Anda di halaman 1dari 16

SISTEM SIRKULASI

(CIRCULATING SYSTEM)

Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang memegangperanan penting


di dalam operasi pengeboran putar (rotary drilling). Tugas utamanya adalah
membantu sistem pemutar didalam “mengebor sumur” dengan menyediakan
perlengkapan-perlengkapan yang sesuai untuk mengatur bahan-bahan lumpur dan
tempat-tempat kerja untuk mempersiapkan, merawat dan mengganti fluida
pengeboran. Secara umum lumpur pengeboran dapat disirkulasikan dengan urutan
sebagai berikut: lumpur dalam steel mud pit dihisap oleh pompa - pipa tekanan –
stand pipe – rotary hose – swivel head – kelly – drill pipe – drill collar – bit –
annulus drill collar – annulus drill pipe – mud line/flow line, shale shaker – steel
mud pit – dihisap pompa kembali dan seterusnya. Hal ini bisa dilihat pada gambar
dibawah ini.

Sistem sirkulasi (circulating system)

Komponen – komponen dalam Sistem Sirkulasi akan dijelaskan melalui diagram


alir dan tabel di bawah ini:
SISTEM SIRKULASI
(CIRCULATING SYSTEM)

Lumpur Pemboran Tempat Persiapan Peralatan Sirkulasi Conditioning Area


(Drilling Fluid) (Preparation Area) (Circulating Equipments) •Mud-Gas Separator
•Water based Mud •Mud House •Mud Pit •Shale Shaker
•Oil based Mud •Steel Mud Pits/Tanks •Mud Pump •Desander
•Air or Gas based Mud •Mixing Hopper •Pump Discharge and •Desilter
Return Lines •Degasser
•Chemical Mixing Barrel
•Stand Pipe •Settling Tank
•Bulk Mud Storage Bins
•Rotary Hose •Reserve Pit
•Water Tank
•Special Pumps and
•Reserve Pit Agitators

No. Komponen Penjelasan


1. Lumpur Pemboran Fluida pemboran merupakan suatu
(Drilling Fluid) campuran cairan dari beberapa komponen yang
dapat terdiri dari : air (tawar atau asin), minyak,
tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas, udara,
busa maupun detergent. Di lapangan fluida
dikenal sebagai "lumpur" (mud).
Lumpur pemboran merupakan faktor yang
penting serta sangat menentukan dalam
mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran.
Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan
biaya pemboran sangat tergantung pada kinerja
lumpur pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu
operasi pemboran antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill
string.
3. Memberi dinding lubang bor dengan mud
cake.
4. Mengontrol tekanan formasi.
5. Membawa cutting dan material-material
pemberat pada suspensi bila sirkulasi
lumpur dihentikan sementara.
6. Memberikan hydraulic horse power pada
bit untuk membersihkan serbuk bor
(cutting) dari dasar lubang bor dan
melepaskan pasir dan cutting
dipermukaan.
7. Menahan sebagian berat drill pipe dan
cutting (bouyancy efect).
8. Mengurangi effek negatif pada formasi.
9. Mendapatkan informasi (mud log,
sampel log).
10. Media logging.
Komposisi lumpur pemboran ditentukan
oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang
ditembus oleh mata bor. Ada dua hal penting
dalam penentuan komposisi lumpur pemboran,
yaitu :
 Semakin ringan dan encer suatu lumpur
pemboran, semakin besar laju
penembusannya.
 Semakin berat dan kental suatu lumpur
pemboran, semakin mudah untuk
mengontrol kondisi dibawah permukaan
separti masuknnya fluida formasi
bertekanan tinggi (dikenal sebagai "kick").
Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka
akan menyebabkan semburan liar
(blowout).
Penentuan lumpur pemboran yang
digunakan dalam suatu operasi pemboran
didasarkan pada kondisi bawah permukaan dari
formasi yang sedang ditembus.
a. Water Based Mud Pada lumpur pemboran jenis water-base
mud, zat komponen yang paling banyak
digunakan adalah water base mud (kurang lebih
80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar
atau air asin, clay dan chemical additives.
Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang
bor. Pedoman operasional dalam pembuatan
water base mud secara umum adalah sebagai
berikut :
 Surface drilling operasional, digunakan
lumpur biasa (natural mud) dengan
sedikit additive paling banyak digunakan.
 Hard subsurface drilling operations, bila
menembus formasi keras (porositas
rendah) digunakan lumpur encer.
 Soft subsurface drilling operations, bila
menembus formasi bertekanan tinggi
(porositas tinggi), digunakan lumpur
berat. Water based mud merupakan jenis
lumpur yang paling umum digunakan
karena murah, mudah penggunaanya dan
membentuk “filter cake” (kerak lumpur)
yang berguna untuk lubang bor dari
bahaya gugurnya dinding lubang bor.
b. Oil Based Mud Digunakan pada pemboran dalam, hot holes,
formasi shale, dan sebagainya. Lumpur ini lebih
mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya proses
pengaratan (korosi) yang dapat mengakibatkan
kerusakan fatal pada rangkaian pipa bor.
c. Air or Gas Based Mud Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama
adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang
lebih besar. Karena digunakan kompressor,
kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
2. Tempat Persiapan Terletak pada tempat dimulainya sistem
(Preparation Area) sirkulasi. Tempat persiapan lumpur pemboran
terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk
memberikan fasilitas persiapan atau “treatment”
lumpur bor.
a. Mud House Merupakan gudang untuk menyimpan
additives. Bahan-bahan aditif yang digunakan
untuk keperluan lumpur di simpan dalam
tempat ini dijaga agar tidak terkontaminasi
oleh lingkungan.

b. Stell Mud Pits/Tanks Merupakan bak penampung lumpur di


permukaan yang terbuat dari baja. Steel tank
terletak bersambungan/berdekatan dengan mud
pump. Digunakan untuk menampung lumpur
yang siap disirkulasikan kedalam annulus.

c. Mixing Hopper Merupakan peralatan yang bentuknya


menyerupai corong. Melalui corong ini,
additives padat ditambahkan ke dalam zat cair
pengeboran pada waktu perawatan di dalam
kolam lumpur kemudian lumpur yang sudah
dicampur additive ini digunakan untuk
disirkulasikan. Mixing Hopper terletak di dekat
rig.
d. Chemical Mixing Barrel Untuk menambahkan bahan-bahan kimia
kedalam lumpur pemboran. Menambahkan dan
menyampurkan bahan-bahan kimia (chemical)
kedalam lumpur untuk mendapat komposisi
lumpur yang sesuai sebelum disirkulasikan.

e. Bulk Mud Storage Bins Merupakan bin yang berukuran besar


digunakan untuk menambah additives dalam
jumlah banyak.
f. Water Tank Merupakan tangki penyimpan air yang
digunakan pada tempat persiapan lumpur dan
persiapan kegiatan pemboran. Water tank
umumnya terletak di samping rig, bisa juga
ditempat lain tergantung kondisi lapangan.

g. Reserve Pit Merupakan kolam yang besar digunakan


untuk menyimpan kelebihan lumpur.

3. Peralatan Sirkulasi Peralatan sirkulasi merupakan komponen


(Circulating Equipment) utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan ini
mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan
sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke
annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan
menuju conditioning area sebelum kembali ke
mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan ini
ditempatkan pada tempat yang strategis disekitar
rig.
a. Mud Pit Mud pit terletak sebisa mungkin di dekat rig,
atau tergantung pada kondisi dan luas area
pemboran. Fungsi mud pit adalah sebagai tempat
penyimpanan lumpur atau air (untuk pemboran
panasbumi) dalam kegiatan pemboran. Air atau
lumpur yang terdapat di mud pit akan di pompa
oleh mud pump dan melewati berbagai peralatan
pada sistem sirkulasi untuk kemudian kembali
lagi ke mud pit.

b. Mud Pump Mud pump terletak di dekat rig, berfungsi


untuk memompakan lumpur pemboran yang
bertekanan tinggi ke pipa penyalur lumpur
hingga ke sistem sirkulasi.

c. Pump Discharge and Merupakan pipa pengaliran lumpur bor dari


Return Lines mud pump atau sebaliknya

d. Stand Pipe Stand pipe adalah suatu pipa baja yang


dijepit secara vertikal di samping derrick, dan
menghubungkan pipa-pipa sirkulasi dengan
selang pemutar (kelly house). Selang pemutar ini
disambung pada gooseneck penyambung pada
stand pipe. Selang pemutar ini memindahkan
lumpur pemboran ke swivel dean kemudian
disalurkan ke bawah ke dalam drillstring. Stand
pipe ini memungkinkan swivel dan selang
pemutar untuk bergerak vertikal ke atas atau ke
bawah.
e. Rotary Hose Selang penghubung yang meneruskan
sirkulasi zat cair pengeboran (Lumpur bor) dari
stand pipe menuju ke swivel. Pipa ini berbahan
karet sehingga elastis, memungkinkan adanya
sirkulasi saat pipa bergerak naik dan turun.

f. Special Pump and Mempunyai mekanisme yang sama dengan


Agitators mud guns yaitu mengaduk adonan lumpur
sehingga dapat mencegah terjadinya
pengendapan bahan-bahan berat didalam lumpur
pemboran. namun penggunaan mud agitators
lebih umum dipakai dalam rig-rig pengeboran
yang modern. Fungsi utama untuk membantu
didalam pengadukan zat cair pengeboran (mud).
4. Conditioning Area Ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri
dari peralatan – peralatan khusus yang
digunakan untuk “Clean Up” (pembersihan)
lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi
utama peralatan-peralatan ini adalah untuk
membersihkan lumpur bor dari serbuk bor
(cutting) dan gas – gas yang terikut. Dua metode
pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari
dalam lumpur bor, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana
lumpur dialirkan melalui shale shaker
dan settling tanks
2. Secara mekanik, dimana peralatan –
peralatan khusus yang dipasang pada
mud pits dapat memisahkan lumpur dan
gas.
a. Mud Gas Separator Mud-Gas Separator merupakan alat
Conditioning Area pertama dalam sistem
sirkulasi. Fungsi alat ini adalah memisahkan gas
yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah
yang besar, biasanya digunakan saat terjadi kick.
Mud-gas separator ini terletak di samping rig,
"satu komplek" dengan peralatan conditioning
area yang lain.

b. Shale Shaker Merupakan peralatan pemisah cutting dan


bagian-bagian dari lapisan tanah berukuran besar
dari dalam lubang yang dibawa oleh lumpur bor.
Fluida pemboran yang melewati shale shaker ini
akan melalui saringan-saringan yang bergetar
yang memisahkan cutting-cutting yang tidak
digunakan. Sama seperti mud-gas separator,
shale shaker terletak bersamaan dengan peralatan
conditioning area yang lainnya.
c. Desander Merupakan peralatan yang memisahkan
butir-butir pasir dari lumpur bor yang tidak
tersaring ketika melewati shale shaker. Prinsip
kerjanya adalah memaksa masuk fluida
pemboran dengan tekanan tinggi melalui
silinder, kemudian bagian-bagian yang berat
dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan dibuang
melalui dasar silinder. Desander terletak di
samping shale shaker di conditioning area.
d. Desilter Desilter terdiri dari beberapa buah silinder
berbentuk kerucut yang mengeluarkan bagian –
bagian endapan cutting yang kecil yang
dilewatkan oleh shale shaker dan desander yaitu
dengan memasukkan fluida pemboran dengan
tekanan tinggi melalui silinder dengan bagian
bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga
sentrifugal dan dikeluarkan melalui silinder.
Menggunakan pertemuan kapasitas kombinasi
aliran Desander dan Desilter dengan
menggunakan Vibrator dan tiga panel disain.
Fungsi utamanya yaitu untuk memisahkan
padatan berukuran lempung (Silt) dari lumpur
pemboran.
e. Degasser Merupakan peralatan yang secara kontinue
memisahkan gas terlarut dari lumpur bor.

f. Settling Tank Merupakan bak terbuat dari lapis baja


digunakan untuk menampung lumpur bor
selama “conditioning”. Lumpur yang telah
dibersihkan oleh tiap – tiap peralatan
pengkondisian dimasukkan kedalam settling
tank guna diproses oleh peralatan selanjutnya.
g. Reserve Pit Tempat menampung serbuk bor dan
kelebihan lumpur.
LUMPUR PEMBORAN

Lumpur pemboran menurut API (American Petroleum Institute) didefinisikan


sebagai fluida sirkulasi dalam operasi pemboran berputar yang memiliki
banyak variasi fungsi, dimana merupakan salah satu factor yang berpengaruh
terhadap optimalnya operasi pemboran. Oleh sebab itu sangat menentukan
keberhasilan suatu operasi pemboran.

1. Fungsi Lumpur Pemboran


No. Fungsi Keterangan
1 Mengangkat cutting Cutting/kotoran harus diangkat dan
dibersihkan dari dasar lubang bor
agar mata bor beserta rangkaiannya
tidak terjepit akibat penumpukan
cutting di dalam lubang. Kemudian
cutting tersebut akan diendapkan di
settling sump atau bak pengendapan
Lumpur yang ada (dibuat) di
permukaan tanah.
2 Menahan tekanan formasi Menjaga agar tekanan formasi tetap
normal walaupun pada kondisi
pengeboran overbalanced
maupun underbalanced.
3 Pendingin, pelumas, strain, Mendingikan bit dari gesekan
lubrikasi, membuat filtrat dengan batuan, melumasi bit dan
melunakkan batuan, menghambat
korosi
4 Memberi dinding pada lubang Pembentukan mud cake ini akan
bor dan Mud Cake menyebabkan tertahannya aliran
fluida masuk ke formasi (adanya
aliran yang masuk yaitu cairan plus
padatan menyebabkan padatan
tertinggal/tersaring). Mud Cake
yang dikehendaki adalah mud cake
yang tipis karena dengan demikian
lubang bor tidak dipersempit dan
cairan tidak banyak yang hilang.
5 Mengrangi efek negatif Lumpur akan menutup pori-pori
formasi pada batuan dan kemudian
merekatkan pori tersebut sehingga
menjadi kedap.
6 Media informasi sumur Untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon dan analisa cutting
7 Media logging Data-data dari sumur yang
diselesaikan sangat penting untuk
dasar evaluasi sumur yang
bersangkutan, juga penting untuk
dasar pembuatan program dan
evaluasi sumur-sumur yang akan di
bor selanjutnya. Data-data tersebut
diatas didapat dari analisa cutting
dan pengukuran langsung dengan
wire logging. Untuk itu lubang bor
harus bersih dari cutting.

2. Komposisi Lumpur Pemboran


Komposisi dari lumpur pemboran disusun dari berbagai bahan kimia yang
masing-masing mempunyai fungsi secara individual, dan diharapkan saling bekerja
secara sinergik untuk mendapatkan sifat-sifat lumpur yang di harapkan
Bahan-bahan kimia penyusun lumpur tidak hanya berfungsi tunggal melainkan
dapat berfungsi ganda. Fungsi pertama disebut primary fungtion sedangkan fungsi
keduanya disebut secondary fungtion.
Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah lumpur pemboran
dengan bahan dasar air (water base mud) dimana air sebagai fasa cair kontinyu dan
sebagai pelarut atau penahan materi–materi didalam lumpur.
Additive lumpur pemboran adalah material-material yang ditambahkan untuk
merawat lumpur agar sesuai sifat-sifatnya dengan yang dibutuhkan.
Carboxymethylcellulose, dll.

3. Sifat Lumpur Pemboran

Sifat
Lumpur
Pemboran

Fisika Kimia

Gel Sand Volume Kation &


Densitas Viskositas Mud Cake Lubricity pH
Strenght Content Fitrate Anion

 Berat Jenis
Sifat ini berhubungan dengan tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh suatu
kolom lumpur, karenanya harus selalu di jaga guna mendapatkan tekanan
hidrostatik yang sesuai dengan tekanan yang dibor. Lumpur yang terlalu ringan
akan menyebabkan enterusi fluida formasi kedalam lubang dan hal ini akan
menyebabkan kerontokan dinding lubang, kick dan blow out. Lumpur yang terlalu
berat akan dapat menyebabkan problema Lost Circulation.
 Viscositas
Viscositas adalah tahanan terhadap aliran atau gerakan yang penting untuk
laminar flow. Alat untuk mengukur viscositas lumpur ialah Marsh Funnel.
 Gel Strength
Gel – strength adalah sifat dimana benda cair menjadi lebih kental bila dalam
keadaan diam, dan makin lama akan bertambah kental. Sifat ini dikenal juga
sebagai sifat “THIXOTOPIC”.
 Sand Contend
Sand Content yaitu tercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) ke dalam
lumpur pemboran yang dapat membawa pengaruh pada operasi pemboran, karena
akan menambah densitas lumpur yang disirkulasikan, sehingga akan menambah
beban pompa sirkulasi lumpur. Oleh karena itu, setelah lumpur disirkulasikan harus
mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan partikel-partikel yang
masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi. Alat-alat ini biasanya disebut
“Conditioning Equipment”, yaitu : Shale saker, degasser, desander dan desilter.
 Volume Filtrate
Tujuan pemeriksaan alkalinity filtrate adalah untuk mengetahui kontaminan –
kontaminan terhadap lumpur. Kontaminan – kontaminan ini dapat berasal dari
formasi yang di bor maupun dari air yang digunakan untuk pembuatan lumpur.
 Mud Cake
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous, batuan
tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan
partikel-partikel kecil melewatinya. Lapisan partikel-partikel besar tertahan
dipermukaan batuan disebut “filter cake”.
 PH
PH menyatakan konsentrasi dari gugus hidroxil (OH¯) yang terdapat dalam
lumpur yang akan mempengaruhi kereaktifan bahan – bahan kimia yang digunakan
dalam lumpur.

4. Jenis Lumpur Pemboran


Penentuan lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu operasi pemboran
didasarkan pada kondisi bawah permukaan dari formasi yang sedang ditembus.
Fluida pemboran yang umum digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Water Base Mud
Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat komponen yang paling
banyak digunakan adalah water base mud (kurang lebih 80%). Komposisi lumpur
ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini
ditentukan oleh kondisi lubang bor.
b. Oil Base Mud
Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi shale, dan sebagainya.
Lumpur ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya proses pengaratan
(korosi) yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada rangkaian pipa bor.
c. Air or Gas Base Mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju
pemboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor, kebutuhan peralatan
dan ruang lebih sedikit.

5. Kualitas Lumpur Pemboran


Kualitas dari lumpur pemboran ditentukan berdasarkan parameter-parameter
yang telah ditentukan oleh API(American Petroleum Institute). Kualitas dari
lumpur pemboran akan berpengaruh mempengaruhi dari sifat fisik lumpur
pemboran seperti penyerapan kation yang terjadi pada clay. Sifat fisik lumpur
pemboran tersebut akan berpengaruh dari proses selama pengeboran berlangsung
yang berhubungan langsung dengan masalah pengeboran seperti untuk mencegah
terjadinya hole problem. Sehingga untuk menjaga kualitas dari lumpur pengeboran
diperlukan standar baku yang telah diuji kelayakannya berdasarkan uji
laboratorium. Standar tersebut dijelaskan sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2011
(http://abdulrohim-betawi.blogspot.co.id/2011/04/lumpur-pemboran.html)
Layli. 2011.
(http://leacupcakebegins.blogspot.co.id/2011/06/cyrculating-system-sistem
-sirkulasi.html)
Noorhidayat, Ryannaldo. 2014.
(http://naldoleum.blogspot.co.id/2014/01/drilling-rig-sistem-sirkulasi.html)

Anda mungkin juga menyukai