, dengan
++++ . 3
3+; . 3
d
f =
%ersamaan %anhandle2
@45; . ;
>@3> . 3 ?+=> . 3
;
;
;
4
36554 . 4
4
56 . >+? d
$ L %
P P
P
%
q
g #
#
g
=
4
, dimana # p
/ / R I =
1angkah F langkah yang harus dilakukan untuk mencari Ptro adalah2
/entukan gradien geothermal. Dari tiap titik valve, tentukan temperatur dengan cara2
- ,ika valvenya retrievable (sebagian di dalam tubing), atau dialiri fluida, maka
gradien geothermal harus dikoreksi terhadap
L
q dari grafik.
- ,ika valvenya non'retrievable atau conventional (di luar tubing), gunakan gradien
normal.
/entukan
( )
f t L sc g
GLR GLR q q =
v sc g
i g
% q
q
/entukan ukuran port dengan input
c upstrea)
P P =
,
t donstrea)
P P = ,
i g
q
(tabel ?';),
default
433 =
t c
P P
/entukan
R
dan
R 4
berdasarkan ukuran port.
Hitung
do)e
P dengan cara2
( ) R P R P P
t c d
+ = 4
Hitung
t d
o
d
C P 0 P = @3 J , makin besar %, makin besar
do)e
P .
Hitung
R
0 P
P
o
d
tro
=
4
@3 J
Ukuran port atau perbandingan $pI$b bisa didapat dari tabel literature namun bisa
juga dengan menggunakan rumus 2
( )
( )
%
R R gk P / C
+
g
k k k
u p d
I 4 I ;
; ? . 4??
+
=
RESUME KULIAH #7 3 MEI 2007
Wahish A.I. 122 04 013 11
.ISTRIBUSI GAS IN-EKSI
A!si G!s I02e1si
Di lapangan, kompresor tidak hanya menginjeksi ke satu sumur namun ke banyak
sumur, sehingga kita tidak selalu bisa mendapatkan rate yang maksimum dari tiap sumur.
Untuk itu kita harus men'design berapa tekanan injeksi masing'masing sumur agar kita
mendapat rate yang optimum dengan tekanan kompresor yang ada.
G!s Li"t Pe"#m!09e 7u*e
Untuk mengetahui hubungan
gas injeksi, digunakan kurva Gas
Lift Perfor)ance Curve (GLPC),
yaitu plot antara rate li-uid terhadap
rate gas injeksi.
"urva !1%D hanya berlaku
pada saat tertentu. "arena apabila
tekanan reservoir turun, maka &%.
juga akan berubah sehingga akan
mengubah rate yang dihasilkan oleh
suatu harga f
P
.
Met#(e Pe0e0tu!0 A!si G!s I02e1si
Untuk menentukan alokasi gas injeksi ke masing'masing sumur, dilakukan metode
KL-ual SlopeK.
%ertama, kita buat plot pada
!1%D, dalam selang yang sama,
lalu hitung slope untuk masing'
masing selang2
( )
; I 4 , ; I 4 ,
; I 4 , ; I 4 ,
+
+
=
i g i g
i L i L
i
q q
q q
1
2
slope
Dapat terlihat bah#a slope akan bernilai positif sebelum mencapai optimum dan
akan bernilai negatif setelah mencapai optimum. Dan pada slope sama dengan nol
merupakan titik optimum.
Wahish A.I. 122 04 013 12
(gambar 4) (gambar ;)
Setelah slope masing'masing selang dihitung, lalu plot slope terhadap rate gas
injeksi, sehingga didapat gambar seperti di atas (gambar 4).
Dari grafik dapat terlihat bah#a sumur yang performance'nya paling bagus (!1%D
paling atas) akan mendapatkan alokasi gas yang paling besar pada slope yang sama.
1angkah selanjutnya adalah rate gas injeksi masing'masing sumur pada tiap slope
tertentu dijumlahkan dan diplot terhadap rate gas injeksi (gambar ;), dan didapat grafik
master slope.
Dengan gambar ini, kita bisa mengetahui jumlah alokasi gas untuk tiap'tiap sumur
berdasarkan jumlah gas injeksi total yang tersedia pada kompresor. Dengan memasukkan
kemampuan injeksi pada gambar (;), kita dapat mengetahui besar slopenya. 1alu nilai
slope tersebut dimasukkan ke gambar (4) dan didapat distribusi gas injeksi untuk masing'
masing sumur.
RESUME KULIAH #: 13 FEBRUARI 2007
GAS LIFT INTERMITTENT
Wahish A.I. 122 04 013 13
%ada pembahasan sebelumnya, metoda ini telah dijelaskan bagaimana untuk
menaikkan produksi dan mempertahankan laju produksi agar tetap konstan dilakukan
pengangkatan oleh gas yang diinjeksikan melalui casing yang kemudian dialirkan le#at
tubing untuk kemudian dapat mendorong minyak sampai ke permukaan. %ada prinsipnya
proses aliran dalam tubing adalah akibat adanya perbedaan tekanan antara reservoir dan
#ell head yang dalam hal ini mampu mengalahkan tekanan hidrostatik fluida sehinga
fluida dapat terdorong ke permukaan.
Sistem &ntermitten gas lift, tak jauh berbeda dengan system pengangkatan buatan
sebelumnya. %engangkatan ini dilakukan dengan menginjeksikan gas secara periodik dan
dalam jumlah gas tertentu. "etika tekanan reservoir hanya mampu mengangkat fluida
hingga pada batas tertentu, intermitten gas lift ini dilakukan sehingga fluida mampu
mengalir ke #ell head. Dengan demikian untuk menambah tekanan dalam tubing
ditambahkan gas. !as ini diinjeksikan secara berkala sampai fluida mencapai kedalaman
tertentu. !as yang diinjeksikan akan mengangkat fluida yang berada diatasnya, hal ini
dilakukan secara berulang ulang.
%ada gambar (4) dapat dilihat bah#a ketika fluida diproduksikan dengan Ph
tertentu, fluida tak mampu mencapai permukaan karena turunnya tekanan reservoir.
%erbedaan tekanan antara Ph dan Pr sudah tidak bisa lagi mela#an tekanan hidrostatik
yang dihasilkan kolom fluida. $gar fluida tetap dapat mencapai permukaan, diperlukan
gaya dorong tambahan, yaitu gas yang diinjeksikan le#at casing kedalam tubing.
%endorongan ini dilakukan dengan menginjeksi gas dalam jumlah besar sehingga
membentuk ruang kolom gas yang besar dan dapat mendorong fluida yang ada diatasnya.
%roses ini dilakukan secara berulang'ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Wahish A.I. 122 04 013 14
)ekanisme pendorongan harus dengan gas yang membentuk ruang, jangan sampai gas
terpecah sehingga bergerak keatas tanpa ada efek pendesakan.
Untuk mengatasi keterbatasan gas di lapangan, gas diinjeksikan frekuentatif, dan
akan diinjeksikan kembalai apabila tekanan gas sudah lebih kecil daripada tekanan
hidrostatis kolom fluida.
Selain itu, ada kemungkinan terjadi liquid fall #ack, yaitu fluida (dalam hal ini
adalah minyak) yang akan jatuh kembali saat proses pendorongan oleh gas. %ersentase
liquid fall #ack adalah 6B tiap 433 feet. Hal ini diperlukan dalam perhitungan sehingga
kita dapat menentukan #aktu untuk melakukan injeksi.
Wahish A.I. 122 04 013 15