Anda di halaman 1dari 73

Peralatan bawah permukaan dari Artificial Lift akan dibahas

hanya 4 peralatan produksi pembantu, yang terdiri dari :

• Sucker Rod Pump (SRP)


• Electric Submersible Pump (ESP) Equipment
• Gas Lift Equipment
• Hydraulic Pump Equipment
Sumur dengan laju produksi dari yang sangat rendah
sampai menengah (moderate) (lebih rendah dari 2000
bpd, 320 m3/d) sangat cocok menggunakan pompa SRP
dalam pengangkatan fluida produksi ke permukaan. Hal ini
disebabkan pompa jenis ini mampu membentuk drawdown
yang sangat tinggi di sekitar lubang bor.

Skematik dari komplesi dengan menggunakan pompa sucker rod.


Dapat dilihat bahwa terdapat tiga hal pokok dalam elemen pompa
sucker rod, yaitu :

• Bottomhole Pump
• Rod String
• Pumping Unit
Pompa Angguk (SRP)
Terdapat 2 (dua) jenis grade steel sucker rod yaitu :

1. Grade C dengan tensile strength 90 000 (0.6 GPa),


digunakan untuk sumur-sumur yang dangkal
2. Grade D dengan tensile strength 115 000 (0.8 GPa),
yang digunakan untuk sumur-sumur dalam, fiber glass
rod juga sering digunakan untuk sumur-sumur dalam
atau lingkungan yang sangat korosif.

Gambar dibawah ini memperlihatkan gambar dari unit permukaan


ketiga macam SRP, yaitu :
• Conventional Unit
• Air Balance
• Mark II
Pompa Angguk Konvensional
Konfigurasi Pompa Angguk Air Balance
Pompa Angguk Jenis Mark II
Komponen Alat Sucker Rod Pump

Komponen dari SRP adalah :


• Mesin
• Alat-alat di permukaan
• Alat-alat di bawah permukaan
• Sucker Rod (Stang)

Mesin
Penggerak mula pada SRP dapat mesin gas (langsung dari casing
annulus), diesel, motor bakar, dan listrik. Penggerak mula ini
disesuaikan dengan tempat dan tersedianya sumber tenaga
tersebut. Mesin dalam hal ini hanya digunakan untuk
mendapatkan energi langsung. Dalam hal mesin listrik, analisa
dapat dilakukan untuk keperluan energi yang efisien dan
perhitungan-perhitungan lain.
Alat-alat di Permukaan
DESAIGN SRP

API membuat standardisasi mengenai tipe pompa, misalnya :


C – 160D – 173 – 64, yang artinya :

C : Convensional (A = air balance, B :


beamcounterbalance, M = mark II)
160 : Peak torque eating – ribuan in-lb
D : Double reduction gear reducer
173 : Polished Rod Load rating, ratusan lb
64 : Panjang langkah stroke maksimum, in
Alat-alat di Bawah Permukaan

Gambar di bawah ini memperlihatkan gerakan ke atas dan ke


bawah pompa. Pada gerak plunger ke bawah, standing valve
tertutup, traveling terbuka, fluida masuk dari barrel ke
plunger. Pada gerak ke atas valve terbuka karena pengisapan,
dan traveling tertutup karena beban fluida di atasnya. Working
barrel digunakan untuk tempat naik turunnya plunger dan
sebagai tempat pengumpul cairan.
Gerakan Pemompaan
Diagram pompa di atas di atas digunakan sebagai berikut :

A. Travelling barrel : pump-barrel yang bergerak naik turun


dengan traveling valve pada bagian atas barrel.

Keuntungan : Kerugian :
1. Reav barrel menyebabkan 1. Karena tabung yang
fluida terus bergerak dan panjang dan jarak tempuh
bergerak sampai dekat fluida dalam barrel yang
searing panjang, maka pompa ini
tak cocok untuk level
2. Pompa secara berkala static yang rendah.
(intermitten) tidak
menyebabkan pasir 2. Pada sumur-sumur dalam,
menurup di barrel. tabung bisa bengkok
karena tekanan
3. Bottom hole down differensial.
(melekat di bawah)
menghindarkan 3. Lubang bengkok sangat
kemungkinan barrel pecah merusak barrel
akibat tekanan hidrostatik.
B. Stationary Barrel Bottom Anchor
Barrel dipasang pada seating nipple plunger dihubungkan dengan
rod dan fluida dikeluarkan di atas barrel.

Keuntungan :
1. Baik untuk static level Kerugian :
rendah. Karena pompa 1. Pasir bisa mengendap di
dipasang di dasar, maka sekitar barrel
standing valve dapat
diletakan dengan dasar 2. Pasir bisa mengendap pada
sumur. pemompaan berkala.

2. Gerak fluida di barrel


terbatas dan standing valve
besar.

3. Botton anchor (dipegang di


bawah) baik untuk sumur
dalam dan sumur dengan
fluid pound (pompa
menembus fluida).
C. Stationery Barrel Top Anchor
Sama seperti (b) tetapi dipegang pada top (atas) dari barrelnya

Keuntungan : Kerugian :
1. Baik untuk sumur 1. Kemungkinan pecah. Top
berpasir, karena hol down terbatas 5000 ft
discharge menyebabkan untuk thin wall dan 7500’
pasir tersapu 3 inchi di untuk dinding tebal.
atas seating nipple.

D. Tubing Pump
Keuntungan : Kerugian
1. Produksi fluida 1. Harus menarik tubing
plunger lebih besar untuk mengganti barrel
2. Lubang standing
valve lebih besar
Ada 2 macam pompa, tubing pump dan rod pump.
Gambar di bawah ini memperlihatkan perbedaan
antara keduanya. Pada tubing pimp working barrel
melekat di tubing dan harus dipasang dengan tubing.
Pada Rod Pump Working barrel dan plunger dapat
diangkat dari rodnya saja tanpa mengangkat tubing.
Tubing Pump and Rod Pump
Tubing pump lebih luas tabungnya dari rod. API telah
membuat standardisasi dari pompa sucker rod ini

Pada Gambar di bawah ini tersebut sebagai contoh


20 – 150 RWBC – 20 – 4 – 2 artinya pompa untuk tubing 2
3/8 in dengan diameter plunger 1,5 in. Pompa tipe rod
(insert), dengan barrel berdinding tipis, bottom hole down
(dipegang dibawah dan menggunakan tipe mangkok/cup)
untuk kedudukannya. Panjang pompa 20”, dengan plunger
4 ft dan extension 2 ft.
ESP yang biasa disebut Reda – pump, karena pembuat pompa yang
paling terkenal adalah dari Reda ini menggunakan prinsip
sentrifugal, di mana rotor melemparkan fluida ke samping,
kemudian ditangkap oleh sudu-sudu stator yang diarahkan kembali
ke bagian tengah yang diterima oleh rotor berikutnya di sebelah
atas. Demikian seterusnya, sehingga fluida tersebut mempunyai
energi untuk mengalir ke permukaan

Semakin banyak tingkatan stator-stator, maka semakin


tinggi head pompanya dan semakin banyak laju yang dapat
diperoleh.
TEMPAT IMPELLER DAN DIFUSSER
IMPELLER DAN DIFFUSER
untuk suatu susunan pompa tertentu kemampuan
laju produksi dan head akan dibatasi oleh besarnya
daya motor yang terpasang, sehingga makin besar
laju produksi yang dipakai, maka akan menurunkan
head-nya, begitu pula sebaliknya

Besarnya head yang dibutuhkan mertupakan fungsi


dari kedalaman pompa dan densitas fluida, semakin
dalam dan semakin berat fluidanya maka head yang
diperlukan pin akan semakin besar
Head Fungsi dari Kedalaman Pompa dan Densitas Fluida
Besarnya laju yang direncanakan harus sesuai dengan
kemampuan reservoir untuk memproduksi (PI) sehingga
tidak terjadi downthrust di mana laju terlalu kecil
dengan head terlalu besar atau terjadi upthrust karena
laju yang telah didesain

Konfigurasi dari ESP seperti terlihat pada di bawah


terdiri dari motor, seal protector, intake, pump, well
head, junction box, switchboard, transformers.
Efisiensi Fungsi dari Laju
Konfigurasi dari Electrical Submersible Pump (ESP
Motor sebagai penggerak utama diletakkan di bawah dan
terendam oleh fluida agar terdinginkan, begitu pila
panasnya motor akan membuat fluida menjadi lebih
panas dan menurunkan viskositasnya. Bentuk motor
listrik yang umum dipakai terlihat pada di bawah ini.

Seal protector adalah bagian penghubung pitaran motor


ke pompa serta berfungsi memisahkan motor dari fluida
agar motor tetap dalam keadaan kering.

Lubang intake adalah tempat masuknya fluida untuk


diisap pompa. Kadang-kadang dipasang juga gas
separator agar gas yang terkandung terlepaskan ke
annulus lubang dan hanya fluida yang dapat diisap
pompa
Bentuk Motor Listrik yang Umum Dipakai
Seal Protector
Lubang Intake
Bentuk dari pompa yang merupakan serangkaian
susunan sudu-sudu stator dan rotor yang disebut
sebagai diffuser dan impeller (lihat Gambar)

Hal sangat penting dalam ESP adalah kabel, di mana


selain mampu mengalirkan arus sebesar yang diperlukan
oleh motor, kabel tersebut harus dijaga dan dilindungi
agar tidak rusak akibat benturan dan pekerjaan-
pekerjaan mekanik lainnya. Bentuk kabel dan
protectornya terlihat pada Gambar di bawah ini.
Diffuser dan Impeller
Bentuk Kabel Pompa ESP
Protector pada Pompa ESP
Gas lift pada prinsipnya mencampurkan gas ke dalam
sistem fluida agar didapat densitas sistem yang lebih
ringan sehingga memberikan Pwf yang kecil agar didapat
drawdown yang benar.

Cara memasukkannya ke dalam sistem bagian bawah


lubang produksi bisa melalui tubing atau melalui annulus
seperti terlihat pada Gambar berikut.
GAS LIFT
Keterangan gas yang tersebar di dalam fluida adalah
cara menurunkan densitas yang terbaik, maka di
bagian pelepasan gas diperlukan alat khusus yang
diesbut port atau operating valves. Beberapa prinsip
yang dikenal adalah :

• Brear Oil Ejector, Gambar i


• Frizell Method, Gambar i
• Pohle Process of Elevating Liquids, Gambar i
• Fertig Ejector, Gambar ii
• Harris air, Gambar ii
• Office Inserts, Gambar ii
Gambar i
Jenis Injeksi Gas
Gambar ii
Injektor Gas
Gambaran sederhana bagaimana gas lift akan merubah static
fluid level menjadi working fluid level yang diakibatkan oleh
adanya drawdown, di mana drawdown tersebut merupakan
perbedaan antara static submergence dengan working
submergence.
KONFIGURASI GAS LIFT
Working dan Static Submergence Fluid Level
Beberapa unloading valves yang dikenal adalah :
• Kick – off Valves,
• Teather Kick – off Valve,
• Taylor Kick – off Valve,
Tubing operated valve adalah valve yang akan
membuka pada saat dipompakan gas annulus,
kemudian akan tertutup bila tekanan di casing telah
mengecil.

Kedua-duanya berfungsi sama, hanya berbeda dalam


mendesain dome pressure dan kedalaman pemasangan
valvenya.

Dalam memasang gas lift valve, pada saat ini sudah bisa
pada rangkaian tubing telah disediakan gas lift Mandreal
yang berfungsi sebagai rumah gas lift valve.
Tubing Operated Valve
Tubing Operated Valve
Gas Lift Mandrel
Bentuknya adalah tubing yang mempunyai perut dimana
berdiameter sebesar tubing ditambah diameter gas lift
valve. Perut tersebut harus diisi gas lift Dummy agar
lubang yang tersedia tertutup pada saat sumur belum
memerlukan gas lift.
Gas Lift Mandreal
Gas Lift Dummy
Yang disebut dengan hydraulic pumping adalah usaha
pengangkatan fluida dengan bantuan fluida lain yang
disebut sebagai power fluid.

Prinsipnya adalah power fluid dengan bantuan fluida


tersebut dapat menggerakkan piston dan piston
menggerakkan pompa, sistem ini disebut juga Hydraulic
Pinton Pump. Sedangkan bila power fluid tersebut dipakai
untuk mempercepat production fluid dengan sistem
nozzle, maka disebut sebagai jet pumping. Bentuk
sederhana dari hydraulic pump terlihat pada berikut :
Subsurface Hydraulic Pump Piston Type
Cara kerja dari hydraulic pump ini terdiri dari dua bagian
utama, yaitu : engine dan pump yang kedua-duanya
menggunakan piston.

Cara Kerja Hydraulic Pump


Engine berfungsi untuk mengubah aliran power fluid menjadi
gerakan naik turun seperti diperlihatkan Gambar i, sedangkan
pump mengubah piston yang bergerak untuk memompa
production fluid, Gambar ii.
Aliran Power Fluid (i) Production Fluid (ii)
Sedangkan penggunakan power fluid dapat secara
tertutup yang artinya power fluid tidak bercampur
dengan production fluid (close power fluid,) atau secara
terbuka yaitu power fluid bercampur dengan production
fluid (open power fluid).
Cara Memasang Dan Melepas Rangkaian Hydraulic Pump
Close Power Fluid
Open Power Fluid
Cara pemasangan hydraulic pump dapat bervariasi,
yaitu sbb. :
• Fixed Insert Tubing (OPF), Gambar i
• Fixed Casing Tubing, Gambar i
• Fixed Casing with Das Vent (OPF), Gambar i
• Paralel FreeTubing, Gambar ii
• Casing Free Tubing, Gambar iii
• Reverse Circulating Tubing, Gambar iv
• Dual Well Tubing, Gambar v
• Tandem Pump, Gambar v
Fixed Tubing
Paralel Free Tubing
Casing Free Tubing
Circulating Tubing
Dual Well Tubing, Tandem Pump
Untuk menjelaskan jep pump, dapat dilihat skematik Gambar
berikut yang menunjukkan Nozzle sebagai penyemprot pada
throat kemudian mengalir pada diffuser.
Cara kerja Jet Pump ini ada tiga jenis, yaitu :
• Type A Jet Free Pump, Casing Type,
• Type B Jet Free Pump, Casing Type,
• Fluid Packed Pump Oilmaster Jet Pump,
Type A Jet Free Pump
Fluid Packed Pump Oil Master Jet Pump
THE END

Anda mungkin juga menyukai