Anda di halaman 1dari 28

MEKANIKA RESERVOIR

Pertemuan Ke-3

Pengukuran Porositas di Laboratorium

Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT.


Dr. Ir. Yos. Sumantri, MT.

Jurusan Teknik Perminyakan UPNVY


1
Deskripsi Kuliah

Pertemuan ke-3 ini akan membahas pengukuran


porositas secara langsung di laboratorium terhadap
sampel batuan reservoir (core) dan menentukan harga
parameter-parameternya, meliputi: volume bulk,
volume pori dan volume matriks.

2
Kompetensi Khusus

Mahasiswa bisa menjelaskan konsep


pengukuran porositas sampel batuan reservoir
(core) secara langsung di laboratorium dan
beberapa metode pengukurannya.

3
Metode Pengukuran Porositas

• Pengukuran Langsung
(Laboratory Determination)

• Pengukuran Tidak Langsung


(Penentuan Berdasarkan Analisis Log)

4
Pengukuran Porositas Secara Langsung
(di Laboratorium)
 Pengukuran volume bulk:
 Metode volumetris, contoh: electric pycnometer,
Russel volumeter
 Metode gravimetris (berdasarkan perubahan berat
bila sampel dicelupkan ke dalam cairan).
 Pengukuran volume butiran:
 Stevens porosimeter
 Kobe porosimeter
 Boyle’s law porosimeter.

 Pengukuran volume pori-pori;


 Washburn-Bunting porosimeter
 Stevens porosimeter
 Kobe porosimeter
 Boyle’s law porosimeter
 Metode saturasi.
5
Penentuan Porositas Secara Tidak Langsung

Melalui analisis data:


 Log Densitas
 Log Sonik
 Log Neutron
 Log Nuclear Magnetic Resonance
(NMR).

6
 Porositas adalah sifat fisik batuan statis, oleh karenanya
dapat ditentukan tanpa adanya suatu aliran.

 Penentuan porositas efektif memerlukan fluida yang


diperlukan untuk menentukan ruang pori yang saling
berhubungan.

 Cara yg paling umum adalah mengukur beberapa sampel


kecil (core plugs), kemudian dianalisa untuk mendapatkan
harga porositas batuan yang representatif.

 Penentuan porositas memerlukan pengukuran 2 dari 3


parameter volumetrik, yaitu:
a. Volume Bulk (Vb)
b. Volume Matriks (Vm)
c. Volume Pori (Vp) 7
V b
V mV p

Fraction of volume
consisting of
pores or voids
(Vp)

Fraction of volume consisting


of matrix (Vm)

8
1. Pengukuran Volume Bulk
a. Berdasarkan pengukuran terhadap dimensi fisiknya

b. Metode Pendesakan:

- Gravimetrik (mengukur massa)

- Volumetrik (mengukur volume)

a. Berdasarkan Pengukuran Dimensi Fisik


Bila sampel berbentuk silinder (right circular cylinder)

 d2 L
Vb 
4
d = diameter silinder
L = panjang silinder 9
b. Metode Pendesakan

A. Metode Gravimetrik (Archimedes)

1. Berdasarkan perubahan berat sampel pada saat


tenggelam di dalam fluida.
• Ukur berat sampel kering
• Ukur berat sampel yang telah disaturasi 100%
dengan cairan
• Ukur berat sampel pada saat tenggelam di dalam
cairan
• Perbedaannya adalah gaya apung (bouyancy)
• Archimedes: Gaya apung sama dengan berat
cairan yang dipindahkan.

10
11
Latihan Soal 1
Hitunglah porositas sampel core jika diketahui:
Berat kering sampel = 427,3 g.
Berat sampel tersaturasi 100% oleh air = 448,6 g.
Densitas air = 1,0 g/cm3.
Berat sampel tersaturasi 100% oleh air di dalam
air = 269,6 g.
Penyelesaian:
Wsat – Wdry = 448,6 – 427,3 g = 21,3 cm3
Vp = 
f 1,0 g/cm3
Vb = Wsat – Wsub = 448,6 – 269,6 g = 179,0 cm3
f 1,0 g/cm3
Vp
Porosity    =
21,3 cm3
3
= 0,12 12

Vb 179,0 cm
2. Menggunakan Piknometer (constant volume
container)

• Timbang sampel kering


• Timbang piknometer yang telah terisi air raksa
• Timbang piknometer berisi sampel dan air raksa
• Berat air raksa yang dipindahkan =
(berat sample + berat piknometer berisi air raksa)
– berat piknometer ketika sample dicelupkan.

weight of displaced liquid


Vb 
density of liquid

13
Latihan Soal 2

Suatu sampel core kering dicelupkan ke dalam


piknometer mercury.
Berat kering sampel di udara adalah 20 gr.
Berat piknometer terisi mercury pada suhu
20o C adalah 350 gr.
Berat piknometer ketika sampel dicelupkan
adalah 235,9 gr. (densitas mercury = 13,546
gr/cc).

Tentukan: volume bulk sampel batuan.

14
Penyelesaian

Berat sampel + berat piknometer berisi


mercury = 20 + 350 = 370 gr.
Berat mercury dipindahkan = 370 –
235,9 = 134,1 gr.
Volume mercury dipindahkan =
134,1/13,546 = 9,9 cc.
Volume bulk sampel batuan = 9,9 cc.

15
B. Metode Volumetrik

1. Volume Bulk
1. Sampel dimasukkan kedalam cairan dan amati
perubahan volume yang terjadi.

2. Harus dicegah cairan uji yang akan memasuki


pori-pori :
- Lapisi dengan parafin, atau
- Dijenuhkan terlebih dahulu dengan cairan
uji, atau
- Gunakan mercury sebagai cairan uji

16
Russell Volumeter

17
2. Volume Matriks (Volume Butiran)

1. Anggap densitas butiran dan hitung volume


butiran sebagai :
dry weight
Vm 
matrix density
2. Metode pendesakan (displacement method),
sampel dihancurkan sampai keukuran
partikelnya.
3. Menggunakan porosimeter Hukum Boyle
(p1V1 = p2V2).

18
Densitas matriks (m) dari tipikal
komponen murni batuan reservoir

Lithology Matrix Density


3
(g/cm )
Sandstone 2,65
Limestone 2,71
Dolomite 2,87

19
Latihan 3
Hitung porositas dari contoh core dengan menggu-
nakan metode pendesakan dan volume matriks

Core dari contoh sebelumnya (Latihan Soal 2) dibuka


selubung parafinnya, kemudian dihancurkan sampai ukuran
butiran dan di celup di tabung Russell dan diperoleh harga
volume butiran = 7,7 cc.
Berapakah porositas sampel?
Apakah porositas ini termasuk porositas efektif atau
porositas total?
Jawab:
Bulk Volume, Vb = 9,9 cm3.
Matrix Volume, Vma = 7,7 cm3.
Vptot Vb  Vma
Abs . porosity  abs   9,9 cm3 – 7,7 cm3
= = 0,22.
Vb Vb 9,9 cm3
20
d) Vm = VT – V2 21
Latihan Soal 4

Suatu core karbonat (berdiameter 3 in dan


panjang 6 in, Vb = 695 cc) ditempatkan pada
chamber kedua dari porosimeter hukum Boyle.
Masing-masing chamber mempunyai volume
1000 cc. Chamber pertama diberi tekanan 50,0
psig. Chamber kedua (berisi sampel)
divakumkan. Kemudian katup penghubung
dibuka untuk menghubungkan kedua chamber
dan menghasilkan tekanan 28,1 psig. Hitunglah
porositas core.

22
Penyelesaian

p1V1 = p2 V2
V1 = 1000 cc
p1 = 50 psig + 14,7 = 64,7 psia
p2 = 28,1 psig = 42,8 psia
V2 = p1V1/p2 =(64,7)(1000)/(42,8) = 1512 cc
Vm = VT – V2
Vm = 2000 – 1512 = 488 cc.

Vb  Vm 695  488
   0 ,30
Vb 695

23
3. Volume Pori

a. Gravimetrik

Berat jenuh  Berat ker ing


Vp 
Densitas cairan penjenuh

b. Menggunakan modified Boyles Law porosimeter


(p1V1 = p2V2)

24
d) Vp = V2 – V1 25
Ringkasan Materi
Gambaran secara umum tentang :
Pengukuran porositas dari laboratorium dengan
mengukur dua dari tiga parameter dasar yaitu:
• Bulk volume,
• Matrix volume,
• Pore volume.

26
Referensi
 Amyx, J.W., Bass, D.M. dan Whiting, R.L.:
Petroleum Reservoir Engineering, 3rd edition,
McGraw-Hill Book Company, NewYork, NY,
1960. (ada di Perpustakaan Jurusan).
 Dullien, F.A.L.: Porous Media Fluid Transport
and Pore Structure, Academic Press, New York,
London, Toronto, Sidney, San Francisco, 1979.
 Tiab, D. dan Donaldson, E.C.: Petrophysics;
Theory and Pratice of Measuring Reservoir Rock
and Fluid Transport Properties, 2nd edition, Gulf
Professional Publishing, Oxford, UK, 2004.

27
Sampai Minggu Depan

28

Anda mungkin juga menyukai