TEORI DASAR
Pemboran merupakan salah satu hal yang penting di dalam industri migas.
dimulai dari vertical drilling, directional drilling, dan juga horizontal drilling. Pada
tugas akhir ini akan difokuskan pada directional drilling, cara mengontrol arah dan
juga titik belok di dalam lubang sumur agar sesuai dengan target yang telah ditentukan
reservoir yang telah ditentukan. Berdasarkan lintasan di dalam lubang bor terdapat tiga
macam jenis pemboran yaitu, vertical drilling, directional drilling, dan horizontal
drilling.
tegak lurus sampai mencapai target reservoir yang ditentukan. Dalam pelaksanaan
pemboran kita harus melihat dari kondisi reservoir yang akan kita bor, tekanan
reservoir yang ada, dan daerah dari reservoir agar ekonomis didalam pelaksanaannya.
17
18
telah direncanakan untuk mencapai target yang telah ditentukan. Pemboran horizontal
Jenis-jenis tipe pemboran akan diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1
lubang bor pada suatu titik kedalaman tertentu atau yang lebih dikenal dengan KOP
(Kick Off Point), dengan sudut kemiringan lubang tertentu atau Inclination, untuk
formasi tertentu yang letaknya tidak lurus secara vertical dengan lubang sumur
mata anginnya.
19
Pada operasi pemboran berarah, secara teori dibagi menjadi beberapa fase
pemboran, yaitu:
Gambar 3.2
Pemboran Berarah2
dimana terjadi pembelokan sudut lubang bor, memungkinkan metode ini untuk
20
menjangkau tempat yang tidak mungkin dilakukan pada pemboran sumur vertikal.
Dalam pelaksanaannya, pemboran berarah akan membutuhkan biaya yang lebih besar
pemboran berarah.
permukaan yang tepat di atas reservoir sulit untuk dicapai, atau karena adanya pusat
kehidupan, seperti kota, tempat pemukiman, hutan lindung, gunung, danau, dan
vertikal, sehingga dilakukan pemboran berarah pada Gambar 3.3 dibawah ini.
Gambar 3.3
dalam suatu kegiatan pemboran adalah sebagai contoh biaya pembebasan lahan,
21
yang ingin menghemat lokasi pemboran dapat dibuat secara Cluster System.
Cluster System. Pada Gambar 3.4 dibawah ini terdiri dari satu lokasi dan
Gambar 3.4
kondisi bawah permukaan bumi, sehingga sulit untuk memperoleh cadangan minyak,
gas bumi serta panas bumi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pemboran
secara vertikal. Jika terdapat masalah-masalah dalam pemboran saat pemboran sedang
berlangsung seperti adanya semburan liar (Blow Out) ataupun terdapat Fish, maka dari
semburan liar (Blow Out) yang bisa menghancurkan rig, sehingga Relief Well
dilakukan untuk mengatasi sumur dengan cara menginjeksikan material lumpur berat
untuk mematikan sumur tersebut. Pemboran Side Track dilakuan untuk membelokkan
lintasan pemboran akibat terdapat masalah pada sumur. Masalah yang dihadapi adalah
sumur Dry Hole dan masalah peralatan pemboran putus (Fish), sehingga untuk
menghindari Fish tersebut dilakukan pemboran. Pada Gambar 3.5 dibawah ini
Gambar 3.5
a) Inclination (sudut kemiringan lubang bor), sudut terbentuk oleh garis vertikal
b) Azimuth (sudut arah lubang), sudut yang dibentuk oleh arah kemiringan sumur
pemboran.
d) Horizontal Section (jarak horizontal), jarak antara titik awal pemboran tegak
e) Dog-leg adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari perubahan sudut tiap
f) Kick Off Point (titik awal pertambahan sudut), yaitu titik kedalaman dimana
yaitu :
sudut kemiringan (Tangent Section) hingga mencapai target formasi, dengan sebagai
kedalaman berdasarkan True Vertical Depth, “R” sebagai jari-jari dari Build-up
pemboran vertikal hingga mencapai KOP, pemboran dilakukan secara berarah dengan
Section) dengan jarak tertentu dan dilanjutkan kembali dengan memasuki fase
vertikal.
Section hingga Tangent Section. Pemboran dilanjutkan untuk memasuki Partial Drop-
Off Section, yaitu fase pemboran yang mengalami pengurangan sudut inklinasi hingga
mencapai inklinasi tertentu, namun tidak mencapai inklinasi nol (tegak), lalu memasuki
25
Gambar 3.6 menunjukan tipe-tipe dari pemboran berarah dengan berbagai fase
pemboran:
Gambar 3.6
dipasang pada rangkaian drillstring sehingga diperoleh suatu kondisi yang baik dalam
membuat kemiringan atau arah lintasan lubang bor. Bottom Hole Assembly digunakan
untuk menjaga agar lubang sumur tetap vertikal selama proses pengeboran serta
mengontrol kemiringan bilamana arah lubang arah lubang harus diganti atau
26
melakukan side tracking karena menghindari fishyang tidak bisa diangkat sehingga
harus dilakukan plug dengan semen. Manfaat lain digunakan untuk meluruskan lubang
bor yang melengkung atau menggeser Titik Dasar Lubang (TDL) ke suatu titik yang
lain.
Susunan Bottom Hole Assembly terdiri dari bit (pahat), stabilizer, peralatan
survey, drill collar, non magnetic drill collar, down hole drilling motor, bent sub, heavy
weight drill pipe, dan drilling jar. Fungsi Bottom Hole Assembly diantaranya :
Saat rangkaian masih berada pada posisi vertikal dipengaruhi arah gravitasi
bumi maksimum terhadap rangkaian tersebut. Hanya gaya gesekan (lateral forces)
27
yang dapat merubah resultan dari gravitasi bumi. Gaya yang berorientasi kepada
Peralatan defleksi yang digunakan biasanya menggunakan bent sub. Bit diputar
memperkecil jarak titik tangensial dari bit. Saat ada pembebanan, stabilizer akan
menjadi titik tumpu peralatan dan memberikan efek menggeser pada posisi tegak bit
Pada bagian ini sangat sukar menentukan tangent assembly yang dapat
sekaligus mengatur atau mempertahankan sudut kemiringan dan arah lubang bor.
mengontrol sudut kemiringan agak lebih mudah. Apabila WOB dan RPM diubah untuk
- Tangent assembly digunakan pada bagian dari lubang bor dimana sudut arah dan
Sangat sukar menemukan tangent assembly yang ideal atau kombinasi yang tepat,
Beban pada pahat dikurangi untuk membuat efek pendulum maksimun. Dengan
prinsip pendulum, yang menempatkan stabilizer lebih jauh dari bit, maka gaya gravitasi
28
cenderung menarik bit ke arah sumbu vertikal lubang. Efek ini akan menurunkan sudut
kemiringan lubang. Jarak dan ukuran stabilizer berguna untuk mengatur penurunan
Pada operasi pemboran digunakan alat – alat di bawah ini dan merupakan
peranan penting dalam proses pemboran sebagai Bottom Hole Assembly. Peralatan-
peralatan lubang bawah yang khusus adalah peralatan yang digunakan dalam
pemasangan dasar lubang (Bottom Hole Assembly) dari batang bor. Bottom Hole
Assembly merupakan istilah secara umum untuk menyatakan gabungan dari drill
collar dan berbagai macam alat penggesek dan alat-alat khusus pada 37 meter bagian
bawah batang bor. Alat-alat ini digunakan untuk mengatur kelakuan-kelakuan mata bor
Drill Collar pada dasarnya sama dengan drill pipe, hanya saja drill collar lebih
berat, lebih tebal dan mempunyai sambungan yang lebih kuat. Berikut ini adalah fungsi
Jenis Drill Collar yang dapat dipilih untuk suatu operasi pemboran diantaranya:
29
Drill Collar jenis ini dilengkapi dengan sistem fleksibel joint yang biasa digunakan
Terbuat dari stainless steel, drill collar ini digunakan agar tidak mengganggu
pembacaan logging dan untuk menempatkan rangkaian peralatan survey dan sering
Heavy Weight Drill Pipe adalah sejenis dengan drill pipe, tetapi memiliki berat
yang lebih besar dan memiliki body yang membesar dibagian tool joint yang berfungsi
untuk menahan beban tegangan (stress load) dan beban puntiran (torsional load).
HWDP juga berfungsi sebagai menambah beban pada pahat (WOB), dan pada
Heavy Weight Drill Pipe adalah jenis dari Drill Pipe yang memiliki bentuk
sama tetapi memiliki fungsi seperti Drill Collar, yaitu sebagai pemberi beban pada
Fungsi utama HWDP adalah sebagai pengganti DC, pada operasi pemboran
diameter yang besar akan menaikkan beban torsi dan drag pada Drillstring, sehingga
30
Pada Gambar 3.7 dibawah ini akan diperlihatkan mengenai Heavy Weight Drill
Pipe.
Gambar 3.7
3.3.2.3 Stabilizer
Stabilizer merupakan suatu pipa yang dipasang di atas pahat. Penggunaan lebih
jauh dari stabilizer yaitu untuk mengatur arah pemboran. Efek – efek pemboran seperti
- Menghindari wall sticking / menjaga drill collar tidak menempel ke dinding sumur
- Membuat lubang sumur tetap vertikal dan menjaga drill collar tetap di tengah
lubang
Drilling jar merupakan alat yang dipasang di Bottom Hole Assembly (BHA),
yang biasa digunakan pada pemboran formasi yang biasa terjadi pipa terjepit (stuck
pipe). Drilling jar digunakan untuk membebaskan drill string yang terjepit dengan
Sub shock adalah alat yang dipasang di antara pahat dan drill collar berfungsi
untuk mengurangi getaran yang disebabkan oleh putaran dan penekanan pahat pada
untuk memutar bit. Down hole motor adalah salah satu cara yang efektif untuk
melakukan pemboran dengan deviasi, dengan bending yang terdapat pada motor akan
memudahkan untuk mengarahkan motor untuk membuat sudut sumur dan arahnya.
Tekanan dari drilling mud akan mengaktifkan mud motor, mud akan memutar shaft
spiral yang biasa disebut rotor dan di dalam housing rotornya yang disebut stator. Rotor
32
dan stator tersebut mempunyai offset berbentuk helikal sehingga tekanan dari mud akan
membuat rotor berputar. Dari putaran ini akan di teruskan ke sebuah shaft fleksibel
Gambar 3.8
diputar dengan top drive, besarnya putaran di mud motor dipengaruhi oleh aliran yang
mengalir ke mud motor. Mud motor digunakan untuk melakukan pemboran yang
berdeviasi, karena mud motor akan menjadi acuan kearah mana motor diarahkan untuk
Bent sub adalah alat pembelok utama yang ditempatkan diatas motor dan turbin
pada rotary assembly. Alat ini dapat membuat belokan pada lubang sumur jika
33
peralatan motor dan rangkaian pipa pemboran disambungkan dibawahnya. Bent sub
dapat dibedakan berdasarkan sudut refleksinya yang berkisar antara 1,50 sampai 30 per
100 ft.
Bit adalah alat untuk memotong formasi atau menggerus formasi batuan dalam
lobang. Bit terdiri dari beberapa tipe dan ukuran serta konfigurasinya, menyesuaikan
dengan kebutuhan dari pekerjannya. Bit didisain untuk mengebor lubang dengan
Spesifikasi dari bit ini adalah memiliki bearing untuk pergerakan cone-nya dan
dengan adanya bearing ini, ada lifetime bearing yang membatasi umur pemakaian
bit ini. Prinsip kerja bit Roller Cone ini adalah pahat yang menghancurkan batuan
Untuk Roller Cone Bit cutter yang tersedia dapat berupa steel tooth atau bisa juga
tugsteen carbite insert. Untuk fixed bit, cutter dapat berupa steel blade, natural
diamond atau syntetic polycrystalline diamond compact atau biasa dikenal dengan
PDC bit.
34
Untuk menentukan rencana lintasan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain:
selalu berjalan dengan mulus, dimana terkadang harus dilakukan pemboran di luar
kaitannya dengan posisi dan ukuran target, usaha didukung dengan adanya
d. Informasi yang bagus antar department terkait (geologi dan eksplorasi) sebelum
kesalahan.
f. Profil Lubang Sumur. Dengan mengetahui posisi titik lokasi pemboran, titik lokasi
target yang diberikan dan kedalaman sangat membantu untuk menentukan profil
geometri sumur yang terbaik dari permukaan sampai target di dasar sumur. Jenis
profil sumur yang dipilih akan bergantung pada mekanisme produksi dan alasan
yang berhubungan dengan geologi. Jika profil telah terpilih, lintasan sumur dapat
direncanakan.
North/South, dan East/West. Sudut arah lntasan pemboran (azimuth) dan jarak lintasan
Azimuth dari koordinat tersebut dan jarak (departure) dari titik lokasi di
Kick off point adalah titik atau kedalaman lintasan dimana sumur mulai
dibelokkan menjauh dari sumbu vertikal kearah target sampai mencapai sudut
oleh:
c. Kondisi formasi yang harus dipilih sebagai lokasi KOP. Jenis formasi seperti sand
atau pada lapisan lain yang memiliki kekrasan yang cukup dengan indikasi laju
penembusan (ROP) lambat. KOP tidak terletak pada zona lunak, zona rekah,
formasi berkemiringan tinggi, zona perubahan lithologi dan kekerasan, zona lost,
zona gas, zona pembesaran lubang, dan zona swelling agar tidak menyulitkan
dalam pembentukan sudut arah dan kemiringan. KOP suatu sumur tidak terlalu
dekat dengan sumur lain agar tidak terjadi gangguan logam terhadap hasil survey
sumur baru.
5730
𝑅= ................................................................................................ (3.3)
𝐵𝑈𝑅
b. Batas maksimum torsi dan drag. Dogleg severity yang tinggi buil-up section akan
menghasilkan torsi dan drag yang tinggi. Ini merupakan faktor yang membatasi
c. Jenis formasi yang dilewati. Pertambahan sudut yang besar tidak memungkinkan
bervariasi, tergantung pada target yang ingin dicapai. Ketika pertambahan sudut yang
Metode survey yang biasa digunakan diantaranya single shot, multishot, surface
readout gyro, dan measurement while drilling. Metode tersebut menghasilkan tiga
buah informasi yang diperlukan untuk untuk penggambaran bentuk lintasan lubang bor
c. Azimuth lubang bor (yang dikoreksi terhadap sumbu utara yang relevan)
perhitungan survey dengan menggunakan ketiga input data tersebut. Kemudian setelah
itu barulah didapat koordinat akhir dari bottom-hole dan dapat digambarkan sebagai
a. Tangential
b. Balanced Tangential
c. Average Angle
d. Radius of Curvature
e. Minimum of Curvature
f. Mercury
Dari semua metode tersebut, hanya empat yang digunakan secara luas, yaitu:
Minimum of Curvature.
metode tersebut.
39
360 𝐷𝐿
𝑅𝐹 = 𝐷𝐿×𝜋 𝑡𝑎𝑛 2
............................................................................................... (3.5)
∆𝑀𝐷
∆𝑇𝑉𝐷 = (𝑐𝑜𝑠𝐼1 − 𝑐𝑜𝑠𝐼2 ) × 𝑅𝐹........................................................ (3.6)
2
∆𝑀𝐷
∆𝑁 = (𝑠𝑖𝑛𝐼1 𝑐𝑜𝑠𝐴1 + 𝑠𝑖𝑛𝐼2 𝑐𝑜𝑠𝐴2 ) × 𝑅𝐹......................................... (3.7)
2
∆𝑀𝐷
∆𝐸 = (𝑠𝑖𝑛𝐼1 𝑠𝑖𝑛𝐴1 + 𝑠𝑖𝑛𝐼2 𝑐𝑜𝑠𝐴2 ) × 𝑅𝐹.......................................... (3.8)
2
Dimana:
DL = Dog-leg severity
RF = Ratio Factor
kemiringan dan arah pada lubang yang telah dihasilkan. Selama operasi pemboran
40
berarah, setiap telah dicapai titik-titik di kedalaman tertentu kita mengukur sudut
kemiringan dan sudut arah lubang bor (melakukan survey). Dari penguuran ini dapat
diketahui penyimpangan sudut dari sasaran yang direncanakan sehingga dari setiap
titik pengukuran ini kita dapat mengoreksi penyimpangan bila arah dan kemiringan
yang direncanakan.
d. Untuk menentukan lokasi yang tepat dari dasar sumur (koordinat dasar sumur).
Peralatan yang digunakan terbagi atas tiga macam yaitu, Single Shot, Multi
Shot, dan Measurement While Drilling (MWD). Single Shot dan Multi Shot adalah
peralatan survey yang bekerja dengan prinsip pemotretan, dimana sebuah kompas unit
pencatat sudut yang berbentuk cakram dipotret bersama-sama oleh sebuah kamera,
pemotretan ini menghasilkan gambar penyimpangan dari arah vertikal. Single Shot
hanya dapat melakukan pengukuran sekali saja, sedangkan Multi Shot dapat melakukan
pengukuran berkali-kali. Single Shot dan Multi Shot dapat digunakan pada pemboran
variasi pengukuran dalam lubang bor dan hasil pengukuran tersebut kemudian
Alat survey MWD (Measurement While Drilling) dapat digunakan untuk mengontrol
kemiringan sudut (inklinasi) dan sudut arah (azimuth), untuk mendeteksi zona
bertekanan abnormal, korelasi logging dan memonitoring WOB, serta torsi di pahat.
lintasan pemboran pada sumur berarah adalah besarnya beban yang diterima oleh
rangkaian selama proses pemboran berlangsung. Beban yang diderita oleh rangkaian
dapat terjadi ketika proses pencabutan maupun penurunan rangkaian, dan besarnya
beban tersebut dapat dipengaruhi oleh perubahan sudut kemiringan, gesekan yang
terjadi antara drill string dengan lubang bor, dan stress yang terjadi pada pipa.
lubang bor pada fase pembentukan sudut dan fase tangensial menyebabkan naiknya
harga drag dan torsi yang lebih besar, akibatnya stress yang terjadi juga lebih besar,
begitupun kemungkinan terjadinya hole problem akan menjadi lebih besar, hingga
berdampak pada cost pemboran yang lebih besar. Selain itu, perubahan sudut
kemiringan yang terjadi karena besarnya laju pembentukan sudut (build up rate) juga
gesekan yang terjadi antara drill string dengan dinding sumur, yang berakibat pada
naiknya harga beban torsi dan drag, serta menurunnya laju penembusan (rate of
Secara teori, stress atau tegangan yang terjadi pada pipa didefinisikan
sebagai fungsi gaya yang bekerja tegak lurus terhadap penampang lateral pipa itu
sendiri. Dalam aplikasinya pada bidang pemboran, stress pada pipa dapat ditimbulkan
oleh axial tension dan compression, serta torsi akibat gaya puntiran. Stress yang
terkonsentrasi pada bagian pipa pipa dapat menyebabkan kelelahan atau fatigue pada
Beberapa jenis beban yang diderita oleh rangkaian ketika berlangsungnya operasi
tekanan pada pipa, serta gesekan antara rangkaian dengan dinding formasi. Besarnya
beban tersebut sangat dipengaruhi oleh bentuk lintasan pemboran, diameter peralatan
bor yang digunakan, karakteristik batuan formasi, serta keefektifan dari daya apung
dan sifat lubrikasi lumpur pemboran. Umumnya beban tersebut dikategorikan menjadi
43
dua, yaitu beban akibat puntiran atau torsi, serta beban akibat gesekan antara rangkaian
Beban torsi adalah beban yang terjadi ketika rangkaian diputar dan terjadi
kontak antara mata pahat dengan batuan formasi, sehingga menimbulkan gaya gesek
yang arahnya berlawanan dengan arah putar rangkaian. Selain itu, beban torsi juga
ditimbulkan karena adanya kontak antara rangkaian yang sedang diputar dengan
Beban torsi yang berlebihan akan membatasi panjang bagian lubang yang dapat
ditembus. Torsi yang mampu memutar bit dalam pemboran menggunakan metode
a. Torsi maksimal yang dapat dilakukan oleh rotary table / top drive
Ketika proses pemboran berlangsung, beban maksimal yang terjadi akibat torsi
dibatasi oleh daya putar rotary table atau top drive di permukaan, yang fungsinya
memutar seluruh rangkaian pemboran. Semakin besar beban torsi yang terjadi, semakin
besar pula daya yang diperlukan untuk memutar rangkaian. Selain itu, toleransi beban
torsi yang dapat diderita oleh rangkaian juga dibatasi oleh kekuatan pipa atau disebut
Apabila beban torsi yang terjadi melebihi batas dari maximum torsional
44
strength, maka akan terjadi stress yang begitu tinggi sehingga menyebabkan kelelahan
pada pipa (fatigue), yang juga akan menimbulkan masalah lain seperti tertekuknya pipa
Harga beban torsi yang terbesar diderita pada sambungan antar pipa (tool joint),
pada bagian pipa yang tipis, serta pada alat pemutar (rotary table atau top drive) yang
terletak di permukaan.
Pada Gambar 3.9 dibawah ini diperlihatkan mengenai tentang Ilustrasi Torsi
Pada Drillstring.
Gambar 3.9
Selain itu, beban torsi juga akan semakin kritis pada beberapa fase pemboran
tertentu, seperti pada fase pertambahan dan/atau pengurangan sudut kemiringan lubang
section), dan yang terbesar pada fase horizontal (horizontal section). Berdasarkan
45
bentuk lintasan, penentuan beban torsi dibedakan menjadi dua, yaitu pada lubang
melengkung dan lubang lurus, baik pada lubang miring ataupun lubang horizontal.
Prinsip dasar untuk menentukan torsi yang terjadi pada lubang lurus adalah sebagai
berikut:
𝜇 . 𝐿 . 𝑂𝐷 . 𝐹𝑐
𝑇= …………...……………….………………………… (3.9)
24
Dimana :
𝜇 = Koefisien gesekan
Dimana :
𝜇 = Koefisien gesekan
Fo = WOB, lb
Beban drag didefinisikan sebagai beban yang ditimbulkan oleh gaya gesek
yang terjadi akibat adanya kontak antara rangkaian dengan lubang bor ketika proses
penurunan rangkaian (RIH), maupun pencabutan rangkaian (POOH). Drag yang terjadi
ketika RIH sering disebut juga sebagai Compressive Drag dan drag yang terjadi ketika
Beban drag yang terjadi ketika RIH ataupun POOH dibatasi oleh kekuatan
hookload kapasitas rig untuk menyeimbangkan beban tersebut. Selain itu, beban drag
47
juga dibatasi oleh kekuatan dan ketahanan tool joint serta grade dari drillpipe untuk
dan grade dari drillpipe memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap tensile
strength, atau kekuatan tarikan maksimum yang sanggup diderita oleh drillpipe.
Semakin besar beban drag yang terjadi, baik ketika proses penurunan rangkaian (run
in hole) dan ketika penurunan rangkaian (pull out of hole), maka semakin besar pula
kekuatan hookload kapasitas rig yang dibutuhkan, serta dibutuhkan grade yang lebih
Pada Gambar 3.10 dibawah ini diperlihatkan tentang Ilustrasi Drag Pada
Drillstring.
Gambar 3.10
Seperti halnya beban torsi, harga beban drag akan semakin kritis pada lubang
bor yang miring, baik pada build-up section, drop-off section, maupun tangential
section, dan mencapai puncaknya pada saat mencapai horizontal section, dimana
seluruh bagian bawah dari rangkaian pada fase tersebut mengalami kontak dengan
48
lubang bor, yang disebabkan oleh efek gravitasi. Berdasarkan proses yang sedang
berlangsung, penentuan beban drag dibedakan menjadi dua, yaitu ketika penurunan
rangkaian (run in hole) dan ketika penurunan rangkaian (pull out of hole). Selain itu,
dibedakan menjadi dua, yaitu pada lubang melengkung dan lubang lurus, baik pada
dinding drillpipe, tool joint dan peralatan penyambung lainnya. Kekuatan strength pipa
dapat dilihat pada API RP 7G. Faktor-faktor yang menyebabkan drag pada
a. Dog leg tidak hanya meningkatkan drag tapi dapat menurunkan kekuatan
e. Belokan yang mendadak/tajam, khususnya tanpa dog leg yang mulus (smooth).
h. Terjadinya swelling.
Tujuan penentuan atau mengetahui besar beban drag adalah untuk mempersiapkan
kekuatan rig serta kemampuan prime mover untuk menurunkan, menahan dan menarik
49
string serta untuk mengatur distribusi WOB akibat adanya beban drag.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan beban drag pada lubang lurus, baik
Dimana :
μ = Koefisien gesekan
sudut dibedakan menjadi dua, yaitu ketika proses penurunan rangkaian dan proses
Jika Fo/WR ≤ 1
50
𝜇
𝐷𝑡 = ( 𝐴𝜃 2 + 𝐵𝜃 + 𝐶)(𝑊𝑅)………................................. (3.15)
0.1
Dimana :
𝜇 = Koefisien gesek
𝜃 = Sudut kemiringan/inklinasi ,°
Fo = WOB, lbs