II
TINJAUAN PUSTAKA
Sucker rod pump adalah metode pengangkatan buatan yang di libatkan penggunaan
pompa srp yang di pasang untuk meningkatkan tekanan dari dalam sumur. Kenaikan
tekanan harus diklasifikasi lebih lanjut menggunakan beberapa kriteria yang berbedah
bedah misalnya prinsip operasi pompa yang digunakan. Klasifikasi yang di terimah
secara umum.
Pompa angguk (SRP) adalah salah satu metode pengangkatan buatan yang
dalam instalasinya terdiri dari empat komponen utama. Keempat komponen itu terdiri
dari Prime Mover, Surface Equipment, Subsurface Equipment dan Sucker Rod String.
9
Prime Mover listrik yang digunakan pada suatu instalasi harus memiliki energi
keluaran yang cukup untuk pengangkatan fluida pada laju alir yang diinginkan.
Prime Mover ke pompa Sucker Rod Pump yang selanjutnya akan diteruskan ke
Peralatan di atas permukaan yang di gunakan di lapangan kalrez petroleum seram Ltd
yaitu :
Conventional
10
Peralatan di atas permukaan ini secara keseluruhan terdapat beberapa
1. Brake
Gambar 2. 3. Brake
Brake berfungsi untuk menghentikan gerak Pumping Unit jika sewaktu-waktu
2. Base
Gambar 2. 4. Base
Base merupakan fondasi tempat berdirinya Pumping Unit. Fondasi ini harus
3. Belt Cover
11
Gambar 2. 5. Belt cover
Belt Cover merupakan penutup V-Belt yang meneruskan putaran mesin (Prime
4. Gear Reducer
memperlambat kecepatan putaran dari Prime Mover yang sangat tinggi untuk
12
5. Crank
Gambar 2. 7. Crank
Crank merupakan batang tempat duduknya Counter Weight, dimana posisi
Counter Weight pada Crank dapat digeser mendekati atau menjauhi Crank
6. Counter Weight
berjumlah empat buah dan dipasang masing-masing dua buah pada tiap Crank.
Berfungsi memberikan efek Balance (distribusi beban yang merata) pada satu
siklus pemompaan.
13
7. Crank Pin Bearing
Crank Pin bearing merupakan Bearing yang dipasang pada Crank Pin untuk
8. Pitman
9. Equalizer
14
Equalizer merupakan alat yang menghubungkan dua Pitman supaya gerakan
15
Gambar 2. 12. Wallking beam
Walking Beam merupakan balok baja yang besar dan kuat, berfungsi mengubah
Center bearing adalah bearing yang ditempatkan di titik berat Walking Beam,
16
Stuffing box merupakan tempat duduknya polish head rod sehingga dapat
bergerak naik turun pada sucker rod. Sehingga aliran minyak hasil dari pada
pemompaan tersebut dapat mengalir melaluai flow line melewati cross tee.
Cross Tee merupakan komponen yang terletak diantara Wellhead dan Stuffing
dan juga untuk membuat gerakan Sucker Rod tepat pada posisi vertikal agar
18. Bridle
Bridle berupa sepasang kabel baja yang dihubungkan dengan Horse Head,
17
Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk mengeraska
n kaitan polish rod pada carrier barsupaya tetap berhubungan dengan peralatan
di permukaan.
ke dalam Tubing dan untuk mengangkat fluida menuju permukaan. Untuk melakukan
hal tersebut, maka setiap pompa harus mempunyai empat elemen utama yaitu Working
Tubing Pump, merupakan tipe pompa dimana rangkaian pompa dipasang pada
18
Rod Pump, merupakan tipe pompa dimana seluruh rangkaian pompa dipasang
untuk semua spesifikasi yang berkaitan dengan pompa sumur minyak, dan yang di
gunakan di lapangan kalrez menggunakan kelas 5 adalah rod tipe dan travelling barrel
selain itu disarankan untuk praktek lapangan yang berhubungan dengan perawatan dan
penggunaan pompa.
Kelas 5 adalah Rod Type, Travelling Barrel. Dalam gambar 3.21, Huruf
pertama dari pendesainan adalah “T” yang mengindikasikan Tubing Type Pump atau
“R” untuk Rod Type Pump. Huruf kedua adalah “W”, yang berarti Full Barrel atau “L”
Shoe dan Nipple, “A” mengindikasikan Stationary Barrel dengan Top Hold-Down, “B”
untuk Stationary Barrel dengan Bottom Hold-Down, atau “T” untuk Travelling Barrel.
19
Bagian-bagian dari Subsurface Pump adalah sebagai berikut:
1. Working Barrel
ke atas (Upstroke).
2. Plunger
20
Bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dapat bergerak naik turun
yang berfungsi sebagai alat pengisap minyak dari formasin masuk ke barrel yang
1½ 0,785 0,117
1¼ 1,227 0,182
1½ 1,767 0,262
1¾ 2,405 0,357
2 3,142 0,466
2¼ 3,976 0,590
2½ 4,909 0,728
2¾ 5,940 0,881
3¾ 11,045 1,640
4¾ 17,721 2,630
21
3. Standing Valve
Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan plunger.mengalir
kan minyak dari sumur ke working barrel saat plunger bergerak ke atas (valve membu
ka). untuk mencegah fluida keluar ke annulus saat plunger bergerak ke bawah (valve
4. Travelling Valve
5. Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan plunger berfu
ngsi mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke plunger saat plunger b
ergerak ke bawah (valve terbuka) menahan minyak keluar dari plunger pada s
6. Gas Anchor
pompa atau dengan kata lain untuk mencegah masuknya gas ke dalam pompa
22
7. Mud Anchor
(kotoran-kotoran) seperti lumpur dan pasir yang terikut oleh fluida dari formasi.
akan jatuh ke bawah mengendap di dalam Mud Anchor sehingga tidak ikut
8. Tubing
dipompakan oleh pompa dari sumur ke permukaan. Selain itu, Tubing juga
23
4½ 4.500 3.958 3.601 10-6
Berdasarkan tipenya :
External Upset ( EU )
Non Upset ( NU )
Berdasarkan Gradenya :
24
1. Sucker Rod
Sucker Rod merupakan suatu batang baja pejal yang mempunyai Grade tinggi yang
Pump dengan Pumping Unit di atas permukaan. Sucker Rod mempunyai beberapa
R1 = 0,759 – 0,0896 Ap
5/8 – ¾
R2 = 0,241 + 0,0896 Ap
R1 = 0,786 – 0,0566 Ap
¾ - 7/8
R2 = 0,214 + 0,0566 Ap
25
R1 = 0,814 – 0,0375 Ap
7/8 – 1
R2 = 0,186 + 0,0375 Ap
R1 = 0,627 – 0,1393 Ap
R3 = 0,175 – 0,0655 Ap
R1 = 0,644 – 0,0894 Ap
R3 = 0,155 – 0,0146 Ap
R1 = 0,582 – 0,1110 Ap
R2 = 0,158 + 0,0421 Ap
¾ - 7/8 – 1 – 1 1/8
R3 = 0,137 – 0,0366 Ap
R4 = 0,123 + 0,0325 Ap
¾ 0,447 1,63
1 0,785 2,88
26
1 1/8 0,994 2,64
2. Pony Rod
Pony Rod digunakan untuk menyambung rangkaian Sucker Rod agar dapat
memenuhi kekurangan panjang Sucker Rod untuk mencapai pompa. Pony Rod
mempunyai diameter yang pada umumnya sama dengan diameter Sucker Rod dan
tersedia dalam beberapa ukuran panjang yang berbedah bedah, antara 2 sampai 12 ft.
3. Polished Rod
27
Polioshed rod adalah batang baja yang sangat kuat yang ditempatkan di atas
sucker rod string yang terkoneksi dengan surface pumping unit. Komponen rod string
yang paling kuat karena harus menopang seluruh berat dari sucker rod string dan
beban fluida dari tiap stroke pumping unit.permukaan nya halus sehingga friksi
minimum supaya dapat dengan lancer bergerak naik turun melewati seal pada stuffing
Prinsip kerja SRP berawal dari gerak rotasi yang dihasilkan oleh Prime Mover
kemudian diubah menjadi gerak upstroke dan down stroke oleh Pumping Unit. Horse
Head akan mengatur gerak naik-turun Polish Rod agar tetap dalam posisi vertikal.
Kemudian gerakkan ini akan menyebabkan Plunger yang berada di dalam Barrel ikut
a. Saat Upstroke.
Pada saat Upstroke, Traveling Valve akan menutup karena berat Ball pada
Travelling Valve itu sendiri dan juga diakibatkan oleh berat fluida di atasnya. Fluida
yang berada di atas Plunger akan terangkat ke permukaan oleh gerakan naiknya
Plunger. Akibat dari gerakan Plunger ke atas (naik) maka terjadi kevakuman pada
ruang Barrel sehingga tekanannya turun dan saat tekanan tersebut lebih kecil dari Pwf
28
maka dari dasar sumur fluida mendorong Standing Valve terbuka dan masuk ke ruang
Barrel.
b. Saat Downstroke
Pada saat Downstroke, Standing Valve tertutup karena berat Ballnya sendiri.
Kemudian fluida yang berada di ruang Barrel (antara Standing Valve dan Travelling
Valve) akan terkompresi oleh Plunger yang bergerak turun dan menyebabkan tekanan
pada ruang Barrel akan naik. Akibat naiknya tekanan tersebut maka fluida yang berada
dalam ruang Barrel akan terdesak dan selanjutnya tekanan akan terus naik melebihi
terbuka dan fluida masuk ke dalam Tubing. Demikian siklus ini berlangsung terus-
menerus, sehingga fluida yang berada di dalam Tubing terangkat sampai ke permukaan.
Saat pompa tidak beroperasi, maka Standing Valve dan Travelling Valve akan
29
Gambar 2. 22. Siklus kerja subsurface pump
Untuk mengolah data langka pertama yang harus dilakukan mengitung tekanan statis
(ps) dan tekanan dasar sumur (pwf). Sehingga pada nilai pwf dan ps akan di dapat dan
menggunakan titik nodal analisis. hubungan antara pwf dan laju produksi akan di buat
grafik IPR
Pada data pwf,ps, dan laju produksi dapat digunakan uyntuk membuat kurva
IPR sumur x, sehingga dxari data tersebut bisa di pakai untuk re-desain sucker rod
pump pada sumur X dengan spesifikasi pompa yang terpasang pada lapangan kalrez.
Kurva IPR in dapat dilihat kemampuan pada sumur x berproduksi saat in.
30
Beberapa langkah yang dapat menyatakan besarnya produktivitas formasi
𝑄 𝑄
𝑃𝐼 = 𝑑𝑟𝑎𝑤𝑑𝑜𝑤𝑛 = 𝑃𝑠𝑡−𝑃𝑤𝑓 .......................................................... (2.1)
Dimana;
Adalah grafik yang menggambarkan antara laju alir (Q) dengan tekanan alir
dasar sumur yang menggambarkan kelakuan alir fluida dalam media berpori.
Penggambaran IPR untuk sumur minyak dengan kondisi dua fasa akan menghasilkan
31
Penggambaran grafik IPR pada kondisi Reservoir yang jenuh berupa garis
dQ
PI = dPwf ...................................................................................................... (2.2)
PWF Pr
(psi)
Q max
Q (bbl/day)
Gambar 2. 23. Grafik IPR kondisi saturated
Pwf Pwf 2
Q = Qmax x 1 − 0.2 ( 𝑃𝑟 ) − 0.8 ( 𝑃𝑟 ) ......................................... (2.5)
Keterangan :
q = produksi, BFPD
Dari data tersebut di peroleh dari test produksi dan test tekanan yang di peroleh
pada sumur x. dari ketiga data yang di dapat, maka di buat IPR sesuai dengan keadaan
32
aliran fluida tersebut, dan apakah membentuk sumur satu fasa, dua fasa bahkan tiga
fasa. Untuk dibuat IPR curva dengan laju produksi((Q). maka didapatkan beberapa
harga ps dan pwf dimana harga terdapat pada bselang waktu 0 ≤ PwfPs ≤ 1. Ketika di
dapat laju produksi optimal maka suatu sumur akan di redesain dengan menggunakan
Mengingat pada IPR curva adalah dasar dalam untuk mrngoptimasi pompa, maka
untuk membuat IPR curva pada kondisi di lapangan kalrez Pertroleum seram Ltd maka
Untuk mengetahui beban polish rod maka dapat menggunakan persamaan berikut
Beban yang bekerja pada polished rod adalah beban kolom sepanjang kedalaman
pompa. Setiap ukuran rod memiliki luas dan berat yang berbeda-beda hal ini dapat
dilihat pada tabel 1. Untuk menentukan besarnya beban polished rod adalah dengan
𝑆𝑥(𝑁)^2
α= .................................................................................................. (2.7)
70.500
33
Keterangan :
S = stroke length, in
Menentukan Minum Stress (Smin) dan Maximum Stress (Smaks) yang Diperbolehkan
Volume fluida (cairan) yang dipompakan setiap langkah tidak hanya tergantung
dari Polished Rod dipermukaan (S), akan lebih tergantung pada gerakan relatif Plunger
terhadap Working Barrel yang disebut Effective Plunger Stroke (SP). Pada dasarnya
langkah ini berbeda dengan Polished Rod Stroke, perbedaan ini disebabkan oleh :
Plunger Overtravel.
5.20 xSGxDxApxL
et ................................................... (2.13)
ExAt
34
Sedangkan perpanjangan Sucker Rod (Rod Stretch) dinyatakan dalam
persamaan :
40.8 xSGxL2
ep ................................................... (2.16)
E
Ket :
et = perpanjangan Tubing, (in)
er = perpanjangan Sucker Rod, (in)
ep = Plunger Overtravel, (in)
Ap = luas penampang Plunger, (in²)
6
E = konstanta Modulus Young, 30x10 (psi)
D = kedalaman sampai Working Fluid Level, (ft)
At = luas penampang dinding Tubing, (in²)
SG = Specific Gravity fluida sumur,
L = kedalaman pompa, (ft)
α = Faktor percepatan
35
Dengan demikian panjang langkah (Stroke) Plunger Effektif (SP) dinyatakan
dengan persamaan :
PD = K x Sp x N .............................................................................. (2.18)
Dimana :
Untuk mendapatkan Area Plunger dan konstanta pompa dapat dilihat pada lampiran
Menentukan Secara teoritis nilai cunterbalance effect ideal (Ci) dan peack
torque harus sedemikian rupa sehingga prime mover akan membawa beban rata-rata
yang sama besarnya baik pada waktu upstroke maupun pada waktu downstroke
36
Ci = (Wmax + Wmin)/2 ................................................................. (2.20)
Keterangan :
C1 = counterbalance required
Pumping unit yang bekerja harus sesuai dengan puntiran yang diijinkan pada gear
reducer, dimana dalam setiap pumping unit telah diberikan maksimum puntiran yang
Keterangan :
PT = peak torque
C1 = counterbalance required
Keterangan :
37
PMF = konstanta dari prime mover
K = konstanta plunger
3. Effisiensi Volumetris
Q(actual
)
EVQ ).................................................................... (2.23)
(teoritis
Q = PD x EV .......................................................................... (2.24)
Dimana :
Cara mengkur SL dan SPM pada sucker rod pump unit di lapangan kalrez petroleum
seram Ltd. Adalah strok lenght tergantun letak pin pada counter balance sedangakn
SPM adalah mengukur waktu satu menit berapa kali struck atau up stoke+down
38
2.6. Permasalahan Produksi
bawah permukaan yang mengganggu proses produksi minyak dan gas bumi.
Permasalahan sumur antara lain seperti jenis lapisan produksi berupa lapisan pasir
lepas (pasirnya mudah runtuh), parafin serta adanya Scale, dan lain-lain.
2.6.1. Kepasiran
produksi ke dalam sumur karena faktor formasi yang kurang kompak. Masalah
Masalah kepasiran ini dapat terjadi pada sistem peralatan produksi yang dilalui oleh
fluida dan secara umum terjadi pada lubang formasi. Penanganannya dapat dilakukan
2.6.2. Parafin
39
- Tekanan yang semakin rendah.
Masalah ini dapat terjadi di dalam formasi maupun pada peralatan produksi di atas
2.6.3. Scale
Masalah Scale ini dapat terjadi pada lubang perforasi, Tubing dan fasilitas lainnya
di atas permukaan yang dilalui oleh fluida produksi. Penanganannya dapat dilakukan
dengan pengasaman atau diberi Scale Inhibitor untuk memperlambat proses terjadinya
Scale.
40