JUDUL
pengaturan pola baru dari pola yang sudah ada (pattern re-alignment)
terlebih dulu harus dilakukan studi yang berhubungan dengan kinerja yang akan
dihasilkan dari masing-masing jenis optimasi serta pengaruh-pengaruhnya. Studi
ini dapat dilakukan dengan pembuatan model matematis dari sistem yang akan
dipelajari. Validasi data yang akurat pada proses simulasi, diharapkan dapat
menghasilkan gambaran yang jelas dan mewakili kenyataan mengenai kinerja
sistem.
F lu
Zo n
a M
na
in y
da
T
In j
ra
ek
s
Zo
ak
ns
is i
A ra h P e n d e s a k a n
Gambar 4.1.
Proses Pendesakan Minyak 6)
Pada proses pendesakan minyak oleh air akan terdapat suatu zona transisi
diantara keduanya. Zona tersebut mempunyai perubahan saturasi dari minyak dan
air dengan jarak yang dipengaruhi oleh sifat fisik fluida dan batuan, tingkat
misibilitas antara fluida injeksi dan fluida yang diinjeksi. Zona transisi
mempunyai perubahan saturasi fluida dengan variasi 100% minyak sampai 100%
air.
Wettabilitas
Pada interaksi kontak permukaan antara fluida dan batuan, terjadi gaya
tarik-menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang merupakan
faktor dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan.
Suatu cairan dapat dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya
positip ( < 75o), yang berarti batuan bersifat water wet. Apabila sudut kontak
antara cairan dengan benda padat antara 75 - 105, maka batuan tersebut bersifat
intermediet. Apabila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya
negatip ( > 105o), berarti batuan bersifat oil wet.
Gambaran tentang water wet dan oil wet ditunjukkan pada Gambar 4.2.,
yaitu pembasahan fluida dalam pori-pori batuan. Fluida yang membasahi akan
cenderung menempati pori-pori batuan yang lebih kecil, sedangkan fluida tidak
membasahi cenderung menempati pori-pori batuan yang lebih besar.
a . O il W e t
b . W a te r W e t
P o re s p a c e o c c u p ie d b y H O
R o c k m a tri x
P o re s p a c e o c c u p ie d b y O il
Gambar 4.2.
Pembasahan Fluida dalam Pori-pori Batuan
2)
Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk
melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air.
Jadi minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan lebih
mudah mengalir. Harga wetabilitas dan sudut kontak nyata dapat ditentukan
berdasarkan karakteristik pembasahan, yang merupakan fungsi dari threshold
pressure (Pt).
Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan kedua
fluida tersebut.
Saturasi Fluida
Besarnya kandungan fluida yang mengisi pori-pori batuan reservoir
dinyatakan dengan saturasi, yaitu perbandingan antara volume fluida tersebut
dengan volume pori-porinya. Pada pori batuan yang berisi fluida gas-minyak-air,
maka jumlah ketiga saturasinya adalah satu, sedangkan pada pori batuan yang
hanya berisi gas dan minyak, ataupun air dan minyak, jumlah kedua saturasinya
tetap satu.
Saturasi minyak, gas dan air yang terdapat sebelum
injeksi dimulai
disebut saturasi awal (initial saturation). Besarnya harga saturasi awal ini
tergantung dari tahap produksinya. Apabila dalam reservoir telah dilakukan tahap
produksi primer, maka saturasi minyak yang ditinggalkan merupakan saturasi
minyak awal produksi tahap kedua (secondary recovery).
Distribusi Saturasi sebelum Injeksi Fluida
Fluida yang mengisi reservoir biasanya tidak terdistribusi secara merata,
melainkan bervariasi. Pada saat produksi primer, terjadi pengurangan saturasi
fluida di sekitar sumur produksi, sehingga akan mempengaruhi saturasi fluida
secara keseluruhan.
Variasi saturasi fluida reservoir dipengaruhi oleh karakteristik batuan
reservoir, antara lain :
litologi batuan,
posisi struktur.
porinya, karena pori-pori tersebut ditempati oleh minyak, air atau gas yang
merupakan suatu saturasi residu.
Mobilitas Fluida
Mobilitas fluida adalah suatu ukuran yang menunjukkan kemudahan suatu
fluida untuk mengalir melalui media berpori dengan suatu gradien tekanan
tertentu. Mobilitas Fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara permeabilitas
efektif fluida tersebut terhadap viskositasnya pada kondisi reservoir, sesuai
dengan Persamaan (4-1), sebagai berikut :
k
f f
f
.............................................................................................. (4-1)
w
k
rw x o
o
k ro w
............................................................... (4-2)
Pada daerah yang belum tersapu oleh fluida pendesak hanya terdapat satu
aliran fluida saja yaitu fluida yang didesak, sedangkan pada daerah yang
tersapu juga terdapat aliran satu macam fluida yaitu fluida yang merupakan
fluida pendesak.
permeabilitas efektif fluida pendesak dan fluida yang didesak adalah sama.
Dengan demikian mobilitas rasionya dapat disederhanakan menjadi perbandingan
viskositanya saja.
4.1.1. Efisiensi Pendesakan
Efisiensi pendesakan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
hidrokarbon yang dapat didesak dari pori-pori dengan volume hidrokarbon total
dalam pori-pori tersebut.
Pada kasus pendesakan linier, contohnya media berpori berbentuk silinder
dan semua pori-pori di belakang front dapat diisi oleh fluida pendesaknya, maka
efisiensi volumetrik akan mencapai 100% dan hubungan umum yang
menunjukkan efisiensi pendesakan adalah sebagai berikut :
Ed
Soi Sor
..................................................................................... (4-3)
Soi
...................................................................... (4-4)
Harga Sor akan berkurang dan Ed akan bertambah dengan terus berlalunya
zona transisi melalui sumur produksi, sehingga setelah zona transisi ini berlalu
akan diperoleh harga Sor minimum yang merupakan harga saturasi minyak
irreducible dan efisiensi pendesakan mencapai harga maksimum, sesuai dengan
Persamaan :
S (Sor ) min
(E d ) max oi
....................................................................... (4-5)
Soi
gsin
M
1
1 M
(1 M)
1
k
r1 2
2
k r2 1
1Pc
(1 M)
......................................... (4-6)
............................................................................ (4-7)
So B oi
Soi B o
............................................................................... (4-8)
F ra c tio n a l F lo w
g s in < 0
M > 1 ( h ig h )
g s in > 0
M < 1 ( lo w )
S1r
1- S2r
S 1f
D is p la c in g F lu id S a tu ra tio n
Gambar 4.3.
Penentuan Saturasi Breakthrough
6)
D is p la c in g F lu id S a tu ra t io n
B e f o re
B re a k th ro u g h
At
B r e a k th r o u g h
1 - S2r
S 1f
S1r
In le t E n d
A fte r
B re a k th ro u g h
O u tl e t E n d
F ro n t
D is t a n c e fr o m In je c tio n W e ll
Gambar 4.4.
Profil Saturasi dalam Pendesakan Tak Tercampur Satu Dimensi
6)
M
1 N g sin
M 1
................................................... (4-9)
g
Ng 2
..................................................................... (4-10)
u
Jika harga (Ng sin ) besar, gaya gravitasional akan berpengaruh terhadap
kurva fraksi aliran. Harga positif yang lebih tinggi dari N g sin
menurunkan fraksi aliran fluida pendesak pada saturasinya.
Pengaruh dari mobilitas rasio dan gaya gravitasional terhadap fraksi aliran
dapat dilihat pada Gambar 4.5.
3. Tekanan Kapiler
Pada suku ketiga Persamaan (4-6)., menunjukkan perbandingan gaya
kapiler dan gaya viscous. Gradien tekanan kapiler dalam arah aliran adalah
positif, karena gradien saturasi air dan turunan tekanan kapiler berkenaan
dengan saturasi air adalah negatif. Pengaruh ini akan lebih besar pada
gradien saturasi air yang lebih besar, seperti pada daerah didekat flood
front, seperti terlihat pada Gambar 4.6.
F r a c tio n a l F lo w
N
M
o
g
o
s in
< 0
> 1
s in
= 0
M
o
g
= 1
< 1
s in
M
> 0
D is p la c in g F lu id S a tu ra t io n
Gambar 4.5.
Pengaruh Mobilitas Rasio dan Gaya Gravitasional
terhadap kurva Fractional Flow 6)
1
D is p la c in g F lu id S a tu ra t io n
1 - S2r
N o C a p illa r y P r e s s u r e
W ith C a p illa r y P r e s s u re
S1r
In le t E n d
0
0
O u t le t E n d
D is ta n c e f ro m In je c tio n W e ll
Gambar 4.6.
Pengaruh Tekanan Kapiler
terhadap Profil Saturasi dalam Pendesakan Tak Tercampur
6)
To ta l A re a
R e s e r v o ir V o lu m e
(V t)
C o n fi n e d A re a
R e s e r v o ir V o lu m e
( Vc )
C o v e ra g e F a c to r = V t / V c
Gambar 4.7.
Faktor Cakupan (Coverage Factor) 6)
Harga efisiensi penyapuan yang ditentukan dari korelasi tidak dapat
menunjukkan beberapa anisotropi (variasi permeabilitas directional) atau
heterogenitas. Untuk kasus dimana terdapat faktor tersebut, teknik simulasi
reservoir harus dipakai untuk mendapatkan peramalan efisiensi penyapuan areal
yang memberikan hasil yang lebih baik.
Pada kebanyakan korelasi penyapuan areal, perbandingan mobilitas
dihitung dengan memakai permeabilitas relatif end-point, biasanya dipakai
mobilitas rasio rata-rata, yang dirumuskan sebagai berikut :
M
( r1 r2 ) b
( r1 r2 ) a
................................................................................ (4-11)
transfer
massa
antara
fluida-fluida
di
sepanjang
finger,
A re a l V ie w
o f F lo o d P a t te r n
V e r tic a l
C ro s s - S e c t io n
In v a d e d
R e g io n
C o n ta c te d
R e g io n
Gambar 4.8.
Perbedaan antara Invaded Region dan Contacted Region 6)
V e r tic a l S w e e p E f f ic ie n c y a t B r e a k t h r o u g h
1 .0
0 .1
M o b ilit y R a tio
0 .8
1
0 .6
2
0 .4
5
0 .2
50
0
0 .0 0 1
0 .1
Ngh / L
Gambar 4.9.
Pengaruh Mobilitas Rasio dan Gravitasi
terhadap Efisiensi Penyapuan Vertikal 6)
10
V e r tic a l S w e e p E f f ic ie n c y
M o b ility R a tio a n d
H e t e ro g e n e ity
In c r e a s in g
0
P o r e V o lu m e s I n je c t e d
Gambar 4.10.
Pengaruh Mobilitas Rasio dan Heterogenitas
terhadap Efisiensi Penyapuan Vertikal 6)
4.1.2.3. Efisiensi Invasi
Efisiensi invasi adalah perbandingan antara volume hidrokarbon dalam
pori-pori yang telah didesak oleh fluida atau front terhadap volume hidrokarbon
yang masih tertinggal di belakang front. Pada efisiensi penyapuan, seolah-olah
dianggap bahwa yang sedang mengalami proses pendesakan mempunyai sifat
merata (uniform) ke arah vertikal. Pada keadaan yang sebenarnya, dalam reservoir
jarang terjadi hal seperti itu. Oleh karena itu, supaya pengaruh aliran ke arah
vertikal turut diperhitungkan, maka harus diketahui efisiensi invasi.
K1
K1
K2
K3
K2
K3
Z o n a M in y a k
Z o n a Tra n s is i
(a ) Ta n p a K o m u n ik a s i d a n C r o s s F lo w
K1
K2
Z o n a M in y a k
K3
Z o n a Tra n s is i
(b ) D e n g a n K o m u n ik a s i d a n C ro s s F lo w
Gambar 4.11.
Pengaruh Perlapisan dan Komunikasi
antar lapisan terhadap Pendesakan fluida 6)