12
dan tidak dapat ditanggulangi maka terjadi blow out. Sedangkan zona loss yaitu
zona yang memiliki tekanan yang jauh lebih rendah dibanding tekanan
hidrostatik fluida pemboran. Sehingga fluida pemboran akan masuk dan
menghilang kedalam formasi. Zona lost dapat terjadi jika ada suatu patahan
(fault) atau faktor penyebab lainnya.
13
Gambar 3.1. Pemisahan Dua Lapisan Produktif (2)
14
daratan, lubang dibuat terlebih dahulu, baru stove pipe diturunkan.
Stove pipe tidak digolongkan sebagai casing karena sebagai stove pipe dapat
digunakan :
- Plat besi yang digulung dan di las.
- Drum bekas yang disambung-sambung dan di las
- Pipa air
Gambar 3.2. Zat Kimia Lumpur Mencemari Formasi Air Tawar (1)
15
Gambar 3.3. Casing Conductor Mencegah Formai Air Tawar Terkontaminasi Lumpur (1)
16
surface.
Diujung atas casing surface dipasang rangkaian blowout preventer.
Gambaran casing surface dapat dilihat pada Gambar 3.4.
17
Gambar 3.5. Gambaran Sumur Mengalami Kick (1)
Pada Gambar 3.5 diatas terlihat fluida formasi yang masuk ke dalam
sumur (influx) bergerak mendorong lumpur di annulus ke permukaan. Karena
blowout preventer telah ditutup aliran fluida (lumpur) tidak terus menyembur
karena ditahan oleh packing element dari blowout preventer.
18
kondisi yang dihadapi selama pemboran.
Setelah selesai menembus formasi bertekanan tinggi, diturunkan rangkaian
casing untuk menutup formasi bertekanan tinggi, dan disemen. Penyemenan dapat
dilakukan sampai ke permukaan. Akan tetapi untuk menghemat penggunaan
semen seringnya annulus antara casing dengan casing tidak perlu disemen
seluruhnya, untuk penghematan penggunaan semen. Rangkaian casing ini disebut
dengan casing intermediate.
Bila dalam operasi pemboran terdapat beberapa buah formasi yang
berbahaya, setiap rangkaian casing yang menutupnya bernama casing
intermediate, seperti Gambar 3.6.
Permukaan
Permukaan
Casing Surface
Semen
Formasi
Intermediate
Berbahaya
Linner
19
Formasi-formasi yang membahayakan adalah sebagai berikut :
Formasi bertekanan tinggi.
Formasi yang menimbulkan lost circulation.
Formasi yang sudah runtuh.
Formasi yang mengandung cairan korosif
20
Gambar 3.7. Gambaran Open hole completion dan Perforated Completion (1)
21
3.1.5. Liner
Secara umum liner mempunyai fungsi yang sama dengan casing
production, tetapi tidak dipasang hingga ke permukaan.
Pertimbangan penggunaan liner :
1. Kemampuan dari rig
2. Penghematan dari segi ekonomis maupun waktu
3. Pada sumur eksplorasi ternyata payzone berada dibawah program untuk
casing production yang telah direncanakan, maka untuk memperpanjang agar
mencapai zona yang dituju dipergunakan liner.
Gambaran dari liner completion dapat dilihat pada Gambar 3.9
liner
.
3.2.1. Diameter
Casing mempunyai tiga macam diameter, yaitu :
1. Diameter Luar (OD)
2. Diameter Dalam (ID)
3. Drift Diameter
Outside diameter casing adalah :
OD = ID + 2 t …………………………………….........................(3-1)
22
Keterangan :
OD : Outside diameter body casing, inchi
ID : Inside diameter body casing, inchi
t : Ketebalan body casing, inchi
t
OD ID
Diameter luar (OD) maupun diameter dalam casing (ID) diukur pada body
casing itu sendiri seperti pada Gambar 3.10 diatas, bukan pada sambungan
casing atau couplingnya. Drift diameter adalah diameter maksimum suatu benda
yang dapat dimasukkan ke dalam casing. Diameter ini berguna untuk menentukan
diameter bit untuk melanjutkan pemboran setelah terpasangnya suatu casing.
W = L x BN ……………………………………............................(3-2)
23
Keterangan :
W : Berat casing, lbs
L : Panjang casing, ft
BN : Berat nominal casing , lbs/ft
3.2.3. Tipe Sambungan
Untuk menyambung casing satu dengan casing yang lain, dipergunakan
ulir (thread). Ada tiga macam tipe sambungan casing yang dapat dilihat pada
Gambar 3.12, antara lain Round Thread and Coupling (RTC), Buttress Thread
and Coupling (BTC), Extreme Line Casing (ELC).
24
Gambar 3.11. Tipe Sambungan Casing (3)
3.2.4. Grade
Kekuatan casing dapat dilihat pada gradenya pada Tabel 3.1. Grade
ini ditentukan oleh pemakaian bahan campuran pembuatannya, seperti :
carbon, belerang, atau lainnya. Selain itu juga berdasarkan yield strength
minimum yang didefinisikan sebagai besarnya beban tension minimum agar
terjadi penguluran 0,5% panjang pipa kecuali P-110 sebesar 0,65% panjang
pipa.
Tabel 3.1.
Grade dan Yield Strength Casing (3)
25
3.2.5. Range Length
Range casing adalah panjang casing yang diukur dari ujung coupling
sampai ke ujung thread atau merupakan panjang casing bersama couplingnya (L).
Harga perkiraan panjang joint adalah Range dari setiap seksi pipa, seperti pada
Tabel 3.2. dibawah ini.
Tabel 3.2.
Length Range Casing (4)
Range Length Range Min (ft) Average Length (ft) Variasi Panjang (ft)
1 15 – 25 22 6
2 25 – 34 31 5
3 Over – 34 42 6
26
mengisi pori-pori batuan diatasnya.
3. Tekanan kapiler, tekanan oleh adanya gaya yang dipengaruhi oleh tegangan
permukaan fluida yang bersinggungan, besar volume dan bentuk pori serta
sifat kebasahan dari batuan.
4. Tekanan (Gradien) rekah formasi, yaitu tekanan hidrostatik formasi
maksimum yang dapat ditahan tanpa menyebabkan terjadinya pecah formasi.
27
3.4. Perencanaan Casing
Setelah lubang dibuat sampai kedalaman tertentu diturunkan rangkaian
casing untuk menyelubungi dinding lubang. Casing diturunkan sebatang demi
sebatang yang disambungkan secara ulir.
Prinsip dasar perencanaan casing adalah sebagai berikut :
Casing yang dipasang di dalam lubang sumur harus memenuhi syarat
secara teknis. Maksudnya adalah casing harus dapat menahan semua
gaya-gaya yang bekerja padanya dan tahan terhadap korosi serta tahan
terhadap temperature tinggi, supaya casing tidak rusak.
Casing yang dipasang di dalam lubang sumur harus memenuhi syarat
secara ekonomis. Maksudnya biaya casing yang seminimal mungkin.
28
- Internal pressure
- Joint load
Untuk menghadapi gaya-gaya dan tekanan-tekanan yang menyerang
casing, Casing mempunyai kekuatan untuk menghadapinya. Kekuatan tersebut
adalah sebagai berikut :
- Joint strength
- Collapse resistance
- Internal yield pressure
Mengingat biaya untuk rangkaian casing sangat mahal, rangkaian casing
yang dipilih harus semurah mungkin. Jadi dalam perencanaan rangkaian casing,
dipilih casing yang dapat menahan gaya-gaya dan tekanan-tekanan yang bekerja
pada rangkaian casing dan semurah mungkin.
Agar biaya untuk casing semurah mungkin dan tidak rusak maka
rangkaian casing dikombinasikan.
29
Gambar 3.12. Internal pressure (1)
30
3.4.2. External pressure
External pressure adalah tekanan yang menyerang casing dari luar. Dalam
desain casing, sebagai external pressure dianggap tekanan hidrostatis lumpur di
luar rangkaian casing, sehingga external pressure terbesar dirasakan casing di
dasar lubang dan kondisi yang terburuk terjadi disaat casing kosong atau tekanan
di dalam casing adalah nol. Pada kedalaman nol atau di permukaan external
pressure adalah nol, karena tinggi kolom lumpur yang menekan casing tidak ada.
Pada Kedalaman casing yang direncanakan, External pressure adalah :
Pc = 0,052 x ρm x D ……………………………………..............(3-4)
Keterangan :
Pc : Collapse pressure, psi
ρm : Densitas lumpur, ppg.
0,052 : Konstanta Konversi Satuan
Bila external pressure yang terjadi pada casing lebih besar dari pada
kekuatan casing untuk menahannya, maka casing akan tertekuk ke dalam atau
collapse. Agar casing casing tidak collapse, casing yang dipasang harus
mempunyai collapse resistance lebih besar dari external pressure.
31
1. Pemilihan Casing Dibawah Titik Perpotongan Collapse Load Line dan
Burst Load Line
Dalam pemilihan casing dibawah titik perpotongan collapse load line dan
burst load line, pilih casing yang mempunyai collapse resistance yang lebih besar
dari external pressure, lihat pada Tabel Standar API Casing, Collapse resistance
sesuai dengan ukuran casing yang direncanakan. Kemudian plotkan harga
collapse resistance pada collapse load line dalam grafik yang telah dibuat, seperti
pada Gambar 3.14.
32
Gambar 3.15. Pemilihan Casing Diatas Titik C (1)
Keterangan :
Titik C : Titik perpotongan collapse load line dan burst load line
33
adalah berat casing yang menggantung di dalam lubang sumur. Makin panjang
casing maka tension load yang diderita casing yang teratas makin besar. Tension
load yang terbesar dirasakan oleh rangkaian casing adalah yang paling atas,
sehingga kemungkinan putus adalah pada joint teratas.
Pada saat casing dimasukkan ke dalam sumur maka lumpur yang berada
didalam lubang bor akan memberikan gaya keatas terhadap casing, sehingga
terdapat titik netral pada rangkaian casing tersebut. Rangkaian casing akan lebih
ringan jika berada di dalam lumpur dibandingkan dengan rangkaian casing di
udara bebas.
Hukum Archimedes : Benda dalam suatu cairan akan berkurang beratnya
sebesar berat cairan yang dipisahkannya.
Karena bagian yang tertipis dari suatu casing adalah pada sambungan
(joint), maka tension load disebut juga dengan Joint load. Kekuatan casing untuk
menahan Joint load, disebut dengan joint strength.
Casing yang dipasang harus mempunyai Joint Strength yang lebih besar
dari tension load (Joint load), agar casing tidak putus.
Casing mempunyai kekuatan untuk menahan Joint load. Kekuatan ini
disebut dengan joint strength. Joint strength casing tergantung pada :
- Diameter luar
- Berat nominal
- Jenis sambungan
- Grade
Apabila beban tension pada casing telah melampaui minimum yield
strengthnya maka casing akan mengalami deformasi permanen. Deformasi akan
terjadi pada sambungan casing, yaitu pada bagian ulir terakhir, karena luas
penampang ulir pada bagian itu minimum.
Pada umumnya, pemboran tidak menghasilkan lubang yang benar-benar
lurus, melainkan ada penyimpangan (deviasi). Casing yang dipasang pada lubang
yang mengalami deviasi akan memperbesar beban tension casing tersebut. Dalam
perencanaan casing untuk lubang yang mengalami deviasi, beban tension yang
ditimbulkan pada casing sekitar titik belok tersebut harus memperhitungkan setiap
34
seksi yang melewati dan ditempatkan pada titik belok tersebut. Tetapi casing
berada diatas titik belok yang tidak dipengaruhi. Pengaruh pembelokan lubang
terhadap beban tension akan lebih besar khususnya pada casing berdiameter besar
daripada casing berdiameter kecil.
Keterangan :
OD : Diameter luar, inchi
ID : Diameter dalam, inchi
L : Panjang casing, ft
ρm : Densitas lumpur, ppg
BF : Bouyancy factor
T : Beban tension, lbs
BN : Berat nominal casing, lb/ft
Fj : Joint strength casing, lbs
35
Nj : Safety factor untuk mencegah casing putus
65,5 : Densitas besi/baja, ppg.
Jika dalam trayek pemboran terdiri dari beberapa seksi, maka untuk
perhitungan beban tension adalah sebagai berikut :
Seksi 1 :
Wm1 = BF1 . L1 . W1
ρm
1 L1 . w 1 ……………...………………………..............(3-10)
65,5
Seksi 2 :
ρm
Wm 2 1 L 2 . w 2 Wm1 …………………………………….(3-11)
65,5
Seksi 3 :
ρm
Wm3 1 L 3 . w 3 Wm 2 …………………………………….(3-12)
65,5
Keterangan :
Wm : Berat casing dalam lumpur, lbs
w/BN : Unit berat casing, lbs/ft.
36
tertentu dan berada dalam lubang bor yang berisi lumpur. Pada bagian atas casing,
tension akan menyebabkan kenaikan burst rating dan penurunan collapse rating.
Sedangkan pada casing bagian bawah, compression akan menyebabkan
penurunan burst rating dan kenaikan collapse rating.
Perencanaan ini diuji mengikuti urutan terhadap beban burst, beban
collapse, beban tension dan terakhir beban biaxsial. Sehingga apabila ada salah
satu langkah pengujian dari tiga beban diatas yang tidak dapat dipenuhi maka
desain harus diulang dari beban Burst dan selanjutnya kembali seperti langkah
semula diuji terhadap beban collapse, tension dan beban biaxsial hingga terpenuhi
semuanya.
Untuk menghitung besarnya penurunan collapse resistance suatu casing
pada beban tension tertentu dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut :
37
Gambar 3.17. Analisa Biaxial Stress (3)
38
Tabel 3.3.
Pasangan harga % Yield Strength (X) dan % of nominal resistance (Y) (2)
x y x y x y x y x y
0,000 1,000 0,200 0,929 0,400 0,818 0,600 0,659 0,800 0,427
0,005 0,999 0,205 0,927 0,405 0,815 0,605 0,654 0,805 0,420
0,010 0,997 0,210 0,925 0,410 0,812 0,610 0,650 0,810 0,412
0,015 0,996 0,215 0,922 0,415 0,808 0,615 0,645 0,815 0,405
0,020 0,995 0,220 0,920 0,420 0,805 0,620 0,640 0,820 0,398
0,025 0,993 0,225 0,918 0,425 0,801 0,625 0,635 0,825 0,390
0,030 0,992 0,230 0,915 0,430 0,798 0,630 0,630 0,830 0,382
0,035 0,990 0,235 0,913 0,435 0,794 0,635 0,625 0,835 0,374
0,040 0,989 0,240 0,910 0,440 0,791 0,640 0,620 0,840 0,366
0,045 0,987 0,245 0,908 0,445 0,787 0,645 0,615 0,845 0,358
0,050 0,986 0,250 0,905 0,450 0,784 0,650 0,609 0,850 0,350
0,055 0,984 0,255 0,903 0,455 0,787 0,655 0,604 0,855 0,342
0,060 0,983 0,260 0,900 0,460 0,776 0,660 0,599 0,860 0,334
0,065 0,981 0,265 0,898 0,465 0,773 0,665 0,594 0,865 0,325
0,070 0,980 0,270 0,895 0,470 0,769 0,670 0,588 0,870 0,316
0,075 0,978 0,275 0,893 0,475 0,765 0,675 0,583 0,875 0,307
0,080 0,976 0,280 0,890 0,480 0,761 0,680 0,577 0,880 0,298
0,085 0,975 0,285 0,887 0,485 0,757 0,685 0,572 0,885 0,289
0,090 0,973 0,290 0,885 0,490 0,754 0,690 0,566 0,890 0,280
0,095 0,971 0,295 0,882 0,495 0,750 0,695 0,561 0,895 0,270
0,100 0,969 0,300 0,879 0,500 0,746 0,700 0,555 0,900 0,261
0,105 0,968 0,305 0,876 0,505 0,742 0,705 0,549 0,905 0,251
0,110 0,966 0,310 0,874 0,510 0,738 0,710 0,543 0,910 0,241
0,115 0,964 0,315 0,871 0,515 0,734 0,715 0,538 0,915 0,230
0,120 0,962 0,320 0,868 0,520 0,730 0,720 0,532 0,920 0,220
0,125 0,960 0,325 0,865 0,525 0,725 0,725 0,526 0,925 0,209
0,130 0,958 0,330 0,862 0,530 0,721 0,730 0,520 0,930 0,198
0,135 0,956 0,335 0,859 0,535 0,717 0,735 0,513 0,935 0,187
0,140 0,954 0,340 0,856 0,540 0,713 0,740 0,507 0,940 0,175
0,145 0,952 0,345 0,853 0,545 0,709 0,745 0,501 0,945 0,163
0,150 0,950 0,350 0,850 0,550 0,704 0,750 0,495 0,950 0,151
0,155 0,948 0,355 0,847 0,555 0,700 0,755 0,488 0,955 0,139
0,160 0,946 0,360 0,844 0,560 0,696 0,760 0,482 0,960 0,126
0,165 0,944 0,365 0,841 0,565 0,691 0,765 0,475 0,965 0,112
0,170 0,942 0,370 0,838 0,570 0,687 0,770 0,469 0,970 0,098
0,175 0,940 0,375 0,835 0,575 0,682 0,775 0,462 0,975 0,084
0,180 0,938 0,380 0,831 0,580 0,678 0,780 0,455 0,980 0,069
0,185 0,936 0,385 0,828 0,585 0,673 0,785 0,448 0,985 0,053
0,190 0,934 0,390 0,825 0,590 0,668 0,790 0,441 0,990 0,036
0,195 0,931 0,395 0,822 0,595 0,664 0,795 0,434 0,995 0,019
39
3.5. Angka Keselamatan (Safety factor)
Angka keselamatan bertujuan untuk mencegah kerusakan casing akibat
adanya gaya-gaya atau beban yang bekerja berlebihan pada casing. Angka
keselamatan terhadap beban tension, burst, dan collapse yang dikeluarkan
Petroleum Equipment and Service dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Angka keselamatan dikalikan dengan gaya yang bekerja tetapi dengan
resistancenya dibagi. Menurut Hills, angka keselamatan dipilih sesuai dengan
empat faktor utama yaitu :
1. Ketelitian daripada strength data yang digunakan untuk desain. Makin tepat
harga minimumnya, maka safety factor cukup kecil saja.
2. Ketelitian daripada asumsi yang digunakan untuk pembebanan. Makin besar
asumsi pembebanan dengan harga maksimum yang terjadi sebenarnya, makin
kecil safety factornya.
3. Perbandingan antara kondisi-kondisi testing dengan yang sebenarnya. Jika
praktek sebenarnya memberikan beban yang sama, tipenya dengan yang
ditest, maka safety factornya boleh kecil.
4. Akibat yang ditimbulkan jika terjadi kegagalan. Jika gagal, dapat
menimbulkan bahaya bagi pekerja dan kerugian ekonominya, maka safety
factor harus dibuat besar.
Tabel 3.4.
Angka Keselamatan (Safety factor) (5)
Angka Keselamatan
Beban / Gaya
Tinggi Rendah Rata-rata
40
Untuk menentukan safety factor masing-masing gaya adalah dengan persamaan:
Internal Yield Pressure
SF Ni = ……………………………………...........(3-16)
Burst Pressure
Collapse Resistance
SF Nc = ……………………………………………...(3-17)
External Pressure
Joint Strength
SF Nj = …………………………………….......................(3-18)
Beban Tension
Keterangan :
SF Ni = Safety factor internal pressure
SF Nc = Safety factor collpase
SF Nj = Safety factor joint strength.
41
Di top of LEAD : Pe = 0.052 x 𝜌𝑚𝑤 x 𝐷L ........................(3-24)
Di Surface : Ps = IP - ……………….....(3-28)
Penentuan tinggi kolom gas dan lumpur :
Li = Hm + Hg ………………............................................(3-28)
Hg = ……………......(3-29)
Hm = Li-Hg ………………………………………….....(3-30)
Di batas kolom lumpur : P Hm = IP - 0.115 x Hg.………......(3-31)
Di batas kolom gas : P Hg = IP - 0.052(Gfr x Hm) .…….....(3-32)
Di permukaan (surface) : Pe = 0.465 x D…………...........(3-33)
Di batas kolom lumpur : Pe = 0.465 x Lmud ……… .....(3-34)
3. Di batas kolom gas : Pe = 0.465 x Lgas ………….…….....(3-35)
4. Di casing Shoe : Pe = 0.465 x TVD…………................ ....(3-36)
Keterangan :
IP = Internal Pressure
Pe = Pressure eksternal
Hg = Tinggi kolom gas
Hm = Tinggi kolom lumpur
Gfr = Gradient Fracture
SF = Safety Factor
42
CSD/Li = Kedalaman Trayek Casing, ft
D3 = Ketinggian Kolom Lumpur terakhir saat Loss
TD = Kedalaman Trayek Casing berikutnya, ft
ρm = Densitas Lumpur, ppg
0,465 = Gradient Lumpur di luar casing
Plot harga Pb @surface dan Pb @shoe pada grafik. Garis yang
dihasilkan adalah Burst load line.
3. Pemilihan Casing
Pemilihan casing didasarkan kepada collapse pressure, yaitu dipilih casing
yang mempunyai collapse resistance yang mempunyai collapse resistance
yang telah dibagi dengan safety factor terhadap collapse (Nc) lebih besar
dari collapse load line.
Cr
Cll
Nc ...........................................................................(3-37)
Keterangan :
Cr = Collapse Resistance, psi
Nc = Safety factor terhadap collapse
Cll = Collapse load line, psi
Sedangkan pemilihan casing di atas titik kritis didasarkan kepada bursting
pressure, yaitu dipilih casing yang mempunyai bursting pressure, yaitu
dipilih casing yang mempunyai bursting resistance atau internal yield
pressure yang telah dibagi dengan safety factor terhadap busrsting (Ni)
lebih besar dari bursting load line.
Br
> Bll …..........................................................................(3-38)
Ni
Keterangan :
Br : Bursting resistance, psi
Ni : Safety factor terhadap bursting
Bll : Bursting Load Line, psi
Tetapi pemilihan casing tersebut belum cukup karena kita harus
43
menghitung apakah casing tersebut dapat menahan gaya pembebanan
rangkaian casing atau tension load. Selain itu kita harus juga
memperhatikan penurunan dari collapse resistance atau sering disebut
dengan biaxial effect.
44