Anda di halaman 1dari 85

Islamic Intelectual Club

Analisa Fluida Reservoir


By. Muhammad Khair

BAB 1
PENDAHULUAN

A. PHASE DIAGRAM

Istilah-Istilah pada Diagram Fasa

Phase Envelope: daerah dimana terdapat 2 fasa fluida.


Cricondenbar: Pressure maximum dimana gas tidak
dapat terbentuk tanpa memperhatikan temperatur.
Cricondenterm: Temperatur maximum dimana liquid
tidak dapat terbentuk tanpa memperhatikan pressure.
Critical Point: Titik kritis dimana fasa liquid & gas
bercampur, sehingga tidak dapat ditentukan fluida apa
yang mendominasi.
Bubble Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana
gelembung gas pertama kali terbentuk saat liquid
mengalami penurunan pressure.
Dew Point Curve: Kurva yang menunjukkan dimana
embun pertama kali terbentuk pada fasa gas.
Quality line: Garis yang menunjukkan persen kadar liquid
& gas pada kondisi saturated.

B. Klasifikasi Fluida Reservoir

Black Oil

Merupakan
reservoir
minyak dengan factor
penyusutan yang kecil
sekali.Terdiri dari variasi
rantai
hidrokarbon
termasuk
molekulmolekul
yang
besar,
berat dan tidak mudah
menguap (nonvolatile).

Volatile Oil

Merupakan
reservoir
minyak
dengan
factor
penyusutan yang besar.
Volatile oil mengandung
relatif
lebih
sedikit
molekul-molekul berat dan
lebih banyak intermediates
(yaitu
etana
sampai
heksana) dibanding black
oil.

Retrograde Gas

Diagram fasa untuk retrograde


gas lebih kecil daripada untuk
minyak dan titik kritiknya berada
jauh di bawah dari lengkungan.
Awalnya
retrograde
gas
merupakan gas-gas di reservoir.
Perubahan tersebut merupakan
akibat
dari
kandungan
retrograde gas yang terdiri dari
lebih sedikit HC berat dari pada
minyak.
Digram fasa dari retrograde gas
memiliki temperatur kritik lebih
kecil dari temperatur reservoir
dan cricondentherm lebih besar
daripada temperatur reservoir.

Wet Gas
Wet gas terjadi semata-mata sebagai
gas di dalam reservoir sepanjang
penurunan tekanan reservoir.
Jalur tekanan, garis 1-2 tidak masuk
ke dalam lengkungan fasa. sehingga,
tidak ada cairan yang terbentuk di
dalam reservoir.
Walaupun demikian kondisi separator
berada pada lengkungan gas, yang
mengakibatkan
sejumlah
cairan
terjadi di permukaan ( disebut
kondensat). Kata :wet: pada wet gas
(gas basah) bukan berarti gas
tersebut basah oleh air, tetapi
mengacu pada cairan HC yang
terkondensasi
pada
kondisi
permukaan.

Dry Gas
Dry gas terutama merupakan
metana
dalam
sejumlah
intermediates, gambar diagram
fasa
menunjukkan
bahwa
campuran HC semata-mata
berupa gas di reservoir dan
kondisi separator permukaan
yang normal berada di luar
lengkungan fasa. Sehingga
tidak
terbentuk
cairan
di
permukaan.
Reservoir
dry gas biasanya
disebut reservoir gas.

C. Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir


DENSITAS

COMPRESIBI
LITAS

KELARUTAN
GAS

SIFAT
FISIK
FLUIDA
RESERVOI
R

VISCOSITAS

FAKTOR
VOL.FORMA
SI

1. Densitas

Densitas minyak atau berat jenis didefinisikan sebagai


perbandingan berat minyak (lb) terhadap volume minyak
(cuft).
Sedangkan specific gravity minyak (o) didefinisikan
sebagai perbandingan densitas minyak terhadap densitas
air. Hubungan gravity minyak dan API dinyatakan sebagai
berikut :
141,5
o
API

131,5
o
o
w

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:

Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI


Minyak sedang, berkisar antara 20-30 oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

2. Viscositas

Viskositas
didefinisikan
sebagai
internal suatu fluida untuk mengalir.
Viscositas Oil
Bila tekanan reservoir mula-mula
lebih besar dari tekanan gelembung
(bubble
point
pressure)
maka
penurunan
tekanan
akan
mengecilkan viscositas oil (o) karna
gas yang berekspansi membantu oil
untuk bergerak. Setelah mencapai
Pb penurunan tekanan selanjutnya
akan menaikkan harga (o) karna
fraksi ringannya telah melepaskan
diri dari oil.
Dengan
semakin
naiknya
temperatur
reservoir
akan
menurunkan harga (o).

ketahanan

Viscositas Gas

Pada gas, ketika terjadi


penurunan pressure, gas
akan
semakin
berekspansi. Gas yang
telah berekspansi akan
semakin mudah untuk
mengalir,
sehingga
viscositasnya
akan
semakin
besar
ketika
terjadi
penurunan
pressure.

3. Faktor Volume Formasi (B)


Didefinisikan sebagai perbandingan volume
fluida di reservoir dengan volume fluida di
surface.
Bo

Faktor volume formasi minyak


(Bo) didefinisikan sebagai volume
dalam
bbl
reservoir
yang
ditempati oleh satu STB minyak di
permukaan
bersama-sama
dengan gas yang terlarut di
dalamnya.
Sebelum melewati Pb, Bo akan
naik karna gas yg terlarut
berekspansi
sehingga
volume
oilnya meningkat.
Setelah melewati Pb, Bo turun
karna gas yang terlarut dalam oil
telah memisahkan diri sehingga
volume oilnya berkurang.

Bg

Seiring
berkurangnya
pressure, gas akan
mengalami
ekspansi. Sehingga
volumenya
makin
bertambah
ketika
terjadi
penurunan
pressure

Bt

Total dari Bo dan Bg

4. Kelarutan Gas (Rs)

Didefinisikan
sebagai
banyaknya SCF gas yang
terlarut dalam 1 STB pada
kondisi standar 14,7 psia
dan 60OF, ketika minyak
dan gas masih berada
dalam
tekanan
dan
temperatur reservoir.
Sebelum melewati Pb,
harga Rs konstan.
Setelah
melewati
Pb,
harga Rs akan turun karna
gas yg terlarut mulai
memisahkan diri dari oil.

5. Kompresibilitas (C)

Kompresibilitas
didefinisikan
sebagai
perubahan volume fluida karena adanya
perubahan tekanan.

Co
Co
akan
bertambah
ketika terjadi penurunan
pressure karna volume oil
akan
terus
berkurang
saat terjadi penurunan
pressure,
sehingga
perubahan
volumenya
semakin besar.
Pada saat kondisi di Pb,
terjadi
kenaikan
Co
secara drastis. Hal ini
dikarenakan faktor alam.

Cg
Cg
akan
bertambah ketika
terjadi penurunan
pressure
karna
volume gas akan
terus bertambah
akibat
ekspansi
saat
terjadi
penurunan
pressure,
sehingga
perubahan
volumenya

D. Senyawa Hidrokarbon

Parrafin

Sifatnya jenuh
Rumus kimia Alkana (ikatan tunggal) CnH2n+2
Stabil di suhu 60OF

Olefin

Tidak terdapat di crude oil, tetapi didapat dari


distilasi
Sifatnya tak jenuh
Rumus kimia Alkena (ikatan rangkap 2) CnH2n
Komposisi untuk industri petrokimia

Naphtan

Sifatnya jenuh
Rumus kimia alkena CnH2n

Aromatik

Sifatnya tidak jenuh


Sensitif terhadap suhu
Sangat reaktif
Rumus kimia CnH2n-n
Yang paling sering ditemukan Benzene (C 6H6),
Toluene(C7H7), Xylene (C8H8).

E. Penyusun Hidrokarbon

Unsur-unsur:

Senyawa

Carbon : 83-87%
Hidrogen : 10-14%
Nitrogen : 0,1-2%
Oksigen : 0,05-1,5%
Sulfur : 0,05-6%
CH, CO2, H2S

Logam

Nikel, Besi, Tembaga, Vanadium.

F. Nilai Oktan

Kerja / performance & mutu gasoline dilihat dari power &


efisiensi engine.
Bila fuel memiliki power engine baik maka mutu antiknock
(ketahanan terhadap knock/ketukan) fuel juga tinggi.
Nilai oktan merupakan angka yang menunjukkan
karakteristik antiknock suatu gasoline.
Additive yang digunakan untuk meningkatkan nilai oktan:

TEL (Tetra Ethyl Lead), sudah jarang digunakan karna


mengandung Pb yang dapat menyebabkan kanker
MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether), sebagai pengganti TEL
dimana bahan ini akan mengurangi pembakaran tidak
sempurna yang menghasilkan CO.
Bio Ethanol,
ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dijadikan
sebagai pencampur dengan produk minyak bumi.

G. Kolom Distilasi

H. Jenis Tangki

Fix Roof : penyimpanan produk jadi


Float Roof : penyimpanan Crude oil

I. Pengertian AFR

AFR adalah tahapan analisa setelah sample


fluida formasi diperoleh.
Tujuannya ialah untuk mengetahui cara untuk
memproduksi fluida yang akan kita produksi
secara
efisien
&
ekonomis.
Hal
ini
berhubungan dengan pemasangan surface
facility yang tepat, hingga fluida dapat
mengalir lancar ke tanki penyimpanan.
Cara mendapatkan sample fluida dengan
sampling di well head atau di separator.
Data yang diambil dari sample fluida yakni
sifat-sifat fisik & sifat-sifat kimia dari fluida
tersebut.

Proses Sampling

J. Suhu & Tekanan Standar

Suhu standar : 600F = suhu rata-rata didunia


Tekanan standar: 14,7 Psi / 1 atam = tekanan
permukaan bumi

BAB 2
PENENTUAN KADAR AIR DENGAN METODE DEAN & STARK

A. Pengertian Air Formasi

Merupakan air yang berasal dari formasi, air


ini biasanya ikut terpoduksi bersama dengan
oil/gas yang kita produksi.
Air formasi terbagi 2:

Air bebas
: air yg terbebas dari minyak.
Air Emulsi : air yang tercampur dalam minyak,
dan
diperlukan
cara
khusus
untuk
memisahkannya.

B. Emulsi

Syarat-Syarat Emulsi:

Terdapat 2 zat yang berbeda


Adanya
zat
pengemulsi/emulsifying
agent/emulgator. Ex: Mikroba, salt water, soap
Adanya agitasi, terjadi di tubing ketika terdapat
turbulensi dimana mekanisme pendorongnya
water drive

Sifatsifat emulsi antara lain :

Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi. Hal ini


disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam
sebelum terjadi emulsifikasi pada residu airnya.
Kadar garam yang besar pada fase cair
berpengaruh besar pada gaya permukaan antara
cairan minyak dan air. Di antara zatzat tersebut
dengan
emulsifying
agent-nya
yang
terkonsentrasi
antara
dua
fase
yang
bersangkutan.
Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifatsifat
minyak. Semakin besar viskositasnya, residu
karbon, dan tegangan permukaan minyak semakin
terbentuk emulsi.
Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat

Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi,


dapat dilakukan dengan cara :

Memperkecil tingkat agitasi.


Penggunaan zat anti emulsifikasi.

C. Metode Pemisahan Air Emulsi

Metode
Gravitasi/Settling:
dengan
cara
didiamkan,
sehingga
fluida
akan
terpisah
berdasarkan berat jenisnya.
Metode Pemanasan/Heating/Distilasi: dengan
cara dipanaskan, sehingga fluida akan terpisah
berdasarkan titik didihnya.
Metode Kimia/Chemycal Dehydration: dengan
cara menginjeksikan bahan kimia (Glykol), sehingga
air akan terpisah.
Metode Centrifugal: dengan menggunakan gaya
lempar dari putaran, sehingga fluida akan terpisah
berdasarkan berat jenisnya.
Metode Listrik: gue nggak tau ces

D. Alasan Dilakukan Pemisahan Air

Mengurangi kapasitas pipe line untuk


mengalirkan fluida oil.
Dapat menyebabkan korosi di pipa bila air
bersifat asam.
Dapat menghasilkan scale di flowline bila air
bersifat basa.
Jumlah kadar air mempengaruhi kualitas
minyak.
Penambahan 0,1% air pada unit distilasi akan
membuat unit distilasi pecah.

E. Surface Facility Pemisah air

Separator
FWKO (Free Water Knock Out)
Dehydrator
Water Boot

Separator

F. Pemisahan Air Metode Dean & Stark

Dengan
menggunakan
prinsip
distilasi,
sehingga air yang memiliki titik didih lebih
rendah dari crude oil akan menguap &
terpisah.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan
alat Dean & Stark.
Digunakan solvent berupa kerosin sebagai
katalis
(zat
pemercepat
reaksi)
agar
penguapan cepat terjadi.
Digunakan pula krikil untuk mengurangi
letupan & untuk meratakan panas.

Dean & Stark Distilation Unit

G. Penentuan %Kadar Air

BAB 3
PENENTUAN KADAR AIR & BASE SEDIMENT DENGAN
METODE CENTRIFUGAL

A. Metode Centrifugal

Metode Centrifugal: dengan menggunakan


gaya lempar dari putaran, sehingga fluida
akan terpisah berdasarkan berat jenisnya.
Kelebihan metode ini dibandingkat dengan
Metode Dean & Stark:

Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan


minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada
menggunakan Dean & Stark Method.
Pemindahan alat yang sangat mudah dilakukan.
Pengujian dan peralatannya pun lebih mudah dari
pada menggunakan metode Dean & Stark.
Dapat memisahkan base sediment.

Tingkat akurasi pengukuran kadar air pada


metode centrifuge lebih kecil dibanding
dengan metode dean & stark. Namun, bisa
dibuat lebih akurat dengan cara:

Dicampurkan toluene dengan crude oil dengan


perbandingan 50ml-50ml, kemudian dipanaskan di
oven dengan suhu 1500F selama 5-10 menit, lalu
diputar dengan alat centrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 1500 RPM.

B. Peralatan Utama

Peralatan Centrifuge

BAB 4
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY

A. Pengertian SG

SG merupakan perbandingan densitas fluida


produksi dengan densitas standarnya.
Densitas standar oil adalah water dan
densitas standar gas adalah udara.

o
SGoil
w

g
SGgas
a

B. Pengertian 0API

API (American Petroleum Institute) ialah


derajat yang menunjukkan kualitas atau jenis
dari crude oil sesuai standar Amerika.
0

141,5
API
131,5
SG Oil

Klasifikasi minyak mentah berdasarkan oAPI:


Minyak berat, berkisar antara 10-20oAPI
Minyak sedang, berkisar antara 20-30 oAPI
Minyak ringan, berkisar diatas 30 oAPI

Semakin besar API, maka kualitas minyak


semakin baik.
Semakin panjang rantai HC, maka semakin ke
minyak berat.
Minyak berat memiliki viskositas yang tinggi,
karena banyak mengandung fraksi berat
seperti parrafin dan sedimen-sedimen lainnya.

C. Pengukuran SG

Didapatkan data SG terukur & suhu pada


percobaan
141
.5 Fahrenheit
Konversi satuan temperatur
ke
APIterukur
131.5
SGterukur
Hitung API terukur
0
141.5
o
Hitung API 60/60SG
F60/60
dengan
interpolasi
F
o
131
.
5

API
60/60
F
0
Hitung SG 60/60 F

SGtrue SG60

Hitung SG true
APItrue

Hitung API true

60

f corr x T 60 o F

141.5
131.5
SGtrue

Pengukuran SG di lapangan dengan cara:

Menggunakan Hydrometer & termometer, diukur


temperatur & SG terukurnya.
Kemudian digunakan tabel ASTM D 4007 untuk
mendapatkan SG truenya.

D. Peralatan Utama

Hidrometer

BAB 5
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK TUANG & TITIK BEKU

A. Pengertian

Titik kabut (Cloud Point) adalah dimana


padatan mulai mengkristal atau memisahkan
diri dari larutan bila minyak didinginkan.
Titik tuang (Pour Point) adalah temperatur
terendah dimana minyak mentah dapat
tertuang setelah mengalami pembekuan.
Titik
beku
(Freeze
Point)
adalah
temperatur terendah dimana minyak sudah
tidak dapat mengalir lagi.
FP<PP<CP

B. Tujuan

Untuk menentukan letak pemasangan heater


agar crude oil tidak mencapai titik bekunya
saat ditransportasikan melalui flowline.
Bila Crude oil terkena temperatur yang rendah
di Flowline menyebabkan:

Terbentuknya parrafin & scale di flow line


Crude oil akan mudah mencapai titik beku, bila
beku maka aliran produksi akan berhenti
Viskositas crude oil akan bertambah, sehingga laju
alir berkurang

C. Penanggulangan jika Crude Oil telah


Membeku di Flowline

Didorong paksa dengan alat Pigging


Menggunakan cairan asam
Dipasang
heater
pada
flowline
mengalami pembekuan crude oil.

yang

D. Surface Facility

Heater
Heat Exchanger

BAB 6
PENENTUAN TITIK NYALA & TITIK BAKAR

A. Pengertian

Flash point (titik nyala) adalah temperatur


terendah dimana suatu material mudah
terbakar dan menimbulkan uap tertentu
sehingga akan bercampur dengan udara,
campuran tersebut mudah terbakar.
Fire point (titik bakar) adalah temperatur
dimana suatu produk petroleum terbakar
untuk sementara (ignites momentarialy)
tetapi tidak selamanya, sekurang-kurangnya 5
detik.

B. Tujuan

Untuk keselamatan kerja (safety), dimana kita


harus menjaga temperatur di flow line agar
tidak mencapai titik nyala & titik bakarnya.

C. Hal yang Perlu Diperhatikan

Semakin rendah titik nyala & titik bakarnya,


maka
akan
semakin
mudah
terbakar
(Flameable)
Minyak ringan lebih mudah mencapai titik
nyala & titik bakarnya, sehingga lebih mudah
terbakar
Minyak yang memiliki titik nyala & titik bakar
rendah memiliki tingkat ekonomis / profit yang
lebih besar karena memiliki pembakaran yang
sangat baik & laju alirnya baik ketika melewati
flowline. Namun, tingkat safetynya lebih
rendah karena mudah terbakar.
Minyak yang rendah titik nyala & titik

D. Peralatan Utama

Tag Closed Tester

BAB 7
PENENTUAN VISKOSITAS KINEMATIK SECARA COBA-COBA

A. Pengertian

Viscositas Dinamik: perbandingan tegangan


geser dengan laju perubahannya.

Viscositas
Kinematik:
perbandingan
viscositas dinamik dengan densitas

Satuanya Centi Poise (Poise/100) atau gr/cm s

Satuannya Centi Stock (Stock/100) atau cm 2/s

Diukur secara coba-coba / pendekatan


(tentative method) karena viscositas fluida
yang mengalir tidak dapat diukur secara pasti
disebabkan
viscositas
dipengaruhi
oleh
temperatur.

B. Jenis Fluida

Fluida Newtonian: Fluida yang viscositasnya


tidak berubah ketika diberi gaya (cairan yang
mempunyai perbandingan yang linier antara
shear rate dengan shear stress)
Sebagai
contoh, air.
Fluida
Non
Newtonian: Fluida yang
viscositasnya berubah ketika diberi gaya.
Sebagai contoh, cat & minyak.

C. Shear Rate & Shaer Stress

Shear Rate: Perubahan kecepatan akibat


gaya yang diberikan per satuan waktu (1/s).
Shear Stress: Besar gaya yang diberikan ke
fluida untuk mengalir per satuan luas (N/m2).

D. Perhitungan
Pengisian tabel

Kalibrasi
padasuhu
20oC

Analisa

Sampel

Viscometer
Kinematic

Viscometer

TA

224

c A xTA

T1

340

c A xT2 A

T2 A 340

Vh2= c2 A xT2 B

T2 B 420

Air

I ( 25 )

Vha = 1.0038

Minyak
Standar

II ( 50 )

Vh =

Minyak
Sampel

I ( 50 )

Vh1 =

Minyak
Sampel

II(100)

C
V

WaktuAlir(dt)

Konstanta
VhA
CA= T
A

Vh1
C2A= T
2A

Penentuan Nilai B dan C

Kalibrasi Peralatan Untuk Koefisien Viscometer (B)

T2 A xT2 B
x Vh1 xT2 A Vh2 xT2 B
B
2
2
T2 A T2 B

Konstanta Peralatan Keseluruhan (C)

C A CB
C
2

Vh

1
T
2A

T2 A

Vh

2
T

2B

T2 B

Penetuan Viscositas Kinematik


Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka
menggunakan persamaan viskositas
kinematic = C x T
Jika harga (B/T) (0,001 x C x T) maka
menggunakan persamaan viskositas
kinematic = C x T (B/T)

E. Peralatan Utama

Viscometer

BAB 8
ANALISA KIMIA AIR FORMASI

A. Tujuan

Untuk korelasi lapisan batuan


Menentukan kebocoran casing
Menentukan kualitas sumber air untuk proses
water flooding
Identifikasi Scale

B. Percobaan yang Dilakukan

Penentuan
pH,
Alkalinitas,
penentuan
kandungan kalsium, magnesium, barium,
sulfat, ferro, klorida, sodium.
Perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat
(CaCO3).

C. Stabilitas Index (SI)

Merupakan indeks yang menentukan apakah


air formasi berakibat korosi (asam) atau
menghasilkan scale (basa).
( SI ) = pH K pCa palk

Bila harga SI = 0, maka air formasi stabil


Bila harga SI = +, maka air formasi bersifat
basa
Bila harga SI = -, maka air formasi bersifat
asam

D. Scale

Scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral


dari air formasi yang terproduksi bersama minyak dan
gas.
Scale akan terbentuk jika air formasi bersifat basa.
Scale akan menyebabkan berkurangnya diameter pipa
sehingga menghambat produksi. Jika scale terlalu besar
akan mematikan aliran di flow line.
Kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi
sistem formasi, terutama tekanan dan temperatur.
Pencegahan scale dengan penggunaan heater dan
melakukan pemisahan air sebelum scale terbentuk.
Penanggulangan scale dengan cara acidizing atau scale
inhibitor di flow line dan dengan menggunakan metode
Pigging.

E. Korosi

Korosi adalah suatu proses elektrokimia dimana atom-atom


akan bereaksi dengan zat asam dan membentuk ion-ion
positif (kation). Hal ini akan menyebabkan timbulnya aliranaliran elektron dari suatu tempat ke tempat yang lain pada
permukaan metal.
Korosi pada pipa produksi dapat diakibatkan terproduksinya
pasir berlebih & air formasi yang bersifat asam.
Pengikisan material logam dapat menyebabkan bocornya
pipa.
Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan menginjeksikan
bahan kimia corrosion Inhibitor atau dengan memisahkan air
formasi yang bersifat asam sebelum menyebabkan korosi
berlebih.
Pipa yang terkena korosi harus diganti bila melewati damage
tolerance nya.

Jenis-Jenis Korosi

Korosi Internal

yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan


CO2 dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila
terjadi kontak dengan air akan membentuk asam
yang merupakan penyebab korosi.

Korosi Eksternal

yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan


dari sistem perpipaan dan peralatan, baik yang
kontak dengan udara bebas dan permukaan
tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada
udara dari tanah.

F. Tempat Terjadinya Korosi

Down Hole Corrosion

High Fluid level pada jenis pompa angguk di sumur


minyak dapat menyebabkan terjadinya stress pada rod
bahkan dapat pula terjadi corrosion fatigue. Pemilihan
material untuk peralatan bottom hole pump menjadi
sangat renting. Pompa harus dapat tahan terhadap sifatsifat korosi dari fluida yang diproduksi dan tahan pula
terhadap sifat abrasi.

Flowing well

Anulus dapat pula digunakan untuk mengalirkan inhibitor


ke dasar tubing dan memberikan proteksi pada tabung
dari kemungkinan bahaya korosi. Pelapisan dengan
plastik dan memberikan inhibitor untuk proteksi tubing
dapat pula digunakan pada internal tubeing surface.

Casing Corrosin

Well Heads

Casing yang terdapat di sumur-sumur produksi bervariasi


dari yang besar sampai yang cnsentric acid. Diperlukan
perlindungan katiodik untuk external casing. Korosi
internal casing tergantung dari komposisi annular fluid.
Peralatan dari well heads, terutama pada well gas
tekanan tinggi, sering mengalami korosi yang disebabkan
oleh kecepatan tinggi dan adanya turbulensi dari gas.

Flow Lines

Adanya akuntansi dari deposit di dalam flow line dapat


menyebabkan korosi dan pitting yang akhirnya
menyebabkan kebocoran. Internal corrosion di dalam flow
line dapat dicegah dengan inhibitor.

G. Sifat-Sifat Kimia Air Formasi

Ion-ion negatif (Anion)


Anion-anion yang terkandung dalam air formasi adalah
sebagai berikut :

Asam kuat : Cl-, SO4-, NO3Asam lemah: CO3-, HCO3-, S-

Ion-ion positif (Kation)


Kation-kation yang terkandung dalam air formasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

Alkali : K+, Na+ dan Li+ yang membentuk basa kuat


Metal alkali tanah : Br++, Mg++, Ca++, Sr++, Ba++ membentuk
basa
lemah
Ion Hidrogen : H+
Metal berat : Fe++ dan Mn++

H. Perhitungan
KonsentrasiAnion
Anion

BM

KonsentrasiKation
Kation

Mg/L

BM

Me/L(*)

Mg/L

Cl

35.5

24400

Ca++

40

40

SO42

96

300

Mg++

24

CO32

60

300

Fe+++

56

1000

HCO3

61

Ba++

137

Negatif

OH

17

51

Na+

*Konversi mg/L ke me/L = ((mg/L)* valensi/BM)


TENTUKANNILAISIPADASUHU20,40,60,80,
DAN100OCDANSIMPULKANSIFATAIR
FORMASINYAJIKAPHAIR=8!

Me/L

Nilai
valensi
dilihat
dari
pangkat masingmasing unsur &
senyawa

Memperoleh total ionic strength


Konsentrasi

FaktorKoreksi

Me/L

Me/L

Cl

687.32

6 104

4.124x10-1

SO4 2-

6.25

1 103

6.25x10-3

CO3 2-

10

1,5 103

15x10-3

HCO3 -

5 103

Ca 2+

2 103

4x10-3

Mg 2+

1 103

Fe 3+

35.71

1,5 103

53.565x10-3

Ba 2+

Negatif

Negatif

Na +

668.86

2 104

1337.72x10-4

Ion

molarIonicStrength

Ionstrength
Me/LxKoreksi

0.62499

Nilai Me/L dibuat


diagram
Stiff
Davisnya

molarIonicStrength

Ploting Total Ionic Strength per Suhu

Langkah 2: Menentukan PCa Dan PAlk


Penentuan PCa:
Plot nilai BM Ca
pada sumbu Y,
kemudian
tarik
garis ke kanan
menuju
garis
Calcium, lalu tarik
garis
kebawah,
itulah nilai Pca.
Penentuan Palk:
Plot
nilai
BM
HCO3pada
sumbu
Y,
kemudian
tarik
garis ke kanan
menuju garis Total
Alk,
lalu
tarik
garis
kebawah,
itulah nilai PAlk.

SI = pH K Pca Palk
Temperatur(oC)

pH

PCa

pAlk

SI

Sifat

3.67

3.2

-1.87

Asam

20

3.41

3.2

-1.61

Asam

40

2.91

3.2

-1.11

Asam

60

2.39

3.2

-0.59

Asam

80

1.72

3.2

0.08

Basa

100

0.93

3.2

0.87

Basa

Peralatan Utama

Peralatan Titrasi

~JAZAAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIRAN~

Anda mungkin juga menyukai