Perencanaan sumur yang komprehensif bertujuan untuk pengeboran yang meliputi aspek:
Aman
Aman atau safety bagi crew selama bekerja merupakan prioritas utama dan juga keamanan
bagi sumur itu sendiri, seperti bahaya terhadap resiko blowout dan faktor lain nya. Sehingga
perencanaan yang teliti dan matang merupakan suatu hal yang penting.
Minimum Cost
Pengeboran merupakan kegiatan yang mahal. Sehingga tujuan dari perencanaan adalah
dengan biaya yang minimum tanpa mengabaikan faktor keamanan.
Usable
Sumur yang dibor berguna, dengan memiliki diameter yang cukup untuk komplesi dan
produksi, serta formasi tidak rusak.
Rig Pengeboran
Pada umumnya rig pengeboran minyak dibagi menjadi rig darat dan rig laut.
Drilling Rigs
Rig Darat :
Kapasitas drawwork rig darat biasanya : 550 HP, 750 HP, 1000 HP, 1500 HP, 2000 HP dan 3000
HP
Conventional Rig
Conventional rig memiliki komponen-komponen yang besar, yang membutuh waktu lebih
lama dalam hal pindah lokasi pengemboran.
Imperialenergyinc.com
Gambar Conventional Rig
Rig laut :
Kapasitas drawwork rig laut : 2000 HP dan umum nya 3000 HP
Swamp Barge : Biasa beroperasi di daerah rawa atau delta sungai, dengan kedalaman dangkal
dibawah 6 meter. Hanya ada di area operasi Mahakam dan di Nigeria
teknikmetalurgiunjani.org
Jack Up Rig: alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini dapat naik dan turun untuk
menopang struktur utama. Rig jenis ini biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman
sekitar 100 m atau kurang
Flickr.com
Tender Assist Rig: Menara pengeboran pada platform, yang di bantu oleh kapal untuk
keperluan dan space peralatan. Tender (kapal) diperlukan karena area platform tempat
wellhead tidak kuat untuk menampung semua peralatan pengeboran
Offshoreenergytoday.com
Gambar Tender Assist Rig
Platform Rig : Sistem pengeboran dipasang pada platform yang kuat untuk menampung alat
dan penunjang pengeboran.
Corporatelivewire.com
Semisubmersible Rig
Rig semisub merupakan rig terapung yang dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk
mengebor daerah laut dalam (lebih dari 100 M) yang tidak dapat dijangkau lagi oleh Jack up
rig, untuk kondisi lingkungan arus laut yang besar. Biaya operasi harian semisub sekitar 2/3
dari biaya operasi harian drillship.
Offshore-technology.com
Gambar Semisubmersible Rig
Drillship
Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal. Biasa digunakan untuk mengebor
daerah laut dalam, untuk kondisi lingkungan arus laut yang tenang.
Flowcontrolnetwork.com
Pekerja Pemboran
a. Company man, wakil dari perusahaan yang ada berada di tempat operasi pemboran. Company
man ini yang memutuskan segala kebijaksanaan perusahaan selama operasi pemboran
berlangsung.
b. Tool pusher, wakil dari perusahaan kontraktor pengeboran yang mengawasi operasi pemboran
dan berkoordinasi dengan company man.
c. Driller, bertugas mengoperasikan dan mengontrol mesin dan peralatan pengeboran dari meja
pengontrol yang ditempatkan dekat drawwork. Jika terjadi kick, driller yang mengangkat bit dari
dasar lubang, dan menutup BOP. Driller bertanggung jawab ke tool pusher.
d. Derrickman, disebut juga monkeyboard, sebuah platform kecil di atas derrick, biasanya 90 ft
diatas rotary table. Ketika koneksi menyambung atau melepas sambungan pipa, derrick man
yang membantu pada ujung pipa dari atas. Jika sedang mengebor atau tak ada koneksi,
derrickman bekerja mejaga peralatan pompa dan alat-alat lainnya.
e. Rotary helper atau Floorman, sedikitnya harus terdiri dari dua atau tiga orang. Mereka yang
bertanggung jawab menyambung bagian bawah ujung pipa, dengan mengoperasikan tong,
kunci pipa untuk melepas atau membuat koneksi. Jika sedang mengebor atau tak ada koneksi,
floorman bekerja menjaga peralatan pompa dan alat-alat lainnya, membersihkan, mengecat
peralatan atau pekerjaan lain yang diperlukan.
i. Mud engineer, bertugas memeriksa sifat-sifat fluida pemboran serta menentukan jenis fluida
pemboran yang sesuai untuk digunakan.
j. Mud logger, bertugas untuk menilai suatu formasi yang telah dicapai dengan melakukan
pemeriksaan terhadap serpih pemboran.
Pada operasi pemboran, peralatan yang dipakai terbagi menjadi beberapa sistem.
Pembagian sistem-sistem yang umum dilakukan dalam industri perminyakan adalah sebagai berikut
:
Dua jenis kegiatan rutin yang sering menggunakan peralatan hoisting system pada saat
operasi pemboran adalah :
1. Melaksanakan penyambungan rangkaian string ( making connection ), proses penambahan
sambungan baru pada drillpipe untuk penembusan yang makin dalam.
2. Melaksanakan trip (making trip), pencabutan drillstring dari lubang bor untuk mengganti
kombinasi dari peralatan bawah permukaan (Bottom Hole Assembly) dan kemudian
menurunkan kembali ke dalam sumur pemboran. Trip biasanya dilakukan untuk mengganti bit
yang sudah mulai tumpul.
Making Connection
Tripping out
dua, tiga atau empat sambungan drillpipe, yang sering disebut dengan kemampuan
menarik doubles, thribbles atau fourbles.
Syafrizal
Gambar 2.6 Penempatan Drillpipe pada Derrick
Syafrizal
2.3 Drilling line : Tali kawat baja yang berfungsi menghubungkan semua komponen dalam
hoisting system. Tali ini dililitkan secara bergantian melalui katrol pada crown block dan
traveling block kemudian digulung pada drum rotating drawwork.
Catatan Sementara Teknik Pemboran - STT Migas Balikpapan
Rotary Drilling
Salah satu jenis dari drilling line adalah wire rope. Wire rope dibuat dari carbon steel yang
didinginkan dengan cepat dan mempunyai variasi ukuran dan kekuatan. Klasifikasi wire rope
didasarkan pada klasifikasi yang dibuat oleh API, contoh nya pada gambar dibawah.
Drilling line yang konstan memikul beban tension dan bending, memiliki limit masa
pemakaian, sehingga dalam beberapa tenggang beban kerja, akan diganti dengan yang baru.
1) Hook : Peralatan berbentuk kait yang besar yang terletak di bawah traveling
block untuk menggantungkan swipel dan drill steam selama proses pemboran
berlangsung.
2) Elevator : Suatu penjepit yang memegang drill pipe dan drill collar saat
dimasukkan dan dikeluarkan dari dan ke dalam lubang bor. Elevator ini
digantung oleh elevator link yang diikatkan pada bagian pinggir dari traveling
block atau hook.
NOV.com
3. Drawwork
Drawwork adalah suatu peralatan mekanik yang merupakan otak dari derrick. Fungsi dari drawwork
yaitu :
a. Merupakan pusat pengontrol bagi driller yang menjalankan operasi pemboran.
b. Merupakan rumah dari gulungan drilling line.
c. Meneruskan daya dari prime mover ke drill string ke rotary drive sprocket, ke catheads.
Drawwork menyediakan daya untuk mengangkat dan menurunkan beban yang berat. Bagian utama
dari drawwork adalah:
3.1 Drum : Peralatan yang berfungsi untuk menggulung atau mengulur drilling line.
3.2 Brake, Terdiri dari :
Main mechanical brake, suatu peralatan yang paling penting dari hoisting system. Alat ini
mempunyai kemampuan untuk membuat seluruh beban kerja betul-betul berhenti, seperti
pada saat tripping ataupun menurunkan casing. Bila beban berat diturunkan, maka main
brake secara hidrolik atau elektrik akan membantu meredam sejumlah besar energi yang
timbul akibat massa yang dimiliki oleh travelling block, hook, drill pipe, drill collar atau
casing.
Auxiliary Brake, suatu peralatan hidrolis yang membantu meringankan tugas mechanical
brake. Alat ini tidak dapat memberhentikan proses pemboran seluruhnya.
3.3 Transmisi
3.4 Cat head : merupakan sub-bagian dari drawwork yang terdiri dari
a. Drum atau make-up cat head
b. Break out cat head.
Cat head digunakan untuk menyambung dan melepas sambungan walaupun demikian tugas yang
lebih umum adalah untuk mengangkat peralatan yang ringan dengan catline. Pada rig modern
fungsi cat head digantikan oleh automatic cat head dan air-powered hoist.
Rudi Rubiandini/Bahan Kuliah Teknik Pemboran, 2009
2. Mud Pit/ Mud Tank : berfungsi menampung lumpur sebelum disirkulasikan. Biasanya rig
mempunyai dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8 - 12 ft, panjang 20 - 40 ft dan tinggi 6 - 12
ft. Volumenya berkisar antara 200 - 600 bbl. Pada operasi-operasi di offshore dapat
ditambahkan 1 - 3 pit untuk penyimpanan kelebihan lumpur dan untuk lumpur yang mempunyai
densitas tinggi. Salah satu bentuk susunan dari tanki lumpur tanpa variasi dari macam-macam
peralatan pengontrol solid ditunjukkan pada gambar berikut.
Tanki pertama menerima lumpur yang balik dari lubang pemboran dengan membawa
cutting, dilengkapi dengan peralatan pengontrol solid (Solid Control Equipment/SCE). Dahulu pit
kedua dipakai untuk tempat mengendapkan solid, walaupun ada perhitungan-perhitungan yang
menunjukkan bahwa kebanyakan solid dalam lumpur tidak akan mengendap mengingat waktu
yang dibutuhkan untuk mengalirkan lumpur relatif singkat. Kini tanki kedua dilengkai beberapa
peralatan pengontrol solid bila tanki yang tersedia sejajar. Pada tangki terakhir dilengkapi oleh pipa-
pipa isap dan slugging tank untuk persiapan lumpur berat yang digunakan sebelum tripping dan
pipa-pipa untuk memasukkan chemical treatment.
Tanki lumpur pemboran mempunyai sistem pengaduk yang mencegah barite atau solid
mengendap di dasar tangki. Umumnya ada dua jenis pengaduk yaitu :
1. Perputaran kipas yang ditenggelamkan dan digerakkan masing-masing oleh motor listrik.
2. Pompa centrifugal dengan gerakan jet dan lumpur yang ditembakkan untuk memecah
viskositas yang tinggi dari lumpur di dalam lumpur.
Syafrizal
Reserve pit adalah kolam penampungan cutting pemboran dan lumpur yang sudah dibuang
atau tidak dipakai lagi saat operasi. Reserve pit ini biasanya dibuat dengan ukuran tertentu pada
lokasi dengan dimensi yang cukup menampung jumlah cutting dari lubang pemboran.
Pembuangan cutting harus sesuai dengan peraturan pemerintah tentang lingkungan,
terutama jika lumpur oil based mud sehingga tidak merusak tanah dan lingkungan.
Syafrizal
Gambar 2.18 Reserve Pit
3. Mud mixing equipment : Suatu peralatan untuk mencampurkan bahan atau material lumpur
dengan menggunakan mixing hopper. Mixing Hopper berbentuk corong yang dipakai untuk
menambahkan bahan-bahan padat ke dalam fluida pemboran pada saat treatment di dalam
tangki lumpur.
Syafrizal
Gambar 2.20 Mixing Hopper
4. Contaminant removal (Solid Control Equipment/SCE): terdiri dari rangkaian peralatan yang
berfungsi untuk memisahkan solid cutting pada lumpur pemboran, yang keluar dari lubang
sumur hasil pecahnya formasi akibat digerus oleh bit.
Biasanya, sistem solid kontrol terdiri lima tahap: tangki lumpur, shale shaker, degasser vakum,
desander, desilter, dan centrifuge.
Shale Shaker digunakan untuk memisahkan butiran besar dengan diameter di atas 75μm,
Desander dari 45-74μm, dan Desilter antara 15-44μm. Kadang Desander dan Desilter
digabungkan sebagai satu Mud Cleaner. Ketika udara memasuki lumpur pengeboran, sebuah
degasser vakum digunakan untuk memisahkan udara. Setelah butiran dan cutting dipisahkan,
lumpur dapat dipompa ke lubang bor lagi.
Syafrizal
Gambar 2.22 Mud Cleaner
Syafrizal
Syafrizal
Gambar 2.24 Mud Gas Separator
Kebutuhan horse power rotary biasanya antara 1.5 sampai 2 kali kecepatan rotary, tergantung
kedalaman sumur. Misalkan untuk kecepatan rotary 200 rpm, kebutuhan tenaga putar sekitar
400 HP.
3.2 Kelly
Kelly adalah rangkaian pipa di bawah swivel yang dapat berupa segi empat atau persegi
enam. Kelly mentransfer gaya putar dan torsi ke drillstring (akhirnya ke bit), melalui kelly bushing
yang terletak di dalam master bushing dari rotary table.
Rudi Rubiandini/Bahan Kuliah Teknik Pemboran, 2009
3.3 Swivel
Swivel merupakan titik penghubung antara circulating system dan rotating system.
Disamping itu juga sebagai penutup fluida dan menahan putaran selama diberikan tekanan.
Rig pengeboran biasanya beroperasi di lokasi di mana power supply tidak tersedia. Oleh
karena itu mereka harus menghasilkan listrik sendiri yang digunakan untuk operasi pengeboran.
Listrik di hasilkan oleh dari internal combustion diesel engine (prime movers). Listrik ini kemudian
dipasok ke motor listrik yang terhubung ke Drawworks, rotary table and mud pumps. Kebutuhan
listrik pada rig tergantung pada ukuran dan kapasitas rig, bisa mencapai 4 penggerak utama,
memberikan lebih dari 3000 Horsepower (HP).
Kegagalan system ini akan mengakibatkan aliran yang tidak terkendali yang dikenal sebagai
Blow-out yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan peralatan, kerusakan lingkungan dan
hilangnya cadangan minyak atau gas.
Primary well control dilakukan dengan memastikan bahwa tekanan hidrostatik lumpur di
dalam lubang pemboran, lebih besar dari tekanan formasi yang di bor.
dimana:
P = tekanan hidrostatik (psi)
MW = berat lumpur (ppg)
TVD = ketinggian vertikal kolom lumpur (ft)
Primary control didapat dengan mempertahankan berat lumpur pada nilai yang ditentukan,
dan menjaga lubang dipenuhi lumpur.
Secondary well control dicapai dengan menggunakan katup/ valve untuk mencegah aliran
fluida dari dalam sumur sampai aman.
Mendeteksi Kick
Ada beberapa tanda yang membuat driller akan menyadari ketika kick terjadi. Tanda
pertama Kick adalah adanya peningkatan volume lumpur mendadak di dalam pit. Tanda lain
mungkin lumpur mengalir (flow) keluar dari sumur ketika pompa dimatikan (tanpa sirkulasi).
Perangkat mekanis banyak sekarang dipakai seperti pit level indicators atau mud
flowmeters yang memicu alarm untuk mengingatkan kru rig. Biasanya diadakan latihan secara
reguler (BOP drill) untuk memastikan bahwa driller dan kru rig dapat bereaksi cepat dan tepat
dalam menghadapi Kick.
Menutup Sumur
Blow out preventors (BOP) harus dipasang untuk menghadapi setiap kemungkinan kick
yang mungkin terjadi. BOP pada dasarnya katup tekanan tinggi menutup dari atas sumur.Pada land
rig BOP stack berada langsung di bawah lantai rig. Pada rig laut dalam, BOP stack dipasang di dasar
laut, dimana katup hidrolik dioperasikan dari lantai rig.
Sirkulasi Kick
Untuk mengeluarkan fluida formasi di dalam anulus digunakan sirkulasi bertekanan tinggi.
Choke manifold digunakan untuk mengontrol aliran selama sirkulasi. Lumpur yang lebih berat
dipompa ke dalam sumur melalui drillpipe untuk mengontrol tekanan formasi, dan fluida didalam
annulus disirkulasikan ke permukaan. Ketika kick mulai naik ke atas lubang, bukaan choke dibatasi
untuk menahan tekanan pada formasi untuk mencegah masuknya influx lebih lanjut. Fluida
disirkulasikan keluar melalui choke line ke choke manifold keluar ke gas/mud separator, dan
akhirnya ke flare stack. Setelah lumpur yang lebih berat telah mencapai permukaan, sumur
seharusnya sudah aman (dead).
Syafrizal
DAFTAR PUSTAKA
1. Neal Adams, "Drilling Engineering", Penn Well Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1985
2. Wolfgang F. Prassl, “Drilling Engineering”, Curtin University of Technology
3. Rudi Rubiandini RS, Bahan Kuliah Teknik Pemboran, 2009
4. Heriot Watt, Drilling Engineering
5. NOV.com