GAMBAR 1 GAMBAR 2
RESERVOIR BERADA DI BAWAH PERKOTAAN RESERVOIR DI BAWAH PERAIRAN
GAMBAR 3 GAMBAR 4
SALT DOME DRILLING FAULT CONTROLLING
GAMBAR 6
GAMBAR 5
OFFSHORE DRILLING
MULTILATERAL WELLS
GAMBAR 7 GAMBAR 8
RELIEF WELL SIDE WALL TRACKING
GAMBAR 10
Gambaran umum pemboran berarah dan bagian-bagiannya
TIPE PEMBORAN BERARAH (2)
KOP KOP
KOP
I II III
Tipe belok di Tipe belok di Kembali ke
tempat dangkal tempat vertikal
dalam
GAMBAR 11
Tipe belok pemboran berarah
TIPE PEMBORAN BERARAH (3)
J-type (Build + Hold)
• Sumur dibor secara vertikal
dari permukaan hingga pada
titik KOP (Vi) pada
kedalaman yang relatif
dangkal.
• Pada titik itu, sumur secara
tetap dan perlahan
dibelokkan hingga sudut
maksimum dan arah yang
diinginkan tercapai.
• Biasanya digunakan saat
pemboran sumur dangkal
dengan zona produksi single.
GAMBAR 12
SLANT TYPE DENGAN RADIUS < HORIZONTAL DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (4)
Keterangan :
• KOP = Kick Off Point
• V1 = TVD of Straight Section
• V2 = TVD of End of Build-up
• V2 – V1 = Build up Section
• V3 = TVD of Target
• V3 – V2 = TVD of Tangent
Section
• D1 = Displacement at End of
Build up
GAMBAR 13
SLANT TYPE DENGAN RADIUS > HORIZONTAL DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (5)
S – Type (Build + Hold + Drop)
• Sudut dan arah dijaga sampai
kedalaman tertentu dan arah
horizontal telah dicapai. Lalu,
sudut secara tetap dan
perlahan diturunkan sampai
sumur hampir vertikal.
• Sumur ini biasanya dipakai
dimana multiple pay zone
ditemukan.
• Kelemahan dari sumur tipe ‘S’
ini adalah banyak
menghasilkan drag dan torque
untuk horizontal departure.
GAMBAR 14
(R1+R2) < TOTAL TARGET DISPLACEMENT
TIPE PEMBORAN BERARAH (6)
• KOP = Kick Off Point
• BUR = Build up Rate
• V1 = TVD of Straight/Surface to KOP
• V2 = TVD of End of Build up
• V3 = TVD of Start to Drop
• V4 = TVD of End of Drop
• V2 – V1 = TVD of Build up Section
• V3 – V2 = TVD of Tangent Section
• V4 – V3 = TVD of drop Section
• D1 = Displacement at End of Build up
• D2 = Displacement at End of Tangent
Section
• D3 = Total Horizontal Displacement of
target
GAMBAR 15
(R1 + R2) > TOTAL TARGET DISPLACEMENT
• θ = Maximum Inclination of Well
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS)
1. Whipstocks,
2. Jetting,
3. Turbo Drill
4. Dyna Drill
5. Rotary Steerable Assemblies
6. Badger Bit
7. Knuckle Joint
8. Spud Bit
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (1)
WHIPSTOCK
• Adalah suatu alat dengan saluran yang
melengkung tempat bergeraknya bit.
Operasi whipstock ini dapat memperoleh
lengkungan sebesar 1-7 derajat.
• Whipstock kebanyakan digunakan untuk
sidetracking pada formasi keras dan
temperatur tinggi dimana alat pembelok lain
tidak dapat digunakan.
GAMBAR 16
WHIPSTOCK
GAMBAR 19
Turbo Drill SUMBER: RICHARD S.C -DRILLING DIRECTIONAL HORIZONTAL
MANUAL
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (4)
Dyna Drill
• Dyna drill akan memutar bit tanpa
harus memutar drill string. Adanya
bent sub, membuat alat ini dapat
membelok dengan halus.
• Kecepatan putar bergantung pada
tekanan sirkulasi lumpur dan beda
tekanan pompa.
GAMBAR 20
SUMBER: WATT, HERRIOT; DRILLING ENGINEERING PDM or Dyna Drill
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (4)
Rotary Steerable System
• Steerable assembly didefinisikan
sebagai bottomhole assembly yang
arahnya dapat dimodifikasi dengan
penerapan parameter surface
controllable drilling, termasuk rotary
speed dan weight on bit.
• Rotary steerable systems secara aktif
mengatur bit ketika kontinu
memutar drill string. Alat ini memiliki
petunjuk trajectory sumur: inklinasi
dan azimut. Hasilnya, sumur berarah
dapat ditempatkan pada posisi dan
orientasi reservoir yang optimal.
GAMBAR 21
Steerable motor
ALAT-ALAT PEMBUAT SUDUT (DEFLECTION
TOOLS) (6)
Badger bit
• Prinsip kerja dari alat ini
adalah adanya salah satu
nozzle pada bit yang
ukurannya lebih besar dari
yang lainnya. Hal ini akan
mengakibatkan semburan
lumpur yang lebih besar
sehingga lubang akan
membelok ke arah dimana
ukuran nozzle lebih besar.
GAMBAR 26 GAMBAR 27
Metode Stokenbury Drill Pipe Alignment Metode Orientasi Lubang Dasar Bor
METODA PENGARAHAN LUBANG BOR (3)
Metode Stokenbury Drill Pipe Alignment
• Mula-mula alat pembelok di permukaan dihadapkan ke arah mana sasaran
dikehendaki, misalnya B-B’.
• Pada drill pipe diikatkan suatu sighting bar (tanda) dan di arahkan ke suatu
titik, disini misalnya diarahkan ke kaki derrick (titik C).
• Pasang drill pipe baru, kemudian di dekat puncak drill pipe ini dipasang
sighting bar yang kedua dan diluruskan dengan yang pertama dengan
bantuan teleskop.
• Sighting bar yang pertama diturunkan, untuk kemudian dipasang lagi pada
drill pipe yang berikutnya dan diluruskan kembali seperti tadi dengan
teleskop.
• Pertahankan agar sudut antara B-B’ dan C-C’ tetap besarnya.
• Demikian seterusnya sampai seluruh drill string berada didasar lubang.
METODA PENGARAHAN LUBANG BOR (4)
Metoda Orientasi Lubang Dasar Bor
Misalkan, “muka” alat pembelok mempunyai arah 90o ke arah kanan dari kutub
magnit utara yang telah ditentukan (lihat gambar 19) pada Shadow Graph
Compass.
Turunkan alat pembelok ini ke dasar lubang. Sebuah kamera memotret bersama-
sama free compass dan shadow graph compass.
Misalnya gambar yang didapatkan ternyata S 45oE. Ini berarti arah “muka” alat
pembelok adalah S 45oE ditambah putaran 90o kearah kanan jadi S 45o W. Jadi
dengan mengetahui arah "muka" alat pembelok dalam lubang bor, akan mudah
mengubah kearah yang dikehendaki.
SURVEY INSTRUMENTS
Tiga komponen yang diperhitungkan untuk mengatur arah lubang
bor:
• kedalaman sumur yang menjadi sasaran (measured depth)
• Inklinasi
• azimuth.
Ketiga hal tersebut dikombinasikan menjadi SURVEY pada saat
pemboran berarah.
SURVEY INSTRUMENTS
Tujuan dilakukan survey pada directional drilling adalah :
• Untuk memonitor lintasan sumur sehingga dapat dibandingkan
dengan lintasan yang direncanakan.
• Untuk mencegah “collision” dengan “existing well” di sekitarnya.
• Untuk menentukan orientasi yang diperlukan untuk
menempatkan alat pembelok (deflection tool) pada arah yang
tepat.
• Untuk menentukan lokasi yang tepat dari dasar sumur (koordinat
dasar sumur).
• Untuk menghitung dog-leg severity.
SURVEY INSTRUMENTS
GAMBAR 28
Survey instruments types
Faktor formasi
Gambar 32. Miniature Whipstock Theory Gambar 33. Formation Drillability Theory
PENGONTROLAN TERHADAP
PENYIMPANGAN LUBANG BOR
Suatu drill string yang terdapat pada lubang bor yang miring. Karena ada
clearance antara drill collar dan dinding lubang, pada jarak tertentu di atas bit,
rangkaian drill string akan menempel pada dinding lubang bor.
Untuk mengontrol penyimpangan sudut dapat dilakukan dengan mengatur titik
kontak Drill pipe atau mengatur jarak titik Drill pipe dengan bit. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan drill collar yang dirangkaikan dengan stabilizer.
Pada dasarnya, penggunaan drill collar dengan stabilizer pada suatu rangkaian
drill string adalah untuk mengatur jarak titik kontak (P) dengan bit, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pengaturan clearance dan penempatan stabilizer yang
tepat akan dapat mengontrol penyimpangan.
PENGONTROLAN TERHADAP
PENYIMPANGAN LUBANG BOR
• Inklinasi dan azimut pada lower dan upper survey stations lebih
rendah dan lebih tinggi dirata-rata secara matematika, dan
lubang sumur diasumsikan menjadi tangensial untuk inklinasi dan
azimut rata-rata.
GAMBAR 37 GAMBAR 38
Radius Of Curvature Minimum Curvature
1. Build rate
2. Hold inclination