TUGAS INDIVIDU
Oleh :
Adam Muhammad
161410003
2. Teori Dasar
Dalam pengembangan lapangan minyak, simulasi reservoir memegang
peranan penting. Dengan memodelkan reservoir yang mewakilkan karakteristik
reservoir dapat diketahui kinerja reservoir dalam berbagai skenario pengembangan.
Simulasi reservoir pada prinsipnya adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
memodelkan/mewakili kondisi reservoir yang sebenarnya melalui software pada
komputer, sehingga dapat diprediksi kinerja reservoirnya. Adapun proses simulasi
tersebut terdiri dari pengintegrasian metode-metode matematis dengan berbagai
data yang diperlukan, seperti data geologi, data geofisika, data petrofisik, dan data
produksi
Adapun secara lebih spesifik, simulasi reservoir dilakukan untuk
memprediksikan kinerja reservoir secara lebih menyeluruh dengan berbagai kondisi
sumur dan skenario produksi sehingga akan diperoleh perkiraan yang baik terhadap
rencana/tahapan pengembangan selanjutnya pada suatu lapangan.
Simulasi reservoir dilakukan dengan tujuan untuk membangun sebuah model
reservoir yang dapat merepresentasikan kondisi aliran pada reservoir, termasuk
sifat-sifat batuan dan fluida reservoir yang sebenarnya. Metode simulasi ini
digunakan untuk mengevaluasi simulasi reservoir yang telah dilakukan sebelumnya
dengan harapan dapat memperbaiki keakuratan model reservoir yang digunakan
dengan penambahan data produksi, sehingga pada akhirnya dapat ditentukan
skenario pengembangan lapangan berdasarkan model reservoir baru.
Simulasi reservoir terdiri dari berbagai tahapan, yang dimulai dengan proses
pembuatan model hingga prediksi kinerja produksi berdasarkan skenario yang akan
ditentukan selanjutnya
Pembuatan model geologi-reservoir dilakukan secara sistematik yang disertai
dengan analisa terhadap parameter-parameter terkait, sehingga didapatkan model
yang optimal untuk mensimulasikan reservoir sesuai dengan tujuan dan tahapan
yang diprioritaskan dalam simulasi. Pedoman untuk membuat suatu model geologi-
reservoir mencakup beberapa bagian, antara lain:
1. Peta geologi dan seismic untuk permodelan.
2. Petrofisik
3. Pembuatan/desain model grid
4. Fracture dan pembuatan model grid dual porosity.
5. Scale-up well log.
6. Variogram.
7. Facies dan pemodelan
8. Pemodelan distribusi porositas.
9. Penentuan permeabilitas dan pemodelan.
10. Validasi property.
11. Coarse model
Selain itu, perlu diketahui jenis reservoir yang akan dimodelkan. Umumnya
jenis reservoir terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan fluida yang akan
diproduksikan, yaitu reservoir gas, minyak, dan kondensat. Reservoir gas dapat
disertai adanya zona aquifer atau tidak. Simulasi cukup dengan menggunakan
model satu fasa pada sistem reservoir gas tanpa aquifer. Reservoir minyak yang
hanya terdapat perpindahan masssa minimal antara minyak dengan gas terasosiasi
dapat ditangani dengan menggunakan jenis simulator black-oil, sedangkan
reservoir minyak dengan adanya zona aquifer akan membutuhkan model dua fasa.
Inisialisasi
Production Forecast
Untuk permasalahan ini saya asumsikan nilai kondisi awal reservoir adalah
memiliki tekanan maksimal pada bubble point adalah 1014.7 psi pada kedalaman
8425 ft. Kedalaman water oil contact (DWOC) adalah 8425 ft dan kedalaman gas
oil contact (DGOC) adalah 8325 ft
Gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar 1.3 merupakan reservoir hasil simulasi
dengan menggunakan software simulasi reservoir. Pada gambar 1.1 menunjukkan
gambar 3 dimensi adapun gambar 1.2 dan 1.3 menunjukkan gambar 2 dimensi.
Dalam area reservoir tersebut terdapat 2 sumur yaitu sumur produksi yang terletak
pada grid point perforasi (10, 10, 3) dimana memiliki maksimum laju produksi
minyak adalah 20.000 STB/D, maksimum bottom hole pressure 1000 psi dan sumur
injeksi gas yang terletak pada grid (1,1,1) yang memiliki maksimum gas injection
rate 100.000.000 SCF/D. Waktu yang digunakan untuk melakukan simulasi ini
adalah 3650 hari terhitung dari 11-12-2019 sampai dengan 11-12-2029.
Gambar 1. 4 Grafik Rs vs P dan Bo vs P
Gambar 1. 5 Zg vs P
Berdasarkan hasil simulasi yang ditunjukkan oleh gambar 1.4 dan 1.5
menunjukkan semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi nilai kelarutan gas
didalam minyak hingga 524 ft3/bbl, semakin tinggi nilai faktor volume formasi
minyak hingga 1.35, dan semakin rendah factor kompresibilitas gasnya hingga
0.879 pada tekanan 1015 psi. Kelarutan gas (Rs) adalah banyaknya SCF gas yang
terlarut dalam satu STB minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 °F, ketika
minyak dan gas masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan
komposisi minyak dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas
tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap
kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan temperatur. Faktor volume formasi
minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume minyak dalam barrel pada kondisi
standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak termasuk gas yang
terlarut. Atau dengan kata lain sebagai perbandingan antara volume minyak
termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan volume minyak pada
kondisi standard (14,7 psi, 60 °F). Satuan yang digunakan adalah bbl/stb.
Gambar 1. 6 Kr vs Sw
"Kurva permeabilitas relative ini ada hubungan nya dengan saturasi. Pada awal-
awal minyak diproduksikan dan sumur minyak benar-benar baru pertama kali dibor,
saturasi awalnya adalah saturasi water initial atau saturasi water connate. Setelah
diproduksikan, nilai kro atau permeabilitas relative minyak semakin menurun, dan
nilai krw semakin bertambah, karena pori-pori yang diisi minyak tadi selanjutnya
diisi oleh air. Sampai pada titik akhir, nilai kro akan semakin menurun dan sampai
titik saturasi oil residu atau sor"
4. Hasil Simulasi
4.1 Pressure Distribution Contour
Hasil simulasi tersebut berupa grafik laju alir minyak vs waktu. Grafik
tersebut menunjukkan distribusi laju alir minyak selama 10 tahun. Pada tahun 2020
sampai dengan tahun 2023 pertengahan sekitar bulan september laju produksi
minyak mecapai target maksimal yang diinginkan yaitu 51.000 STB/D dengan
memanfaat sumur injeksi gas maksimal 100.000.000 SCF/D. Pada bulan september
2023 hingga desember 2025 laju produksi diatur menjadi plateau period untuk
mempertahankan produksi tetap konstan hingga desember 2025 Laju produksi
minyak mengalami penurunan sampai economic climit pada tahun 2030 dengan
laju economic climit sekitar 28.000 STB/D.
4.7 Gas Oil Ratio Distribution vs Time
Hasil simulasi tersebut berupa grafik perbandingan laju gas dan laju minyak
vs waktu. Grafik tersebut menunjukkan distribusi perbandingan laju minyak dan
gas selama 10 tahun. Pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2023 pertengahan
sekitar bulan september perbandingan laju alir gas dan minyak menunjukkan nilai
yang konstan yakni 500 SCF/STB berdasarkan target maksimal yang diinginkan
yaitu 51.000 STB/D dengan memanfaatkan sumur injeksi gas maksimal
100.000.000 SCF/D. Pada bulan september 2023 hingga desember 2028
perbandingan laju alir minyak dan gas mengalami kenaikan dikarenakan adanya
injeksi gas 100.000.000 SCF/D secara kontinu untuk mempertahankan produksi
tetap konstan. Pada saat Laju produksi minyak mengalami penurunan sampai
economic climit pada tahun 2030 dengan laju economic climit sekitar 28.000
STB/D nilai perbandingan laju alir gas dan minyak mengalami kondisi plateau
period yaitu menunjukkan nilai 2500 SCF/D.
4.8 WHP vs Time
Hasil simulasi tersebut berupa grafik flowing bottom hole pressure (tekanan
alir bawah permukaan) vs waktu. Grafik tersebut menunjukkan distribusi FBHP
selama 10 tahun. Pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2023 pertengahan sekitar
bulan september dan setelah bulan november 2025 - 2030 FBHP menunjukkan nilai
yang konstan yakni 1000 psi dikarenakan injeksi gas yang kontinu dan adanya
penurunan laju alir minyak setelah november 2025. Pada bulan september 2023
hingga november 2025 FBHP mengalami kenaikan hingga 1125 psi dikarenakan
adanya injeksi gas 100.000.000 SCF/D secara kontinu untuk mempertahankan laju
produksi dalam range plateau period 51.000 STB/d .
5. Kesimpulan
Berikut merupakan tabel hasil simulasi untuk menentukan total oil in place,
total water in place dan total gas in place di Reservoir X dengan menggunakan
bantuan simulasi dari software X.