TUGAS INDIVIDU II
PENDAHULUAN
Saat ini ketergantungan akan energi minyak bumi masih sangat tinggi,
begitu pula di Indonesia. Akan tetapi peningkatan kebutuhan akan
penyediaan minyak bumi tidak seimbang dengan kemampuan dalam
memproduksi minyak bumi. Bahkan tingkat produktivitas semakin
menurun dan sumur – sumur tua yang sebelumnya dianggap tidak layak
produksi kini kembali ditinjau.
Lokasi dari penelitian ini berada pada Lapangan “USAKTI -1” yang
terletak di daerah Cekungan X, dengan formasi yang menjadi obyek
penelitian merupakan reservoar Formasi A, B, C, D, E dan F serta batuan
dasar. Menyadari pentingnya mengetahui sumber daya berupa minyak dan
gas bumi maka dalam tugas ini, penulis menjelaskan tentang perhitungan
sumber daya minyak dan gas bumi. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam melakukan perhitungan sumber daya minyak dan gas
bumi adalah metode volumetrik.
Batuan Dasar
Terdiri dari litologi batuan metamorf yang terbentuk pada Eosen akhir (41
Ma).
Formasi F
Terbentuk pada umur Oligosen akhir (27,82 Ma) dengan ketebalan sebesar
450 m yang terdiri dari litologi perselingan batuan vulkanik batupasir tufaan
dengan batu lempung.
Formasi E
Formasi ini terbentuk pada umur Miosen awal (23,03 Ma) yang memiliki
ketebalan 200 m terdiri dari litologi serpih hitam mengandung bahan
organic dengan fosil khas botroycocae.
Formasi D
Formasi ini terbentuk pada umur Miosen tengah (15,97 Ma) terdiri dari
litologi batugamping terumbu, coralline boundstone, litologi pada formasi
ini memiliki porositas rata-rata 25% jenis porositasnya adalah vuggy
porosity, itracrystaline dan intragranular.
Formasi C
Terbentuk pada Miosen tengah – Miosen akhir (13,82 Ma) dan memiliki
ketebalan 210 m, litologi pada formasi ini terdiri dari serpih hitam
mengandung bahan organik endapan rawa-rawa.
Formasi B
Formasi ini terbentuk pada Miosen akhir – pliosen awal (7,2 Ma)memiliki
ketebalan 256 m dan terdiri dari litologi perselingan batugamping klastik,
batupasir dan napal. Fasies red algae packstone backreef dan memiliki
porositas rata rata 8%.
Formasi A
Terbentuk pada pleistosen awal (2,58 Ma) dan memiliki ketebalan sebesar
1403 m yang terdiri dari litologi batulempung abu-abu kaya akan fossil
foram.
Petroleum play juga dapat menjadi kategori luas dari reservoir yang
mungkin atau jenis batuan, seperti pada permainan turbidit di lepas pantai
Angola atau permainan karbonat di Laut Jawa Timur, atau ke geologi
struktural dari pengaturan, seperti dalam permainan sub-uprust dari
Wyoming. Kadang-kadang kata bermain diterapkan pada area geografis
dengan potensi hidrokarbon, seperti permainan Texas Selatan atau
permainan Delta Niger, tetapi biasanya "permainan" digunakan dengan
perasaan membatasi diskusi untuk mengeksplorasi pengaturan geologis
tertentu. Dengan demikian, orang dapat memiliki permainan Wilcox dan
Norphlet (antara lain) di sebagian wilayah pesisir Teluk Meksiko yang
tumpang tindih; permainan air dalam Teluk Meksiko mungkin atau
mungkin tidak menyertakan elemen atau lokasi tertentu yang sesuai untuk
Wilcox atau Norphlet, atau keduanya. Istilah ini adalah salah satu
kemudahan untuk diskusi, dan dapat merujuk pada interval waktu
geologis, jenis batuan, struktur, atau kombinasi dari keduanya.
1.6 Metode Perhitungan
Dari data Drill Stem Test (DST) atau analisis kualitatif zona minyak
tiap sumur akan diperoleh OWC (oil water contact) dan GOC (gas oil
contact). Dari hasil tersebut dilakukan :
- Kejenuhan air
- Ketebalan lapisan batuan reservoir
- Pembatas stratigrafi
- Kerusakan sumur
VB total : VB = ∑ VB
dimana :
2. Metode trapezoid
dimana :
h = interval kontur
A0 = luas yang dibatasi kontur nol
3. Metode Grafis
G = 43560 x VB x x (1 – Sw) x Bg
N = 7758 x VB x x (1 – Sw) x Bo
Untuk menganalisis source rock atau batuan dasar diperlukan data data
kematangan, kekayaan, tipe material organik serta data litologi dari setiap
formasi yang berada disuatu daerah syarat – syarat untuk menjadi source rock
adalah Mengandung kadar organik yang tinggi serta mempunyai jenis kerogen
yang berpotensi menghasilkan hidrokarbon dan telah mencapai kematangan
tertentu sehingga dapat menghasilkan hidrokarbon.
Kuantitas atau jumlah material organik yang terdapat di dalam batuan
sedimen dinyatakan sebagai karbon organik total atau dikenal dengan total
organik carbon (TOC). TOC didefinisikan sebagai jumlah karbon organik yang
dinyatakan sebagai persen berat dari batuan kering (dry rock). Karbon organik
yang dimaksud merupakan karbon yang berasal dari zat organik dan bukan
berasal dari karbonat.
Skala nilai TOC batuan sedimen dari Waples (1985) (Tabel II.2) menjadi
standar yang umum digunakan sebagai indikasi potensi batuan induk.
Tabel II.2 Indikasi potensi batuan induk berdasarkan TOC (Waples, 1985).
Kematangan Pematangan
Matang
T D N KONSTANTA Ma TI TTI
30 0 -7 2 x 10 0 0 0
40 244 -6 2 x 10 4 0,000008 0,00001
50 488 -5 2 x 10 1 0,00002 0,00003
60 732 -4 2 x 10 2 0,0004 0,00043
70 976 -3 0,002 2 0,004 0,00443
80 1220 -2 0,02 4 0,08 0,84433
90 1464 -1 0,2 0,5 0,1 0,18443
100 1708 0 1 1,5 1,5 1,68443
110 1952 1 2 1 2 3,68443
120 2196 2 4 1 4 7,68443
130 2440 3 8 1 8 15,68443
140 2684 4 16 0,5 8 23,68443
Tabel II.6 Burial History ( sejarah pemendaman )
Dapat terlihat bahwa awal kematangan source rock pada TTI 15,68443
menurut metode lopatin, 1971 pada kedalaman 2440 m (early oil ) lalu
didapatkan peak oil generation pada pada TTI 75 setengah melakukan
perhitungan didapatkan bahwa batas peak oil pada daerah X yaitu pada
kedalaman -8626 , yang terakhir dilakukan perhitungan sama seperti peak oil ,
batas end of oil didapatkan pada kedalaman -9571
Lalu setelah itu jika didapat hasil < 0,5 maka dimasukkan kedalam metode
pyramidal dan jika > 0,5 dimasukkan kedalam metode trapezoidal
Perhitungan Trapezoidal
Perhitungan pyramidal
Penentuan lead and propect pada daerah ini berdasarkan data dari closure
yang memiliki potensi hidrokarbon, penampang geologi, migrasi dan volume
bulk pada masing – masing closure yang memiliki potensi terakumulasinya
hidrokarbon
- Migrasi
Pada peta orthocontour diatas menunjukkan hidrokarbon yang bermigrasi
kearah closure yang dekat kitchen, jalur jalur migrasi yang ditunjukan oleh
garis berwarna merah.
A B
Closure Selatan
Closure tenggara
KESIMPULAN