Anda di halaman 1dari 15

BOP STACK

SISTIM PENCEGAHAN SEMBURAN LIAR


Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP System)adalah
untuk menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blowout terjadi karena masuknya
aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan.
Blowout biasanya diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu
intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat
berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan sistim
pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu
Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistim Penunjang.

RANGKAIAN BOP STACK


Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur
langsung dibawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack (lihat Gambar
2.15) terdiri dari peralatan sebagai berikut :
a. Annular Preventer
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber
packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan
kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa
tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :
1. Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian
pipa bor berada pada lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu
rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor.
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga
lubang bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating
rigs.
c. Drilling Spools.
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan kick keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada
sisa-sisanya mempunyai cutlets yang digunakan untuk maksud yang sama.
d. Casing Head (Well Head).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai
fondasi BOP Stack.

ACCUMULATOR
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator
bekerja pada BOP stack dengan high pressure hydraulis (saluran hidrolik
bertekanan tinggi). Pada saat terjadi kick Crew dapat dengan cepat menutup
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada
remote panel yang terletak pada lantai bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP Stack.
Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor atau dari
accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus meninggalkan
lantai bor.

SISTIM PENUNJANG (SUPPORTING SYSTEM)


Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistim pencegahan
semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line.
a. Choke Manifold.
Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet
yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack
dengan high presure line disebut Choke Line. Bila dihidupkan choke manifold
membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya
intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack kesejumlah valve
(yang membatasi alirandan langsung ke reserve pits), mud-gas separator atau mud
conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor dapat dikontrol kembali.
b. Kill Line.
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan
choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan
formasi.
PERALATAN RIG
Pada kegiatan pemboran peralatan pemboran (drilling Rig) dibagi menjadi
beberapa bagian sistem yaitu sebagai berikut:

1. Hoisting System
2. Rotating System
3. Circulating System
4. Power System
5. BOP System

1. Sistem Pengangkat (Hoisting System)


Hoisting System atau Sistem pengangkat adalah sistem katrol besar
yang digunakan untuk menurunkan dan menaikkan peralatan masuk dan
keluar dari sumur. Secara khusus, sistem pengangkat digunakan untuk
menaikan dan menurunkan drillstring dan casing ke dalam dan keluar dari
sumur. Berikut ini gambaran dari hoisting system:
2. Rotary System (Sistem Pemutar)
Seluruh peralatan yang digunakan untuk mentranmisikan putaran dari
permukaan (mejaputar/rotary table) hingga ke dasar sumur (matabor/bit)
disebut dengan rotary system.
Komponen komponen yang termasuk sistem pemutar diantaranya (dari atas
ke bawah) :
1. Swivel,
2. Kelly and accessories,
3. Rotary table and components,
4. Drillstring tubulars (drill pipe, drill collars, etc.),
5. Drill bit
3. Sistem Sirkulasi (Circulation System)
Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida
pemboran (drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material
pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drillbits) dari dasar sumur ke atas
permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure)
dengan tekanan formasi (formation pressure) agar fluida reservoir tidak
masuk kedalam lubang bor selama kegiatan pemboran.

Berikut ini adalah beberapa fungsi utama lainnya dari fluida pemboran yaitu:

1. Membersihkan lubang bor dari fragmen hasil dari pahatan (bit) kemudian
membawanya ke permukaan
2. Menjaga stabilitas dari dinding lubang pemboran
3. Mendinginkan dan melumasi drillstring dan bit selama kegiatan pemboran
Komponen Sistem Sirkulasi

(1) mud pumps,


(2) flowlines,
(3) drillpipe,
(4) nozzles,
(5) mud pids and tanks (settling tank, mixing tank, suction tank),
(6) mud mixing equipment (mud mixing hopper) and
(7) contaminant removal equipment (shale shaker, desander, desilter,
degasser)

FLUIDA PEMBORAN
Fluida pemboran adalah merupakan suatu campuran cairan (liquid) dari
beberapa komponen yang terdiri dari : air(tawar atau asin), minyak, tanah
liat(clay), bahan-bahan kimia(chemical additives), gas, udara, busa maupun
detergen. Di lapangan, fluida pemboran dikenal sebagai lumpur (mud).

Ada tiga jenis fluida pemboran :

1. Waterbased mud, lumpur pemboran yang paling banyak digunakan


adalah water-base mud(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air
tawar atau air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini
ditentukan oleh kondisi lubang bor.
2. Oilbased mud, digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi
shale dan sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi
terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor, dsb.
3. Air or gasbased mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama
adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena
digunakan kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

4.Sistem Tenaga (Power System)


Sebagian besar sistem tenaga dibutuh pada dua sistem utama pemboran
yaitu untuk pengangkatan (Hoisting System), dan sirkulasi lumpur pemboran
(Circulation System) selain itu juga digunakan untuk sistem penerangan disekitar
lokasi pemboran. Total tenaga yang dibutuhkan pada sebuah rig pemboran secara
umum berkisar dari 1000 3000Hp.
Karakteristik performance dari sistem tenaga secara umum dinyatakan
dengan Output Horse Power, torsi (torque) dan konsumsi bahan bakar (fuel
consumption) untuk berbagai kecepatan mesin.
Tenaga yang dihasilkan dari prime mover atau power system (output horse power)
dihasilkan dari Angular Velocity () dan Torsi (T).

P = .T
Sistim tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua sub komponen utama,
yaitu :

POWER SUPPLY EQUIPMENT


Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-
mesin besar, yang dikenal dengan prime mover unit (penggerak utama).

DISTRIBUTION (TRANSMISSION) EQUIPMENT


Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari
penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistim distribusi
(transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistim transmisi mekanis
dan sistim transmisi listrik (electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila
distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan
tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau distribusi tersebut dikurangi
sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien.
NAMA DAN FUNGSI CASING PEMBORAN

Nama dan fungsi casing


Penamaan casing adalah berdasarkan fungsi casing tersebut. Rangakaian casing
yang sama spesifikasinya dapat diberi nama berlainan.
Nama-nama casing adalah sebagai berikut:
1. Conductor casing,
2. Surface casing
3. Intermediate casing,
4. Production casing.
1. Conductor Casing
Conductor casing adalah casing yang pertama kali dipasang pada konstruksi
sumur. Casing ini dipasang pada kedalaman yang masih cukup dangkal, biasanya
sampai kedalaman 200 ft. Casing yang digunakan sebagai conductor casing ini
umumnya mempunyai diameter yang cukup besar yaitu sekitar 20 sampai
dengan 30, dan biasanya digunakan untuk kondisi lunak atau mudah gugur.
Adapun fungsi dari conductor casing antara lain :
Khusus di offshore adalah untuk melindungi drillstring dari air laut, dipasang
dari platform hingga dasar laut, Pada onshore fungsinya yaitu Menutup formasi
permukaan yang mudah runtuh, seperti rawa-rawa, gambut dan sebagainnya,
Mencegah kontaminasi air tawar oleh lumpur pemboran, Melengkapi sistem
pengaliran lumpur untuk trayek pemboran selajutnya.
2. Surface Casing
Surface casing adalah casing yang dipasang setelah conductor casing.
Kedalaman surface casing ditentukan berdasarkan dari unconsolided sand (pasir
lepas) serta kedalaman lapisan air tawar yang dilindungi. Untuk daerah-daerah
yang mempunyai lapisan batuan lunak atau pada sumur-sumur eksplorasi dimana
diperkirakan timbul gas bertekanan. Casing ini disemen hingga kepermukaan.

1. Adapun fungsi dari surface casing antara lain :


2. Menghindari gugurnya lubang pengaliran lumpur
3. Melindungi lapisan air tawar dari pencemaran lumpur pemboran
4. Menghindari lapisan bertekanan yang akan dijumpai selama pemboran
5. Melengkapi sistem pengaliran lumpur
6. Sebagai tempat kedudukan BOP dan well head
7. Menyangga seluruh berat rangkaian casing berikutnya yang telah
dimasukkan kedalam sumur.
Makin dalam formasi yang ditembus umunya tekanan formasinya makin besar, dan
juga sering dijumpai formasi bertekanan abnormal, dapat menimbulkan kick. Untuk
mencegah agar tidak blow out, maka sumur harus dilengkapi dengan blow out
preventer (BOP) yang dipasang pada ujung atas surface casing.
Gambar surface casing setelah dipasang BOP dapat dilihat pada gambar berikut.
3.Intermediate Casing
Apabila waktu pemboran ditemukan formasi-formasi yang menimbulkan
masalah, maka diperlukan suatu casing untuk menutup formasi tersebut. Casing
yang berfungsi untuk menutup yang menimbulkan masalah dalam operasi
pemboran sering disebut dengan intermediate casing.
Pada prinsipnya intermediate casing untuk menutup zone-zone yang menimbulkan
kesulitan dalam operasi pemboran antara lain :
1. Menutup formasi garam, gypsum dan formasi shale yang mudah runtuh
2. Menutup zone-zone bertekanan tinggi (abnormal), lost circulation dan
zone yang mengandung fluida yang sangat korosif
3. Menghindari pipa terjepit pada saat pemboran formasi dengan interval
yang terlalu panjangGambar intermediate casing menutup formasi yang
menimbulkan kick dapat dilihat pada gambar berikut.

4. Production Casing
Setelah ditemukan formasi yang akan diproduksikan, dan sumur sudah dimaksud
untuk diproduksi ke permukaan, maka dipasang casing. Casing ini menghubungkan
formasi produktif ke permukaan, nama casing ini adalah production casing.
Production casing dipasang sampai diatas lapisan produktif dan ada yang dipasang
sampai menembus lapisan produktif, fungsi dari production casing adalah sebagai
berikut :
1. Menyekat antara lapisan produktif yang satu dengan lapisan produktif
yang lainnya agar tidak saling berhubungan.
2. Melindungi alat-alat produksi yang terdapat dibawah permukaan seperti
pompa dan sebagainya.

5. Liner
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan production
casing, tetapi tidak dipasang hingga permukaan. Liner merupakan selubung yang
digantungkan kepada casing yang sudah terpasang. Tujuannya adalah untuk
menghemat pemakaian casing. Biasanya dipasang untuk sumur-sumur dalam
Apabila pada akhir pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil sementara
itu sumur tidak terlalu dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang
sangat kecil. Untuk persoalan semacam ini dapat dipergunakan liner. Alasan yang
lain adalah kekuatan menara. Casing yang terlalu panjang mungkin menara tidak
dapat mengangkatnya. Hal ini karena kmampuan menara lebih kecil dari berat
rangkaian casing kalau dipasang dari dasar lubang sampai kepermukaan. Berikut
akan tampak liner pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai