Anda di halaman 1dari 22

80

2.5. Heterogenitas Reservoir

Heterogenitas reservoir dapat terjadi pada suatu reservoir, dimana


kondisi seperti ini paling ideal dan paling banyak didapatkan di reservoir.
Peninjauan tentang heterogenitas reservoir meliputi lingkungan pengendapan,
klasifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi serta jenis-jenis heterogenitas
reservoir.

2.5.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir

Heterogenitas reservoir adalah tingkat ketidakseragaman suatu reservoir


dalam hal karakteristik batuan dan fluida reservoir dari suatu tempat dengan
tempat lain dalam reservoir yang sama.
Heterogenitas reservoir dapat terjadi dalam skala ukuran pori ataupun
ukuran daerah regional reservoir. Heterogenitas reservoir biasanya merupakan
sifat reservoir yang asli, dan heterogenitas reservoir dapat juga terjadi pada
formasi yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Heterogenitas reservoir yang
disebabkan karena ulah kerja manusia dan terjadi didekat lubang bor, hal ini
disebabkan oleh invasi lumpur bor selama proses pemboran berlangsung,
peretakan hidrolic, pengasaman atau karena terjadi injeksi fluida. Tingkat
heterogenitas reservoir penting untuk mengetahui adanya sistem heterogenitas.

2.5.2. Penyebab Heterogenitas Reservoir

Batuan reservoir merupakan batuan yang mempunyai porositas (Ø) dan


permeabilitas (k) terdistribusi secara tidak konstan untuk semua bagian yang luas,
dimana hal ini merupakan hasil proses sedimentasi, perlipatan, patahan juga
perubahan litologi setelah pengendapan dan perubahan dalam jenis kandungan
fluidanya. Sebagian reservoir dibentuk oleh hasil pengendapan dalam air atau
basin dalam tempo yang lama dan lingkungan pengendapan yang bermacam-
macam.
81

2.5.2.1. Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan merupakan keadaan yang kompleks yang


disebabkan adanya interaksi antara faktor-faktor kimia, fisika, dan biologi, dimana
sedimen diendapkan (Krumbein,1963). Lingkungan pengendapan juga
berpengaruh terhadap indikasi ada atau tidaknya suatu daerah akan kandungan
hidrokarbon.
Heterogenitas reservoir yang disebabkan oleh lingkungan pengendapan
akan berlanjut dengan proses yang mengikuti pengendapan itu sendiri. Proses
lanjut yang mempengaruhi keseragaman sifat batuan sedimen dapat berbentuk
kompaksi juga sementasi.
Adanya lingkungan pengendapan ini akan dapat memberikan gambaran
mengenai besar butir, bentuk atau jenis packingnya dan juga distribusi
penyebarannya. Sebagai contoh untuk lingkungan pengendapan marine, maka
batuan sedimen yang lebih berat akan terendapkan lebih dahulu pada bagian dekat
pantai atau zona bathyal dan abysal. Batuan yang lebih ringan berasosiasi dengan
batuan yang halus/lembut dalam hal ini adalah silt dan clay.
Dari antar batuan yang terendapkan tersebut terbentuk pori-pori dan
permeabilitas yang mana besarnya tergantung litologi, kompaksi dan posisi
strukturnya. Pembentukan porositas dan permeabilitas dari reservoir karbonat
berbeda reservoir batu pasir dalam proses lanjut dari pengendapannya, dimana
pada batuan karbonat terbentuk karena adanya lingkungan pengendapan akan
menambah semakin kompleks atau bertambah tidak seragamnya lapisan batuan
yang terbentuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendapan (environment)
ada empat macam, yaitu :
1. Geometri daripada environment, ditinjau dari bentuk dan dimensinya secara
geometri.
2. Material environment, yaitu asal usul dari material pembentuk environment.
82

3. Energi environment, yaitu kekuatan yang membentuk environment, misal


gelombang, air dan angin.
4. Palaentologic condition, yaitu kondisi-kondisi atau faktor-faktor palaentologi
yang menjadi sebab, kemudian menjadi sifat dari suatu environment.
Lingkungan pengendapan yang akan dibicarakan disini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu : lingkungan pengendapan darat, lingkungan pengendapan transisi
dan lingkungan pengendapan laut.

2.5.2.2. Sedimentasi

Proses sedimentasi akan melibatkan tiga faktor yang saling


berkesinambungan, yaitu erosi, transportasi dan pengendapannya itu sendiri.
Tiga proses pengendapan utama, yaitu sedimentasi mekanik, sedimentasi
organik dan sedimentasi kimiawi. Oleh sebab itu terbentuk bermacam-macam
jenis batuan karena proses-proses tersebut seperti batuan karbonat, evaporite,
silika dan sebagainnya. Sifat utama dari batuan sedimen yang merupakan
sebagian besar batuan reservoir adalah :
1. Adanya bidang perlapisan yang menandakan adanya proses sedimentasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan struktur perlapisan,
yaitu : terdapatnya beda warna mineral, terdapatnya perbedaan ukuran
butir, terdapatnya struktur sedimen, perbedaan komposisi mineral dan
perubahan jenis batuan.
2. Sifat klastik/fragmen yang mencirikan bahwa butir-butir pernah lepas
3. Sifat bekas/jejak zat hidup, seperti koral (terutama pada batuan
karbonat).
Batuan yang mengalami pelapukan, erosi dan transportasi akan mengalami
perubahan selama diendapkan pada lingkungannya. Faktor media, jarak dan
bentuk lingkungannya akan mempengaruhi besar butir, sortasi dan pembundaran.
Bentuk, susunan dan keseragaman butir batuan akan mempengaruhi besar
kecilnyaa porositas dan permeabilitas, oleh karena itu terjadi heterogenitas
83

reservoir. Sebab dengan bertambahnya kompleknya sedimentasi yang berlangsung


dan proses-proses yang ada kemudian menambah derajat ketidakseragaman.

2.5.3. Klasifikasi Heterogenitas Reservoir

Berdasarkan skala atau ukuran dari ketidakseragaman yang terdapat


didalam reservoir, maka heterogenitas reservoir dapat diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu : heterogenitas reservoir skala megaskropis, skala makroskopis, dan
skala mikroskopis, dimana skala heterogenitas reservoir tersebut akan dibahas
satu persatu.
Pada umumnya reservoir bersifat heterogenitas karena berhubungan
dengan proses sedimentasi yang membentuk batuan reservoir tersebut, adanya
patahan, lipatan, diagenisa litologi batuannya, atau perubahan sifat fluida
reservoirnya.

Gambar 2.41.
Kategori geologi Untuk Heterogenitas Reservoir 22)
84

Gambar 2.42.
Skala Heterogenitas Reservoir 22)

2.5.3.1. Heterogenitas Reservoir Skala Mikroskopis

Heterogenitas reservoir skala mikroskopis merupakan pencerminan dari


ukuran pori – pori, bentuk dan ukuran butiran material penyusun batuan serta
distribusinya. Pengendapan primer dikontrol oleh adanya besar butir, pemilahan,
kandungan material clay, derajat sementasi dan kompaksi batuannya. Pada
batuan reservoir sedimen klastik yang dangkal terlihat tekstur pengendapan
primer dan dipakai untuk mengontrol karakteristik pori – pori.
Diagenesa merupakan proses perubahan dalam batuan sedimen pada
temperatur rendah setelah litifikasi. Litifikasi merupakan proses perubahan
depossisi sedimen menjadi batuan keras. Adapun factor – factor pengontrol
heterogenitas reservoir skala mikroskopis, adalah sebagai berikut :

1. Pelarutan CaCO3
CaCO3 + H2O + CO2___________ Ca(HCO3 )2 + H2O
85

Air yang melalui celah batuan (terutama batuan karbonat), akan


melarutkan limestone dan meningkatkan porositas batuan.
2. Kristalisasi Ca(HCO3)2
Pembentukan kristal Ca(HCO3 )2 dari CO2 dan H2O pada temperatur
tinggi akan mengakibatkan turunya porositas batuan.
3. Dolomitasi
CaCO3 + MgCl2_______________ CaMg(CO3 )2 + Cl2
Pembentukan dolomite CaMg(CO3 )2 dari CaCO3 mengakibatkan
pengkerutan (shrinkage), sehingga meningkatkan porositas batuan.
4. Fracturing
Bila rekahan tak disertai oleh sementasi, maka dapat menaikkan
porositas batuan.
5. Kompaksi
Kompaks dapat mengakinatkan pengkerutan mineral dan secara langsung
akan menurunkan porositas.

2.5.3.2. Heterogenitas Reservoir Skala Makroskopis

Heterogenitas skala makroskopis ini meliputi susunan lithologi antar


beberapa sumur yang diidentifikasikan dengan adanya tekstur primer dalam
struktur sedimen yang terdapat dalam batuan reservoir.
Heterogenitas skala makroskopis dipengaruhi oleh adanya besar butir,
pemilihan dan perlapisan. Meskipun pada perlapisan (cross bedding) aliran
fluida telah dianalisa maka distribusi minyak sisa pada struktur sedimen sangat
sulit untuk diidentifikasi. Dalam hal korelasi antar sumur, sifat batuan maupun
lithologi serupa dipakai dasar korelasi antar sumur, selama masih dalam
reservoir yang sama.

2.5.3.3. Heterogenitas Reservoir Skala Megaskopis


86

Heterogenitas reservoir skala megaskropis merupakan heterogenitas


dengan skala terbesar dan deskripsinya melalui lithologi, stratigrafi, dan
lingkungan pengendapan. Heterogenitas reservoir dalam skala megaskopis akan
memberikan beberapa macam harga permeabilitas maupun sifat fisik lain baik
dalam satu lapisan reservoir produktif maupun dalam beberapa reservoir dalam
struktur stratigrafi dengan letak kedalaman yang berbeda.
Heterogenitas ini merupakan akibat dari gaya – gaya geologi yang telah
bekerja padanya, selama ataupun setelah proses pengendapan berlangsung
dilingkungan pengendapan tertentu. Proses tersebut akan menghasilkan
distribusi material pembentuk batuan reservoir, yang pada tahap berikutnya
menunjukkan sifat – sifat batuan tersebut.
Mr. Robinson (1971) memberikan gambaran aliran dalam reservoir dan
factor pengontrolnya, sebagai berikut :
1. Permeabilitas rata- rata digunakan untuk melakukan peramalan perilaku
reservoir. Dan tingkat perbedaan harga permeabilitas yang diakibatkan oleh
tingkat pengendapan yang berbeda.
2. Ketidakseragaman permeabilitas mempengaruhi aliran antar lapisan, dan
adanya daya dorong air pada saat injeksi air dilakukan.
3. Lapisan shale mempengaruhi ulah kerja reservoir, akibat sifatnya mudah
mengembang bila terkena air, maka dapat menurunkan mobilitas fluida yang
dikandung.

2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Heterogenitas Reservoir

Faktor-faktor yang mempengaruhi heterogenitas reservoir antara lain


sedimentasi tektonik regional, komposisi dan tekstur batuan, serta geometri , pori-
pori.

2.5.4.1. Sedimentasi Tektonik Regional


87

Sedimentasi tektonik regional menyebabkan terjadinya


ketidakseragaman, karena dalam suatu reservoir dimungkinkan oleh adanya
bermacam – macam lingkungan pengendapan tersebut didukung oleh proses
diagenesa yang mengenainya. Proses diagenesa tersebut terjadi setelah
pengendapan sehingga menyebabkan perubahan terhadap porositas maupun
permeabilitas.
Proses – proses tektonik lain yang terjadi dalam reservoir menyebabkan
perubahan struktur reservoir, patahan, pengangkatan maupun ketidakselarasan.
Keseluruhan gaya – gaya geologi yang bekerja pada reservoir lebih besar
pengaruhnya terhadap ketidakselarasan sifat dalam skala regional.

2.5.4.2. Komposisi Dan Tekstur Batuan

Faktor komposisi dan tekstur, hal ini merupakan kontrol geologi untuk
mengetahui adanya heterogenitas reservoir secara makroskopis, karena komposisi
yang terdiri dari lithologi, mineralogi juga butiran (butiran, matriks dan cement)
akan berpengaruh pada harga porositas dan permeabilitas yang merupakan faktor
penentu adanya heterogenitas didalam reservoir.
Hal ini dapat terjadi karena porositas sangat dipengaruhi oleh volume pori
dan bulk volumenya, yang kesemuanya itu dipengaruhi besar kecilnya ditentukan
oleh batuan mineral cement dan lain-lain.
Demikian juga tekstur dan kontrol adanya heterogenitas didalam reservoir,
karena tekstur yang terdiri dari ukuran butir, sortasi, kekompakan dan fabric dari
batuan, hal ini dapat karena teksture akan berpengaruh padaa volume pori,
sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya porositas dan akhirnya terjadi
heterogenitas di dalam reservoir.
Perubahan lithologi maupun mineral mempengaruhi besarnya ukuran
butir maupun batuan penyusun reservoir yang mana hal tersebut dapat merubah
keadaan reservoir yang telah ada sebelumnya. Demikian pula dengan tekstur
batuan, karena tektur batuan yang terdiri dari ukuran butir, sortasi, dan
88

kekompakkan berpengaruh terhadap volume maupun ukuran pori yang akan


mempengaruhi terhadap besar kecilnya kemampuan batuan untuk mengalirkan
kembali fluida yang dikandungnya. Hal tersebut dapat dipakai sebagai
pengontrol heterogenitas dalam skala mikroskopis.

Gambar 2.43.
Contoh Diagram Kontrol Untuk Mengetahui
Adanya Heterogenitas Reservoir 22)

Gambar 2.44.
Skala Heterogenitas Reservoar 22)
2.5.4.3. Geometri Pori – Pori
89

Faktor geometri pori-pori, hal ini dapat digunakan sebagai kontrol adanya
heterogenitas karena geometri pori-pori yang terdiri dari ukuran rongga pori (pore
throat size), ukuran tubuh pori (pore body size), peretakan (fracturing) dan
permukaan butir (surface rougness) akan mempengaruhi besar kecilnya porositas-
permeabilitas, karena faktor-faktor tadi akan mempengaruhi pori-pori (volume
pori), juga bulk volume sebagai parameter penentu besar kecilnya porositas.
Demikian juga untuk permeabilitas akan dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor
tersebut diatas, dan sekaligus parameter diatas menunujukan besarnya cadangan
yang dapat ditampung dan diproduksikan. Oleh karena itu, geometri pori – pori
dapat digunakan sebagai pengontrol heterogenitas reservoir dalam skala
miroskopis.
Jadi heterogenitas yang terjadi didalam reservoir parameter-parameter
yang dikontrol adalah porositas, permeabilitas juga saturasinya. Porositas
merupakan yang akan menentukan besar kecilnya fluida yang mengalir atau
dengan kata lain akan mempengaruhi permeabilitas dan juga saturasinya, sehingga
ketiga parameter tersebut merupakan faktor utama yang dikontrol yang dapat
dijadikan sebagai parameter penentu adanya heterogenitas reservoir. Dan
heterogenitas reservoir ini dapat terjadi pada batupasir karbonat atau batuan yang
lain.

2.5.5. Jenis-Jenis Heterogenitas Reservoir

Berdasarkan arah penyebarannya, heterogenitas reservoir dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu heterogenitas reservoir arah horizontal dan
heterogenitas arah vertikal.

2.5.5.1. Heterogenitas Reservoir Vertikal

Untuk mengetahui heterogenitas arah vertikal, maka perlu diperhatikan


parameter – parameter penentu heterogenitas skala megaskropis, makroskopis,
dan mikroskopis. Tipe vertikal pada skala megaskropis dicirikan adanya
90

lingkungan pengendapan yang berbeda, diagenesa dan juga strukturnya.


Tersebut diatas mempengaruhi komposisi, minerallogi, juga teksturnya didalam
batuan seperti ukuran butir, sortasi, dan fabric berpengaruh pada geometri pori
dan menyebabkan reservoir heterogen.
Dari contoh dapat dilihat bahwa ukuran butir pada channel dari atas ke
bawah semakin besar dan untuk deltaic bar terjadi sebaliknya. Dengan demikian
juga untuk tekstur, ruang pori, kapilaritas dan kontinuitas terjadi sebaliknya,
dimana untuk channel ukuran butir dan sortasinya semakin keatas akan semakin
baik, kemudian untuk porositasnya semakin keatas semakin besar dan ukuran
pori – pori semakin keatas semakin halus, sehingga permeabilitasnya semakin ke
atas semakin rendah. Sedangkan untuk saturasi airnya semakin keatas semakin
besar, hal ini disebabkan karena kontinuitasnya semakin keatas semakin buruk.
Untuk lingkungan pengendapan deltaic bars akan terjadi kebalikan dari channel,
baik ukuran butir, sortasi, porositas, ukuran pori, permeabilitas dan saturasi air
maupun kontinuitasnya.
Pengaruh heterogenitas vertikal disamping mempengaruhi harga
porositas, permeabilitas dan saturasi air secara mikroskopis, juga mempengaruhi
bentuk kurva tekanan kapiler (Pc) versus saturasi air (Sw).
Pada gilirannya tekanan kapiler yang dikombinasikan dengan saturasi air
tersebut akan mempengaruhi ketinggian water oil contac (WOC), sehingga
perbedaannya akan mengakibatkan miringnya WOC. Pada permeabilitas tinggi
akan didapatkan zona transisi (h) yang sempit, sedangkan pada permeabilitas
rendah akan terjadi sebaliknya.
Demikian juga bila formasi yang ditembus sumur pemboran yang
dipengaruhi oleh adanya perlapisan. Dimana setiap lapisan mempunyai tekanan
kapiler, sehingga didapatkan kurva tekanan kapiler atau ketebalan zona transisi
versus saturasi air yang berbeda untuk setiap lapisan
91

Gambar 2.45.
Profil Permeabilitas Ideal dan Rekaman Log
Pada Endapan Delta dan Channel 22)

Gambar 2.46.
Sifat-Sifat Fisik Batuan Pada Pengendapan
Channel dan Deltaic Bars22)
.

2.5.5.2. Heterogenitas Reservoir Horizontal

Heterogenitas jenis ini dapat terjadi baik dalam skala megaskropis,


makroskpis,maupun mikroskopis. Dalam skala megaskropis, terlihat bahwa
92

reservoir terbatas luasnya, strukturnya dan akibat diagenesa mengakibatkan


heterogenitas secara horizontal dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya.
Heterogenitas tersebut dapat berupa porositas, permeabilitas, atau
kontinuitas, sehingga akan mempengaruhi perilaku reservoir yang bersangkutan.
Bila dilihat dalam skala makroskopis, baik untuk komposisi dan tekstur yang
terdiri dari lithologi, minerallogi, dan tekstur yang terdiri dari ukuran butir,
sortasi, kekompakan dan fabric akan berpengaruh secara horizontal.
Pada lingkungan pengendapan alluvial yang merupakan bagian dari
pengendapan kontinen, mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Geometri berbentuk kerucut atau membaji.
2. Perlapisan bervariasi dengan kemiringan rendah.
3. Permeabilitas bervariasi, disamping itu permeabilitas horizontal lebih besar
daripada permeabilitas vertikal.
4. Batas permeabilitasnya terbentuk secara lokal

Lingkungan pengendapan river braided juga merupakan bagian


lingkungan pengendapan kontinental yang mempunyai ciri-ciri berikut :
1. Geometri merupakan lembaran dan mungkin memanjang.
2. Perlapisannya tipis.
3. Permeabilitas bervariasi, dimana permeabilitas horizontal lebih besar dari
permeabilitas vertikal.
4. Pembatas permeabilitasnya biasanya tidak kontinyu.
93

Gambar 2.47.
Lingkungan Pengendapan Alluvial dan Model Sedimentasi Klastik 22))

Gambar 2.48.
Blok Diagram dan Potongan Melintang Dari Alluvial Fan22))
94

Gambar 2.49.
Blok Diagram Dan Lithologi Dari River Braided22)

Sebagai contoh dari penyebaran batuan arah horizontal dalam lingkungan


pengendapan transisi antara deltaic, interdeltaic, dan nondeltaic.
Beberapa sifat batuan dengan lingkungan pengendapan delta, adalah
sebagai berikut :
1. Geometrinya adalah merupakan saluran memanjang dan penghalang pantai
berlapis – lapis.
2. Beddingnya tebal dan sedikit adanya layer.
3. Permeabilitas pada channel sand semakin keatas semakin besar dan tidak
berarah, sehingga permeabilitas horizontal lebih besar daripada
permeabilitas vertikal.
4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal dan semakin sering
antara tubuh batupasir.

Sifat – sifat tersebut diatas merupakan sifat lingkungan pengendapan


delta yang didominasi oleh ombak, sedangkan delta yang banyak didominasi
oleh arus sungai, mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Geometrinya merupakan linier channel mouth bar dan meandering.
2. Beddingnya tebal dan perlaisan buruk.
3. Permeabilitasnya semakin keatas semakin berkurang dan berarah sehingga
permeabilitas horizontalnya lebih besar daripada permeabilitas vertikal.
4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal dan semakin sering
terdapat pada tubuh batupasir.

Sedangkan contoh dari lingkungan pengendapan pantai mempunyai


sifat–sifat, antara lain :
95

1. Geometrinya merupakan lembaran dan juga mungkin linier.


2. Beddingnya tebal dan perlapisan buruk.
3. Permeabilitasnya cenderung semakin keatas semakin bertambah besar dan
tidak berarah, sehingga permeabilitas horizontal lebih besar dari
permeabilitas vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya terbentuk secara lokal.

Selanjutnya untuk sifat – sifat lingkungan pengendapan laut dangkal


adalah sebagai berikut :
1. Geometrinya berlapis – lapis akibat pengaruh ombak ataupun badai yang
linier akibat adanya pasang surut pantai.
2. Beddingnya merupakan lapisan tipis.
3. Permeabilitasnya besar dan berarah atau tidak berarah dan rendah yang
akibat dari semen kalsit, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih besar
dari permeabilitas vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya meluas.

Lingkungan pengendapan turbidit merupakan salah satu bagian


lingkungan pengendapan laut yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Geometrinya menjadi dan membentuk lapisan.
2. Beddingnya merupakan layer dan tipis.
3. Permeabilitasnya bervariasi pada channel.
4. Batasan permeabilitasnya merupakan kepingan berpisah
96

Gambar 2.50.
Penampang Delta22)

Gambar 2.51.
Lingkungan Pengendapan Delta dan Sedimen Klastik22)
97

Gambar 2.52.
Coastal Interdeltaic dan Lingkungan Marine22)
2.5.6. Tingkat heterogenitas Reservoir

Dalam studi reservoir umumnya digunakan anggapan bahwa reservoir


bersifat homogen, dimana reservoir tersebut mempunyai ketebalan serba sama dan
distribusi sifat-sifat fisik batuan dan fluida yang seragam kesemua arah, meskipun
pada kenyataannya jarang sekali dijumpai reservoir yang homogen melainkan
heterogen dengan tingkat heterogenitas tertentu.
Ada beberapa metode atau pendekatan yang dipergunakan untuk
menjelaskan ketidak seragaman tersebut, antara lain :
1. Koefisien Lorenz
2. Koefisien Dykstra-Parson

2.5.6.1. Penentuan Koefisien Lorenz

Ukuran derajat heterogenitas reservoir disini dinyatakan dengan besarnya


nilai koefisien ketidak seragaman atau Koefisien Lorenz. Untuk menentukan
secara pasti harga Koefisian Lorenz dilakukan plot data-data sifat fisik reservoir
kedalam grafik kartesian, dimana untuk absinya adalah ketebal;an komulatif tanpa

h1
dimensi  sedangkan untuk koordinat adalah sifat-sifat fisik reservoir
h

h1 x1
 seperti yang terlihat dalam Gambar 2.53.
hx
Sebelum dilakukan pembuatan grafik atau plot data, maka terlebih dahulu
98

data sifat fisik tersebut diatur dalam bentuk table dengan urutan harga sifat fisik
menurun. Garis diagonal AO pada Gambar 2.53. menggambarkan keseragaman
yang sempurna. Garis OAB mencerminkan kondisi heterogen yang sempurna,
sedangkan garis lengkung OCA menggambarkan kondisi reservoir antara
homogen-heterogen.
Schmalz dan Rahme mendefinisikan Koefisien Lorenz sebagai berikut :
luasOCAO
Lc = …………………………………………………....(2-41)
LuasOBAO

Pembuatan grafik pada kertas kartesian dapat pula dilakukan dengan plot harga F
vs C, seperti pada Gambar 2.54., dimana :
m

K h
i 1
1 1

Fm (Flow Capasity) = n …………………………………..………(2-42)


K h
i 1
1 1

h
i 1
Cm(Storage Capasity) = n ………………………………................(2-43)
 h
i 1
1

1≤m≤n
Jika A luas daerah dibawa kurva, koefisien Lorenz menjadi :

Lc = 2A – 1 …………………………………………………………..…(2-44)

1 k1 k1

1 1
Lc =
 n  1 2  k1  ………………………….…………(2-45)
1

Harga Koefisien Lorenz (Lc) berkisar antara 0-1 dimana untuk reservoir
dengan sifat-sifat fisik reservoir yang konstan untuk seluruh ketebalan n formasi,
Lc = 0, sedangakan untuk reservoir yang heterogen sempurna, Lc = 1.
Adapun hubungan antara koefisien Lorenz dengan variasi permeabilitas
99

dapat dilihat pada Gambar 2.55.

Gambar 2.53.
Grafik Untuk Menentukan Koefisien Ketidakseragaman 23)

2.5.6.2. Penetuan Koefisien Dykstra –Parson

Untuk menentukan variasi sifat-sifat fisik reservoir terutama permeabilitas,


Dykstra-Parson menggunakan distribusi log normal permeabilitas atau sering
dikenal sebagai koefisien variasi permeabilitas atau disingkat variasi permeabilitas
secara statistic koefisien dari variasi permeabilitas (V), didefenisikan sebagai :
τ
V= …………………………………………………………....(2-46)
x
100

Gambar 2.54.
Grafik Untuk Menentukan Koefisien Ketidakseragaman 23)

Prosedur penentuan Koefisien variasi permeabilitas adalah sebagai berikut :


Harga variasi permeabilitas adalah :

K - Kτ
V= ………………………………………………………..……(2-47)
K

Dimana : K = permeabilitas rata-rata (permeabilitas pada probabilitas 50 %)


Kτ = permeabilitas pada 84,1 % komulatif sample
1. Tentukan harga permeabilitas dalam urutan menurun (mulai dengan
permeabilitas yang terbesar) dan harga permeabilitas (K) dibaca pada
interval ketebalan yang sama.
2. Hitunglah prensentase dari setiap harga K dengan cara cumulative
Frequency greater than.
3. Langkah selanjutnya adalah plot harga-harga kedalam kertas log
permeabilitas.
4. Garis lurus yang terbaik adalah garis yang ditarik dari titik-titik yang
diperoleh.
101

Gambar 2.55.
Hubungan antara Koefisien Lorenz dengan Variasi Permebilitas 23)

Anda mungkin juga menyukai