Anda di halaman 1dari 21

1.

Pemboran adalah suatu kegiatan atau pekerjaan membuat lubang dengan diameter dan
kedalaman yang sudah ditentukan. Dalam pembuatan lubang untuk mencapai kedalaman
tertentu tersebut, yang harus diperhatikan adalah mempertahankan ukuran diameter lubang.
Pekerjaan terpenting yang lain adalah membawa serpihan batuan (cutting) ke permukaan.
2. Perbedaan exploration, development dan abandonment well?( jenis* sumur )
 Sumur Eksplorasi : sumur untuk membuktikan adanya cadangan hidrokarbon.
 Sumur Development : sumur pengembangan (menambah produksi suatu lapangan).
 Sumur Abandonment : sumur yang sudah ditutup karena dianggap sudah ekonomis,
adanya kerusakan formasi, atau karena tekanan reservoirnya sudah sangat rendah.
3. Personil pemboran?
- Company man
- Tool pusher
- Driller
- Derrickman
- Rotary helper
- Motor man
- Rig mechanic.
- Rig electrician
- Mud engineer
- Mud logger
- Casing and cementing crew
4. Komponen drilling rig? ( Sistem pemboran )
a. Hoisting System (Sistem Pengangkatan)
 Supporting Structure : konstruksi menara yang ditempatkan diatas titik bor.
 Hoisting Structure : drawwork, overhead tools (crown block, travelling block,
monkey board), dan drilling line.
b. Rotary System (Sistem Putar)

 Bit : diamond (batuan keras), drag bit (batuan lunak), Polyester


Diamond Crystalin (PDC)
 Rotary Assembly : rotary table, top drive (memutar pipa pemboran menggantikan
rotary table tanpa menggunakan kelly), master bushing, kelly
bushing, rotary slip.
 Rangkaian Pipa Pemboran : swivel, kelly, drill pipe, heavy weight drill pipe
(HWDP), dan drill collar.
c. Circulating System

 Mud Pit
 Mud Pump (piston dan sentrifugal)
 Hose (selang)
 Stand Pipe
 Removal Equipment : Shale Shaker, Desender, (pasir), Desilter (komponen
terhalus), dan Degasser (gas).

d. Blow Out Preventer (BOP) System


 Annular : berbahan rubber (lebih flexible)
 Piper Ram : memiliki ukuran, disesuaikan dengan ukuran drill pipe nya.
 Shear Ram : drill pipe dipotong.
 Blind Ram : drill pipe digepengkan.
 Drilling Spool : tempat pemasangan choke line
 Kill Line : untuk memasukkan kill mud weight, posisi di sebelah kanan xmas tree.
 Choke Line : merupakan sambungan ke choke produksi, posisi di sebelah kiri.
e. Power System (Sistem Tenaga)
Sistem tenaga dalam operasi pemboran terdiri dari power suply equipment, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang biasa dikenal dengan nama “prime mover” dan
distribution equipment yang berfungsi untuk meneruskan tenaga yang diperlukan untuk
mendukung jalannya kegiatan pemboran.
5. Proses pemboran secara umum? Open hole dan cased hole
a. Study geology regional
- Geologi struktur
- Stratigrafi
- Geomorfologi
b. Mapping
Merupakan proses pembuatan singkapan beserta struktur geologinya dengan
mengumpulkan data dari lapangan.
c. Planing pemboran
- Jarak interval, baik terukur, tertera, terkira
- Kedalaman
- Luasan wilayah
d. Pemboran
- Open hole, yaitu mengetahui kondisi stratigrafi bawah permukaan.
- Coring, yaitu mengetahui kualitas.
e. Dekripsi
f. Logging
g. Pasca drilling.

6. Jenis – jenis dan perbedaan rig?


 On-shore : mobile rig dan land rig
 Off-shore : swamp barge, jack up, semi submersible, drill ship.
Rig terbagi atas 2 (dua) macam, yaitu :
- OFF SHORE RIG, Rig ini pada umumnya dioperasikan pada permukaan air seperti
laut, sungai, danau, permukaan rawa.
- ON SHORE RIG, Rig ini pada umumnya dioperasikan di daerah daratan. Untuk
kegiatan work over dan well service .
OFF SHORE RIG, terbagi atas 6 (enam) kategori, yaitu :
- SWAMP BARGE RIG, Rig ini merupakan jenis rig laut yang beroperasi untuk
kedalaman antara 7-15 feet (laut dangkal) dan pada umumnya dipakai untuk daerah
rawa ataupun sungai. Pengoperasian Rig jenis ini iyakni dengan mengisi “ballast
tank” menggunakan air agar posisinya tenggelam dan duduk didasar laut dan “spud
can” juga menancap di dasar laut. Agar terhindar dari resiko terjadinya pergeseran
“ballast tank” akibat adanya arus laut yang kuat, maka “ballast tank” harus diikat
pada tiang yg sudah dipersiapkan. Kesalahan akibat ketidakstabilan posisi dan
terjadi pergeseran pada Rig, maka akan sangat beresiko terutama pada sumur ;
- JACK UP RIG, Rig jenis ini yang banyak digunakan pada pengeboran lepas pantai
dengan kedalaman operasi 15 – 250 feet. Rig ini memiliki badan rig atau sering
disebut platform. Platform ini berdiri diatas permukaan air, yang ditopang oleh kaki-
kaki (biasanya terdiri dari 3 atau 4 kaki) yang terbuat dari baja. Saat dioperasikan,
kaki-kaki baja tersebut berpijak pada dasar laut. Setelah itu platform tersebut
kemudian diangkat keatas permukaan air. Saat mobilisasi, maka kaki-kaki baja
tersebut kemudian diangkat, sehingga badan rig (platform) tersebut mengapung
diatas permukaan air. Saat terapung, maka plaform dapat mudah dimobilisasi dengan
cara ditarik menggunakan kapal jenis tug boat. Rig jenis ini bisa dipakai untuk
melakukan pengeboran sumur-sumur eksplorasi
- SUBMERSIBLE RIG, Rig jenis ini adalah jenis yang mengapung dan memiliki hull
pada platform-nya. Untuk menjaga kestabilan posisi yang diinginkan, maka Rig ini
dilengkapi dengan jangkar yang disangkutkan didasar laut. Selain itu peralatan
pendukung berupa baling-baling yang berada disekelilingnya serta sistem
keseimbangan (ballast control system) yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan
dan atau posisi agar selalu berada diatas permukaan air. Dengan struktur tersebut,
maka Rig jenis ini sering digunakan pada lokasi laut dalam yang memiliki ombak
besar dan sanggup menjangkau permukaan dasar laut. Kedalaman pengoperasiannya
diatas 250 feet ;
- DRILL SHIP RIG, Rig jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pengeboran
pada kedalaman lebih dari 3000 meter. Rig ini ditempatkan diatas kapal laut
sehingga mendukung untuk mobilitas tinggi dan sanggup beroperasi pada lokasi
yang jauh dari daratan. Penempatan tower berada diatas kapal yang pada bagian
bawah kapal dalam kkondisi terbuka ke laut.
7. Estimasi biaya pemboran?
banyak
8. Power system?
sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik.
Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar
9. Hoisting system?
System yg fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan
completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick)
termasuk dalam sistem ini.
10. Circulating system?
System yg berfungsi untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan
menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa
tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah
untuk mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale
shakercutting)desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter
berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran ( untuk memisahkan partikel solid
berukuran kecil, dsb.
11. Rotating system?
System yg berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran
konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali
sumur.
12. Well control system?
System yg berupa peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan
akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer)
yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
13. Duplex system?
Pompa duplex dilengkapi dengan 2 buah piston, pompa duplex bergerak kedepan dan
kebelakang untuk mengisap lumpur ke ruang liner pompa dan menekan lumpur ke lubang
dasar sumur.
14. Triplex system?
3 buah piston pompa ini lebih cepat dio bandingkan dengan pompa duplex, yaitu samg pai 2
kali lebih cepat. Sehingga perlu dipasang pompa sentrifugal untuk membantu aliran lumpur
sebagai supercharging.
15. BOP, Diverter?
- (BOP System) adalah untuk menutup lubang bor ketika terjadi “kick” a/ untuk menahan
tekanan dari lubang bor agar tidak terjadinya kick . Blowout terjadi karena masuknya
aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya diawali
dengan adanya “kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi
kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera
diatasi.
- Diverter biasa digunakan pada awal-awal trayek pemboran. Diverter tidak didesain untuk
menghentikan aliran akan tetapi sebagai jalur bagi aliran dan dalam sumur untuk
mengalir menjauhi rig. Alat ini digunakan untuk melindungi kru dan alat-alat pemboran
dengan jalan mengarahkan aliran dan dalam sumur ke jalur yang aman.
16. Drilling string assembly?
- BHA (bottom hole assembly)
- Transition pipe (HWDP)
- Drill pipe
17. Bottom hole assembly?
- Bit
- Drill collar
- Stabilizer
- Centralizer
- Downhole motor
- MWD/LWD
- Cross Over (XO)
- Reamer
- Jars
18. Drill pipe, drill collar HWDP?
- Drillpipe adalah pipa baja seamless yang digunakan dalam drillstring disuatu operasi
pengeboran dan merupakan komponen utama dari seluruh drillstring.
- Drillcollar berbentuk seperti DP, tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan diameter
luarnya sama dengan diameter luar tooljoint drill pipe. Jadi dindingnya lebih tebal
daripada drillpipe. Dinding yang tebal ini memungkinkan dibuatnya grade pada
dinding tersebut sehingga tdak memerlukan tool joint. Pada drill collar juga dapat
dipasangkan alat-alat spesial sehingga hasil pengeboran formasi dapat maksimal.
- Heavy weight drill pipe yaitu pipa yg digunakan pada kondisi khusus, yaitu pada
waktu terjadi down hole problem seperti pipa terjepit, dan sebagainya. HWDP yang
merupakan rangkaian drillstring terletak di antara drill pipe dan drill collar.
Fungsinya adalah untuk menghubungkan dan menambah panjang rangkaian pipa
pemboran dan menambah beban tekan pada drillstring.
19. Komponen drill string lainnya (stabilizer, reamer, jars dll)?
o Drilling string adalah serangkaian peralatan yang merupakan batang bor dengan lubang di
dalamnya sebagai tempat sirkulasi fluida pemboran.
o Non magnetic drill collar (NMDC) adalah drill collar yang anti terhadap medan magnet
bumi.
o Measure while drilling (MWD) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui arah serta
kedalaman dibawah permukaan yang dipasang pada susunan rangkaian alat pemboran.
o Logging while drilling (LWD) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui keadaan
formasi yang dipasang pada susunan rangkaian alat pemboran.
o Drill pipe (DP) adalah rangkaian pipa yang paling panjang digunakan sebagai drill steam.
o Heavy weight drill pipe (HWDP) adalah drill pipe yang memiliki panjang dan berat 2 – 3
kali dari DP biasa sehingga dapat digunakan sebagai pemberat diatas bit.
o Drill collar (DC) adalah pipa baja yang dipasang antara antara drill pipe dan bit.
o Stabilizer adalah alat yang berfungsi untuk menstabilkan arah lubang bor.
o Bit sub adalah sub penyambung antara pahat dengan drill collar.
o Float sub adalah sub penyambung yang dipasang antar bit sub dengan drill collar.
o Bit adalah pahat atau mata bor.
o Jar adalah perangkat mekanik yang digunakan dibawah permukaan untuk memberikan
dampak beban pada peralatan bawah permukaan
20. Drill string design?
- Kelly
- Drill pipe
- Drill collars
- Accessories (heavy weight drill pipe, jars, stabilizer, reames, shock rub and bit sub)
- Drill bits
21. Axial load pada drill string (collapse dan tension loss)?
- Axial load adalah beban yg dihasilkan dari rangkaian drill string dan arah gaya ny
searah dgn drill string
- Collapse adalah gaya yg dihasilkan dari formasi yg melebihi dari dalam rangkain
drill string sehingga menyebabkan drill string penyok
- Tension loss adalah hilang tegangan pada drill string akibat adanya lumpur yg
menahan ny
22. Tipe bot pemboran?
- Diamond bit
- Coring bit
- Polycrystalline diamond compact (PDC)
- Drag bit
- Tricone bit
23. Desain bit?
Berikut beberapa parameter yg akan digunakan dalam menentukan bit yg sesuai dgn kondisi
lapangan :
- Compressive strenght
- Bailing tendency
- Hardness
- Abrasiveness
- Elasticity
24. Cutting transpot?
- Mud pump
- Discharge line
- Stand pipe
- Swivel
- Kelly hose
- Kelly
- Drill pipe
- Drill collar
- Bit
- Flow line
- Condioting system
- Mud pit
- Suck line
25. Evaluasi bit?
- WOB (weight on bit) adalah beban terhadap bit yg akan memberi daya dorong lebih
kepada bit ketika menggerus lapisan formasi batuan
- RPM (rotation per minute) adalah jumlah putaran pada bit dalam 1 menit yg mana
akan membantu cepat lambat ny bit dalam menembus lapisan formasi batuan
- Bit hydraulic adalah jumlah lumpur dan tenaga yg dihasilkan ketika lumpur
disirkulasikan melewati nozzle pada bit menuju luabng bor dalam membersihkan
cutting
- Derajat kerusakan bit adalah kerusakan yg terjadi pada gigi pahat, posisi cone
terhadap tempat dudukannya dan pengecilan diameter bit ketika bit sedang bekerja
menembus lapisan formasi
26. Konsep tekanan formasi?
Tekanan yg berasal dari formasi yg diakibatkan ada gaya overburden dari lapisan formasi yg
saling menghimpit
27. Tekanan overburden?
Tekanan yg berasal dari gaya antar lapiran formasi yg saling menghimpit
28. Abnormal pressure?
Tekanan yg melebihi batas tekanan normal atau diatas 0,465 psi/ft untuk gradient
tekanannya
29. Over pressure?
Tekanan tingi yg melebihi tekanan hidrostatik yg berasal dari tekanan pori formasi yg tinggi
30. Sub pressure?
Tekanan rendah yg kurang dari tekanan hidrostatik yg bersalah dari tekanan pori formasi yg
rendah
31. Masalah pemboran yg abnormal pressure?
Terjadi kick yg mana tekanan yg dihasilkan akan menigkat ke atas permukaan dan
menyebabkan kerusakan pada peralatan bawah sumur
32. Transition zone?
Zona dimana titik tengah atau temu dari 2 lapisan yg berbeda
33. Pore pressure profile, overbalance, underbalance drilling?
- Pore pressure adalah tekanan yg dihasilkan dari fluida yg ada di dalam pori batuan
formasi
- Overbalance pressure adalah tekanan wellbore yg mana melebihi tekanan fluida dalam
formasi
- Underbalance drilling adalah jenis pengeboran dimana tekanan hidrostatik di buat lebih
kecil dari tekanan bawah sumur yg bertujuan untuk menghindarai masalah pengeboran
seperti terbentuknya mud filtrate, perubahan rheology lumpur serta meningkatkan
produktivitas sumur
34. Memprediksi dan mendeteksi tekanan abnormal?
- Mennetukan zona overpressure
- Mengetahui zona fracture dan patahan
- Mengecek pressure gauge pada BOP
35. Gradient tekanan rekah formasi?
Perkiraan tekanan yg mana jika melebihi akan menyebabkan formasi atau runtuh maupun
rusak
36. Formation intergrity test?
Test yg dilakuakan terhadap formasi yg bertujuan sebagai berikut :
- Meng-evaluasi ikatan semen pada casing terhadap formasi
- Menentukan gradient rekah formasi
- Meng-evaluasi wellbore terhadap ketahanan pada tekanan yg ada
- Menentukan berat lumpur optimal
- Meminimalis resiko loss circulation
37. Leak of test, limit test, formation surface test?
- Leak of test adalah test yg bertujuan mengetahui pada tekanan berapa formasi akan
runtuh atau pecah
- Limit test adalah test yg bertujuan mengetahui batas tekanan yg mampu ditahan oleh
batuan pada open hole
- Formation surface test (-)
38. Equivalent circulating density?
Jumlah optimal berat lumpur terhadap penurunan tekanan pada annulus
39. Equivalent mud weight?
Jumlah berat lumpur total yg harus disirkulasi kedalam lubang sumur dalam menahan
tekanan total terhadap kedalaman sumur
40. Indikasi terjadi well kick?
Penyebab kick yang paling sering terjadi adalah dimulai dengan kejadian Lost-Circulation,
yaitu masuknya sebagian lumpur pemboran kedalam formasi yang mengakibatkan kolom
fluida di dalam sumur turun dan akhirnya tekanan di dalam sumur menjadi lebih kecil dari
tekanan formasi, walaupun secara densitas equivalen lumpur yang dipakai sudah cukup
berat.
Penyebab kedua adalah menembus zona abnormal, dimana tekanan yang dimiliki formasi
jauh lebih besar dari lapisan sebelumnya dan melampaui tekanan hidrostatik yang dimiliki
lumpur pemboran di dalam lubang. Kasus ini akan menjadi tambah sulit ketika zona
abnormal tersebut mengandung gas.
Penyebab ketiga adalah terjadinya efek swabbing (sedotan) pada saat pipa pemboran ditarik
ke permukaan, seperti halnya sebuah suntikan yang sedang ditarik akan menghasilkan efek
menyedot, sehingga seolah-oleh tekanan hidrostatis lumpur berkurang jauh, dan pada saat
sudah lebih rendah dari tekanan formasi maka akan merangsang fluida dari formasi keluar
menuju lubang sumur.
41. Kill mud weight?
Jenis lumpur yg memiliki densitas yg tinggi dan di injekasikan ke dalam sumur untuk
mengatasi tekanan yg tinggi dari bawah sumur atau menekan tekanan yg berlebih yg di
indikasikan sebagai kick
42. BOP equipment?
- Annular ram
- Pipe ram
- Shear ram
- Blind ram
43. Annular ram?
Annular preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus baik
lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
44. Ram preventer?
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :
- Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada
lubang bor.
- Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak
berada pada lubang bor.
- Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong
(open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
- Drilling Spools.
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi sebagai tempat
pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor) dan kill line
(yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets”
yang digunakan untuk maksud yang sama.
- Casing Head (Well Head).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP
Stack.
45. Internal BOP?
- Choke line
suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang dikendalikan secara manual dan
atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan “high presure line” disebut “Choke
Line”.
Bila dihidupkan choke manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor
untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari
BOP Stack kesejumlah valve ( yang membatasi aliran dan langsung ke reserve pits ),
mud- gas separator atau mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang
bor dapat dikontrol kembali.
- Kill line
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan choke
manifold ( dan choke line ). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.
46. Konsep casing?
pipa yang dimasukkan kedalam sumur bor dimana casing ini memiliki beberapa fungsi yang
penting baik dalam pekerjaan pemboran (drilling) maupun dalam pekerjaan penyelesaian
sumur (completion). Casing merupakan komponen yang cukup mahal dan harus
diperhitungkan dalam pekerjaan pemboran karena biasanya biaya untuk casing berkisar
antara 25% sampai dengan 30% dari keseluruhan biaya pemboran suatu sumur.
47. Fungsi casing?
- Menahan formasi agar tidak runtuh
- Mencegah fluida HC terkontaminasi dari air formasi
- Mencegah terjadi tekanan yg berasal dari formasi
48. Jenis casing?
- Surface casing
- Kondutor casing
- Intermediate casing
- Production casing
- Liner
49. Konsep cementing?
Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan
pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas
melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya
penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing
dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan
lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk
memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling
penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan
permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.
50. Komponen slurry cemen?
- Semen
- Air
- Zat additive
51. Additive semen?
- Accelerator
mempercepat pengeringan semen dan mempercepat naikknya strength. (kalsium dan
sodium klorida)
- Retarder
mempercepat pengeringan semen dan mempercepat naikknya strength.
(lignosulfonate)
- Extender
Meningkatkan volume dan menurunkan densitas, saat penambahan perlu ditambah
air agar cepat larut, penambahan extender hanya diperuntunkan utk formasi lemah.
(bentonite, coal, gisolnite dan nitrogen)
- Weighting agent
menaikkan densitas, menurunkan volume, untuk melawan tekanan formasi (iliminite,
hematite dan barite)
- Dispersant
mengurangi viskositas semen, bersifat thinner, membuat aliran turbulen pada semen.
( polymer, salt)
52. Primary dan sqeuzze cementing?
- Primary cementing adalah penyemenan yang langsung dilakukan setelah rangkaian
casing diturunkan ke dalam lubang.
- Squezze cementing adalah Penyemenan dengan cara menekan slurry ke zona yang ingin
disemen.
53. Peralatan dalam operasi cementing?
- Casing shoe
peralatan yang dipasang pada ujung bawah rangkaian casing. Bentuknya adalah bulat
lonjong. Kegunaannya adalah untuk menuntun rangkaian casing agar tidak
tersangkut disaat menurunkan ke dasar lubang.
- Shoe track
satu sampai dua batang casing yang dipasang antara casing shoe dengan casing
collar. Fungsinya adalah untuik menampung bubur semen yang terkontaminasi.
Kalau bubur semen yang terkontaminasi sampai masik ke annulus casing dengan
lubang, kualitas semen akan tidak baik.
- Casing collar
sambuangan pendek yang dipasang di atas shoetrack. Alat ini berfungsi manahan
cementing plug setelah penyemenan.
- Centralizer
peralatan yang dipasang untuk membuat rangkaian casing berada ditengah-tengah
lubang , agar didapatkan ketebalan semen dibelakang casing sama.
- Scratcher
peralatan yang berfungsi untuk mengikis mudcake pada dinding lubang. Mud cake
harus dikikis agar ikatan bubur semen dengan dinding lubang dapat bagus. Scratcher
dipasang di bagian luar rangkaian casing.
- Cementing head
Peralatan yg dipasang pada ujung atas dari rangkaian casing.
1. Lumpur Pemboran

a. Fungsi Lumpur Pemboran


 Mengontrol tekanan formasi
 Mengangkat cutting ke permukaan
 Melumasi dan mendinginkan mata bor (bit) dan drill string
 Membersihkan lubang bor
 Menaha sebagian dari berat drill string
 Memberi dinding pada lubang bor dengan membentuk mud cake.
 Sebagai media logging

b. Sifat Lumpur Pemboran


 Densitas
 Viscositas
 Gel Strength : Lumpur akan mengagar atau menjadi gel apabila tidak terjadi
sirkulasi.
 Plastic viscosity
 Yield point : Sifat mengagar yang menunjukkan besarnya tekanan minimal
yang yang harus diberikan kapada fluida agar fluida tersebut
dapat bergerak.
c. Tipe Lumpur Pemboran
 Water Base Mud : Air yang digunakan dapat berupa air tawar maupun air
asin. Lumpur yang mempunyai bahan dasar air tawar
disebut fresh water mud, dan bila bahan dasarnya air asin
disebut salt waterbase mud.
 Oil Base Mud : Kegunaan terbesar adalah pada saat komplesi dari work
over sumur. Kegunaan lain adalah untuk melepaskan drill
pipe yang terjepit, sehingga mempermudah pemasangan
casing dan liner.

d. Mud Additif
 Weighting agent (untuk menaikkan densitas) : barite, galena
 Viscofier (mengentalkan mud) : bentonite, asphalt
 Fluid loss reducer (menurunkan filtration loss) : cmc
 Thinner (mengencerkan mud) : fosfat
 Emulsifier : atlasol

2. Well Control
Mengontrol tekanan formasi, salah satunya dengan memastikan bahwa tekanan lubang
bor lebih besar daripada tekanan formasi (kontrol primer) atau dengan menutup BOP valves
di permukaan (kontrol sekunder), umumnya disebut dengan menjaga tekanan sumur dibawah
kontrol atau biasanya disebut well control.

a. Sebab Terjadinya Kick

 Berat jenis lumpur pemboran (MW) turun


Ph=0.052 x TVD x MW

 Tinggi kolom lumpur turun


 Hilangnya lumpur pemboran
 Abnormal Pressure

b. Indikasi Adanya Kick


a. Laju alir meningkat
b. Volume pit Meningkat
c. Adanya aliran ketika pompa dihentikan
d. Adanya penambahan volume ketika trip
e. Drilling break
f. Gas cut mud

c. Metode Penanggulangan Kick


1. Bila terjadi saat pemboran berlangsung:
a. Menghentikan pompa.
b. Mengangkat kelly di atas BOP.
c. Menutup BOP dengan semua choke terbuka (menghindarkan adanya shock karena
tekanan).
d. Menutup choke perlahan (bila tekanan permukaan memungkinkan).
e. Mencatat Pdp dan Pann.
f. Mencatat kenaikan lumpur di permukaan.
g. Menyiapkan untuk sirkulasi.
2. Bila terjadi selama pengangkatan pipa:
a. Memasang full opening valve di drill string, lalu tutup.
b. Memasang back pressure valve.
c. Membuka full opening valve.
d. Menutup BOP dengan choke terbuka.
e. Menutup choke perlahan, bila tekanan memungkinkan.
f. Mencatat Pdp dan Pann dan kenaikan lumpur.
g. Stripping dan kemudian siap untuk sirkulasi
3. Casing

a. Fungsi Casing
 Mencegah runtuhnya lubang bor atau caving.
 Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran.
 Menutup zona bertekanan abnormal dan zone lost.
 Membuat diameter sumur tetap.
 Mencegah hubungan langsung antar formasi.
 Tempat kedudukan BOP dan peralatan produksi.

b. Klasifikasi Casing

Berdasarkan fungsinya casing dapat diklasifikasikan menjadi conductor casing, surface


casing, intermediate casing, production casing, dan liner.

4. Cementing

a. Fungsi cementing
 Melindungi atau mengisolasi casing dari formasi
 Menguatkan formasi
 Mengurangi kemungkinan blow out
 Menutup lubang perforasi

b. Jenis-Jenis Cementing
 Primary Cementing : proses penyemenan awal setelah atau selama proses
pemboran
 Secondary (Re-cementing) : proses penyemenan yang dilakukan ketika
penyemenan pertama mengalami kerusakan atau
belum sempurna. Seperti memperbaiki kebocoran
pada casing dan menyemen ulang atau menutup
lubang perforasi (squeeze cementing).

c. Sifat-Sifat Semen
 Densitas
 Thickening Time : waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras.
 Waitin On Cement (WOC) : waktu yang dibutuhkan dimuai dari mixing sampai
proses cementing berakhir.
 Filtration Loss : hilangnya semen ke dalam formasi.
 Water Cement Ratio (WCR) : kandungan air di dala semen. Jika semen cair, maka
thickening time nya akan besar. Jika semen kental,
semen akan mengeras sebelum waktunya.
 Impermeable : kedap air
 Compressive Strength : ketahanan semen menahan tekanan dari segala arah
formasi (horizontal).
 Shear Strength : ketahanan untuk menahan berat casing (vertikal).

d. Additif Semen
 Accelerator : mempercepat pengerasan
 Retarder : memperlambat pengerasan
 Extender : menambah volume
 Weighting Agent : memperbesar densitas
 Thinner : mengurangi viskositas
 Fluid Loss Control Agent : menjaga nilai WCR

e. Grade Semen : Grade semen yang biasa digunakan adalah G dan H.


Mixing
API Slurry Weight Well Depth Static Temperatur
Water
Classification (lb/gal) (ft) (0F)
(gal/sk)
A (portland) 5.2 15.6 0 to 6.000 80 to 170
B (portland) 5.2 15.6 0 to 6.000 80 to 170
C (high early) 6.3 14.8 0 to 6.000 80 to 170
D (retarded) 4.3 16.4 6.000 to 12.000 170 to 260
E (retarded) 4.3 16.4 6.000 to 14.000 170 to 290
10.000 to
F (retarded) 4.3 16.2 230 to 320
16.000
G (basic) 5.0 15.8 0 to 8.000 80 to 170
H (basic) 4.3 16.4 0 to 8.000
5. Masalah-Masalah Pemboran

a. Shale Problem
Formasi yang runtuh dapat menyebabkan: lubang bor membesar, pipa bor terjepit,
penyemenan yang kurang sempurna, bertambahnya kebutuhan lumpur dan kesulitan
logging.
Gejala yang timbul yang sering tampak bila sedang mengalami masalah shale:
1. Tekanan pompa naik.
2. Serbuk bor bertambah.
3. Air filtrasi bertambah banyak
4. Ada banyak endapan serbuk bor di dalam lubang bor.
5. Terjadi gumpalan pada pahat (bit bailing).
6. Terjadi perubahan sifat-sifat lumpur, antara lain: berat lumpur bertambah dan
viskositas lumpur naik.

Beberapa penyebab terjadinya shale problem dari kelompok mekanis antara lain:
1. Erosi, karena kecepatan lumpur di annulus yang terlalu tinggi.
2. Gesekan pipa bor terhadap dinding lubang bor.
3. Adanya penekanan (pressure surge) atau penyedotan (swabbing) pada waktu cabut
dan masuk pahat (tripping).
4. Adanya tekanan dari dalam formasi.
5. Adanya air filtrasi atau lumpur yang masuk ke dalam formasi.

b. Pipe Stuck
Penyebab terjepitnya rangkaian pipa bor pada sumur pemboran adalah karena
adanya differential sticking (beda tekanan hidrostatik dari kolom lumpur melebihi
tekanan dari formasi yang permeable) maupun mechanical sticking (terjadi secara
mekanis, misalnya rangkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam dasar
lubang).

c. Lost Circulation
Hilang lumpur tejadi karena dua faktor, yakni: faktor mekanis dan faktor formasi.

Anda mungkin juga menyukai