Anda di halaman 1dari 3

Pemasangan BOP Stack

Tujuan

Untuk mengatasi terjadinya semburan liar pada pemboran sumur Migas. BOP umumnya terdiri
dari: sistem Accumulator (termasuk remote control), sistem rangkaian pencegah semburan liar
termasuk Back Pressure Manifold dan sistem Super Choke.

Ketiga sistem tersebut harus dapat dioperasikan secara terpadu, dimana masing-masing peralatan
telah mempunyai tekanan kerja standard dan harus dipenuhi dengan cermat.

Persiapan

1. BOP harus dalam kondisi siap digunakan, dirawat dan diperiksa secara rutin. (Setiap ada
kerusakan harus segera diperbaiki).

2. Pasang Flensa Dasar setelah semen keras dengan urutan:

 Buka Landing Nipple dengan kunci rantai, selama memutar kekiri perhatikan jangan
sampai selubung dibawah Landing Nipple terputar dengan cara membuat lubang
intip di stove pipe.

 Jika sulit diputar, buka coupling selubung dengan las (hati - hati jangan sampai ulir
selubung terluka).

 Bersihkan ulir selubung dengan air, flensa dasar digantung rata - rata air dan jangan
lupa ulir flensa dasar dibersihkan dan diberi grease.

 Masukkan Flensa Dasar ke dalam ulir selubung dengan rata sampai duduk.

 Putar kekiri secukupnya sampai ada tanda bahwa ulir duduk pada posisi yang benar.
(±3-5 kali putaran).

 Putar kekanan dengan tenaga tangan sampai ulir Flensa Dasar masuk semuanya.

 Ikat dengan kunci tong melalui stang pemutar ( Kelly) yang dipasang dengan
lempengan besi penahan pada Flensa Dasar.
 Dudukkan kerangan Flensa Dasar sedemikian rupa, sehingga memudahkan untuk
pemasangan saluran dan buka tutup.

Standar Prosedur

1. Pasang susunan BOP dengan urutan dari bawah ke atas Pipe Ram, Blind Ram dan
Annular. (perhatikan letak susunan tersebut agar memudahkan dalam pengoperasian). Letak pipe
ram dan blind ram bisa ditukar sesuai kebutuhan di lapangan.

2. Pasang Gate Valve dekat dengan BOP dan HCR valve disebelahnya (antara Gate Valve
dengan BPM ). Apabila terpaksa saluran berbelok maka pemasangan TEE harus mempunyai
dampener.

3. Sambungan Bleed Off line harus lurus terhadap BPM.

4. Pasang saluran Flare dan arahkan ke tempat yang aman terhadap semburan minyak/gas
(berjarak tidak kurang 50 m dari sumur).

5. Teliti ring joint yang benar (ingat : kesalahan penggunaan ring joint berakibat fatal).
Setiap pemasangan ring joint ke dalam Flange Groove harus dalam keadaan kering tanpa adanya
grease maupun oli.

6. Pasang saluran tutup/buka dan ACC unit sesuai dengan saluran masing-masing Ram
BOP. (perhatikan tanda-tanda pemasangan saluran ACC, agar tidak salah jalur).

7. Isi ACC unit dengan tekanan hidrolik 3000 Psi. Gunakan Automatic Switch dimana pada
tekanan tersebut pompa harus dapat mati dan hidup dengan sendirinya.

8. Atur dengan regulator (secara mekanis) sampai dengan tekanan hidrolik di manifold 1500
Psi. Sedangkan tekanan di Annular diatur dengan regulator (pneumatis) antara 600 - 900 Psi.

9. Lakukan pengujian buka/tutup BOP untuk meyakinkan apakah sambungannya telah


terpasang dengan baik dan sesuai dengan tanda-tanda pengoperasian di ACC unit.

10. Pasang Superchoke Console di sudut Lantai Bor sebelah pipa tegak (stand pipe).

11. Pasang saluran angin dan hidrolik ke Superchoke Consol dan superchoke di BPM.
(tekanan angin minimum 120 Psi).

12. Isi Superchoke Console dengan minyak hidrolik (mis: Donax-B).


13. Lakukan uji buka/tutup choke.

14. Uji BPM dengan air, tahan tekanan dengan menggunakan choke. Setelah hasil uji baik,
ablas tekanan dengan menggunakan choke. Kerangan BPM di uji satu persatu.

15. Uji tekan BOP dengan menggunakan air (tekanan minimum sebesar 75 % Working
Pressure Wellhead).

Catatan:

Selama pengujian BOP:

 Menggunakan Tester Plug lebih disarankan dari pada Tester Cup (tempatkan ± 2
m dibawah Flensa Dasar).

 Buka kerangan Flensa Dasar pada saat melakukan pengetesan intermediate


casing, agar tidak membebani selubung, bila ada kebocoran tekanan.

Anda mungkin juga menyukai