Anda di halaman 1dari 67

DIRECTIONAL DRILLING

MUGITA AYU ANDRIAREZA


OUTLINE
• INTRODUCTION
• ALASAN PEMBORAN BERARAH
• NOMENCLATURE OF DIRECTIONAL DRILLING
• TIPE PEMBORAN BERARAH
• ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION TOOLS)
• KESULITAN YANG DISEBABKAN OLEH KEMIRINGAN LUBANG BOR
• METODA PENGARAHAN LUBANG BOR
• SURVEY INSTRUMENTS
• FAKTOR PENGARUH KEMIRINGAN DAN ARAH LUBANG BOR
• PENGONTROL TERHADAP KEMIRINGAN LUBANG BOR
• PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
OUTLINE (2)
• SURVEY CALCULATION METHOD
• PERENCANAAN PEMBORAN BERARAH
INTRODUCTION
• Pemboran berarah adalah suatu cara untuk
membelokkan lubang sumur (dengan menggunakan
perhitungan sudut dan arah pembelokan), kemudian
diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi
yang tidak terletak secara vertikal.
INTRODUCTION
• Pemboran berarah pertama kali dilakukan di
Huntington Beach, California, pada tahun 1930. Sumur
dilakukan dari lokasi onshore dengan tujuan lokasi
offshore. Kemudian, pemboran ini makin dikenal ketika
dilakukan untuk mematikan sumur blowout di tahun
1934 di Conroe, Texas. Semenjak itu, pemboran berarah
menjadi salah satu untuk mengatasi sumur blowout.
ALASAN-ALASAN DILAKUKAN PEMBORAN
BERARAH
• Alasan TOPOGRAFIS
Pemboran berarah dilakukan apabila keadaan di permukaan tidak
memungkinkan untuk mendirikan lokasi pemboran.

GAMBAR 1 GAMBAR 2
RESERVOIR BERADA DI BAWAH PERKOTAAN RESERVOIR DI BAWAH PERAIRAN

SUMBER: SCHLUMBERGER –INTRODUCTION TO DIRECTIONAL


DRILLING
ALASAN-ALASAN DILAKUKAN PEMBORAN
BERARAH (1)
• Alasan GEOLOGIS
Pemboran berarah dilakukan untuk menghindari kesulitan apabila
dibor secara vertikal.

GAMBAR 3 GAMBAR 4
SALT DOME DRILLING FAULT CONTROLLING

SUMBER: SCHLUMBERGER –INTRODUCTION TO DIRECTIONAL


DRILLING
ALASAN-ALASAN DILAKUKAN PEMBORAN
BERARAH (2)
• Alasan-alasan lain

GAMBAR 6
GAMBAR 5
OFFSHORE DRILLING
MULTILATERAL WELLS

SUMBER: SCHLUMBERGER –INTRODUCTION TO DIRECTIONAL


DRILLING
ALASAN-ALASAN DILAKUKAN PEMBORAN
BERARAH (3)

GAMBAR 7 GAMBAR 8
RELIEF WELL SIDE WALL TRACKING

SUMBER: SCHLUMBERGER –INTRODUCTION TO DIRECTIONAL


DRILLING
NOMENCLATURE OF DIRECTIONAL DRILLING

• KB (Kelly Bushing), RT (Rotary


Table), DF (Drilling Floor).
• KOP (Kick Of Point)
• Build Section
• EOB (End of Build), EOC (End of
Curve)
• Tangent, Hold
• Drop Section

GAMBAR 9 SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL


Gambaran umum pemboran berarah dan bagian-bagiannya MANUAL
NOMENCLATURE OF DIRECTIONAL DRILLING (2)

GAMBAR 10
Gambaran umum pemboran berarah dan bagian-bagiannya
TIPE PEMBORAN BERARAH (2)

KOP KOP

KOP

I II III
Tipe belok di Tipe belok di Kembali ke
tempat dangkal tempat vertikal
dalam

GAMBAR 11
Tipe belok pemboran berarah
TIPE PEMBORAN BERARAH (3)
J-type (Build + Hold)
• Sumur dibor secara vertikal
dari permukaan hingga pada
titik KOP (Vi) pada
kedalaman yang relatif
dangkal.
• Pada titik itu, sumur secara
tetap dan perlahan
dibelokkan hingga sudut
maksimum dan arah yang
diinginkan tercapai.
• Biasanya digunakan saat
pemboran sumur dangkal
dengan zona produksi single.

GAMBAR 12
SLANT TYPE DENGAN RADIUS < HORIZONTAL DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (4)

Keterangan :
• KOP = Kick Off Point
• V1 = TVD of Straight Section
• V2 = TVD of End of Build-up
• V2 – V1 = Build up Section
• V3 = TVD of Target
• V3 – V2 = TVD of Tangent
Section
• D1 = Displacement at End of
Build up

GAMBAR 13
SLANT TYPE DENGAN RADIUS > HORIZONTAL DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (5)
S – Type (Build + Hold + Drop)
• Sudut dan arah dijaga sampai
kedalaman tertentu dan arah
horizontal telah dicapai. Lalu,
sudut secara tetap dan
perlahan diturunkan sampai
sumur hampir vertikal.
• Sumur ini biasanya dipakai
dimana multiple pay zone
ditemukan.
• Kelemahan dari sumur tipe ‘S’
ini adalah banyak
menghasilkan drag dan torque
untuk horizontal departure.

GAMBAR 14
(R1+R2) < TOTAL TARGET DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (6)
• KOP = Kick Off Point
• BUR = Build up Rate
• V1 = TVD of Straight/Surface to KOP
• V2 = TVD of End of Build up
• V3 = TVD of Start to Drop
• V4 = TVD of End of Drop
• V2 – V1 = TVD of Build up Section
• V3 – V2 = TVD of Tangent Section
• V4 – V3 = TVD of drop Section
• D1 = Displacement at End of Build up
• D2 = Displacement at End of Tangent
Section
• D3 = Total Horizontal Displacement of
target
GAMBAR 15
(R1 + R2) > TOTAL TARGET DISPLACEMENT
• θ = Maximum Inclination of Well
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS)

1. Whipstocks,
2. Jetting,
3. Turbo Drill
4. Dyna Drill
5. Rotary Steerable Assemblies
6. Badger Bit
7. Knuckle Joint
8. Spud Bit
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (1)
WHIPSTOCK
• Adalah suatu alat dengan saluran yang
melengkung tempat bergeraknya bit.
Operasi whipstock ini dapat memperoleh
lengkungan sebesar 1-7 derajat.
• Whipstock kebanyakan digunakan untuk
sidetracking pada formasi keras dan
temperatur tinggi dimana alat pembelok lain
tidak dapat digunakan.

GAMBAR 16
WHIPSTOCK

SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL


MANUAL
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (2)
Jetting
• Jet bit adalah metode membelokkan sumur yang paling sering
digunakan untuk formasi lunak.
• Pada three cone bit, digunakan dua jet kecil (¼ inch or ⅛ inch) dan
satu jet besar (¾ inch or ⅞ inch).
• Untuk membelokkan lubang dengan metode jet, peralatan diturunkan
ke dasar lubang, dan jet ukuran besar di arahkan pada arah yang
diinginkan. Pompa dijalankan, formasi di bawah dan sekitar dikikis.
GAMBAR 17 GAMBAR 18
JETTING DRILL BIT

SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL


MANUAL
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (4) Turbodrill
• Turbodrill :metode ini paling sering
digunakan untuk membelokkan
lubang; memiliki kecepatan putar
yang sangat tinggi (500-1200 rpm’s);
menggunakan PDC.
• Turbodrill adalah downhole mud
turbin yang dapat memutar bit
tanpa harus memutar rangkaian bor
(drillstring). Kecepatan putaran
sangat bergantung pada volume
lumpur dan tekanan sirkulasi di
surface.
• Alat ini menggunakan bent sub
untuk membelokkan lubang sumur.
• Kelebihan: dapat digunakan pada
formasi bertemperatur tinggi.
Kelemahan: rendah memulai torsi.

GAMBAR 19
Turbo Drill SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL
MANUAL
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (4)
Dyna Drill
• Dyna drill akan memutar bit tanpa
harus memutar drill string. Adanya
bent sub, membuat alat ini dapat
membelok dengan halus.
• Kecepatan putar bergantung pada
tekanan sirkulasi lumpur dan beda
tekanan pompa.

GAMBAR 20
SUMBER: WATT, HERRIOT; DRILLING ENGINEERING PDM or Dyna Drill
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (4)
Rotary Steerable System
• Steerable assembly didefinisikan
sebagai bottomhole assembly yang
arahnya dapat dimodifikasi dengan
penerapan parameter surface
controllable drilling, termasuk rotary
speed dan weight on bit.
• Rotary steerable systems secara aktif
mengatur bit ketika kontinu
memutar drill string. Alat ini memiliki
petunjuk trajectory sumur: inklinasi
dan azimut. Hasilnya, sumur berarah
dapat ditempatkan pada posisi dan
orientasi reservoir yang optimal.
GAMBAR 21
Steerable motor
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (6)
Badger bit
• Prinsip kerja dari alat ini
adalah adanya salah satu
nozzle pada bit yang
ukurannya lebih besar dari
yang lainnya. Hal ini akan
mengakibatkan semburan
lumpur yang lebih besar
sehingga lubang akan
membelok ke arah dimana
ukuran nozzle lebih besar.

Gambar 22. Badger Bit dan Cara Kerjanya


ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (7)
Knuckle Joint
• Knuckle joint adalah suatu
drill string yang
diperpanjang dengan sendi
peluru, sehingga
memungkinkan putaran
bersudut antara drill string
dan bitnya.
• Pada operasi suatu knuckle
joint, sebelumnya dibuat
terlebih dahulu pilot hole
yang kemudian dibor
kembali dengan bit yang
dirangkaikan dengan
reamer.
Gambar 23. Knuckle Joint
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (8)
Spud Bit
• Alat ini merupakan bit
tanpa roller, bentuknya
seperti baji dan mempunyai
nozzle. Cara kerjanya sama
dengan badger bit hanya
disini ditambah dengan
tumbukan.

Gambar 24. Spud Bit di Lubang Bor


KESULITAN YANG DISEBABKAN OLEH
KEMIRINGAN LUBANG BOR
Di dalam pemboran berarah, pada kedalaman titik belok tertentu,
lubang bor diarahkan ke suatu sasaran yang dikehendaki dengan
sudut kemiringan yang tertentu. Miringnya lubang bor ini
mendatangkan banyak kesulitan antara lain :
• Fatigue failure pada drill pipe.
• Key seating atau terjepitnya sebagian drill string karena goresan
antara drill string dengan dinding lubang bor seperti terlihat pada
(gambar 11)
• Berkurangnya umur drill pipe karena tension (tegangan) yang
terjadi pada tool joint (sambungan).
KESULITAN YANG DISEBABKAN OLEH
KEMIRINGAN LUBANG BOR (2)
Kesulitan-kesulitan di atas
disebabkan oleh perubahan sudut
kemiringan yang terlalu besar
(mendadak) diantara dua titik di
dalam lubang bor. Untuk mengatasi
kesulitan- kesulitan tersebut, perlu
ditetapkan perbedaan sudut
maksimum yang diizinkan diantara
dua titik survey (sudut dog leg). Dari
sudut dog leg ini dapat ditetapkan
perubahan sudut kemiringan yang
diperkirakan tidak akan
menimbulkan kesulitan.

Gambar 25. Dogleg Key Seat


METODA PENGARAHAN LUBANG BOR
Sewaktu membelokkan lubang bor dengan alat-alat pembelok,
lubang bor harus selalu ke arah dimana sudut tersebut dapat
mencapai sasaran. Pengarahan ini dapat dilakukan pada titik belok
atau setelah titik belok apabila ternyata lubang yang dibuat telah
menyimpang dari sasaran yang dikehendaki.
Metoda Pengarahan Lubang Bor
• Metoda Stokenbury Drill Pipe Allignment
• Metoda Orientasi Dasar Lubang Bor
METODA PENGARAHAN LUBANG BOR (2)

GAMBAR 26 GAMBAR 27
Metode Stokenbury Drill Pipe Alignment Metode Orientasi Lubang Dasar Bor
METODA PENGARAHAN LUBANG BOR (3)
Metode Stokenbury Drill Pipe Alignment
• Mula-mula alat pembelok di permukaan dihadapkan ke arah mana sasaran
dikehendaki, misalnya B-B’.
• Pada drill pipe diikatkan suatu sighting bar (tanda) dan di arahkan ke suatu
titik, disini misalnya diarahkan ke kaki derrick (titik C).
• Pasang drill pipe baru, kemudian di dekat puncak drill pipe ini dipasang
sighting bar yang kedua dan diluruskan dengan yang pertama dengan
bantuan teleskop.
• Sighting bar yang pertama diturunkan, untuk kemudian dipasang lagi pada
drill pipe yang berikutnya dan diluruskan kembali seperti tadi dengan
teleskop.
• Pertahankan agar sudut antara B-B’ dan C-C’ tetap besarnya.
• Demikian seterusnya sampai seluruh drill string berada didasar lubang.
METODA PENGARAHAN LUBANG BOR (4)
Metoda Orientasi Lubang Dasar Bor
Misalkan, “muka” alat pembelok mempunyai arah 90o ke arah kanan dari kutub
magnit utara yang telah ditentukan (lihat gambar 19) pada Shadow Graph
Compass.
Turunkan alat pembelok ini ke dasar lubang. Sebuah kamera memotret bersama-
sama free compass dan shadow graph compass.
Misalnya gambar yang didapatkan ternyata S 45oE. Ini berarti arah “muka” alat
pembelok adalah S 45oE ditambah putaran 90o kearah kanan jadi S 45o W. Jadi
dengan mengetahui arah "muka" alat pembelok dalam lubang bor, akan mudah
mengubah kearah yang dikehendaki.
SURVEY INSTRUMENTS
Tiga komponen yang diperhitungkan untuk mengatur arah lubang
bor:
• kedalaman sumur yang menjadi sasaran (measured depth)
• Inklinasi
• azimuth.
Ketiga hal tersebut dikombinasikan menjadi SURVEY pada saat
pemboran berarah.
SURVEY INSTRUMENTS
Tujuan dilakukan survey pada directional drilling adalah :
• Untuk memonitor lintasan sumur sehingga dapat dibandingkan
dengan lintasan yang direncanakan.
• Untuk mencegah “collision” dengan “existing well” di sekitarnya.
• Untuk menentukan orientasi yang diperlukan untuk
menempatkan alat pembelok (deflection tool) pada arah yang
tepat.
• Untuk menentukan lokasi yang tepat dari dasar sumur (koordinat
dasar sumur).
• Untuk menghitung dog-leg severity.
SURVEY INSTRUMENTS

GAMBAR 28
Survey instruments types

SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL


MANUAL
SURVEY INSTRUMENTS
Instrument survei digunakan untuk mengetahui inklinasi dan azimuth
lubang sumur. Ada dua tipe instrumen survei : magnetic dan
gyroscopic.
• Instrument survei magnetik menggunakan area magnetik bumi
untuk menghitung azimuth (arah) dari lubang sumur.
• Instrument Gyroscopic menggunakan gyro untuk menentukan
arah lubang dengan prinsip kecepatan momentum sudut.
SURVEY INSTRUMENTS (1)
COMPASS
Instrumen compass-based terdiri dari kompas dan kamera.

ELECTRONIC SURVEY INSTRUMENTS


Electronic survey instruments dapat merekam data survei downhole
pada chip komputer atau mengirim data ke surface dengan wireline
atau mud pulse telemetry.
Berdasarkan metode yang digunakan untuk mengirimkan data pada
surface, electronic instruments dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
• STEERING TOOL
• MEASUREMENT WHILE DRILLING (MWD) TOOL
• ELECTRONIC MULTI-SHOT
SURVEY INSTRUMENTS (2)
STEERING TOOL
• Digunakan sebagai single conductor wireline (kabel konduktor
single) untuk menyampaikan pembacaan survei dari tool
downhole ke surface.
• Alat steering tool dikembangkan secara berkelanjutan untuk
memantau orientasi lubang sumur ketika mengebor dengan
motor. Steering tool memiliki dua set sensor, yaitu: satu untuk
mendeteksi area magnetik bumi (magnetometers) dan yang lain
untuk mendeteksi tarikan gravitasi (accelerometers).
GAMBAR 29
SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL
HORIZONTAL MANUAL Steering tool
SURVEY INSTRUMENTS (3)
MEASUREMENT WHILE DRILLING (MWD) TOOL

• Sistem MWD mengukur properti formasi (resistivitas, natural


gamma ray, porositas) dan geometri lubang sumur (inklinasi,
azimuth).
GAMBAR 30
MEASUREMENT WHILE DRILLING (MWD) TOOL
GAMBAR 31
SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL sistem pulser
MANUAL
SURVEY INSTRUMENTS (5)
ELECTRONIC MULTI-SHOT
• Alat ini tidak mengirimkan data survei ke permukaan, tetapi
menyimpan downhole informasi dalam chip komputer.
• Alat ini ditaruh di lubang mana yang diperlukan survei lubang
sumur. Setelah survei selesai, alat ini diambil dari lubang oleh
slickline atau dengan drill string. Alat diambil, kemudian
disambung ke komputer yang mengunduh data dari chip
SURVEY INSTRUMENTS (6)
GYROSCOPIC SURVEY TOOLS
Gyro digunakan dimana instrument survei magnetik tidak bisa
dipakai di dalam lubang ter-casing dan area dimana terjadi
gangguan magnetik.
• CONVENTIONAL GYRO
Hanya untuk mengetahui arah dari lubang sumur dan tidak
mengukur inklinasi. Sudut inklinasi biasanya didapat dari
accelerometers.
• RATE INTEGRATING OR NORTH-SEEKING GYRO
Rate integrating gyro digunakan untuk menghitung arah utara yang
tepat. Alat ini bertujuan untuk mengisi kekurangan dari conventional
gyro.
SURVEY INSTRUMENTS (7)
• RING LASER GYRO
Ring laser gyro (RLG) menggunakan tipe yang berbeda dari gyro
untuk mengukur arah sumur. Sensor terdiri dari tiga ring gyro laser
dan accelerometers, dipasang untuk menghitung sumbu X, Y dan Z.
Alat ini lebih akurat daripada rate or north-seeking gyro.
• INERTIAL GRADE GYRO
Instrument survei paling akurat adalah inertial grade gyro yang
biasanya disebut Ferranti tool. Sistem ini mengukur perubahan pada
arah dari platform dan jarak perpindahan tersebut. Alat ini tidak
hanya mengukur inklinasi dan arah sumur tetapi juga mengukur
tentang kedalaman.
FAKTOR PENGARUH KEMIRINGAN DAN
ARAH LUBANG BOR
• Lubang bor yang dihasilkan di bawah permukaan menyimpang
dari sudut yang diinginkan. Hal ini disebabkan lubang bor yang
terjadi berbengkok-bengkok dengan sendirinya. Hal semacam ini
disebut Crooked Hole (lubang bor pada pemboran terarah disebut
Slant hole).
• Penyebab Crooked Hole ini terdiri dari 2 faktor yang bekerja
bersama-sama yaitu faktor formasi dan faktor mekanis.
FAKTOR PENGARUH KEMIRINGAN DAN
ARAH LUBANG BOR (2)
Faktor formasi Faktor mekanis
• Pada formasi dengan perlapisan Faktor-faktor ini menyangkut :
yang berganti-ganti dari lunak ke
keras dan sebaliknya akan • Drill collar yang tidak cukup
menyebabkan bit ditahan dengan besar sehingga mudah
berat sebelah pada kedua sisinya, melengkung.
sehingga bit akan terperosok ke • Beban pada bit yang berlebihan
salah satu sisi dan mengakibatkan sehingga drill collar melengkung.
bengkoknya lubang bor (formation
drillability theory). • Perubahan botton hole assembly
akan memberikan bentuk lubang
• Penembusan bit pada formasi akan
meninggalkan suatu baji kecil yang yang berlainan.
dapat bertindak sebagai whipstock
kecil (miniature whipstock) yang
dapat membelokkan lubang sumur
(miniature whipstock theory).
FAKTOR PENGARUH KEMIRINGAN DAN
ARAH LUBANG BOR (3)

Faktor formasi

Gambar 32. Miniature Whipstock Theory Gambar 33. Formation Drillability Theory
PENGONTROLAN TERHADAP
PENYIMPANGAN LUBANG BOR
Suatu drill string yang terdapat pada lubang bor yang miring. Karena ada
clearance antara drill collar dan dinding lubang, pada jarak tertentu di atas bit,
rangkaian drill string akan menempel pada dinding lubang bor.
Untuk mengontrol penyimpangan sudut dapat dilakukan dengan mengatur titik
kontak Drill pipe atau mengatur jarak titik Drill pipe dengan bit. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan drill collar yang dirangkaikan dengan stabilizer.
Pada dasarnya, penggunaan drill collar dengan stabilizer pada suatu rangkaian
drill string adalah untuk mengatur jarak titik kontak (P) dengan bit, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengaturan clearance dan penempatan stabilizer yang
tepat akan dapat mengontrol penyimpangan.
PENGONTROLAN TERHADAP
PENYIMPANGAN LUBANG BOR

Gambar 34. Penggunaan Drill Collar Dengan Stabilizer Pada


Suatu Rangkaian Drill String
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Pengaturan sudut kemiringan dan sudut arah dapat dilakukan dengan mengatur
atau meng kombinasikan rangkaian bottom hole assembly. Ini biasanya
dilakukan setelah mencapai sudut tertentu misalnya 14o.
Pengaturan ini termasuk antara lain mengatur titik kontak, memilih jarak
penempatan stabilizer dari bit, memilih ukuran dan kekakuan drill collar yang
tertentu, mengatur WOB dan RPM, mengatur jarak stabilizer pertama dan kedua
dan lain-lain.
Susunan bottom hole assembly yang ternyata berhasil baik digunakan pada suatu
sumur, belum tentu baik pula diterapkan disumur lain, hal ini dikarenakan
pengaruh daripada formasi yang dibor.
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Berikut ini akan diuraikan mengenai penggunaan berbagai susunan rangkaian
bottom hole assembly yang umumnya digunakan sebagai dasar di dalam
pemilihan posisi bottom hole assembly di dalam suatu pemboran terarah:
• Vertical Hole Assembly
• Build Up Assembly
• Drop Off Asembly
• Tangent Assembly
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Vertical Hole Assembly
• Susunan rangkaian ini umumnya digunakan untuk membor tegak lurus dari
permukaan sebelum titik belok (KOP), atau bagian setelah drop off section.
Bit - Monel DC - DC - Stab - 90’DC - Stab - 90’DC – Stab 60’ 90’ 90’ dan
seterusnya.
Apabila formasi yang dibor lunak, maka dianjurkan hal- hal dibawah ini :
• 1. WOB rendah
• 2. RPM tinggi
• 3. Output pompa sehingga sirkulasi lumpur cepat.
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Build Up Assembly
• Pada rangkaian ini reamer harus selalu ditempatkan di dekat bit. Adanya
beban pada bit menyebabkan bagian drill collar di atas reamer membelok
dengan kemiringan tertentu. Rate build up ini sangat tergantung kepada
WOB, posisi reamer dan ukuran drill collar.
• Rangkaian bottom hole assembly yang umumnya digunakan pada build up
section ini dapat digambarkan sebagai berikut: Bit - Sub - Reamer - Monel
DC - Stab - DC - Stab - 90’DC
• Untuk perubahan sudut build up yang besar, dianjurkan: WOB tinggi, Ukuran
monel drill collar kecil, RPM dan rate pemompaan kecil apabila formasi lunak.
• Untuk perubahan sudut build up kecil, dianjurkan: WOB kecil, Ukuran monel
drill collar besar, Tempatkan stabilizer pada puncak monel drill collar, Tambah
jarak bit – reamer, Tambah RPM dan rate pemompaan pada formasi lunak.
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
• Drop Off Assembly
• Dengan menambah jarak bit ke reamer, bagian bawah reamer mempunyai
tendensi untuk mengarah ke bawah. Karena berat rangkaiannya,
perlahanlahan akan menghasilkan penurunan sudut pada drop off section
tergantung pada WOB, RPM dan posisi reamer serta stabilizer pada
rangkaian.
• Umumnya drop off assemblies ini berbentuk :
• Bit - Monel DC - Reamer - DC - Stab - DC - Stab -90’DC- stab.
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Untuk perubahan sudut drop off yang besar dianjurkan :
• WOB kecil.
• RPM dan rate pemompaan besar pada formasi lunak.
• Ukuran monel besar.
• Ukuran drill collar kecil diatas reamer.
Untuk perubahan sudut drop off yang kecil, dianjurkan:
• WOB besar.
• RPM dan rate pemompaan kecil pada formasi lunak.
• Gunakan monel drill collar yang besar.
• Kurangi jarak bit-reamer.
PENGGUNAAN BOTTOM HOLE ASSEMBLY
Tangential Assembly
• Umumnya persoalan terbesar adalah di dalam mengontrol sudut arah,
sedangkan mengontrol sudut kemiringan agak lebih mudah. Apabila WOB
dan RPM diubah untuk dapat mempertahankan sudut arah, tetapi efek lain
yang mengubah sudut kemiringan atau sebaliknya, juga faktor-faktor formasi
sangat mempengaruhi. Karena tangent assembly digunakan pada bagian dari
lubang bor dimana sudut arah dan kemiringan harus dipertahankan tetap,
maka rangkaiannya haruslah sekaku mungkin. Pada beberapa kasus yang
lain hasil akan baik dengan banyak ditempatkan stabilizer.
Beberapa susunan yang memberikan hasil yang baik adalah:
• Bit-Reamer-Monel DC-Stab-Dc-Stab-DC-Stab-dst
• Bit-10’DC-Reamer-Monel DC-Stab-DC-Stab-DC-Stab-dst.
SURVEY CALCULATION METHODS
Survei directional diambil pada interval tertentu untuk menentukan
posisi bagian bawah lubang relatif terhadap lokasi.
Berikut merupakan jenis-jenis metode survei kalkukasi:
• Tangential,
• Average Angle,
• Radius of Curvature and
• Minimum Curvature
SURVEY CALCULATION METHODS (1)
Tangential

• Metode ini berasumsi bahwa lubang sumur adalah tangensial pada


survey station lebih rendah dan lubang sumur adalah garis lurus.

• Karena asumsi garis lurus untuk lubang sumur, metode tangensial


menghasilkan nilai besar pada horizontal departure dan nilai lebih
kecil pada vertical displacement saat inklinasi meningkat.
SURVEY CALCULATION METHODS (2)
Average Angle

• Inklinasi dan azimut pada lower dan upper survey stations lebih
rendah dan lebih tinggi dirata-rata secara matematika, dan
lubang sumur diasumsikan menjadi tangensial untuk inklinasi dan
azimut rata-rata.

• Karena metode average angle cukup akurat dan mudah dihitung,


metode ini dapat digunakan pada lapangan jika program
kalkulator atau komputer tidak tersedia.
SURVEY CALCULATION METHODS (3)
Radius Of Curvature

• Lengkungan busur (curvature of the arc) ditentukan oleh survei


inklinasi dan azimut pada upper dan lower survey stations.

• Lengkungan lubang sumur yang diasumsikan dengan radius dari


metode ini akan mendekati sumur yang sebenarnya, karena itu
metode ini menjadi lebih akurat.
SURVEY CALCULATION METHODS (4)
Minimum Curvature

• Metode ini sama dengan metode radius of curvature yang


berasumsi bahwa lubang sumur adalah jalur melengkung antara
dua titik survei.

• Metode ini berasumsi bahwa lengkungan adalah jalur terpendek


untuk lubang sumur menggabungkan kedua survei.

• Perhitungan metode tidak memperlakukan perubahan pada


inklinasi dan azimut secara terpisah seperti pada perhitungan
radius of curvature.
GAMBAR 35 GAMBAR 36

Tangential Average Angle

GAMBAR 37 GAMBAR 38
Radius Of Curvature Minimum Curvature

SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL


MANUAL
PERENCANAAN PEMBORAN BERARAH
• Perencanaan sumur adalah proses terorganisir yang digunakan
bersamaan dengan data yang akan digunakan untuk mendesain
sumur.

• Sebuah rencana sumur adalah tahap terdahulu yang sangat


penting sebagai permulaan operasi pemboran untuk memastikan
bahwa semua aspek telah dirangkai untuk menemukan objek
spesifik suatu sumur.
PERENCANAAN PEMBORAN BERARAH (1)

1. Build rate

Build-rate dapat dipilih untuk meminimalkan fatigue pada drill pipe,


meminimalkan kemungkinan keyseat, atau membantu mengurangi
torque dan drag.

2. Hold inclination

Hold inclination dapat dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan.


Pada inklinasi rendah, ini bisa menjadi susah untuk menjaga arah dari
lubang sumur. Bit berputar lebih besar pada inklinasi rendah karena
arah dapat dirubah secara signifikan dengan perubahan sedikit pada
dogleg severity.
PERENCANAAN PEMBORAN BERARAH (2)
3. Kickoff Point

• Kickoff dipilih berdasarkan kondisi sumur dan batas target untuk


kasus build curve untuk mengurangi kemungkinan keyseat; karena
itu, kickoff point sebaiknya berdasarkan pada dudukan casing.

• Mungkin diharapkan untuk membor beberapa formasi rumit


seperti lost circulation atau sloughing sebelum kick off suatu
sumur.
REFERENSI
• S. Carden, Richard; Horizontal and Directional Drilling Manual,
2007
• Schlumberger; Introduction to Directional Drilling
• Watt, Herriot; Drilling Engineering
• Rubiandini, Rudi; Teknik Pemboran Lanjut
VIELEN DANK

Anda mungkin juga menyukai