recovery
- Pemilihan waterflood plan yang potensial
- Perkiraan laju injeksi dan produksi
- Prediksi oil recovery untuk setiap perencanaan proyek waterflood
- Identifikasi variabel-variabel yang menyebabkan ketidak tepatan analisa
secara teknik
dimana
EM = efisiensi mobilitas
Soi = saturasi minyak awal
Sorp = saturasi minyak residual/immobile oil
̅𝑆̅̅̅
𝑤 merupakan saturasi air rata-rata setelah breakthrough dan nilainya didapat dari
plot grafik Sw vs fwseperti apda grafik dibawah (Gambar 5)
Gambar 4. Grafik Sw vs fw
b. Areal efficiency – merupakan area yang tersapu dibandingkan dengan total area
pendesakan. Fassihi (1986) menyusun suatu korelasi untuk mencari nilai areal
efficiency dengan persamaan:
Dimana
Nilai a1 hingga a6 tergantung dari pola injeksi EOR
c. Vertical efficiency– merupakan area yang tersapu disbanding kan dengan total
area pendesakan dalam penampang vertical. Fassihi (1986) juga menyusun
korelasi untuk vertical efficiency dengan persamaan:
Dimana
(a) (b)
Gambar 7. Mobility control dengan polimer (a) Piston-like effect, M = 1, (b)
Fingering, M > 1
Oleh karena itu perlu diproduksikan polimer yang dapat bekerja secara
efektif didalam reservoir. Adapun parameter yang perlu diperhatikan dari
suatu design polimer untuk injeksi EOR, diantaranya:
1. Tahan terhadap salinitas reservoir
2. Shear stability
3. Thermal stability
4. Rheology
5. Retention
6. Biostability
7. Surfactant compatibility
8. Cost efficient
Dengan meningkatkan Nc maka residual oil saturation akan turun dan pada
akhirnya akan meningkatkan microscopic efficiency.
Pada tahapan injeksi air, masih terdapat nilai residual oil saturation dimana nilai
ini menggambarkan jumlah minyak yang terjebak dalam matrix batuan dan tidak
dapat terdesak dengan baik pada tahapan injeksi air, karena minyak tersebut
terikat pada matrix batuan dengan membentuk gaya tegang permukaan dan gaya
kapiler yang tidak memungkinkan untuk air melawan gaya tersebut. Oleh karena
itu, untuk melawan gaya tersebut diperlukan injeksi zat kimia yang dapat
menurunkan gaya kapiler dan gaya tegang permukaan ini sehingga residual oil
saturation diharapkan dapat berkurang secara signifikan. Adapun metode EOR
terkait dengan pengontrolan residual oil saturation antara lain:
Injeksi CO2, dimana metode ini selain sebagai viscocity control, CO2 juga
dapat menurunkan tegangan permukaan antara minyak dengan fasa CO2-
minyak pada daerah hamper tercampur dan membentuk pencampuran lebih
lanjut pada tekanan tinggi
Miscible hydrocarbon gas flooding, dimana metode ini terdiri dari
penginjeksian hidrokarbon ringan ke dalam reservoir untuk membentuk suatu
daerah pencampuran, dimana daerah ini akan mampu membentuk daerah
dengan tegangan permukaan rendah sehingga mampu menciptakan
pendesakan residual oil. Ada tiga metode berbeda yang telah digunakan. Yang
pertama, metode kontak tercampur menggunakan sekitar 5% PV slug dari
liquified petroleum gas (LPG), seperti propana, dilanjutkan dengan gas alam
atau gas dan air. Metode kedua disebut daya dorong kondensat gas
(enriched/condensing gas drive), terdiri dari penginjeksian 10 – 20% PV slug
dari gas alam yang diperkaya dengan etana sampai heksana (C2 sampai C6),
dilanjutkan dengan leangas (kering, sebagian besar metana) dan, ada
kemungkinan, air. Komponen-komponen yang telah diperkaya ditransfer dari
gas ke minyak. Metode ketiga dan yang paling umum disebut daya dorong gas
bertekanan tinggi (vaporizing gas drive), terdiri dari penginjeksian lean gas
pada tekanan tinggi untuk menguapkan komponen C2 sampai C6 dari minyak
mentah yang dipindahkan.
Surfactant flooding, dimana metode ini dilakukan dengan menginjeksikan
surfaktan yang akan berdifusi dalam air dan teradsorpsi pada batas antar muka
air dan minyak. Bagian hidrofobik surfaktan akan menjangkau masuk ke
dalam fasa minyak sedangkan bagian hidrofilik surfaktan akan tetap berada
dalam fasa air, sehingga fenomena ini membentuk suatu micellar yang
mengakibatkan turunnya tegangan antar permukaan minyak dan air dan
membentuk emulsi (Gambar 9).
c. MetodeEOR yang termasuk dalam kategori miscible gas injection antara lain:
High Pressure Miscible Gas Injection
Enriched gas injection
CO2 gas injection
N2 gas injection
LPG slug injection
Alcohol slug injection
d. Metode thermal flooding sangat efektif dalam aplikasi pada reservoir minyak
berat karena tidak ada metode EOR lainnya yang dapat memberikan recovery
factor yang cukup tinggi dengan memodifikasi sifat-sifat minyak berat seefektif
thermal flooding. Masalah utama yang dihadapi dalam recovery minyak berat
adalah viskositasnya yang sangat tinggi. Hanya temperatur lah yang dapat
menurunkan viskositas minyak berat dan meningkatkan mobilitas minyak,
sehingga thermal flooding merupakan meode EOR yang paling efektif dalam
merecover minyak berat
8. Harap selesaikan dan jelaskan injeksi gas terbaur (miscible) sesuai dengan diagram
terlampir:
Tekanan reservoir pada saat ini P = 3000 psi
a. Tentukan komposisi minyak reservoir O1 dan komposisi gas injeksi G1
b. Apabila injeksi gas G1 dilakukan pada tekanan reservoir maka injeksi gas tersebut
dalam kondisi tidak terbaur (dalam kondisi 2 fasa).
Perkirakan komposisi campuran (M1) dari fluida O1 dan G1.
Tarik garis yang menurut anda merupakan tie-line dari fasa gas/uap (V1)
dan fasa cair (L1) dari campuran fluida tersebut dan tentukan komposisi
masing-masing dari V1 dan L1.
c. Berapa tekanan injeksi minimum agar (MMP) injeksi berlangsung secara terbaur.
d. Pada tekanan reservoir (P = 3000 psi) berapa penambahan komponen intermediate
(C2-6) kedalam gas injeksi agar tercapai injeksi terbaur (komponen C7+ pada gas
injeksi tetap)?
e. Apabila gas injeksi adalah C1 (murni) berapa tekanan injeksi minimum (MMP)
agar injeksi berlangsung secara terbaur dengan minyak O1?