Anda di halaman 1dari 9

11.

PENGEBORAN MINYAK DAN GAS BUMI


a. Tujuan pengeboran
Pengeboran mempunyai beberapa tujuan, tujuan utamanya adalah untuk
mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang terdapat di perut bumi. Selain itu
pengeboran juga digunakan untuk untuk melakukan berbagai analisis
terhadap material batuan (diantaranya dengan melakukan logging) dan
pengambilan sampel.
b. Fungsi lumpur pengeboran
Satu elemen yang penting pada suatu pemboran adalah fluida pemboran
atau lumpur pemboran. Lumpur pemboran mempunyai beberapa fungsi,
yaitu:
-

Memindahkan cutting dari dasar sumur

Mengambangkan cutting dan material-material berat

Mentransport cutting dan gas ke permukaan

Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string

Menambang buoyancy pada drill string

Mengontrol tekanan bawah permukaan


Satu keharusan pada sistem lumpur pemboran yaitu interaksi antara

lumpur dan formasi yang dibor harus mempunyai efek yang minimal pada
formasi. Ini sangat penting untuk mempertahankan lubang terbuka (open
hole) dan menyelesaikan operasi pemboran.
Lumpur pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu water-based mud, oilbased mud dan udara.
c. Pengeboran on shore & offshore
Pengeboran minyak dan gas bumi dapat dilakukan di daratan (on shore)
atau pun di lepas pantai (offshore). Pengeboran on shore dan offshore
mempunyai beberapa perbedaan. Pada suatu pengeboran offshore yang
dilakukan pada air laut yang dangkal, hanya memerlukan sedikit saja
modifikasi dari pengeboran on shore. Namun hal ini tidak berlaku bagi
pengeboran offshore, khususnya yang dilakukan pada kedalaman air laut
yang dalam. Hal ini dikarenakan dalam pengeboran offshore banyak sekali

faktor yang harus dipersiapkan terlebih dahulu, seperti adanya platform dan
juga teknologi yang tinggi jika pengeboran tersebut berlangsung pada laut
yang dalam, dan juga factor keselamtan kru yang tinggal di platform harus
diperhatikan.
d. Komponen rig pengeboran
Komponen rig pemboran dapat dikelompokkan atas hoisting system,
rotating system, circulating system, power system dan blowout preventer
d.1 Hoisting system
Hoisting system adalah

bagian rig yang digunakan untuk

menaikkan batang pemboran (drill stem).


d.2 Rotating system
Rotating system terdiri atas rotary table dan drill stem (kelly, drill
string, bit).
Rotary table adalah lubang persegi pada derrick floor deengan
rotary bushing yang digunakan untuk kelly bushing dan kelly.
Kelly adalah persegi atau heksagonal dari pipa yang disekrupkan
pada pipa pemboran dan digunakan untuk membawa pergerakan
memutar kepada drill string dan bit. Drill string adalah kombinasi dari
pipa pemboran, collar, dan komponen bottom hole assembly (BHA) yang
lain. Bagian akhir dari drill collar adalah mata bor atau bit. Bit
melakukan bagian menggerus dan memotong batuan. Bentuk dari bit
akan disesuaikan dengan tipe batuan dan kondisi pemboran. Tipe bit
yang umum adalah drag, tri-cone, PDC dan intan (diamond).
d.3 Circulating system
Sirkulasi dari lumpur pemboran mempunyai beberapa fungsi
pada rig yaitu mendinginkan bit, membuat kestabilan lubang, dan
membantu dalam evaluasi formasi. Lumpur pemboran ini disirkulasikan
oleh pompa lumpur (mud pumps) dimana volume lumpur yang dipompa
diukur dengan stroke counter, dan rata-rata pergerakannya dicatat oleh
stand pipe pressure

d.4 Power system


Power disediakan di rig oleh mesin diesel, mesin elektrik diesel
atau pada beberapa kejadian adalah mesin butana. Tenaga ditransfer dari
mesin kepada beberapa sistem rig yang berbeda oleh sabuk, rantai dan
tangkai penggerak (drive shafts) pada rig mekanik, atau dengan
membangkitkan

tenaga

listrik

DC

pada

rig

elektrik.

Tenaga

didistribuasikan ke rotary table dan pompa lumpur ketika pemboran .


d.5 Blow-out preventer system
Blowout preventer (BOP) adalah komponen utama dari suatu
sistem control rig, dan alat ini adalah pilihan terakhir pada suatu kasus
blowout. BOP ini diletakkan pada muka sumur dan tidak dipindahkan
sampai saat sumur diselesaikan (well completed) dan alat produksi telah
dipasang. BOP biasanya mempunyai 4 bagian, yaitu annular, pipe rams,
blind atau shear rams dan crossover spools.
e. Jenis/ tipe rig pada pengeboran on shore/ offshore
Pemboran

dilaksanakan

dengan

menggunakan

seperangkat

alat

pemboran yang disebut drilling rig. Secara umum, rig dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu land rig (onshore rig) dan off shore rig. Hampir semua land
rig mempunyai bentuk dan susunan yang sama, sedangkan untuk offshore
rig terdapat 5 jenis yang masing-masing didesain khusus didesain untuk
lingkungan perairan yang berbeda. Berbagai tipe daripada rig offshore adalah
barges, submersibles, platforms, jackups, dan floaters.
e.1 Barge
Barge rig didesain untuk bekerja pada air yang dangkal (kurang dari 20
ft) seperti rawa atau danau. Rig mengambang di atas lokasi pemboran
sementara bagian bawahnya (lower hull) menancap pada dasar laut. Bagian
bawah (lower hull) dengan permukaan yang luas ini dapat mempertahankan
rig dari amblas ke bagian lumpur yang lunak dan memberikan suatu
platform pemboran yang stabil. Semua peralatan pemboran ditempatkan
pada perahu yang dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Untuk
keseimbangan pada saat pemboran, barge ini dilengkapi dengan jangkar.

e.2 Submersible
Submersible rig adalah suatu tongkang (barge) yang didesain untuk
bekerja pada air yang lebih dalam (sampai 50 ft). Alat ini mempunyai
perpanjangan (extension) yang akan dapat menaikkan bagian atasnya (upper
hull) di atas ketinggian air (water level).
e.3 Platform
Platform menggunakan suatu jaket (suatu jaringan kerangka besi yang
tabular yang ditancapkan pada dasar samudera) untuk mendukung peralatan
produksi pada permukaan, tempat tinggal dan rig pemboran. Berbagai
directional well dibor dari platform ini menggunakan rig dengan struktur
yang dapat dipindah-pindahkan. Setelah semua sumur selesai dibor, maka
bagian rig pemboran dipindah dari platform. Platform yang lebih kecil
menggnakan rig jackup untuk mengebor sumur.
e.4 Jackup
Jackup adalah sama deengan platform kecuali kaki-kaki penyangganya
tidak secara permanen ditancapkan ke dasar laut. Berat dari rig mencukupi
untuk alat ini tetap pada lokasinya. Kaki-kakinya dapat diturunkan ketika
membor dan dapat dinaikkan untuk pindah ke lokasi baru.
e.5 Floater
Rig pemboran yang tidak menancap pada dasar laut dinamakan floater.
Rig ini dapat membor deengan kedalaman yang lebih daripada jackup atau
platform. Beberapa cirri yang lain yaitu:
-

Alat ini dapat menetap di posisinya menggunakan jangkar atau


melakukan posisi yang dinamis (dynamic positioning)

Drill string dan raiser dilindungi dari pergerakan arus oleh motion
compensator

Muka sumur dan BOP diletakkan pada dasar laut dan dihubungkan ke rig
dengan menggunakan riser untuk melakukan sirkulasi lumpur pemboran.

Terdapat dua kategori dari floater, yaitu semisubmersible dan drill ship.

f. Operasi pengeboran
Sebelum dilakukan operasi pengeboran maka diperlukan adanya suatu
rencana yang matang untuk suatu kesuksesan operasi pengeboran.
Perencanaan suatu sumur adalah proses kerjasama antara staff teknik dan
geosains meliputi akses beberapa database dan komunikasi yang jelas.
Beberapa yang harus dievaluasi antara lain:
1. Apakah target yang akan dievaluasi?
2. Bagaimana sumur dapat dibor sampai mencapai target?
3. Bagaimana target dapat dievaluasi?
Setelah beberapa pertanyaan di atas jelas, maka proses pengeboran dapat
diteruskan.
Pengeboran dilakukan dilakukan dan selama proses pengeboran harus
dilakukan dan diawasi secara seksama oleh wellsite geologist, mud logger
ataupun tenaga ahli lainnya. Sesuai dengan tugas masing-masing, mereka
harus mengawasi pelaksanaan pengeboran agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat dicapai.
Sebagai contoh, well site geologist harus dapat melakukan justifikasi
geologi tentang proses pengeboran yang berlangsung. Seperti misalnya
menentukan pay zone yang telah diantisipasi sebelumnya. Mud logger
bertugas memonitor dan mencatat data yang berkaitan dengan lubang bor
dan proses pengeboran. Tugas mud logger meliputi analisis gas dan cutting
untuk menciptakan suatu evaluasi formasi yang kontinyu sementara sumur
dibor.
Selama proses pengeboran juga dimungkinkan melakukan proses logging
dengan menggunakan alat LWD (logging while drilling). Dengan
menggunakan alat ini, maka pelaksanaan logging dapat dilakukan bersamaan
deengan saat pengeboran sehingga formasi yang dievaluasi masih dalam
keadaan belum terganggu dan masih fresh.
Terkadang ahli paleontologi juga ambil bagian dalam proses pengeboran
ini. Ahli paleontologi ini mengambil sampel-sampel batuan dan fosil yang
terdapat di dalam lumpur pemboran untuk dianalisa. Terkadang analisa dari
ahli ini sangat penting dalam menentukan proses pemnegboran selanjutnya.
g. Casing & cementing

Casing dan cementing dilakukan terutama ketika proses produksi


ataupun untuk menghindari runtuhnya dinding lubang bor. Casing dilakukan
deengan cara memasukkan pipa-pipa ke dalam lubang bor. Pipa-pipa ini
biasanya terbuat dari logam dan semakin ke bawah pada selang tertentu
maka diameternya akan semakin kecil. Pada saat fase produksi, maka pada
pay zone, casing akan mempunyai lubang dimana hidrokarbon akan dapat
mengalir ke dalam lubang bor.
h. Vertical & directional drilling
Lintasan (trajectory) dari pemboran dikontrol oleh jenis dari bottom hole
assembly (BHA) dan berat bit. Bottom hole assembly (BHA) adalah bagian
dari drill string yang paling dekat dengan bit pemboran.
Vertical drilling atau pemboran vertikal disebut juga pemboran lurus.
Walau bagaimanapun, beberapa deviasi minor dari arah vertikal sering
terjadi secara alamiah. Ini berhubungan dengan faoktor-faktor yang ada
dalam formasi seperti sudut kemiringan, kekerasan dan factor lain seperti
BHA, desain bit dan berat pada bit.
Directional drilling atau pemboran terarah merujuk pada metode yang
dipakai untuk mencapai target bawah permukaan yang telah ditentukan. Satu
aplikasi dari directional drilling adalah pengembangan lapangan offshore.
Biaya pengembangan akan berkurang dengan penggunaan banyak sumur
directional drilling dari satu atau lebih platform. Aplikasi yang lain untuk
directional drilling termasuk:
-

Membangun suatu lokasi pada permukaan di luar dari lokasi dasar


pemboran (bottom hole) untuk menghindari batasan-batasan topografi
atau budaya

Melakukan sidetracking di sekitar fish atau lubang terbuka yang hilang


(lost open hole)

Melakukan sidetracking diluar dari casing untuk recompletion atau pada


casing yang roboh (collapse casing)

Membor suatu relief untuk menghentikan blowout

Meningkatkan kontak dengan reservoar dan lubang bor (misal:


horizontal drilling atau pemboran horizontal)

i. Problem dalam pengeboran


Problem dalam pengeboran termasuk adanya kesulitan yang dihadapi
ketika membor suatu sumur. Problem yang paling umum adalah terciptanya
doglegs dan key seats, ketidakstabilan lubang, lost circulation, dan bottom
hole temperature yang berlebihan.
Doglegs biasanya didefinisikan sebagai suatu deviasi yang lebih besar
dari 3 per 100ft, dan ini terjadi ketika perubahan arah yang tajam yang
dilakukan dalam sumuur pemboran. Tipikalnya, dogleg diakibatkan oleh
adanya perubahan kemiringan (dip) dari formasi atau oleh adanya perubahan
berat yang diterapkan kepada bit. Beberapa doglegs dapat berakibat pada
casing yang macet, kegagalan pipa pemboran, dan ketidakmampuan untuk
melakukan casing pada total kedalaman (total depth). Jika casing sukses
dapat dilakukan melalui dogleg, maka pemasangan yang berlebihan
(excessive wear) pada peralatan produksi dapat terjadi. Penggunaan
stabilizer secara semestinya, drill collar dengan diameter yang besar, dan
berat yang tepat yang diaplikasikan pada bit akan meminimalkan
pembentukan dogleg.
Key seats umumnya terbentuk sebagai akibat dari doglegs. Key seat
terbentuk ketika suatu saluran terpotong pada bagian samping dari lubang,
paralel dengan axis dari lubang. Key seat dapat dicegah dengan tidak
menciptakan do legs.
Ketidakstabilan lubang akan terjadi ketika menjumpai aliran formasi
(formations flow), formasi yang terkelupas (slough) atau formasi yang dapat
mengembang (swell). Suatu formasi yang paling tidak stabil adalah shale
dan lapisan salt. Ketidakstabilan akan berakibat pada beberapa fenomena:
1. Tekanan overburden
2. Gaya pergerakan bumi
3. Tekanan pori
4. Penyerapan air, pengembangan (swelling) atau dispersi
Ketidakstabilan terjadi ketika tekanan overburden melebihi
kekuatan dari formasi yang dibor, menghasilkan aliran formasi (plastic
flow). Tekanan pori abnormal yang tinggi dapat mengakibatkan blowout
pada formasi dengan permeabilitas yang tinggi. Jika perbedaan tekanan
antara dinding lubang dan fluida dalam lubang adalah besar, formasi

dapat

terkelupas

(slough

off).

Tekanan

struktural

juga

dapat

mengakibatkan ketidakstabilan lubang.


Problem yang berhubungan dengan ketidakstabilan lubang
termasuk ketidaefektifan pembersihan lubang, pipa yang macet,
pembesaran lubang bor, meningkatnya volume lumpur, meningkatnya
biaya, pekerjaan sementasi yang jelek, dan kesulitan dalam logging.
Ketidakstabilan lubang ini dapat dikontrol oleh penggunaan
fluida pemboran yang tepat.
Lost circulation atau sirkulasi hilang adalah hilangnya sebagian
atau semua dari lumpur pemboran kedalam formasi. Loss ini terjadi
ketika total tekanan yang digunakan (exerted) terhadap formasi melebihi
total tekanan dari formasi. Lost circulation akan terjadi pada formasi
dengan karakteristik:
1. Berlubang (cavernous) dan belahan (fissured) terbuka
2. Sangat kasar, permeable dan sempit seperti gravel lepas-lepas
3. Retakan alami
4. Gampang pecah
5. Dalam keadaan tertekan atau depleted
Lost circulation ini akan berakibat pada meningkatnya biaya
lumpur dan mungkin dapat terjadi blowout di permukaan. Fluida
pemboran yang tepat dan meterial lost circulation dapat meminimalkan
lost circulation.
Bottom hole temperatures yang sangat tinggi dapat terjadi pada
pemboran yang dalam atau daerah dengan gradien geotermal yang tinggi
abnormal. Bottom hole temperature yang berlebihan (lebih besar dari
250 C) dapat mengakibatkan terjadinya problem pemboran dikarenakan
percepatan penebalan fluida pemboran water-base drilling fluid.
Kenaikan dalam kekentalan atau viskositas dan densitas dari pemboran
dapat mengakibatkan:
1. Berkurangya kecepatan penetrasi
2. Lost circulation atau sirkulasi hilang
3. Sumur akan terseka (swabbed) ketika pipa pemboran ditarik
4. Alat yang macet
Problem ini dapat diatasi dengan penggunaan lumpur oil-base mud.

Anda mungkin juga menyukai