Anda di halaman 1dari 19

MASALAH LUBANG PEMBORAN

(Hole Problem)

SLOUGHING HILANG LUMPUR


PIPA TERJEPIT
SHALE (Lost Circulation)
( Pipe Stuck)

Faktor Phm >> P.F


Different Pipe Mekanis
Sticking
 (Ph mud – Pf)>>
Aliran
 Lapisan porous
Lumpur
 Tebal Mud Cake
Di Anulus
Efek Surge
Key Seating
Faktor
 Dog Leg cukup besar
Hydrasi
 Beda Lap. Keras - Lunak
 Gaya Lateral
Naiknya Sg
Swelling mud tidak
 Caving (slouging) diimbangi
Mechanical naiknya ROP
sekitar lubang Bor.
Sticking
 Surge faktor terlalu
cepat
 Menarik Pipa saat
Key Seat
MASALAH LUBANG PEMBORAN
(Hole Problem)

Penyebab utama “ Hole Problem “ adalah ;


1. Adanya gangguan keseimbangan terhadap “tegangan tanah”
(earth stress) disekitar lubang bor yang disebabkan akibat
aktivitas pembuatan lubang bor
2. Interaksi antara Lumpur pemboran dengan formasi yang
ditembus.
3. Lumpur adalah ibarat, darah yang ada di dalam tubuh manusia
dan masalah Pemboran disebabkan oleh lumpur hampir 90%.

 Masalah lubang pemboran (Hole Problem) ada 3 :


1. Pipa Terjepit (Pipe Stuck)
2. Sloughing Shale (Caving)
3. Hilang Lumpur (Lost Circulation)
PIPA TERJEPIT
(PIPE STUCKING)
 Differential Sticking
Didefinisikan terjepitnya drillstring di zona permeable karena tekanan
Lumpur pemboran lebih besar dari tekanan pori formasi, hal ini terjadi karena
pemakaian densitas Lumpur yang tinggi
Tanda-tanda Differential Sticking adalah :
1. Terjepitnya pipa setelah penghentian pemutaran pipa dalam
periode tertentu
2. Lumpur masih bisa sirkulasi
3. Drillstring tidak dapat diputar atau digerakkan ke atas dan
kebawah.
Pencegahan/Penyelesaiannya adalah :
1. Lumpur pemboran menggunakan berat Lumpur yang
seringan mungkin or hampir sama dengan tekanan
formasi
2. Memperbaiki filtration rate
3. Diusahakan tidak melakukan penghentian pemutaran
pipa dalam jangka waktu yang cukup lama
4. Gunakanlah drill collar khusus dengan penampang
(bujur sangkar or heksagonal).
AKIBAT TERJADI PERBEDAAN
TEKANAN
P. Formasi (Pp) Vs P Hidrostatik Lumpur (Hp)
A

B C
PIPA BOR YANG TERJEPIT
AKIBAT DIFFERENTIAL PRESSURE STICKING
FILTRASI YANG BERLANJUT MENAMBAH
LUAS DAERAH KONTAK

DF = (Phm – Pf) x kontak area x fac. Gesekan ………. (1)


Kontak area = h x t ……….. (2)
 DF = (Phm – Pf)x(hxt)xf
 DF = (phm-Pf) psi x h (ft x12 in/ft) x t (in) x f
 DF = 12(Phm-Pf) x h xt x f
Dimana :
DF = Differential force, h = ketebalan Lap. permeabilitas
Phm = P. hidrostatik mud, t = Ketebalan mud cake
Pf = P. Formasi f = factor gesekan
PIPA TERJEPIT
(PIPE STUCKING)

 Key-Seating
Hal ini biasanya terjadi pada pemboran berarah (directional drilling)
dan pemboran horizontal (horizontal drilling).
Bagian drill string yang menempel pada dinding lubang bor pada saat
Tripping (cabut pipa or pasang pipa) antara lain :
- Drill pipe pada bagian “Toll joint” (sambungan dp dengan dp)
- Drill collar
Ciri-ciri Key-Seating yang dapat diperkirakan antara lain :
a. Drill string tidak dapat dicabut
b. Sirkulasi masih dapat dilakukan
c. Drill string mmasih dapat dipuitar
d. Masih mungkin dilakukan gerakan pengangkatan dan penurunan
e. Secara profil sumur dilihat dari atas seperti “Lubang Kunci”
Pemecahan yang dilakukan :
a. Melengkapi drillstring menggunakan “Reamer”
b. Melengkapi Jar
PIPA TERJEPIT
(PIPE STUCKING)

 Mechanical Sticking (Caving)


Diameter lubang bor mengalami pembesaran yang diakibatkan
runtuhnya dinding lubang bor.

Penyebab dari Caving adalah :


Faktor “Surge”
Saat masuk rangkaian pipa bor terlalu cepat bila :
 Densitas lumpur tinggi seperti dinding di pukul kemudian dinding
runtuh, bahkan formasi pecah terjadi lost circulation
 Densitas lumpur rendah maka terjadi wash out, sehingga aliran
lumpur turbulen mengikis formasi dan ini banyak terjadi di formasi
sand berakhir dengan runtuhnya dinding lubang runtuh.
Pencegahannya adalah ;
a. Meningkatkan berat Lumpur sehingga tekanan hidrostatis Lumpur dapat
mengimbangi tekanan formasi bila mungkin.
b. Menggunakan jenis lumpu pemboran yang tidak menyebabkan “Swelling”
missal, Oil base mud, KCl-polimer.
c. Meningkatkan kemampuan pengangkatan cutting drilling fluid dengan
menaikkan “Yield Point” artinya jangan bernilai negatif (-)
SLOUGHING SHALE
(Faktor Mekanis)

Sloughing Shale : (Longsonya shale)


Shale sangat sensitive ada 2 macam antara lain :
a. Reactive  terjadi “Swelling”, mengembang sehingga
diameter lubang mengecil kemudian drill string masuk
mengenai dinding sehingga runtuh.
b. Inert solid  gugurnya formasi lempung atau sand (pasir)
karena mekanika aliran lumpur karena bersifat “ britle ”
Catatan :
Clay  Shale bentuknya berlapis-lapis
Lempung  berukuran butiran
SLOUGHING SHALE (Faktor Mekanis)

Aliran Laminar
Pola aliran didalam annulus
antara dinding lubang dengan
rangkaian pipa bor “sebaiknya”
dibuat aliran Laminar sehingga
tidak mengikis dinding lubang.
Diharapkan

Aliran Annulus

Aliran Turbulent
Pola aliran didalam annulus
antara dinding lubang dengan
Tidak
rangkaian pipa bor bila terjadi
Diharapkan
aliran turbulent berakibat,
Catatan : terkikisnya dinding lubang maka
Sloghing Shale disebabkan terjadi Sloghing (dinding lubang
Faktor mekanisme pola aliran lumpur. runtuh)
Caving disebabkan :
Faktor perbedaan tekanan formasi dengan
tekanan hidrostatik lumpur.
HILANG LUMPUR
(Lost Sirkulasi)

Hilang Lumpur ( Lost Circulation )


Penyebab “ Hilang Lumpur “
a. Tekanan hidrostatis lumpur (Phm) >> dari Tekanan
formasi.
b. Efek Surge :
Masuknya drill string ke dalam lubang bor terlalu cepat, hal
ini menyebabkan pecahnya formasi apabila dernsitas lumpur
tinggi.
c. Naiknya Sg lumpur yang tidak diimbangi naiknya ROP, bila
tidak diimbangi oleh naiknya ROP maka terjadi Regrinding
dan densitas lumpur semakin naik, Phm juga naik maka
formasi pecah.
HILANG LUMPUR
(Lost Sirkulasi)

Tanda-tanda anomali dari pada sirkulasi lumpur antara


lain :
1. Qin = Qout  kondisi Normal (balance)
2. Qin > Qout  Mud Lost Total Lost
Partial lost
3. Qin < Qout  Kick
Catatan :
Qin = Laju lumpur masuk Lubang Bor
Qout = Laju lumpur keluar lubang Bor

Untuk menanggulangi Lost Circulation menggunakan “ LCM”


Berupa : “ bentuk Fibrous”, “bentuk Granular” dan “bentuk
Flake”
Untuk daerah “Lost” dapat diketahui dari perbedaan survai dan
biasanya temperaturnya “Lebih rendah”.
Well Control - AAF

PENGENDALIAN SUMUR
(Well Control)  A

Tobe
Continue

TEKANAN TANDA-TANDA CARA


FORMASI ADANYA PENGENDALIAN
SUMUR
KICK
Penyebab :
Tekanan Formasi  mud
Primary Indicator Primary Mencegah  h kolom
Normal Control Influx mud turun
 Kenaikan Laju Alir
Air Laut / Air Asin :  Kenaikan Vol Pit
Gradient H.= 0.465 psi/ft  Sumur Tetap Mengalir
Overbalance
Note: saat Pompa dimatikan
(200 – 300) Psi
Air murni = 0.433 psi/ft  Lubang tdk Terisi
Penuh mud saat Trip
Mengeluark
Tekanan Abnormal Secondary
an Fluida Menutup
Lost. Control
Influx BOP
Circulation Secondary Indicator (aman)
Tekanan Subnormal
Jenis Influx (Gradient P. Influx)
 Perubahan Tek. Deteksi “Kick”
 Gas  0.075 – 0.15 psi/ft
Gradient H < 0.465 psi/ft Pompa  Oil  0.3 – 0.4 psi/ft
 Gas Cut Mud  Water  0.47 – 0.52 psi/ft
 Drilling Break 
Overpressured Kick
Saat Bor Berlangsung
LARI
Gradient H > 0.465 psi/ft
Saat Tripping
Well Control - AAF

PENGENDALIAN SUMUR
(Well Control)  B

PROSEDUR MEMATIKAN SUMUR


( WELL KILLING ) PERHITUNGAN

Caranya : Menentukan :
One Circulation Method  Hitung & Siapkan  Densitas Influx
“Wait and Weight” mud Berat  Berat mud baru
Balance Mud Density  Sirkulasi mud berat  Waktu u/ membuang
u/ mengeluarkan “kick”
influx

Caranya :
Two Circulation Method
 Sirkulasi I :
“ Drilled Method “ Pompa mud lama supaya Influx
keluar
 Sirkulasi II :
Ganti mud lama dng mud baru

Concurent Method

Caranya :
 Lansung pompa mud lama &
sekaligus mud Pemberat
 Teori sangat baik, jarang
dipakai, kesulitan buat mud
PENANGGULANGAN KICK
(Pemompaan Lumpur Baru)

 Terjadi Kick & Drill pipe masih terdapat di dalam Lubang


Bor
1. Angkat Kelly sampai batas “TOP drill pipe”
2. Apabila fluida Kick naik maka BOP ditutup pada annular
preventer ( Pipe Ram ).
3. Untuk menentukan awal pemompaan “Lumpur Baru” maka
tekanan yang dibutruhkan sebesar :
Tekanan Formasi + Tekanan sirkulasi saat awal stroke/min +
SIDP
‘keterangan :
o Tekanan Formasi  P. Hidrostatis lumpur
o P. Sirkulasi awal  30 stroke /min
o SIDP  Shut in Drill Pipe
PENANGGULANGAN KICK
(Pemompaan Lumpur Baru)

4. Untuk mematikan Kick melalui string maka lumpur baru


dipompakan perlahan-lahan kemudfian dilihat tekanan SIDP
dan SICP sampai tidak muncul dan berharga 0 ( nol ) Psi
5. Valve Kill Line di tutup lihat pressure gauge sedangkan Choke
Line di buka untuk mengeluarkan “Fluida Kick”
6. Apabila pada saat terjadi Kick maka Kill Line dan Cjhoke Line di
tutup, kemudian lumpur pemberat dipompakan melalui drill
string secara Hesitation (Squeez) dan Choke Line dibuka sedikit
demi sedikit.
PENANGGULANGAN KICK
(Pemompaan Lumpur Baru)

 Terjadi Kick saat Drill pipe tidak terdapat di dalam Lubang


Bor
1. Mematikan Kick dengan memasukkan Lumpur Berat melalui
Choke Line secara “Hesitation” (Squeeze), pekerjaan ini bisa
berhari-hari.
2. Menunggu lama karena lumpur berat jatuh ke dasar sumur
secara “Gravity Settling”

Anda mungkin juga menyukai