Anda di halaman 1dari 7

6.3.

PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ketiga ini membahas mengenai Sistem Pencegah
Semburan Liar atau BOP System (Blow Out Prevention System). Blow out
prevention (BOP) merupakan komponen utama yang paling akhir dari rig. Fungsi
utamanya adalah untuk mengendalikan suatu ancaman blowout. Blowout
merupakan suatu aliran yang tidak terkendali dari suatu fluida formasi yang
menuju permukaan tanah. Suatu blowout biasanya didahului dengan “kick”, yang
merupakan suatu intrusi fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini
dapat menyebabkan blowout jika tidak segera diatasi.
Blow out prevention system sangat berguna untuk mencegah terjadinya
suatu aliran fluida formasi yang tidak terkendalikan sampai ke permukaan, yaitu
dengan menutup lubang bor ketika terjadi ‘kick’. Faktor utama yang harus
diperhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus terus
dikontrol sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi ‘kick’. Tanda-tanda
terjadinya ‘kick’ antara lain lumpur bor memberikan tekanan hidrostatik lebih
kecil dari tekanan formasi, volume lumpur dalam mud pit terlalu besar, dan lain-
lain.
Sistem ini terdiri dari tiga sub-komponen utama, yaitu BOP stack,
accumulator, dan supporting system. Adapun fungsi dari BOP Stack adalah
menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick dan apabila keadaan darurat maka
accumulator akan menutup BOP Stack dan untuk menggerakkan accumulator
yang bekerja pada sistem BOP stack, menggunakan "High Pressure Hydraulic"
(saluran hidrolik bertekanan tinggi).
BOP stack merupakan peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang
didesain untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi “kick”. Ditempatkan
pada kepala sumur (well head) dan terdiri dari Annular Preventer, Rams
Preventer, Drilling Spools, dan Casing Head (well head).
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat, yaitu untuk menutup
BOP stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai
bor atau dari accumulator panel. Pada unit ini dijalankan dalam keadaan crew
harus meninggalkan lantai bor. Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100
meter dari rig. Accumulator bekerja pada BOP stack dengan “High Pressure
Hydraulis” (saluran hidrolik bertekanan tinggi).
Annular Preventer ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack.
Annular preventer berisi rubber packing elemen yang dapat menutup lubang
annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
Rams preventer hanya dapat menutup lubang bor untuk ukuran pipa
tertentu. Rams preventer terdiri dari Pipe rams, digunakan untuk menutup lubang
bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Blind atau blank rams,
digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak
berada dalam lubang bor. Shear rams, memotong drill pipe dan seal sehingga
lubang bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
VBR rams, merupakan rams pipa khusus yang dapat menutup pipa dengan
beberapa ukuran garis tengah . Misalnya, 5” atau 3”.
Pada saat terjadi “kick”, crew dapat dengan cepat menutup blowout
prevention dengan menghidupkan kontrol pada acumulator atau pada remote
panel yang terletak pada lantai bor.
Mekanisme dari BOP ketika terjadi kick yaitu lumpur disirkulasikan
menuju choke manifold melalui choke line. Lumpur bertekanan tinggi dari
wellbore akan dinormalkan kembali tekanannya di choke manifold. Lumpur
tersebut kemudian disirkulasikan menuju mud gas separator yang berguna untuk
memisahkan lumpur dari kontaminasi gas berbahaya. Kemudian lumpur dialirkan
menuju conditioning area dan disirkulasikan kembali menuju wellbore melalui
kill line. Lumpur yang disirkulasikan kembali ke dalam wellbore telah diberi
aditif pemberat densitas lumpur dan lumpur disirkulasikan kembali ke dalam
wellbore hingga tekanan hidrostatis sesuai dengan tekanan formasi. Apabila
penambahan densitas lumpur belum mampu menangani kick yang terjadi, maka
lumpur akan menjadi aliran balik (flowback) yang tertahan katup float in yang
terpasang di atas bit. Katup float in ada dua jenis yaitu jenis pegas dan jenis bola
besi pejal. Apabila katup float in tidak mampu menahan flowback maka lumpur
tertahan katup drop in yang terletak beberapa meter di bawah BOP stack. Ketika
flowback mampu menembus katup float in maka BOP system dinyalakan melalui
annular yang terletak di dekat BOP atau bisa juga jauh dari BOP sekitar 100
meter. Annular diaktifkan melalui control panel yang berjarak jauh dari rig. Hal
ini bertujuan untuk keselamatan pekerja di rig. Ketika tekanan balik lumpur
masih lebih kuat, maka drill pipe dipotong dengan pipe ram. Bila pemotongan
lumpur masih menyisakan tekanan tinggi maka pipa akan dipotong dengan shear
ram kemudian blind ram dan sumur pemboran ditutup.
Choke manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet
yang dikendalikan secara manual atau otomatis. Ditempatkan di luar
substructure. Bekerja pada BOP Stack dengan “High Pressure Line” disebut
“choke line” yang dapat memindahkan aliran lumpur bor pada saat terjadi “kick”.
Kill Line merupakan perpanjangan dari mud pump ke BOP stack. Kill Line
bekerja pada BOP stack dan biasanya disambung berlawanan letaknya dengan
choke line sehingga memungkinkan pemompaan lumpur berat ke dalam lubang
bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.
Casing Head (well head) merupakan alat tambahan pada bagian atas casing
yang berfungsi sebagai pondasi BOP stack. Di dalamnya juga terdapat casing
hanger untuk tempat menggantungnya casing.
Drilling spools adalah suatu alat yang terletak diantara preventers. Drilling
spools berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan
“kick” keluar dari lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat).
Ram preventer pada sisa-sisanya mempunyai “outlets” yang digunakan untuk
maksud yang sama.
Prosedur yang lazim digunakan dalam memperkirakan besarnya tekanan
yang terjadi pada pemboran sumur dangkal adalah dengan estimasi tekanan yang
mungkin terjadi dengan berat lumpur yang digunakan serta kedalaman operasi
pemboran. Sedangkan untuk sumur dalam memerlukan perhitungan yang lebih
kompleks.
Flare berfungsi untuk membakar gas hasil pemisahan dari mud and gas
separator. Biasanya diletakkan jauh dari unit pemboran untuk keamanan (safety).
Mud and gas separator merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan gas yang terkandung didalam fluida formasi. Alat ini sedikit
berbeda dengan degasser pada sistim sirkulasi, karena mud and gas separator
dapat memisahkan gas dari fluida pemboran atau fluida formasi dalam jumlah
yang besar.
Subsea BOP adalah jenis BOP yang dipasang di dasar laut biasanya
dipakai dengan jumlah yang labih banyak daripada yang didarat dengan maksud
untuk tujuan safety serta tidak memerlukan penggantian ram pada saat
menurunkan casing ukuran serta pressure rating dan perlu diperhitungkan
kedalaman laut BOP lebih banyak berarti lebih banyak pressure drop pada
flowline dan hal ini perlu di perhitungkan pada proses well control untuk
menghindari pressure drop pada flowline biasanya cairan untuk pengoperasian
BOP tidak kembali ke tangki tetapi di flare.
Internal BOP (IBOP) adalah merupakan sebuah teknologi terbaru dimana
system penanganan sembur liar di dalam drill pipe yang masuk melalui nozzle
adalah dengan I-BOP yaitu dengan sistem katup serta arah yang dipasang
disetiap sambungan drill pipe dalam alat ini sirkulasi masih tetap berjalan karena
katup membuka jika di beri tekanan dari atas dan akan menutup apabila di beri
tekanan dari bawah,
Rotating Blow Out Preventer (RBOP) dirancang untuk berputar dengan
pipa dan segel pada kedua pipa dan kelly sambil memungkinkan gerakan ke atas
dan ke bawah pipa. Desain ini khusus untuk pengeboran underbalance. Model ini
tersedia untuk aplikasi top drive dan kelly drive. RBOP memiliki sirkuit fluida
pertama dan kedua. Setiap sirkuit fluida didefinisikan ke dalam dan ke luar dari
tubuh stasioner dan antara tubuh stasioner, tubuh berputar, dan dua segel. Sirkuit
fluida pertama secara fisik independen dari sirkuit fluida kedua mereka berbagi
antar muka. Suatu fluida dimasukkan ke dalam rangkaian fluida pertama pada
tekanan yang responsif terhadap tekanan sumur bor. Suatu fluida dimasukkan ke
dalam sirkuit fluida kedua pada tekanan yang responsif terhadap dan lebih rendah
dari tekanan fluida di sirkuit pertama. Lubang-lubang yang dapat diatur
terhubung ke saluran keluar dari sirkuit fluida pertama dan kedua untuk
mengontrol tekanan semacam itu di dalam sirkuit. Tekanan seperti itu
mempengaruhi tingkat keausan segel. Karena itu sistem dapat mengontrol laju
keausan satu segel relatif terhadap segel lainnya. Bantalan dorong ditambahkan
untuk membagi beban yang ditempatkan pada bantalan atas. Bantalan dorong
terhubung antara ujung atas lengan pembungkus dan tubuh stasioner.
Perbedaan antara BOP di offshore dan di onshore adalah pada offshore
menggunakan BOP yang lebih besar yang diletakkan didasar laut yang
dihubungkan ke permukaan melalui system riser yaitu sebuah pipa yang
berfungsi menyalurkan fluida ke permukaan dan juga sebagai dudukan dari BOP
itu sendiri, sedangkan pada onshore BOP diletakkan dibawah rotary table dan
mempunyai ukuran lebih kecil dari BOP offshore. Untuk pemasangan casing
BOP tidak dilepas dengan alasan karena mempunyai ukuran dan berat yang
sangat besar namun pada kondisi awal BOP iganti dengan diverter karena tidak
ada BOP yang seukuran dengan conductor casing.
Metode untuk menanggulangi terjadinya kick diantaranya adalah metode
driller yang memerlukan dua kali proses sirkulasi. Sirkulsi pertama bertujuan
untuk mengeluarkan fluida kick dengan menggunakan lumpur lama dan pada
tahap sirkulasi kedua bertujuan untuk mematikan kick dengan menggunakan
lumpur pemati. Waktu antara sirkulasi yang pertama dan yang kedua digunakan
untuk membuat lumpur pemati. Metode driller sering disebut pula sebagai “Two-
Circulation Method”. Prinsip pelaksanaan dari metode driller dalam mengatasi
well kick adalah dengan melalui dua tahap sirkulasi. Sirkulasi pertama untuk
mengeluarkan fluida kick dari dalam lubang bor dengan lumpur lama. Sirkulasi
kedua yaitu mengganti lumpur lama dengan lumpur baru yang berat jenisnya
sudah ditentukan berdasarkan dari data yang didapat pada saat penutupan sumur,
untuk mengimbangi tekanan formasi. Berikutnya adalah metode wait dan weight
yang secara prinsip pelaksanaannya yaitu setelah sumur ditutup, dilakukan
pembuatan lumpur baru, kemudian kick dikeluarkan dengan lumpur baru
tersebut. Metode ini memerlukan waktu yang paling sedikit dan tetap menjaga
tekanan di permukaan lebih rendah bila dibandingkan metode-metode yang lain.
Cara ketiga adalah metode concurent. Dalam hal ini pemompaan dilakukan
dengan memompakan lumpur lama, tetapi sambil memompakan lumpur tersebut,
lumpur diperberat. Cara ini lebih cepat, tetapi ada dua kegiatan yang mesti
dikerjakan pada saat bersamaan ialah dengan memompakan lumpur dengan pola
tertentu dan memperberat lumpur. Dua pekerjaan ini dalam kenyataanya sulit
dikerjakan secara bersamaan. Metode concurrent yang merupakan suatu metode
dengan menaikkan densitas lumpur secara pelan atau sedikit demi sedikit hingga
mencapai densitas yang diinginkan. Pada metode ini terjadi penurunan tekanan
drillpipe secara perlahan setiap penambahan lumpur berat.
Tanda - tanda bahwa terjadi kick antara lain adalah bertambahnya
kecepatan aliran lumpur di annulus, volume lumpur didalam mud pit bertambah,
berat jenis lumpur turun, tekanan sirkulasi lumpur turun, dan cutting yang keluar
pada shale shaker lebih besar dari biasanya.
6.4. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Fungsi utama dari blowout prevention adalah menutup lubang bor ketika
tejadi kick.
2. Sistem Pencegah Semburan Liar terdiri dari tiga sub-komponen utama,
yaitu BOP stack, accumulator, dan supporting system.
3. Blow out merupakan suatu aliran yang tidak terkendali dari suatu fluida
formasi yang menuju permukaan tanah.
4. Kick merupakan intrusi fluida formasi bertekanan tinggi masuk ke lubang
bor dan akan berkembang menjadi blowout jika tidak segera diatasi.
5. Kick biasanya disebabkan oleh tekanan hidrostatik turun dan tekanan
formasi tetap.
6. Peralatan BOP dikatakan penting mengingat safety dan besarnya biaya jika
pemboran yang dilakukan gagal dikarenakan blowout.
7. Supporting system meliputi choke manifold untuk memindahkan aliran
lumpur bor pada saat terjadi kick, kill line yang memungkinkan untuk
pemompaan lumpur berat kedalam lubang bor, Mud and gas separator
yang memisahkan gas dari fluida formasi dan flare untuk membakar gas
hasil pemisahan dari mud and gas separator.
8. Flare berfungsi untuk membakar gas hasil pemisahan dari mud and gas
separator. Biasanya diletakkan jauh dari unit pemboran untuk keamanan
(safety).
9. Perbedaan antara BOP di offshore dan di onshore adalah pada offshore
menggunakan BOP yang lebih besar yang diletakkan didasar laut yang
dihubungkan ke permukaan melalui system riser yaitu sebuah pipa yang
berfungsi menyalurkan fluida ke permukaan dan juga sebagai dudukan dari
BOP itu sendiri, sedangkan pada onshore BOP diletakkan dibawah rotary
table dan mempunyai ukuran lebih kecil dari BOP offshore.

Anda mungkin juga menyukai