Anda di halaman 1dari 20

PEMBORAN BERARAH DAN HORIZONTAL

Oleh :

Teddy Kurniawan,S.Si., M.Sc


Pengeboran Berarah

Tipe-Tipe Pemboran Sumur Berarah


Di dalam perencanaan suatu pemboran berarah, lubang bor yang direncanakan dibuat pada
suatu bidang datar dengan sudut arah dan perubahan sudut kemiringan tertentu. Namun lubang bor
tidak akan terletak pada satu bidang disebabkan pengaruh banyak faktor. Baik sudut kemiringan maupun
sudut arah lubang bor akan selalu berubah-ubah menyimpang dari yang telah direncanakan. Pada
praktek suatu pemboran berarah, setelah dicapai kedalaman-kedalaman tertentu (biasanya setiap 50-100
ft pertambahan kedalaman), dilakukan pengukuran sudut kemiringan dan sudut arah (dilakukan survey).
Apabila terjadi penyimpangan, lubang bor tadi diarahkan kembal ke arah yang ditetapkan semula.
Pengeboran Berarah

Pemilihan bentuk sumur pemboran berarah dilakukan untuk dapat memenuhi suatu program
perencanaan pemboran sesuai dengan kondisi geologis, topografis, target pemboran, ekonomis, dan segi
lainnya. Umumnya sumur pemboran berarah terdiri atas tiga bentuk lintasan yang dimana akan dipilih sesuai
dengan kebutuhan yang akan diperlukan.
1. Build and Hold Trajectory
2. Build Hold and Drop (“S”) Trajectory
3. Build Hold Partial Drop and Hold (Modified “S”) Trajectory
Pengeboran Berarah
Pengeboran Berarah

1. Build and Hold Trajectory


Pada tipe ini merupakan profil sumur yang umum dan paling
sederhana. Titik belok pada (Kick Off Point) terletak di kedalaman yang
tidak terlalu jauh dari permukaan tanah (dangkal). Bila sudut kemiringan
dan arah kemiringan yang diinginkan didapat, maka sudut ini perlu
dipertahankan sampai titik sasaran. Pembelokan lubang dilakukan
dengan cara memperbesar sudut kemiringan dan sesuai BUR (Build Up
Rate) yang telah direncanakan. Pembesaran sudut inklinasi ini dilakukan
dengan menggunakan alat pembelok.
Pengeboran Berarah

2. Build Hold and Drop (“S”) Trajectory


Profil ini dilaksanakan pada kondisi tertentu, seperti kasus kubah
garam atau side tracking. Pembelokan lubang dilakukan jauh di bawah
surface casing, kemudian sudut kemiringannya dipertahankan sampai ke
sasaran. Sumur dengan titik belok KOP (Kick Off Point) yang dalam
mempunyai kelemahan antara lain:
• Kemungkinan formasi lebih keras dan sulit dibelokan.
• Operasi tripping lebih banyak dilakukan untuk mengganti peralatan
bawah tanah BHA (Bottom Hole Assembly) selama pembelokan.
• Laju Build Up lebih sulit dikontrol,
Pengeboran Berarah

3. Build Hold Partial Drop and Hold (Modified “S”) Trajectory


Mula-mula sama seperti tipe belok di tempat dangkal, tetapi
kemudian dibelokan kembali ke vertikal. Pada tipe ini sering disebut
dengan Modified “S” Type. Adapun pemilihan tipe pemboran ini
didasarkan pada lokasi koordinat di permukaan dan jarak antar lokasi
permukaan dengan sasaran atau formasi produktif. Misalnya apabila
jarak sasaran tidak begitu jauh dari sumbu vertikal yang melalui mulut
sumur, maka dipilih tipe belok di tempat dalam. Lain halnya apabila jarak
sasarannya jauh dari sumbu vertikal tadi, maka dipilih tipe pembelok di
tempat dangkal.
Pengeboran Berarah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiringan Dan Arah Lubang Bor


Lubang bor yang terbentuk pada kenyataannya sering mengalami perbedaan dengan yang direncanakan
pada awalnya, di mana kemiringan lubang bor dapat terjadi karena adanya lapisan yang dilalui sepanjang
lintasan pemboran memiliki ketebalan dan kekerasan yang berbeda-beda. Hal lain dapat mempengaruhi
terbentuknya kemiringan sumur.
Dari kedua alasan tersebut, maka secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kemiringan
lubang bor bisa disebabkan oleh faktor mekanis dan faktor formasi dari lapisan yang dilalui jalur lintasan.
Pengeboran Berarah

Faktor Formasi
Pada formasi yang berlapis-lapis dengan bidang perlapisan yang miring maka lubang bor akan
cenderung untuk tegak lurus pada bidang perlapisan. Penembusan pahat bor pada formasi akan
meninggalkan sebuah baji kecil yang dapat bertindak sebagai baji kecil (Miniature of Whipstock) yang
dapat membelokkan lubang sumur. Teori ini dinamakan Miniature Whipstock Theory.
Formasi dengan perlapisan yang berganti-ganti dari lunak ke keras atau sebaliknya akan
menyebabkan bit ditahan dengan berat sebelah pada kedua sisinya, sehingga pahat akan terperosot ke
salah satu sisi dan mengakibatkan bengkoknya lubang bor. Pada kasus ini disebut Formation Drillability
Theory.
Pengeboran Berarah

Faktor Formasi
Saat kemiringan lapisan (dip) kurang dari 45 derjat, maka bit akan tegak lurus (up dip) dan saat
kemiringan bidang perlapisan (dip) lebih dari 45 derjat, maka bit akan cenderung mengikuti sejajar bidang
perlapisan (down dip), Lapisan lunak lebih mudah di bor daripada lapisan keras sehingga dapat
menghasilkan lubang yang tidak satu garis lurus dengan lapisan lunak dan kemungkinan menghasilkan
Dogleg yang tajam.
Rock drillability menyatakan tingkat kemudahan batuan untuk di bor. Pada umumnya batuan akan
semakin mudah untuk di bor dengan bertambahnya kedalaman, karena batuan semakin dalam cenderung
semakin kompak (tapi tidak selalu). Rock drillability tergantung beberapa parameter, antara lain; sifat
batuan, lumpur, hidrolika, dan jenis pahat yang digunakan.
Pengeboran Berarah

Faktor Formasi
Pengeboran Berarah

Faktor Mekanis
Bit walk adalah kecenderungan bit untuk bergeser atau menyimpang dari arah lintasan yang telah
direncanakan dan mengikuti suatu bentuk lintasan yang berputar. Untuk menentukan arah bit walk, perlu
dipertimbangkan putaran drill string dan perpindahan BHA (Bottom Hole Assembly).
Faktor-faktor yang mengakibatkan hal tersebut di atas adalah dikarenakan drill collar yang tidak
cukup kekar sehingga bisa mengakibatkan kelengkungan. Beban pada pahat (WOB) yang berlebihan
sehingga drill collar melengkung, dan perubahan BHA (Bottom Hole Assembly) yang akan memberikan
bentuk lubang yang berlainan. Faktor-faktor tersebut akan mengakibatkan perubahan sudut yang tidak
diinginkan dan pada akhirnya menyebabkan kegiatan pemboran tidak dapat berjalan dengan optimal.
Pengeboran Berarah

Faktor Mekanis
Berat di atas pahat atau Weight On Bit (WOB) merupakan beban yang diberikan pada mata bor
yang arahnya vertikal ke bawah. Apabila WOB itu telah melampaui kekuatan batuan (Compressive Strength),
maka batuan akan pecah dan pahat menembus formasi. Semakin besar WOB tidak selalu laju pemboran yang
diperoleh ikut semakin besar.
Akan tetapi penambahan WOB yang tidak diimbangi dengan pembersihan lubang bor yang baik justru
akan menurunkan laju pemboran. Hal ini karena pahat menghancurkan serbuk bor berulang kali dan
bahkan mungkin serbuk bor ini termampatkan pada gigi pahat yang dapat menimbulkan efek “Balling”.
Pengeboran Berarah

Faktor Mekanis
Berat di atas pahat atau Weight On Bit (WOB) merupakan beban yang diberikan pada mata bor
yang arahnya vertikal ke bawah. Apabila WOB itu telah melampaui kekuatan batuan (Compressive Strength),
maka batuan akan pecah dan pahat menembus formasi. Semakin besar WOB tidak selalu laju pemboran yang
diperoleh ikut semakin besar.
Akan tetapi penambahan WOB yang tidak diimbangi dengan pembersihan lubang bor yang baik justru
akan menurunkan laju pemboran. Hal ini karena pahat menghancurkan serbuk bor berulang kali dan
bahkan mungkin serbuk bor ini termampatkan pada gigi pahat yang dapat menimbulkan efek “Balling”.
Pengeboran Berarah

Faktor Mekanis
Selain itu, penggunaan WOB yang terlalu besar juga akan merusak gigi pahat, karena Stress yang
diijinkan pada gigi-gigi pahat maksimum berkisar 10.000 lbs/in, sedangkan Stress yang melebihi batasan
itu dapat mematahkan gigi pahat. Putaran pahat bertujuan untuk memberikan gaya horizontal terhadap
permukaan batuan dan apabila gaya ini telah melampaui shear strength batuan, maka batuan itu akan hancur.
Pengeboran Berarah

Faktor Mekanis
Pada kenyataannya peningkatan perputaran tidak selalu meningkatkan laju pemboran. Untuk formasi
yang lunak memang meningkatkan RPM akan meningkatkan laju pemboran asalkan kemampuan
membersihkan Cutting di dasar lubang ditingkatkan pula. Namun untuk formasi keras, peningkatan
RPM yang melewati batas tertentu, sebaliknya akan menurunkan laju pemboran. Hal ini disebabkan
karena pada formasi yang lunak dengan putaran yang tinggi hanya mengakibatkan getaran yang kecil,
sehingga getaran tersebut tidak mempengaruhi kontak gigi per satuan waktu terhadap permukaan batuan.
Oleh sebab itu pada formasi lunak dapat digunakan RPM tinggi dengan WOB yang kecil.
Pengeboran Berarah

Peralatan Pemboran Berarah


Untuk membuat suatu lubang pemboran berarah maka diperlukan peralatan pemboran khusus
untuk menunjang kegiatan ini. Peralatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Peralatan
Defleksi (Deflection Tools) dan Bottom Hole Assembly (BHA).
1. Peralatan Defleksi
Peralatan- peralatan ini digunakan ketika akan mulai membuat Build Up Section pada titik belok
(KOP). Deflection Tools akan mengarahkan rangkaian bor dengan kemiringan beberapa derajat sesuai dengan
arah yang telah direncanakan.
Pengeboran Berarah

a. Whipstock
Whipstock merupakan peralatan pembelok lubang paling tua dan digunakan pertama kali secara luas
untuk membuat sudut. Whipstock harus ditempatkan pada dasar yang keras agar tidak ikut berputar
selama Drill String berputar. Cara kerja alat ini adalah Bit yang ukurannya lebih kecil dipasang
bersama dengan Whipstock. Kemudian alat ini diturunkan sampai kedalaman Kickoff-nya. Setelah itu
berat rangkaian pipa bor digunakan untuk mematahkan Shear Pin yang menahan Whipstock, sehingga
pahat tadi membelok sesuai dengan kemiringan Whipstock.
Pengeboran Berarah

a. Whipstock
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai