BAB III
TEORI DASAR
Evaluasi formasi adalah ilmu atau keahlian untuk dapat melihat atau
meneliti keadaan subsurface baik untuk keperluan pemboran, produksi, penelitian
reservoir dan lain-lain. Evaluasi formasi disebut juga proses analisis ciri dan sifat
batuan di bawah tanah dengan menggunakan pengukuran lubang sumur atau
logging. Evaluasi formasi meliputi penilaian litologi, petrofisik, isi atau
kandungan batuan, dan produktifitas batuan. Evaluasi tersebut dilakukan dengan
cara pemeriksaan di laboratorium (analisa core) maupun dengan cara pengukuran
langsung di sumur (well logging, drill stem test, dan lain-lain). Tujuan utama dan
evaluasi formasi adalah :
1. Identifikasi reservoir.
2. Perkiraan cadangan hidrokarbon di tempat.
3. Perkiraan perolehan hidrokarbon.
3.1
Porositas ()
Porositas merupakan perbandingan antara volume pori dengan
volume total suatu batuan. Ruang kosong (pori-pori) merupakan ronggarongga yang saling berhubungan antara satu sama lain, tetapi dapat pula
merupakan rongga yang saling terpisah atau tersekat. Oleh karena itu ada
dua pengertian porositas, yaitu :
1) Porositas absolut adalah perbandingan antara seluruh volume pori dengan
volume batuan.
2) Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori yang saling
berhubungan dengan volume total batuan.
Secara matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut :
=
PV
X 100
....................................................................................
BV
(2.1)
Atau
=
PV GV
X 100
..............................................................................
BV
(2.2)
Dimana :
= Porositas, %
PV
BV
GV
dengan analisa log dan analisa core di laboratorium. Porositas dari analisa
log dapat ditentukan dari alat density log, neutron log, dan sonic log.
Gambar 2.1
Porositas
3.1.2
Permeabilitas (k)
Permeabilitas yang dilambangkan dengan k, adalah kemampuan
ko
kw
kg
, krw=
, krg )
k
k
k
(2.3)
Dimana :
.....
= Permeabilitas efektif
ko
kro
3.1.3
masa perubahan geologi, minyak atau gas yang terbentuk di tempat lain
kemudian berpindah ke formasi berpori, menggantikan air pada ruang pori
yang lebih besar. Akan tetapi hidrokarbon pindahan ini tidak pernah dapat
mengantikan hidrokarbon yang ada. Bagian ruang pori yang berisi air
disebut kejenuhan air atau saturasi air, ditandai dengan symbol S w. sisa
bagian yang terisi minyak atau gas disebut saturasi hidrokarbon (Sh), atau
sama dengan (1-Sw). dalam evaluasi formasi, saturasi air dapat
diperkirakan dengan melakukan interpretasi log secara kuantitatif. Tujuan
utama evaluasi formasi adalah menentukan kuantitas saturasi air, sehingga
banyaknya hidrokarbon formasi dapat dihitung.
3.1.4
Ro
Rw
......
(2.4)
F ditentukan dari parameter porositas yang diperoleh dari porosity log
(Sonic log, Density log, Neutron log)
F=
a
m
..........................
(2.5)
Dimana :
a
n
3.2
Logging
Log adalah gambar kurva yang memberikan informasi tentang sifat- sifat
batuan dan fluida yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur.
Dengan tersedianya alat komputer saat ini sebuah log dapat meruakan gabungan
dari beberapa log. Logging adalah suatu metoda penelitian dengan pekerjaan
mencatat atau merekam data-data di bawah permukaan untuk setiap kedalaman,
mulai dari dasar sumur sampai ke permukaan dengan menggunakan peralatan log.
Data yang dihasilkan merupakan gambaran hubungan antara kedalaman dengan
karakter atau sifat-sifat formasi batuan.
Jadi tujuan dari logging adalah untuk memperoleh data sumur yang akan
diinterpretasikan. Kegiatan logging dapat dilakukan setelah proses pemboran
(open hole logging) atau bersamaan dengan proses pemboran (LWD) maupun
pada tahap produksi (cased hole logging). Pada waktu pelaksanaan pemboran
akan terjadi filtrasi lumpur yang merembes atau masuk ke dalam formasi
(perbedaan tekanan) akibatnya akan terbentuk tiga zona akibat pengaruh lumpur
pemboran, yaitu :
Gambar 2.2
Penampang Lubang Bor
3.2.1
isinya adalah kandungan fluida awal dan filtrat lumpur pemboran yang
masuk ke dalam zona ini.
3.2.3
batuan masih terisi oleh kandungan semula. Oleh karena itu sifat petrofisik
yang ada pada zona ini merupakan sifat asal dari formasi atau reservoir
tersebut. Sifat petrofisik yang bias dikaji secara kuantitatif pada zona ini
adalah Rt (Resistivitas formasi sebenarnya), Rw (Resistivitas air), dan Sw .
3.3
Alat Logging
Alat logging yang digunakan pada tugas akhir ini terdiri atas , Gamma Ray
Log, Density Log, Neutron Log, dan Sonic Log. Alat logging tersebut untuk
mengukur parameter petrofisik pada setiap kedalaman secara tepat dan
berkesinambungan dari informasi yang sesuai dengan kegunaan masing-masing
alat logging tersebut. Konsep dan dasar interpretasi logging ini didasarkan pada
jenis deteksi yang digunakan. Untuk melakukan suatu interpretasi atau analisa log
baik kualitatf maupun kuantitatif, digunakan tiga jenis log utama, yaitu :
1. Log listrik atau elektrik
2. Log radioaktif
3. Log akustik atau sonic log
Disamping ketiga jenis log tersebut di atas, digunakan pula Log Caliper
yang merupakan log penunjuk kondisi lubang sumur.
3.4
resistivitas atau tahanan jenis batuan dan potential diri batuan. Adapun jenis log
listrik atau elektrik diantaranya adalah :
1. SP Log (Spontaneous Potential Log)
2. Resistivity Log
3.4.1
Resistivity Log
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu
listrik yang dipancarkan dapat diatur. Alat ini terdiri dari dua elektroda
arus A dan B serta dua elektroda potensial M dan N.
Lateral Log akan sangat baik digunakan pada lubang bor yang
berisi lumpur air tawar dan rasio Rmf/Rw kurang dari 3. Selain itu, Lateral
Log akan memberikan hasil yang lebih baik ketika lapisan formasi yang
tebalnya minimal 10 ft. Lateral Log akan menghasilkan hasil yang lebih
baik dari induction log. Tujuan log ini adalah untuk mengukur Rt, yaitu
resistivitas formasi yang terinvasi.
Gambar 2.4
Skema Rangkaian Dasar Lateral Log
3.4.2.3 Micro Lateral Log
Micro Lateral Log merupakan alat resistivitas yang dirancang
khusus untuk menentukan resistivity flushed zone (Rxo) pada lumpur
dasar air (water base mud). Prinsip kerja alat tersebut adalah elektrodaelektroda yang ada, terbuat dari bahan konduktif yang berbentuk lingkaran
atau persegi yang melekat pada sebuah bantalan hidrolik, dan mempunyai
jangkauan pengukuran yang sangat dangkal.
3.5
radioaktif Hingga kini berbagai log yang menggunakan detektor radioaktif telah
dikembangkan untuk memperkirakan karakteristik formasi, diantaranya adalah
Gamma Ray Log, Densitas Log, dan Neutron Log. Alat tersebut antara lain
digunakan untuk menentukan litologi formasi, porositas dan volume shale.
3.5.1
V s h ale=
GR log GR min
GR max GR min
............................................................................
(2.6)
Dimana:
Vshale = Volume Shale, fraksi
GRlog = Pembacaan log pada lapisan yang diteliti, API
Grmin = Pembacaan log pada lapisan yang bersih, API
Grmax =Pembacaan log pada lapisan 100% shale (clay), API
Kegunaan dari Gamma Ray Log adalah:
1. Menghitung besarnya volume shale.
2. Menentukan lapisan permeabel.
3. Korelasi lg pada sumur dengan sumur lainnya.
3.5.2
Density Log
Density Log mengukur perbedaan intensitas radiasi sinar gamma
Rekaman densitas log ini diukur denga satuan gr/cc dan biasanya
ditampilkan pada track 3 (tiga) bersama-sama dengan Neutron Log.
Densitas dari batuan (pma) dalam gr/cc adalah sebagai berikut:
Sandstone
=2.65 g/cc
Limestone
=2.71 gr/cc
Dolomite
=2.85 gr/cc
Anhydrite
=2.95 gr/cc
ma b
ma f
............................................................................................
(2.7)
Dimana:
Pma
Pb
Pf
3.5.3
Neutron Log
Neutron Log digunakan untuk menentukan porositas total bantuan
3.6
batuan. Walaupun Sonic Log mengukur kelajuan gelombang suara akan tetapi
secara praktis Sonic Log diskalakan menurut besaran waktu transit yang
mempunyai satuan
Caliper Log
Caliper Log digunakan sebagai log penunjang, untuk mengetahui
perubahan diameter sepanjang lubang bor. Log ini mengukur diameter lubang bor
yang bervariasi akibat adanya invasi lumpur pada saat pemboran ataupun adanya
caving pada lapisan unconsolidated. Peralatan caliper log dilengkapi dengan pegas
yang dapat mengembang secara fleksibel. Satuan caliper log ini adalah inch.
Adapun fungsi dan log caliper yaitu:
1. Menentukan lapisan permeable dan impermeable dengan melihat
kandungan kerak lumpur.
2. Untuk menghitung volume lubang bor guna menentukan volume semen
pada operasi cementing.
3.8
saturasi air (Sw) seperti Archie, Simandoux, dan Persamaan Indonesia serta
beberapa persamaan lain. Tetapi pada formasi yang terdapat shale secara cukup
besar maka digunakan metode saturasi, antara lain metode Simandoux, Persamaan
Indonesia dan Waxman & Smith Model.
3.9.1
Metode Archie
Metode archie sangat cocok untuk dipakai pada formasi clean baik
itu sand maupun karbonat. Metode archie tidak cocok digunakan untuk
formasi yang terdapat Volume Shale yang cukup besar. Berikut ini adalah
rumus untuk metode Archie:
Sw=
a Rw
m Rt
.....................................................................................
(2.8)
Dimana:
Rt
Rw
Sw
3.9.2
Metode Simandoux
Dasarnya adalah:
c .R
S w= 2 w
e
5 2e
V
V
+ sh sh
R w R t R sh
R sh
( )
.......................................................
(2.9)
Dengan:
2nc +2dc
e =
2
.....................................................................................
(2.10)
dc =d (V sh . dsh ) .....................................................................(2.11)
nc =n(V sh . nsh ) .....................................................................(2.12)
Dimana:
Rw
e
Rt
Rsh
Vsh
dc
nc
d sh
nsh
3.9.3
Metode Indonesia
Persamaan
Indonesia
merupakan
modifikasi
dari
metoda
V
1
(
)
V 2
1
=
Rt
sh
Rsh
sh
2
+
S m /2
a . Rw w
..................................................................
(2.13)
1
S mw /2=
( Rt )
V
1 )
(
2
V
sh
sh
R sh
2
+
a . Rw
...................................................................
(2.14)
Atau:
1
=
R xo
V
1 )
(
V 2
m
2
sh
sh
R sh
S m/ 2
a . R mf xo
..............................................................
(2.15)
Dimana:
Rt
3.10
Rxo
Vsh
Rw
Rmf
Ketebalan Formasi
Net pay atau ketebalan formasi adalah ketebalan formasi batuan yang
Untuk
dapat membedakan net pay atau interval produktif (h) dan non produktif
digunakan beberapa cut off reservoir. Cut off adalah penghilangan beberapa
bagian reservoir yang tidak produktif untuk menentukan ketebalan formasi yang
prosuktif. Secara umum yang dimaksud dengan net pay adalah ketebalan formasi
yang dihitung menggunakan harga cut off Vsh, , dan Sw.
3.11
cadangan minyak dan gas di suatu reservoir, penentuan besarnya cadangan migas
tersebut penting untuk diketahui. Hal ini berkaitan dengan kelanjutan
pengembangan terhadap reservoir tersebut, apakah cadangan minyak dan gas
tersebut ekonomis atau tidak untuk diproduksikan.
Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung besarnya cadangan
minyak dan gas tersebut adalah dengan menggunakan metode volumetrik. Metode
( ei hi)
eff = i=1
hi
..........................................................................................
i=1
(2.16)
n
(Swi ei hi)
Sw = i=1
ei hi
i=1
(2.17)
Dimana:
........................................................................................
Swi
dibutuhkan data-data seperti porositas, saturasi air, faktor volume formasi minyak,
dan volume batuan. Berikut adalah persamaan untuk menghitung cadangan
minyak secara volumetrik:
OOIP=
7758 Vb (1Sw)
Boi
.........................................................................
.....(2.18)
Dimana:
OOIP = Volume minyak awal ditempat, STB
Vb
Swi
Boi
volumetrik:
OGIP=
43560 Vb (1Sw )
B gi
.......................................................................
......(2.19)
Dimana:
OGIP = Volume gas awal ditempat, SCF
Vb
Swi
Bgi
BAB V
PEMBAHASAN
Interpretasi log pada makalah ini dilakukan dilapangan X pada sumursumur KE23B-1. Litologi pada zona sumur-sumur ini adalah karbonat dengan
didominasi oleh limestone. Interpretasi log dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kualitatif adalah melihat bentuk kurva-kurva log untuk
menentukan lapisan permeabel dan isi kandungan batuan serta batas-batas fluida.
Sebelum dilakukan interpretasi log secara kuantitatif terlebih dahulu dilakukan
persiapan data awal, untuk menentukkan sifat fisik batuan seperti, porositas,
porositas efektif, tebal net pay, saturasi air, dan luas area. Pada makalah ini, tiga
data awal yang diteliti adalah porositasn(efektif), tebal net pay, dan saturasi air
yang diperoleh dari interpretasi, pembacaan log dan perhitungan.
Rekaman log yang digunakan untuk interpretasi log pada tulisan ini adalah
GR log dan caliper log yang digunakan untuk menentukan lapisan yang
permeabel dan volume shale. Selain itu, pada tulisan ini juga digunakan
kombinasi antara neutron log dan density log untuk menghitung porositas dan
porositas efektif batuan.
Melalui GR log, dapat dibedakan zona permeabel dan zona impermeabel.
Pengukuran GR log ini didasarkan pada tingkat radioaktivitas suatu batuan. Pada
zona permeabel,pembacaan kurva GR akan memberikan harga yang kecil. Hal
tersebut dikarenakan pada zona permeabel tingakt radioaktivitasnya cenderung
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
tingkat
radioaktivitas
pada
lapisan
impermeabel.
Setelah menentukan zona permeabel, kemudian dibaca resistivity log
untuk mengetahui resistivitas batuan dan memperkirakan ada tidaknya kandungan
hidrokarbon. Resistivitas air formasi diperoleh dari analisa air dari laboratorium
atau dapat dengan perhitungan yang berasal dari data log. Resistivitas air formasi
disetiap sumur pada lapangan X berbeda-beda. Resistivitas air ini akan menjadi
referensi untuk resistivitas air dilapisan yang terdapat hidrokarbon. Adapun
resistivitas air formasi tersebut akan digunakan untuk menentukan perhitungan
selanjutnya, sperti saturasi air.
Langkah selanjutnya adalah menghitung kandungan shale, karena
kandungan shale suatu lapisan sangat mempengaruhi porositas efektif dan saturasi
airnya. Oleh karena itu, penentuan volume shale merupakan langkah awal
kegiatan interpretasi log secara kuantitatif, penentuan volume shale pda makalah
ini menggunkan metode GR log. Adanya shale akan menurunkan harga porositas
dan menaikkan saturasi air.
Porositas batuan pada tulisan ini ditentukan ari kombinasi antara kurva
density log dan neutron log. Defleksi kurva neutron log terjadi akibat adanya
jumlah atom hidrogen dalam suatu formasi. Atom hidrogen ini banyak ditemukan
pada lapisan yang mengandung hidrokarbon. Sebaliknya adanya hidrokarbon akan
menurunkan densitas formasi. Karena itu, porositas dari neutron log dan density
log harus dikoreksi terhadap volume shale sehingga didapatkan porositas efektif.
Dengan melakukan kombinasi ini, diharapkan log-log tersebut dapat saling
diperoleh, maka dapat langsung dihitung cadangan minyak dan gas awal
(menggunakan software) dilapangan X secara berturut-turut, yaitu 2130 MMSTB
dan 21095 MMSCF.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
ma
= Porositas, %
ei
= Koefisien Litologi
Bgi
Boi
BV
= Faktor Formasi
GRlog
GRmin
GRmax
GV
= Net Pay, ft
hi
= Permeabilitas, darcy
= Faktor Sementasi
= Saturasi Eksponen
OOIP
OGIP
PV
Rmf
Rt
Sw
= Saturasi Air, %
Swi
Vsh