Anda di halaman 1dari 13

BAB III

DASAR TEORI

Minyak bumi didefinisikan sebagai campuran senyawa hidrokarbon yang


kompleks, dapat berupa gas, zat cair atau zat padat tergantung pada komposisi,
tekanan dan temperatur. Berasal dari binatang-binatang yang kecil (renik) yang
hidup di laut dangkal yang selanjutnya mati dan kemudian terendapkan dalam
kurun waktu yang lama dengan tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga
berubah menjadi campuran senyawa hidrokarbon seperti minyak dan gas alam.
Pengetahuan mengenai sifat fluida reservoir yang akan dibahas mencakup antara
lan sifat fluida minyak, cairan, perubahan fasa dan sifat dari campuran
hidrokarbon, sifat fluida dalam kondisi reservoir, pengambilan sampel di reservoir
serta penelitian lebih lanjut di laboratorium.

3.1 Pengertian Reservoir


Reservoir merupakan bagian dari perangkap bawah permukaan baik
struktural maupun stratigrafis yang berupa bentukan (formasi) batuan batupasir
atau karbonat yang bersifat porous (yaitu berongga) sehingga dapat mengandung
minyak dan gas bumi dan permeabel sehingga dapat mengalirkan minyak dan gas
bumi tersebut. Supaya dapat menjebak (menampung) fluida, suatu reservoir
haruslah tertutup pada bagian atas dan pinggirnya oleh suatu lapisan penutup
(closure). Mengalirnya minyak dari tempat dimana minyak tersebut terbentuk
(source rock) diakibatkan oleh proses alami karena pada saat pembentukannya
minyak mengalami tekanan yang sangat besar. Sebuah reservoir minyak dan/atau
gas dapat berada berdampingan dengan aquifer, yang merupakan bagian dari
reservoir atau bentukan batuan lain yang mengandung air. Air tersebut bisa berada
di bawah reservoir (bottom aquifer) atau di pinggir reservoir (edge aquifer).
Selanjutnya, minyak dan gas bumi yang terkandung dalam suatu reservoir harus
dapat diproduksikan dan bernilai komersial.
Gambar 3.1 Reservoir
Sumber : www.google.com

3.2 Jenis-jenis Fluida Reservoir Minyak


Dalam dunia perminyakan, klasifikasi fluida reservoir sangat penting
dilakukan dalam menentukan berbagai macam kegiatan mulai dari pengambilan
sampel fluida, penentuan peralatan produksi di permukaan, semuaya bergantung
pada tipe fluida reservoir tersebut.
Jenis dari fluida reservoir bisa ditentukan dari penelitian di laboratorium.
Sehingga informasi produksi yang tersedia akan menunjukkan jenis fluida yang
ada di reservoir tersebut. Selain itu, setiap jenis dari fluida tersebut dapat
dipoduksi dengan teknik yang berbeda, maka harus diketahui secara tepat sejak
reservoir itu ditemukan, karena hal ini sangat menentukan segala tindakan yang
akan dilakukan terhadap reservoir tersebut. Berdasarkan sifat fisiknya, reservoir
hidrokarbon dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Black Oil
2. Volatile Oil
3. Near-critical oil

3.2.1 Black Oil


Black oil adalah hidrokarbon yang terdiri dari variasi rantai hidrokarbon
yang besar, berat dan tidak mudah menguap (non volatile). Reservoir dalam
kondisi ini hanya mengandung satu macam fasa saja yaitu minyak. Hidrokarbon
ini dengan turunnya tekanan, akibat proses produksi hanya sedikit fasa cairan
yang akan berubah menjadi fasa gas. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
komponen berat dari hidrokarbon, dan hanya akan mulai keluar gas, bila
komponen-komponen ringan seperti metana, etana dan propana mulai bergerak
menguap.
Ciri cirinya adalah sebagai berikut :

Pada kondisi awal gas cap tidak terbentuk.


Pada setiap penurunan tekanan awal sampai tekanan saturasi (Pb) factor
volume formasi minyak akan naik sedangkan kekentalannya akan turun.
memiliki rasio produksi gas-minyak awal 2000 scf / STB atau kurang.
Umumnya memiliki temperatur reservoirnya kurang dari 1500F dan SG
kurang dari 35 0API.
Minyak stok-tank sangat gelap yang menunjukkan adanya hidrokarbon
berat. Biasanya berwarna hitam, kadang-kadang dengan balutan kehijauan,
atau cokelat.
Diagram fasa dari black oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Garis pada lengkungan fasa mewakili volume cairan yang konstan, diukur sebagai
persentase dari volume total, garis-garis ini disebut iso-vol. Iso-vol memiliki jarak
yang seragam pada lengkungan.
Garis vertikal 1-E-F menandakan penurunan tekanan pada temperatur
konstan yang terjadi di reservoir selama produksi. Tekanan dan temperatur
separator yang terletak di permukaan juga diberi tanda. Ketika tekanan reservoir
berada pada garis 1-E, minyak berada dalam keadaan tak jenuh (undersaturated)
karena minyak dapat melarutkan banyak gas pada kondisi ini. Gelembung gas
mulai terbentuk ketika tekanan reservoir sama dengan tekanan saturasi minyak,
seperti ditunjukkan oleh titik E pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Fasa Black Oil


Sumber : Reservoir Engineering Handbook (Tarekh Ahmed)

Selama proses produksi berlangsung, tekanan akan turun seperti terlihat


pada garis E-F, gas mulai keluar dari fluida sehinga minyak menjadi saturated.
Pada saat tekanan turun dari titik 1 ke titik E, fluida yang mengalir masih berupa
cairan, dan GOR di permukaan berada dalam keadaan konstan.

3.2.2 Volatile Oil


Bersamaan dengan turunnya tekanan, kondisi reservoir ini akan
menguapkan cairan menjadi gas yang cukup banyak. Hal ini disebabkan
kandungan komponen ringan cukup banyak di dalam sistem hidrokarbonnya. Bila
tekanan dan temperatur turun sampai ke kondisi separator, maka akan diperoleh
hidrokarbon sebagai gas. Dengan demikian minyak yang diperoleh menjadi
berkurang.
Ciri cirinya adalah sebagai berikut :

Tekanan awal reservoir lebih kecil dari tekanan gelembung dan


temperature reservoir lebih rendah dari temperature kritisnya.
Fluida reservoirnya ada 2 fasa dimana zona gas berada di atas zona
minyak dan biasa disebut gas cap.
SG minyak bervariasi Antara 0.75 sampai dengan 1.01.
Diagram fasa untuk volatile oil diperlihatkan pada Gambar 3.3.
Pada saat produksi tekanan reservoir turun hinga Pb (tekanan gelembung)
yang mengakibatkan timbulnya titik-titik gelembung sehingga pada saat tekanan
reservoir dibawah tekanan gelembung (Pb) gas terbentuk.

Gambar 3.3 Diagram Fasa Volatile Oil


Sumber : Reservoir Engineering Handbook (Tarekh Ahmed)

Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada tekanan
hanya beberapa ratus psi dibawah tekanan gelembung. Iso-vol dengan persentase
cairan jauh lebih kecil melintasi kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile
oil atau minyak yang mudah menguap.

3.2.3 Near-Critical Oil


Kondisi ini terjadi apabila titik temperature reservoir berada sedikit di
bawah titik kritik temperature. Selain itu juga mengandung fraksi yang berat sama
halnya seperti volatile oil. Pada kondisi reservoir, fluida berada dalam kondisi
cairan sehingga dengan turunnya tekanan, fluida akan melewati bubble point,
yang dapat mengeluarkan gas dari minyak. Ditandai pula dengan garis isovol yang
lebih rapat di bagian bubble point sehingga jumlah penurunan cairan tinggi.
Ciri cirinya adalah sebagai berikut :
1. GOR lebih dari 3000 scf/STB
2. Factor volume formasi minyak (Bg) adalah sebesar 2 bbl/STB atau lebih
3. Komposisinya ditandai dengan 12.5% - 20% mol heptane-plus, 35% atau
lebih etana dan sisanya metana.
Gambar 3.4 Diagram Fasa Near Critical Oil
Sumber : Reservoir Engineering Handbook (Tarekh Ahmed)

Tabel 3.1 Komposisi fluida reservoir


Tabel 3.2 Properties of several reservoir fluids

Near-crtitical oil Volatile oil Black oil


Mc7+ 219 228 274
c7+ 0.839 0.858 0.920
KwC7+ 11.98 11.83 11.47
GOR, scf/STB 3650 1490 300
OGR, STB/MMscf 275 - -
API 45 38 24
g 0.71 0.7 0.63
Psat, psia 7015 5420 2810
Bsat, ft3/scf or bbl/STB 2.78 1.73 1.16
sat, lbm/ft3 38.2 38.2 51.4

3.3 Sifat Fisik Fluida Reservoir Minyak

Pengetahuan tentang karakteristik fluida reservoir sangat penting untuk


mendapatkan informasi (setelah digabungkan dengan pengetahuan tentang
karakteristik batuan reservoir) mengenai karakterisasi dan deskripsi reservoir yang
akurat. Baik sifat fisika maupun kimia fluida reservoir sangat mempengaruhi
karakteristik interaksi fluida dengan batuan dan oleh karenannya mempengaruhi
proses aliran fluida di dalam reservoir. Penggunaan utama sifat-sifat atau
karakteristik fluida tersebut diantaranya untuk :

menjelaskan dan memperkirakan proses aliran


menghubungkan volume fluida di dalam reservoir dengan fluida pada
kondisi standar di permukaan
menentukan keadaan fasa fluida di dalam reservoir (memperkirakan model
reservoir)
mendapatkan deskripsi tentang fluida reservoir dengan menganalisis
kandungan mineral dalam air.
Sifat fisik fluida memberikan peranan dalam perkiraan perkiraan reservoir,
berikut yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
Tekanan gelembung/tekanan saturasi (Pb)
densitas
kompresibilitas
viskositas
faktor volume formasi minyak
kelarutan gas dalam minyak

Tekanan Gelembung/tekanan saturasi (Pb)

Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan dimana saat pertama


kali gelembung gas keluar dari fasa minyak.

o
Densitas Minyak (
Berat jenis atau densitas minyak merupakan salah satu sifat fisik minyak
yang penting untuk diketahui demi menunjang analisa resevoar. Berat jenis
diartikan sebagai perbandingan antara berat terhadap volume suatu minyak.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
m
o= o
Vo

mo = berat minyak, gr

Vo = volume minyak, cc

o
Viskositas Minyak (
Viskositas dapat di definisikan sebagai suatu ukuran besarnya suatu
minyak yang mengalir dengan satuan centi poise. Pada saat tekanan lebih besar
dari pb, penurunan tekanan menyebabkan pengembangan minyak lebih mudah

sehingga viskositas turun. Sedangkan setelah melewati pb, jumlah gas yang

berada dalam minyak berkurang terus dengan turunnya tekanan sehingga minyak
makin mengental atau makin sulit mengalir.

Viskositas minyak sangat di pengaruhi oleh :


1. semakin tinggi temperature maka semakin kecil viskositas minyaknya
karena minyak akan semakin encer.
2. Semakin besar tekanan maka semakin besar pula viskositas minyaknya
sebab dengan tekanan yang besar minyak akan termampatkan.
3. Bila komposisinya kompleks maka viskositas minyak akan semakin besar
karena minyak akan semakin berat.

Bo
Faktor Volume Formasi Miyak ( )

Faktor volume formasi dapat di definisika sebagai perbandingan Antara


volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan volume
minyak pada kondisi standar (14.7 psi dan 60 oF).

Pada saat tekanan lebih besar daripada p , penurunan tekanan dari tekanan
b
awal menyebabkan berkembangnya volume minyak di reservoir sehingga harga
Bo membesar. Setelah melewati harga Pb, penurunan tekanan lebih lanjut
menyebabkan gas keluar dari minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari
pengembangan minyak akibat penurunan tekanan tersebut sehingga didapatkan
volume minyak di reservoir mengecil dan harga B mengecil. Secara matematis
o
B dpat dituliskan sebagai berikut:
o

Vo+ gas terlarut @ kondisi reservoir , bbl


Bo = Vo yang masuk tanki @ kondisi standar , STB

Proses pembebasan gasnya ada dua cara yaitu :


a. Differential Liberation
Merupakan proses pembebasan gas secara kontinyu. Dalam proses ini,
penurunan tekanan disertai dengan mengalirnya sebagian fluida
meninggalkan system. Minyak hanya berada pada kesetimbangan dengan
gas yang dibebaskan pada tekanan tertentu dan tidak dengan gas yang
meninggalkan system. Jadi selama proses ini berlangsung, maka
komposisi total system akan berubah.
b. Flash Liberation
Merupakan proses pembebasan gas dimana tekanan dikurangi dalam
jumlah tertentu dan setelah kesetimbangan dicapai gas baru dibebaskan.
Harga Bo dari kedua proses tersebut berbeda sesuai dengan kondisi reservoir
selama proses produksi berlangsung. Harga Bo pada proses Flash Liberation lebih
kecil daripada proses Differential Liberation. Untuk mengetahui harga Bo suatu
minyak pada reservoir dapat ditentukan secara empiris atau diperkirakan dengan
beberapa korelasi, antara lain :
Prinsip larutan ideal
Korelasi standing
Korelasi Vasquez beggs
Korelasi Glassos
Korelasi morhoun
Korelasi petrosky farshad
Persamaan material balance

Rso
Kelarutan Gas dalam Minyak ( )

Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dapat didefinisikan sebagai banyaknya


volume gas yang terlarut dari suatu minyak mentah pada kondisi tekanan dan
temperature reservoir. Ciri utama kelakuan Rso terhadap tekanan pada saat tekanan
gelembung adalah bahwa harga Rso mencapai maksimum karena jumlah gas yang
terlarut pada saat tersebut belum ada gas yang keluar dari minyak atau pada saat
jumlah gas terbanyak berada dalam minyak. Secara matematis R so dapat dituliskan
sebagai berikut:

Vg yang diproduksikan @ kondisi standar , SCF


Rso = Vo yang masuk tanki @kondisi standar , STB

Faktor yang mempengaruhi kelarutan gas dalam reservoir minyak adalah :


1. Tekanan, pada suhu tetap kelarutan gas dalam sejumlah zat cair tertentu
berbanding lurus dengan tekanan.
2. Komposisi minyak dalam gas, kelarutan gas dalam minyak semakin besar
dengan menurunnya specific gravity minyak.
3. Temperatur, kelarutan gas dalam minyak akan berkurang dengan naiknya
temperatur.

co
Kompresibilitas Minyak ( )
Kompresibilitas minyak dapat di definisikan sebagai perubahan volume
minyak akibat adanya perubahan tekanan. Hubungan kompresibilitas dengan sifat
fisik yang lain adalah sebagai berikut :

3.4 Pengambilan Sampel Minyak

Hasil yang diperoleh dari analisis laboratorium untuk memperoleh data


mengenai sifat fisik fluida tidak akan ada artinya jika sampel yang diperoleh tidak
baik. Pengukuran laboratorium harus dilakukan terhadap sampel yang dapat
mewakili seluruh fluida reservoir. Namun demikian, sampel yang akan dianalisis
mempunyai beberapa kelemahan sehubungan dengan representatif-tidaknya
sampel tersebut, diantaranya:
Tidak pernah ada sampel yang representatif bagi suatu reservoir (ada efek
geologi pada komposisi)
Sampel yang diambil biasanya dari sumur (ada perubahan komposisi
akibat jumlah fasa dan laju alir)
Untuk menjaga representasi sampel diperlukan strategi pengambilan sampel,
diantaranya pengambilan sampel harus :
1. Memenuhi cakupan area tertentu
2. Diambil sedini mungkin (pada tiap tekanan tertentu)
3. Diambil kembali jika tekanan reservoir berubah
4. Diambil kembali atau dianalisis kembali jika kinerja reservoir tidak sesuai
dengan yang telah diprediksikan.
Saat ini dikenal 3 (tiga) metode untuk memperoleh sampel fluida reservoir yaitu
bottomhole, recombination, dan split stream. Secara ringkas, ketiga metode
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bottomhole di dalam sumur dekat interval produksi sementara sumur
mengalir pada laju alir yang rendah atau ditutup sama sekali. Metode ini
hanya cocok untuk sistem dissolved gas
2. Recombination diambil di permukaan (separator) sementara sumur
sedang mengalir; banyak dilakukan, mudah, dan murah. Metode ini cocok
untuk sistem minyak, gas, dan kondensat
3. Flowline/well stream akurasi paling rendah, sampel cairan dan gas
terpisah (seperti recombination), tanpa pemisahan (seperti bottomhole).
Metode ini banyak digunakan untuk sistem gas condensate

3.3.1 Sampel dari Bottomhole


Untuk reservoir minyak, sampel bottomhole dianggap cara yang paling
representatif, jika hal-hal berikut ini terpenuhi.
Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari bottomhole tersebut
lebih tinggi dari tekanan gelembung,
Sumur telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga laju produksinya
cukup rendah dengan tekanan drawdown yang rendah pula,
Tekanan pada kedalaman dimana sampel diambil lebih tinggi dari tekanan
gelembung, dan
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa sedikitnya ada dua sampel yang
diambil dari kedalaman yang sama menghasilkan hasil analisis yang sama.

3.3.2 Sampel dari Separator


Sampel yang diambil dari separator dianggap dapat diterima jika hal-hal
berikut ini terpenuhi:
Tekanan reservoir pada saat pengambilan sampel dari separator tersebut
lebih tinggi dari tekanan gelembung,
Pengukuran pada separator menunjukkan GOR yang konstan dan kondisi
separator untuk 4-6 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel.
Berikut ini adalah skema pengambilan sampel minyak dari separator pada suatu
lapangan minyak.

Gambar 3.5 Pengambilan Sampel Minyak

Sumber : Fundamentals of Reservoirs Engineering (L.P. Dake)

Anda mungkin juga menyukai