Anda di halaman 1dari 4

Emulsi merupakan salah satu masalah yang sering ditemukan pada proses produksi minyak bumi yang

perlu dihindari karena dapat menurunkan nilai ekonomis dari minyak, kandungan air yang banyak pada
minyak membuat harga jualnya rendah, bahkan jika kandungan air pada minyak diatas standar, minyak
bisa tidak diterima dipasaran, oleh karena itu pada penelitian ini akan mencoba menurunkan kadar air
dalam minyak, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, mengetahui apakah asam sitrat dari
lemon dapat digunakan sebagai demulsifier, Mengetahui konsentrasi berapakah yang paling optimal, daan
Mengetahui apakah asam sitral dari lemon lebih optimal dari pada demulsifier NaCl maupun KCl, dengan
meningkatkan konsentrasi 60% terbukti meningkatkan juga air terpisah, dimana pada konsentrasi 30%
asam sitrat adalah yang tertinggi membuat air terpisah sebanyak 58% sedangkan dengan meningkatkan
konsentrasi menjadi 60% mampu pula meningkatkan air terpisah hingga 92% menit 1440, dari percobaan
yang dilakukan konsentrasi sangat mempengaruhi air terpisah dan asam sitrat lemon dapat digunakan
sebagai demulsifier.

Semakin tuanya sumur-sumur minyak yang ada, juga belum diketemukannya sumber minyak yang baru.
Semakin tua sumur minyak menunjukkan semakin besar kandungan airnya, di mana akan menyebabkan
terbentuknya emulsi air dalam minyak (water in oil emulsion). saat proses produksi, umumnya minyak
dan gas bumi akan terproduksi bersama air. Air akan terproduksi dalam dua cara, yaitu sebagian air dapat
diproduksi sebagai free water dan sebagian air dapat diproduksi dalam bentuk emulsi. Emulsi adalah
dispersi tetesan air dalam minyak (Kokal & Al-Juraid, 1999). Ketika minyak bercampur dengan air, maka
tingkat kualitas serta ekonomis dari minyak mentah akan semakin berkurang. Dengan demikian,
diperlukannya formulasi demulsifier untuk memisahkan air dari emulsi minyak sehingga kualitas dari
minyak akan semakin baik.

Untuk mengembangkan formulasi demulsifier dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang dapat
ditemui di lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan guna memperkecil dampak negatif dari
penggunaan bahan kimia terhadap lingkungan. Sehingga pada formulasi demulsifier berbahan lokal
terhadap demulsifier konvensional dilakukan guna menguji efektivitas dari formulasi yang akan dibuat.
Hal ini dilakukan agar menghasilkan demulsifier yang efektif berbahan dasar alami dan ramah
lingkungan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, mengetahui apakah asam sitrat dari lemon dapat digunakan
sebagai demulsifier, Mengetahui konsentrasi berapakah yang paling optimal, daan Mengetahui apakah
asam sitral dari lemon lebih optimal dari pada demulsifier NaCl maupun KCl,.

Pada penelitian ini akan menghasilkan data dalam skala laboratorium, minyak yang digunakan
minyak berat, dimana melakukan uji coba dengan kecepatan pengadukan 8000 Rpm, kemudian
konsentrasi demulsifier masing-masing bahan 30% dan 60% dengan temperature 70 oC , setelah itu dapat
dianalisa bahan dan kosntrasi berapakah yang paling banyak air terpisahnya, atau yang paling optimum,
dengan waktu pemisahannya dilihat terus dari 120 menit – 1440 menit.

Karakteristik minyak berat yang digunakan API 18,944 pour point 31 oC viskositas 556 Cp kemeduian
dilakukan pengadukan untuk mendapatkan emulsi, setelah itu akan dilakukan proses demulsifikasi dengan
menambahkan demulsifier, dimana pada penelitian ini pada konsentrasi KCl 30% dengan temperature
70oC hanya mampu membuat air terpisah pada 1440 menit sebanyak 49% air terpisah, untuk lebih jelas
dapat dilihat seperti di tabel 1. Air terpisah KCl 30% dibawah ini.
Tabel 1. Air Terpisah KCl 30%
(KCl 30%)
Waktu (menit)
% air terpisah
0 0
120 0
240 2
360 9
480 12
600 24
720 27
840 35
960 42
1080 44
1200 47
1320 49
1440 49

Dari tabel 1 dapat terlihat pada menit 120 belum mmapu membuat air terpisah baru menit 240 baru
adanya air terpisah sebanyak 2%, selanjutnya untuk NaCl dengan konsentrasi 30% dengan temperature
70oC, sama seperti KCl semakin lama proses demulsifikasi demakin banyak air terpisah, tetapi untuk air
terpisah sedikit lebih baik dari pada KCl karena mampu membuat air trpisah 56% pada menit 1440,
walaupun sama seperti KCl air terpisah baru ada pada menit 240, yaitu sebanyak 2%, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 2. Air terpisah NaCl 30% yang ada.
Tabel 2. Air Terpisah NaCl 30%
(NaCl 30%)
Waktu (menit)
% air terpisah
0 0
120 0
240 2
360 11
480 17
600 26
720 31

Proses demulsifikasi menggunakan asam sitrat lebih baik dibandingkan KCl maupun NaCl, dimana pada
menit 120 mampu membuat air terpisah walaupun hanya 1%, lebih baik dibandingkan KCl maupun NaCl
dimana menit 120 belum mampu membuat air terpisah, selain itu asam citrate (lemon) pada 1440 menit
mampu membuat air terbisah sebanyak 58%, walaupun asam sitrat mampu membuat air terpisah hingga
58%, tetapi masih jauh dari standar, dimana standarnya ialah <5%, oleh karena itu pada penelitian ini
konsentrasi masing-masing ditingkatkan 2x lipat, yaitu menjadi 60%, dimana diharapkan dengan
meningkatkan konsentrasi menjadi 60% diharapkan mampu meningkatkan air terpisah hingga minimal
5%, untuk hasil peningkatan konsentrasi menjadi 60% dapat dilihat pada tabel 4. Ait terpisah konsentrasi
60%.

Tabel 4. Air Terpisah 60%

(KCl (NaCl Citric Acid


Wakt 60%) 60%) Lemon
u (60%)
(menit
) % air % air % air
terpisah terpisah terpisah
0 0 0 0
120 15 16 18
240 25 25 30
360 35 35 40
480 45 45 50
600 55 55 58
720 65 65 66
840 72 73 74
960 78 79 80
1080 82 83 84
1200 86 87 88
1320 89 90 91

1440 90 91 92

Pada penelitian ini dengan meningkatkan konsentrasi 60% terbukti meningkatkan juga air terpisah,
dimana pada konsentrasi 30% asam sitrat adalah yang tertinggi membuat air terpisah sebanyak 58%
sedangkan dengan meningkatkan konsentrasi menjadi 60% mampu pula meningkatkan air terpisah hingga
92% menit 1440, bukan hanya asam sitrat saja tetapi KCl dan NaCl juga mengalami peningkatan, dimana
pada konsetrasi KCl 30% hanya mampu membuat air terpisah hanya 49% sedangkan dengan konsentrasi
60% mampu membuat air terpisah menjadi 90%, begitu juga dengan NaCl, yang tadinya dengan
konsetrasi 30% hanya 56% air terpisah dengan meningkatkan konsentrasi menjadi 60%,air terpisahpun
meningkat menjadi 91% dimenit 1440. Meningkatkan konsentrasi juga dapat meningkatkan semakin
cepatnya air terpisah, seperti pada KCl dan NaCl dimana pada konsentrasi 30%, baru ada air terpisah di
menit 240 dan itu juga hanya mampu membuat air terpisah paling tinggi 2%, sedangkan ketika dinaikan
konsentrasi menjadi 60%, pada menit 120 sudah mampu membuat air terpisah hingga paling tinggi 16%,
dan untuk lebih jelas kenaikannya dapat juga dilihat pada grafik 1,
Gambar 1. Pengaruh waktu terhadap air terpisah

Sangat jelas terlihat waktu sangat mempengaruhi dari air terpisah, dimana pada dasarnya yang di inginkan
ialah waktu yang singkat tetapi dapat membuat air terpisah cukup banyak, walaupun grafik 1 menunjukan
semakin lamanya waktu semakin banyak pula air terpisah, tetapi waktu yang di perlukan cukap lama
hingga mencapai air terpisah optimum, sehingga penelitian ini masih banyak yang dapat di kembangkan
bagi peneliti yang lain, bahwa peneliti ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk lebih membuat
optimalnya air terpisah dan lebih ekonomis.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :


1. Asam sitrat dari lemon dapat digunakan sebagai demulsifier, terbukti dengan asam sitrat lemon
konsentrasi 30%, mampu meningkatkan air terpisah 58% di menit 1440
2. Semakin tinggi konsentrasi demulsifier semakin tinggi air terpisah dimana pada NaCl konsentrasi
30% hanya mampu meningkatkan air terpisah 56% sedangkan konsentrasi 60% mampu
meningkatkan air terpisah 91%
3. Asam sitrat dari lemon lebih optimal dari pada demulsifier NaCl maupun KCl, dimana asam sitrat
lemon mampu meningkatkan air terpisah 92%, sedangkan NaCl 91% dan KCl 90%.

Anda mungkin juga menyukai