BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Gas Alam
Gas alam atau sering juga disebut gas bumi merupakan bahan bakar yang
sangat sederhana. Sekitar 90% dari gas alam adalah metana (CH4 ), yang hanya
satu atom karbon dengan empat atom hidrogen melekat, dengan sisanya terdiri dari
etana (C2 H6 ), propana (C3 H8 ), butana (C4 H10 ) dan komponen-komponen lain serta
komponen pengotor seperti Air, H2 S, CO2 dan lain-lain dengan jenis dan
jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas alam (Chandra, 2006).
Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran-kotoran manusia dan
hewan. Atas dasar itulah terkadang gas alam sering juga disebut sebagai gas rawa
(Lyons, 1996).
Komposisi gas alam selalu bervariasi antara lokasi yang satu dengan lokasi
yang lain. Di beberapa lokasi tertentu gasa alam memerlukan alat operasi khusus
untuk melakukan proses gas alam. Lokasi-lokasi seperti ini biasanya adalah lokasi
gas alam yang mempunyai kadar komponen pengotor seperti Air, H2 S, CO2 diluar
batas spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi produk gas alam biasanya
dinyatakan dalam komposisi dan kriteria performansi-nya. Kriteria-kriteria
tersebut antara lain : Heating Value, inert total, kandungan air, oksigen, dan sulfur.
Heating Value merupakan kriteria dalam pembakaran gas alam, sedangkan kriteria
lain terkait dengan perlindungan perpipaan dari korosi dan plugging (Chandra,
2006).
3
Keterangan:
m = berat gas, lb
V = volume gas, cuft
M = berat molekul gas, lb/lb mole
P = tekanan reservoir, psia
T = temperatur, oR
R = konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
𝑉
𝐵𝑔 = 𝑉𝑟 ……………………………………...……...…..…...…………(2.02)
𝑠𝑐
𝑍 𝑛 𝑅𝑇/𝑃 𝑣𝑜𝑙
𝐵𝑔 = 𝑍 𝑠𝑡𝑑 …………..……………...….………………(2.03)
𝑠𝑐 𝑛 𝑅 𝑇𝑠𝑐 /𝑃𝑠𝑐 𝑣𝑜𝑙
Dengan menggunakan 𝑇𝑠𝑐 = 520 °𝑅 dan 𝑃𝑠𝑐 = 14.7 𝑝𝑠𝑖𝑎 serta 𝑍𝑠𝑐 = 1,
maka persamaan factor volume formasi gas:
𝑍𝑇
𝐵𝑔 = 0.0283 𝑐𝑢𝑓𝑡/𝑠𝑐𝑓 ……………...…………………………(2.04)
𝑃
𝑍𝑇
𝐵𝑔 = 0.00504 𝑏𝑏𝑙/𝑠𝑐𝑓 ………………..………………..……….(2.05)
𝑃
Keterangan:
P = Tekanan, psia
T = temperature, °𝑅
3. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Kompresibilitas gas didapat dengan persamaan :
𝐶𝑝𝑟
𝐶𝑔 = ……………………………………….……...…….………(2.06)
𝑃𝑝𝑐
Keterangan :
Cg = kompresibilitas gas, psia−1
Cpr = pseudo reduced kompresibilitas, psia−1
Cpc = pseudocritical pressure, psia
4. Viscositas Gas
Viscositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran. Viscositas gas
hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viscositas gas non hidrokarbon.
Viscositas gas akan berbanding lurus dengan temperatur dan berbanding
5
terbalik dengan berat molekulnya. Jadi bila berat molekulnya bertambah besar,
maka viscositasnya akan mengecil, sedangkan bila temperaturnya naik, maka
viscositasnya akan semakin besar.
Dalam viscositas sifat-sifat gas akan berlawanan dengan cairan. Untuk gas
sempurna, viscositasnya tidak tergantung pada tekanan. Bila tekanannya
dinaikkan, maka gas sempurna akan berubah menjadi gas tidak sempurna dan
sifat-sifatnya akan mendekati sifat-sifat cairan.
Gas yang bersifat sebagai gas nyata / real gas tidak memenuhi persamaan
diatas, tetapi memberi penyimpangan sebesar z (faktor deviasi), sehingga
persamaan diatas menjadi :
P.V=n.z.R.T ………………………………………………………(2.08)
Keterangan :
P = tekanan, psia
V = volume, scf
n = jumlah mol, lb−1 𝑚𝑜𝑙
T = temperatur, °𝑅
R = konstanta gas = 10.73 , cuft/lb−1 mol
6
Keterangan:
X = 3.471 / 𝑇 0.837
T = Temperature, ℉
Kelarutan air dalam gas tergantung pada tekanan, temperatur, dan salinitas
air. Dimana factor koreksi untuk salinitas dihitung dari persamaan.
𝑊𝑠
= 1 − 2.87 10−8 𝑌1.266 …………………………………........(2.10)
𝑊𝑠𝑝
Keterangan:
Pengukuran laju alir gas dengan metode Orifice Meter. Metode yang
digunakan pada orifice meter adalah pengukuran tekanan yang disebabkan oleh
perubahan kecepatan dari gas karena adanya hambatan. Persamaan kesetimbangan
energy yang digunakan adalah :
8
𝑉12 −𝑉22
𝑝1𝑉1 − 𝑝2𝑉2 = ……………………………………………(2.11)
2𝑔
𝐴2
𝑞= √2𝑔ℎ …………………………………………………………(2.12)
√1−𝛽 4
𝑝𝑓 𝑇𝑠𝑐 ℎ𝑤 𝑇𝑓 0.5
𝑞𝑠𝑐 = 218.44 𝐾𝑂 𝑑2 2 (𝑝 ) ………………………………..(2.13)
𝑝𝑠𝑐 𝑇𝑓 𝑓 𝛾𝑔
Keterangan:
𝐾𝑜 = factor efisiensi
𝑇𝑓 = temperature alir, °𝑅
Productivity index biasanya diukur pada saat dilakukan test pada sumur,
yaitu pada saat sumut di shut inhingga tekanan statik reservoir tercapai.
Perbandingan PI pada sumur yang berbeda tetapi tetap pada reservoir yang sama
menunjukkan bahwa beberpa sumur engalami masalah yang tidak biasa atau
terjadi kerusakan pada saat well completion.
Kermit E. Brown membagi Pi menjadi tiga kelpompok berdasarkan tinggi
rendahnya, yaitu :
a. PI rendah, jika nilainya < 0.5
b.PI sedang, jika nilainya 0.5 – 1
c.PI tinggi, jika nilainya > 1
Harga PI bernilai rendah dapat diakibatkan dari kerusakan pada formasi atau
adanya skin. Secara numeric, PI suatu sumur dapat dihitung berdasarkan sifat
batuan dan juga fluidanya dengan persamaan berikut:
0.00708 𝐾ₒℎ
J= 𝑟𝑒 …………………………………………...……(2.15)
µₒ𝐵ₒ(ln( )−0.75+𝑆)
𝑟𝑤
Keterangan :
kₒ = permeabilitas efektif, mD
h = ketebalan lapisan, ft
µₒ = viskositas, cP
bₒ = faktor volume formasi, STB/BBL
re = jari-jari pengurasan sumur, ft
rw = radius sumur, ft
s = faktor skin
Gambar (2.3) IPR untuk aliran dua fasa (Bouyun Guo, 2006)
FE = Flow Effiency
𝜕 𝑝 𝑘 𝑝
(𝑧 ) = ∇ . [𝜇𝑧] ∇𝑝 ……………………………………………...…(2.23)
𝜕𝑡 ∅
1
𝜕 𝑝 1 𝜕𝑝 𝑑( ) 𝜕𝑃
( )= +𝑝 𝑧
𝜕𝑡 𝑧 𝑧 𝜕𝑡 𝑑𝑝 𝜕𝑡
𝜕 𝑝 1 𝜕𝑝 𝑝 𝑑𝑧 𝜕𝑃
( )= −
𝜕𝑡 𝑧 𝑧 𝜕𝑡 2 𝑑𝑝 𝜕𝑡
𝜕 𝑝 1 𝜕𝑝 1 1 𝑑𝑧
( )= [ −
𝜕𝑡 𝑧 𝑧 𝜕𝑡 𝑝 𝑧 𝑑𝑝
𝜕 𝑝 𝑝 𝜕𝑃
(𝑧 ) = 𝑐 𝑧 ……………………………………………………..…(2.24)
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝑑 𝜇𝑧 𝜇∅𝑐 𝜕𝑝
∇2 𝑝 − 𝑑𝑝 [ln ( 𝑝 )] (∇𝑝)2 = ……………………………………(2.25)
𝑘 𝜕𝑡
𝜕 𝜇∅𝑐 𝜕𝑝
∇2 𝑝2 − 𝜕𝑝2 [ln(𝜇𝑧)](∇𝑝2 )2 = …………………………….……(2.26)
𝑘 𝜕𝑡
Keterangan:
p = tekanan, psi
k = permeabilitas, darcy
𝜇 = viskositas, cp
∅ = porositas
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan oleh penulis selama
penelitian akhir. Bab ini akan menguraikan metode yang akan digunakan.
Metode penulis akan digunakan menyesuaikan dengan perjanjian dan persyaratan
dari dosen atau pembimbing Perusahaan Daerah Benuo Taka.
b. Studi Literatur
Metode ini dilakukan dengan menggunakan referensi dari publikasi
sebelumnya mengenai tema penelitian. Penulis menggunakan buku, jurnal ilmiah,
laporan, dan internet.
3.3. Tahap
Penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima tahap, yaitu persiapan,
pengumpulan data, analisis data, pengolahan data menggunakan software, dan laporan
akhir.
3.3.1. Persiapan
Tahap persiapan termasuk masalah temuan, meja belajar dari publikasi, geologi
regional, konsep dasar produksi gas dan langkah-langkah untuk menyusun tugas akhir.
Setelah penulis menentukan masalah, salah satu akan membatasi masalah tersebut.
Proposal ini merupakan langkah lanjut menerapkan usulan kekampus dan permintaan
validasi. Setelah itu penulis menerapkan proposal kepada perusahaan dan
mempersiapkan semua publikasi pendukung untuk membantu dalam menulis Tugas
Akhir.
Daerah Benuo Taka dimana analisis berikutnya akan didasarkan untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan oleh penulis untuk menulis Tugas Akhir. Data sekunder
merupakan hasil analisis data primer dengan Perusahaan Daerah Benuo Taka untuk
penulisan tugas akhir.
BAB IV
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR
WaktuPenelitian
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Awal
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Analisa Data
Penyelesaian dan
Bimbingan Skripsi
Revisi Skripsi
Sidang Skripsi
22
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA